NIM : 021911133006
DOPAMIN
Pengertian dopamin
Dopamin adalah salah satu zat kimia di otak (neurotransmitter) yang berperan memengaruhi
emosi, gerakan, sensasi kesenangan, dan rasa sakit. Kadarnya dalam otak bisa naik turun.
Sebagian besar kesenangan, seperti makanan, minuman, dan seks, bisa meningkatkan kadar
dopamin. Jadi, tak heran selepas kita melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, kita akan merasa
rileks dan senang..Dopamin juga adalah satu hormon yang dihasilkan di Hipotalamus. Fungsi
utamanya sebagai hormon adalah menghambat pelepasan prolaktin dari kelenjar hipofisis. .Biokimia
Dopamin memiliki rumus kimia C 6 H 3 (OH) 2-CH 2-CH 2-NH 2. Nama kimianya adalah "4-(2-
aminoethyl) benzen-1 ,2-diol" dan singkatan adalah "DA." Sebagai anggota keluarga katekolamin,
dopamin adalah prekursor norepinefrin (noradrenalin) dan kemudian epinefrin (adrenalin) dalam
jalur biosintesis untuk neurotransmitter ini.Dopamin merupakan neurotransmiter monoamin.
Tirosin yang merupakan asam amino non esensial dapat dibuat dari fenilalanin dengan enzim
fenilalanin hidroksilase. Sintesis tirosin terjadi di hati dan dibawa ke otak oleh tranporter asam
amino.Dopamin disintesis dari asam amino tirosin, yang dibawa ke otak melalui mekanisme
transpor aktif. Tirosin diproduksi di hati dari fenilalanin dengan bantuan enzim fenilalanin
hidroksilase. Tirosin kemudian diangkut ke neuron yang mengandung dopamin di mana
serangkaian reaksi mengubahnya menjadi dopamin.
Neurotransmiter yang dibentuk oleh tubuh anda melalui asam amino tirosin merupakan dopamin,
yang banyak ditemukan pada makanan kaya protein seperti daging dan keju. Neurotransmiter
untuk menyampaikan pesan dalam bentuk impuls listrik ke seluruh bagian tubuh, untuk
mengatur berbagai fungsi tubuh ini dibutuhkan oleh sistem saraf pada manusia dan otak.
Fungsi Dopamin
Dopamin berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi otak dan tubuh anda, seperti:
Depresi, Gejala-gejala depresi yang timbul pada seseorang seperti kehilangan rasa senang,
merasa tidak memiliki tenaga dan menjadi apati (lebih pasif).
Restless legs syndrome, Ini adalah gejala yang dirasakan lebih berat saat sore hari, pada sindrom
ini timbul gerakan kaki yang tidak disadari saat tidur. Gejala ini timbul rasa tidak nyaman pada
kaki saat tidak beraktivitas, kemudia menghilang dengan pergerakan.
Gangguan fokus dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder), ADHD merupakan suatu
kelainan yang umumnya terjadi pada anak kecil dimana terdapat gangguan berkonsentrasi dan
sangat hiperaktif. Kadar dopamine yang rendah menyebabkan berkonsentrasi dan fokus dan
gangguan berpikir.
Penyakit Parkinson dan kehilangan kontrol motorik, gejala yang muncul selanjutnya yaitu
penyakit parkinson dan kehilangan kontrol motorik seperti kekakuan otot, kehilangan
keseimbangan, pergerakan menjadi lambat, gemetar (tremor), dan gangguan bicara.
Skizofrenia, tanda awal seperti gangguan perilaku, waham (keyakinan yang salah), halusinasi,
dan gangguan pikiran serta bicara merupakan penyakit kejiwaan (Skizofrenia).
Mekanisme dopamine
Dopamin diinaktifasi oleh reuptake melalui transporter dopamin, didegradasi enzimatik oleh
transferase katekol-O-metil (COMT) dan monoamine oksidase (MAO). Dopamin yang tidak diuraikan
oleh enzim, disimpan kembali ke dalam vesikel untuk digunakan kembali. 4 Motivasi dan
kesenangan Dopamin ini umumnya terkait dengan sistem kesenangan otak, memberikan perasaan
senang dan sumber motivasi seseorang secara proaktif untuk melakukan kegiatan tertentu.
Dopamin dilepaskan (terutama dari daerah seperti nukleus akumbens dan korteks prefrontal) yang
mana secara alami bertanggungjawab terhadap pengalaman berharga seperti makanan, seks, obat-
obatan, dan netral rangsangan yang menjadi terkait dengan mereka. Studi terbaru menunjukkan
bahwa agresi juga dapat merangsang pelepasan dopamin dengan cara ini. Teori ini sering dibahas
dalam obat-obatan seperti kokain, nikotin, dan amfetamin, yang secara langsung atau tidak
langsung mengakibatkan peningkatan dopamin di jalur imbalan mesolimbik otak, dan dalam
kaitannya dengan teori neurobiologis dari kecanduan kimia (tidak harus bingung dengan
ketergantungan psikologis), dengan alasan bahwa jalur dopamin patologis ini akan terubah pada
orang yang kecanduan. Inhibisi ambilan kembali (reuptake), ekspulsi Kokain dan amfetamin
menghambat pengambilan kembali(reuptake) dopamin, namun mekanisme aksinya berbeda. Kokain
adalah pemblokir transporter dopamin yang kompetitif menghambat penyerapan dopamin untuk
meningkatkan waktu paruh dopamin dan menambah jumlah bilangan dopamin (peningkatan sampai
150 persen) dalam parameter neurotransmitter dopamin. Seperti kokain, amfetamin meningkatkan
konsentrasi dopamindi celah sinaptik, tetapi dengan mekanisme yang berbeda. Amfetamin adalah
serupa dalam struktur seperti dopamin, dan sehingga bisa masuk ke tombol terminal neuron
presinaptik melalui pengangkut dopamin serta bisa juga menyebar melalui membran saraf secara
langsung.
Nikotin, seperti obat yang sering disalahgunakan lainnya, menginduksi dopamine rewards system dan
meningkatkan neurotransmitter dopamin pada aderah nucleus accumbens (NAc). Dopamin inilah yang
bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dan stimulan nikotin (Mukherjee, 2003). Nikotin yang
terikat pada nAChR sub unit α4β2 mengeksitasi saraf dopaminergik melalui depolarisasi (Dani and
Harris, 2007). Depolarisasi ini disebabkan + + 2+ karena masuknya ion Na , K dan Ca . Ion 2+ Ca dalam sel
menginduksi kontraksi otot dan pelepasan berbagai neurotransmiter dan h o rmo n (I k awa ti, 2 0 0 4 ).
Sist em dopaminergik yang dipengaruhi oleh nikotin a d a l a h d o p a m i n p a d a j a l u r
mesokortikolimbik yaitu pada daerah vental tegmental area (VTA), profrontal cortex (PFC) nucleus
accumbens (NAc) (Dani and Harris, 2007). Pelepasan dopamin pada jalur mesokortikolimbik inilah yang
berperan dalam tingkah laku dan menyebabkan efek ketergantungan terhadap obat-obat psikostimulan,
termasuk nikotin (Dani and Harris, 2007; De Biasi and Salas, 2008). Asetilkolin yang dilepaskan
mengaktivasi saraf dopaminergik untuk melepaskan dopamin pada dearah postsinaptik. Nikotin selain
bertindak sebagai agonis juga menyebabkan desentisasi nAChR karena nAChR tidak berikatan dengan
asetikolin sehingga menurunkan pelepasan dopamin. Pada kondisi burst firing, dopamin yang dilepaskan
lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal.