ABSTRAK
Pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri. Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan
nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat
nilai sila-sila Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subjek pendukung
pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok negara.
146
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…
konsep dan teori-teori baru tentang kehidupan bangsa Indonesia dalam berbagai bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, beragama dan kehidupan mereka sehari-hari.
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, hukum, hankam
dan lainnya yang bukan saja bersumber pada
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, tetapi
sekaligus juga mengandung relevansi yang kuat B. PENGERTIAN PARADIGMA
dengan keperiuan pembangunan masyarakat, Istilah 'Paradigma' pada awalnya
bangsa dan negara Indonesia dari satu tahap ke berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan
tahap berikutnya. Bersamaan dengan itu terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu
Pancasila dan UUD 1945 menjadi hidup dan pengetahuan. Secara terminologis tokoh yang
berkembang, bukan mati dan beku, di hati dan mengembangkan istilah tersebut dalam dunia
alam pikiran masyarakat Indonesia yang ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun
sekaligus memperkuat keyakinan mereka dalam bukunya yang berjudul “The Structure of
tentang kualitasnya yang prima sebagai ideologi Scientific Revolution” (1970 : 49). Inti sari
dan konstitusi bersama. Demikian, pengertian paradigma adalah suatu asumsi-
pengembangan pemikiran berperan penting asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis yang
sekali dalam pengembangan kebanggaan umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga
terhadap Pancasila dan UUD 1945, dan oleh merupakan suatu sumber hukum-hukum,
karena itu menjadi perangsang proses metode, seru penerapan dalam ilmu pengetahuan
pembudayaan dan pengamalannya. sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta
Berdasarkan kerangka pemikiran ini dulu karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
BP-7 Pusat telah memcentuskan sebuah " Ilmu pengetahuan sifatnya sangat
Kelompok Studi Pengembangan Pemikiran dinamis hal mi disebabkan oleh semakin
tentang Pancasila dan UUD 1945 ". Melalui banyaknya hasil-hasil penelitian manusia,
Kelompok Studi ini BP-7 Pusat pernah sehingga dalam perkembangannya terdapat
mengundang sejumlah ahli dari berbagai bidang siiatu kemungkinan yang sangat besar
dan mereka yang berpengalaman untuk ditemukannya kelemahan-kelemahan pada teori
menyumbangkan buah pikiran, baik melalui yang telah ada, danjikalau demikian maka
sumbangan makalah maupun partisipasi dalam ilmuwan akan kembali pada asumsi-asumsi
diskusi tentang topik-topik tertentu yang dasar serta asumsi teoretis sehingga dengan
merangsang pengembangan pemikir tentang demikian perkembangan ilmu pengetahuan
ideologi dan konstitusi bersama Indonesia itu. kembali meng-kaji paradigma dari ilmu
Dari situ tersimpul kegiatan Kelompok Studi ini pengetahuan tersebut atau dengan lain perkataan
berupa rangkaian seminar, masing-masing ilmu pengetahuan harus mengkaji dasar
dengan topik tertentu yang dianggap relevan. ontologis. dari ilmu itu sendiri. Misalnya dalam
Melalui Kelompok Studi ini dan hasil- ilmu-ilnru sosial manakala suatu teori yang
hasilnya BP- 7 Pusat mampu merangsang didasarkan pada suatu hasil penelitian ihiiiah
gerakan pengembangan pemikiran tentang yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang
Pancasila dan UUD 1945 di perguruan- mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan
perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian pada sifat-sifat yang parsial, terukur, korelatif
dan pengkajian, dan di kalangan-kalangan lain dan positivistik maka temyata hasil dari ilmu
di seluruh tanah air. Dengan begitu pengetahuan tersebut secara epistemologis
pengembangan pemikiran tentang Pancasila dan hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu
UUD 1945 akan berkembang menjadi suatu pengetahuan yaitu manusia. Oleh karena itu
gerrakan yang luas yang pada gilirannya akan kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji
berperan aktif dalam merangsang proses paradigma ilmu tersebut yaitu manusia.
pembudayaan dan pengamalan Pancasila dan Berdasarkan hakikat-nya manusia dalam
UUD 1945 di berbagai lapisan masyarakat dan kenyataan objektifnya bersifat ganda bahkan
multidi-mensi.
147
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…
Atas dasar kajian paradigma ilmu sila-sila Pancasila mendasarkan diri pada dasar
pengetahuan sosial tersebut kemu-dian ontologis manusia sebagai subjek pendukung
dikembangkanlah metode baru berdasarkan pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai
hakikat dan sifat paradigma ilmu tersebut yaitu pendukung pokok negara. Hal ini berdasarkan
manusia, yaitu metode kualitatif. pada kenyataan objektif bahwa Pancasila dasar
Istilah ilmiah tersebut kemudian negara dan negara adalah organisasi
berkembang dalam berbagai bidang kehidupan (persekutuan hidup) manusia. Oleh karena itu
manusia serta ilmu pengetahuan lain misalnya negara dalam rangka mewujudkan tujuannya
politik, hukum, ekonomi, budaya, serta bidang- melalui pembangunan nasional untuk
bidang lainnya. Dalam masalah yang populer mi mewujudkan tujuan seluruh warganya harus
istilah 'Paradigma' berkembang menjadi dikembalikan pada dasar-dasar hakikat manusia
termihologi yang mengandung konotasi "monopluralis''. Unsur-unsur hakikat manusia
pengertian sumber mlai, kerangka pikir, "monopluralis" meliputi susunan kodrat
orientasi dasar, sumber asas serta arah dan manusia, rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrati
tujuan dari suatu perkembangan, perubahan manusia makhluk individu dan makhluk sosial
serta proses dalam suatu bidang tertentu serta kedudukan kodrat manusia sebagai
termasuk dalam bidang pembangunan, iptek makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
maupun dalam pendidikan. makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena
pembangunan nasional sebagai upaya praksis
untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka
C. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA pembangunan harus mendasar-kan pada
PEMBANGUNAN paradigma hakikat manusia "monopluralis"
tersebut.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup Konsekuensinya dalam realisasi
bermasyarakat berbarigsa bernegara bangsa pembangunan nasional dalam berbagai bidang
Indonesia melaksanakan pembangiman nasional. untuk mewujudkan peningkatan harkat dan
Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam martabat manusia secara konsisten berdasarkan
meningkatkan harkat dan martabatat. Tujuan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia tersebut.
negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD Maka pembangunan nasional harus meliputi
1945 yang terinci adalah sebagai berikut : aspek jiwa (rohani) : yang mencakup akal, rasa
"melindungi segenap bangsa dan seluruh dan kehendak. aspek raga (jasmani), aspek
tumpah darah Indonesia," hal ini dalam individu, aspek makhluk sosial, aspek pribadi
kapasitasnya tujuan negara hukum. Adapun dan juga aspek kehidupan ketuhanannya.
rumusan "memajukan kesejahteraan umum Kemudian pada gilirannya dijabarkan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa" hal ini dalam berbagai bidang pembangunan antara lain,
pengertian negara hukum material yang secara politik, ekonomi, hukum, pendidikan. sosial,
keseluruhan sebagai manifestasi tujuan khusus budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
atau nasional. Adapun selaku tujuan nasional bidang kehidupan agama.
juga tujuan internasional (tujuan umum) "ikut
melaksanakan-ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi D. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
dan keadilan sosial". Hal ini diwujudkan dalam PENGEMBANGAN IPTEK
tata pergaulan masyarakat intemasional.
Secara filosofis hakikat kedudukan Dalam upaya manusia mewujudkan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa martabatnya maka manusia mengembangkan
dalam segala aspek pembangunan nasional kita ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu
harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai dari Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pada
sila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas
148
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…
Hal ini sebagai implikasi dari ini. Sebagai anti klimaks proses reformasi
perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abad dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi
ke-18 menumbuhkan ekonomi kapitalis. Atas nilai sosial budaya dalam masyarakat sehingga
dasar kenyataar objektif inilai maka di Eropa tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah
pada awal abad ke-19 muncul pemikiran sebagai Indonesia saat ini terjadi berbagai macatn
reaksi atas perkembangan ekonomi tersebut gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain
yaitu sosialisme komunisme yang amuk roassa yang cenderung anarkis, bentrok
memperjuangkan nasib kaum proletar yang antara kelompok masyatrakat satu dengan
ditindas oleh kaum kapitalis. Oleh karena itu lainnya yang muaranya adalah pada masalah
kiranya menjadi sangat penting bahkan polilik.
mendesak untuk dikembangkan sistem ekonomi Oleh karena itu dalam pengembangan
yang mendasarkan pada moralitas humanistik, sosial budaya pada masa refor-masi dewasa ini
ekonomi, yang berkemanusiaan. kita hams mengangkat nilai-nilai yang dimiliki
Atas dasar kenyataan tersebut maka bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-
Mubyarto kemudian mengembangkan ekonomi nilai Pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika
kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistik Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik,
yang mendasarkan pada tujuan demi artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada
kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangaa nilai yang bersumber pada harkat dan martabat
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
saja melainkan demi kemanusiaan, demi Terdapat rumusan dalam sila kedua Pancasila
kesejahteraan seluruh bangsa. Maka sistem yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
ekonomi Indonesia mendasarkan atas Dalam rangka pengembangan sosial
kekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan budaya, Pancasila merupakan sumber
ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai normatifbagi peningkatan humanisasi dalam
moral kemanusiaan (Mubyarto. 1999). Hal ini bidang sosial hudaya. Sebagai kerangka
didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan kesadaran Pancasila dapat merupakan dorongan
ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi untuk (I) univer-salisasi, yaitu melepaskan
kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih simbol-simbil dari keterkaitan struktur. dan (2)
sejahtera. Oleh karena itu ekonomi harus transendentalisasi. yaitu meningkatkan derajat
mendasarkan pada kemanusiaan yaitu demi kemerdekaan, manusia, dan kebebasan spiritual
kesejahteraan kemanusiaan, ekonomi untuk (Koentowijoyo, 1986). Dengan demikjan maka
kesejahteraan manusia sehingga kita harus proses humanisasi universal akan dehumanisasi
menghindarkan diri dari pengembangan serta aktualisasi nilai hanya demi kepentingan
ekonomi yang hanya mendasarkan pada kelompok sosial tertentu sehingga menciptakan
persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang sistem sosial budaya yang beradab.
menimbulkan penderitaan pada manusia, Dalam proses reformasi dewasa ini
menimbulkan penindasan atas manusia satu sering kita saksikan gejolak masya-rakat yang
dengan lainnya. . jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beradab.
Hal ini sebagai akibat perbenturan kepentingan
politik demi kekuasaan sehingga masyarakat
H. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA sebagai elemen infrastruktur politik yang
PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA malakukan aksi sebagai akibat akumulasi
persoalan-persoalan politik. Anehnya suatu aksi
Dalam pembangunan pengembangan yang tidak beradab, tidak manusiawi dan tidak
aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas human tersebut senantiasa mendapat aflrmasi
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai politis dari kalangan elit politik sebagai
budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. tokohnya. Demikian pula meningkatnya
Terutama dalam rangka bangsa Indonesia fanatisme etnis di berbagai daerah
melakukan refbrmasi di segala bidang dewasa mengakibatkan lumpuhnya kebera-daban
151
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…
masyarakat. Oleh karena itu suatu tugas yang dan keamanan negara harus mendasarkan pada
maha berat bagi bangsa Indonesia pada pasca tujuan demi tercapainya kesejahteraau hidup
reformasi dewasa ini untuk mengembangkan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
aspek sosial budaya dengan berdasarkan nilai- Esa (Sila I dan II). Pertahanan dan keamanan
nilai Pancasila, yang secara lebih terinci negara harus mendasarkan pada tujuan demi
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai kepentingan warga dalam seluruh warga sebagai
Ketuhanan serta nila keberadaban. warga negara (Sila III). Pertahanan dan
keamanan harus mampu menjamin hak-hak
dasar, persamaan derajat serta kebebasan
I. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA kemanusiaan (Sila IV) dan akhimya pertahanan
PENGEMBANGAN HANKAM dan keamanan haruslah diperuntukkan demi
terwujudnya keadilan dalam hidup rnasyarakat
Negara pada hakikatnya adalah (terwujudnya suatu keadilan sosial) agar benar-
merupakan suatu masyarakat hukum demi benar negara meletakkan pada fungsi yang
tegaknya hak-hak warga negara maka sebenamya sebagai suatu negara hukum dan
diperlukan peraturan perundane-undangan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban kekuasaan.
warga maupis. dalam rangka melindungi hak-
hak warganya. Oleh karena itu negara bertujuan J. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
melindungi segenap wilayah negara dan PENGEMBANGAN KEHIDUPAN
bangsanya. Atas dasar penger-tiau demikian ini BERAGAMA
maka keamanan merupakan syarat mutlak
tercapainya kesejahteraan warga negara. Pada proses reformasi dewasa ini di
.Adapun demi tegaknya integritas seluruh beberapa wilayah negara Indo-nesia terjadi
masyarakat negara diperlukan suatu pertahanan konflik sosial yang bersumber pada masalah
negara. Untuk itu diperlukar. parat keamanan SARA, terutama bersumber pada masalah
negara dan aparat penegak hukum negara. agama. Hal ini menunjukkan kemunduran
Oleh karena Pancasiia sebagai dasar bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama
negara dan mendasarkan diri pada hakikat nilai yang tidak berkemanusiaan. Tragedi di Ambon,
kemanusiaan monopluralis maka pertahan dan Poso, Medan, Mataram, Kupang serta daerah-
keamanan negara harus dikembalikan pada daerah lainnya aenunjukkan betapa semakin
tercapainya harkat dan martabat manusia melemahnya toleransi kehidupan beragama yang
sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
kemanusiaan yang beradab merupakan basis beradab.
moralitas pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu merupakan suatu tugas
Dengan demikian pertahanan dan keamanan berat bagi bangsa Indonesia untuk
negara harus mendasarkan pada tujuan demi mengembalikan suasana kehidupan beragama
terja-mi'inya harkat dan martabat manusia, yang penuh perdamaian, saling menghargai,
terutama secara rinci terjaminnya hak-hak asasi saling menghormati dan saling mencintai
manusia. Pertahan dan kemanan bukanlah untuk sebagai sesama umat manusia yang beradab.
kekuasaan sebab kalau dernikian sudah dapat Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai
dipastikan akan melanggar hak asasi manusia. yang fundammental bagi umat bangsa Indonesia
Demikian pula pertahan dan keamanan untuk hidup secara damai dalam kehidupan
negara bukan hanya untuk sekelompok warga beragama di negara Indonesia tercinta ini.
ataupun kelompok politik tertentu, sehingga Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang
berakibat negara menjadi totaliter dan otoriter. Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuk
Oleh karena itu pertahanan dan kemanan negara beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa dalam
harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai wilayah negara di mana mereka hidup. Namun
yang terkandung dalam Pancasila. Pertahanan demikian Tuhan menghendaki untuk hidup
152
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…
saling menghormati, karena Tuhan menciptakan bermoral religius serta masyara-kat yang
nmat manusia dari laki-laki dan permpuan ini bennoral kemanusiaan dan beradab.
yang kemudian berbangsa-bangsa, bergolong- Dalam kenyataannya gerakan reformasi
golong, berkelompok-kelompok baik sosial, ini harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia
politik, budaya maupun etnis tidak lain untnk yaitu dampak sosial, politik, ekonomi terutama
saling hidup damai yang berkemanusiaan. kemanusia-an. Para elit politik memanfaatkan
Dalam pengertian inilah maka negara gelombang reformasi ini demi meraih
menegaskan dalam Pokok Pikiran Ke IV bahwa kekuasaan, setiingga tidak mengherankanjikalau
"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha banyak terjadi perbenturan kepentingan politik.
Esa, atas dasar kemanwiaan yang adil dan Berbagai gerakan rauncul disertai dengan akibat
beradab". Hal iiu berarti bahwa kehidupan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan
dalam negara mendasarkan pada nilai-nilai dan banyak menelan banyak korban jiwa dari
ketuhanan. Negara memberikan kebebasan anak-anak bangsa sebagai rakyat kecil yang
kepada warganya untuk memeliik agama serta tidak berdosa dan mendambakan perdamaian
men-jalankan ibadah sesuai dengan agama dan ketenteraman serta kesejahteraan. Tragedi yang
kepercayaan masing-masing. Hal ini sa-ngat memilukan itu antara lain peristiwa
menunjukkan bahwa dalam negara Indonesia Amuk Masa di Jakarta, Tangerang, Solo, Jawa
memberikan kebebasan atas kehidupan Timur, Kalimantan serta daerah-daerah lainnya.
beragama atau dengan lain perkataan menjamin Bahkan tragedi pembersihan etnis ala Rezim
atas demokrasi di bidang agama. Oleh karena Serbia di Balkan terjadi di berbagai daerah
setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran sesuai antara lain di Dili, Kupang, Ambon, Kalimantan
dengan keyakinan masing-masing maka dalam. Barat serta beberapa daerah lainnya. Ancaman
pergaulan hidup negara kehidupan beragama disitntegrasi dan sentimen SARA semakin
hubungan antar pemeluk agama didasarkan atas merongrong eksistensi bangsa Indonesia, aparat
nilai-nilai kemanusiaan yang beradab hal ini keamanan diletakkan dalam posisi yang sangat
berdasarkan pada nilai bahwa semua pemeluk sulit bahkan krisis kepatuhan terhadap hukum
agama adalah sebagai bagian dari umat manusia semakin merosot, sehingga hukum seakan-akan
di dunia. sudah tidak berfungsi lagi.
Oleh karena itu kehidupan beragama Kondisi ekonomi semakin
dalam negara Indonesia dewasa uii harus memprihatinkan sektor riil sudah tidak berdaya,
dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan banyak perusahan maupun perbankan yang
bersama yang penuh toleransi, saling gulung tikar yang dengan sendirinya disertai
menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang dengan PHK dan bertambahnya jumlah tenaga
beradab. kerja potensial yang nganggur. Rakyat benar-
benar menjerit bahkan banyak yang kondisi
K. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA kehidupan sehari-harinya sangat
REFORMASI memprihatinkan karena kesulitan untuk
Ketika gelombang gerakan reformsi memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
melanda Indonesia maka seluruh aturan main Ironisnya kalangan elit politik'serta para pelaku
dalam wacana politik mengalami keruntuhan politik lainnya seakan tidak bergeming dengan
terutama praktek-praktek elit politik yang jeritan kemanusiaan tersebut.
dihinggapi penyakit KKN. Bangsa Indonesia Namun demikian di balik
ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu berbagaimacam keterpurukan bangsa Indonesia
menata kembali kehidupan berbangsa dan tersebut masih tersisa satu keyakinan akan nilai
bemegara demi terwujudnya masyarakat madani yang dimilikinya yaitu nilai-nilai yang berakar
yang sejahtera. masyarakat yang bermartabat dari pandangan hidup bangsa Indon'esia sendiri
kemanusiaan yang menghargai hak-hak asas yaitu nilai-nilai Pancasila. Reformasj adalah
manusia, masyarakat yang demokratis yang menata kehidupan bangsa dan negara dalam
suatu sistem negara di bawah nilai-nilai
153
Jurnal SAINTIKOM
Vol. 4/ No. 1/ Januari 2008
Ahmad Calam dan Sobirin: Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan…