/RSUDDH/IX/2019 00 1/2 UPTD RSUD DEPATI HAMZAH KOTA PANGKALPINANG Ditetapkan : STANDAR Tanggal terbit Direktur UPTD RSUD Depati Hamzah PROSEDUR Kota Pangkalpinang 01 September 2019 OPERASIONAL (SPO)
dr. Nugroho Muji Pamungkas, Sp.B
NIP. 19820913 200804 1 001 Menurut Blegen (2006) dan Hamdani (2007), budaya PENGERTIAN keselamatan pasien adalah persepsi yang dibagikan diantara anggota organisasi yang ditujukkan untuk melindungi pasien dari kesalahan tata laksana maupun cidera akibat intervensi. Persepsi ini meliputi kumpulan norma, standar profesi, kebijakan komunikasi dan tanggung jawab dalam keselamatan pasien. Budaya ini kemudian mempengaruhi keyakinan dan tindakan individu dalam memberikan pelayanan. Budaya keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam keseluruhan budaya organisasi yang diperlukan dalam institusi kesehatan. Budaya keselamatan didefinisikan sebagai seperangkat, keyakinan, norma, perilaku, peran, dan praktek social maupun teknis dalam meminimalkan pajanan yang membahayakan atau mencelakakan karyawan, manajemen, pasien atau anggota masyarakat lainnya. 1. Meningkatkan kesadaran staf Rumah Sakit mengenai TUJUAN keselamatan pasien 2. Mendiagnosa dan menilai keadaan budaya keselamatan pasien saat itu 3. Mengidentifikasi kekuatan atau kelebihan suatu area/unit untuk pengembangan program keselamatan pasien 4. Menguji perubahan trend budaya keselamatan pasien sepanjang waktu 5. Mengevaluasi dampak budaya dari inisiatif dan intervensi keselamatan pasien 6. Mengadakan perbandingan baik internal maupun eksternal PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
No.Dokumen No. Revisi Halaman
/RSUDDH/IX/2019 00 2/2 UPTD RSUD DEPATI HAMZAH KOTA PANGKALPINANG 1. UU RI No. 44 tahun 2009 tentang RS KEBIJAKAN 2. UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 3. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 4. UU RI No. 29 tahun 2004 tentan Praktik Kedokteran 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 tahun 2007 tentang Keselamatan 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit 1. Seluruh personel/staf memiliki kesadaran yang konstan dan PROSEDUR aktif tentang hal yang potensial menimbulkan masalah 2. Baik staf maupun organisasi mampu membicarakan kesalahan, belajar dari kesalahan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan 3. Bersikap terbuka dan adil / jujur dalam membagi informasi secara terbuka dan bebas, dan penanganan adil bagi staf bila insiden terjadi 4. Pimpinan terkait menerangkan bahwa penyebab insiden keselamatan pasien tidak dapat dihubungkan dengan sederhana ke staf yang terlibat. Semua insiden berkaitan juga dengan system tempat orang itu bekerja 5. Perubahan nilai, keyakinan dan perilaku menuju keselamatan pasien penting bukan hanya bagi staf, melainkan juga semua orang yang bekerja di rumah sakit serta pasien dan keluarganya. Tanyakan apa yang bisa mereka bantu untuk meningkatkan keselamatan Pasien 6. Penjelasan atau pemahaman tentang aktivitas organisasi yang bersifat resiko tinggi dan rentan kesalahan 7. Lingkungan yang bebas menyalahkan, sehingga orang dapat melapor kesalahan tanpa penghukuman