Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PELAKSANAAN SERANGAN

 Operasi di Darat

Serangan angkatan darat, sebagai kekuatan darat, seperti kavaleri (pasukan berkuda)
Mongol yang bergerak dari markasnya di Asia Tengah dan berhasil merebut dan menguasai
banyak bagian di Eropa dan Asia. Begitu pula dengan Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke19 memiliki kemampuan untuk menyusun kekuatan
darat yang menguasai hampir seluruh Eropa dan kandas ketika menyerang Rusia.
Pengembangan serangan Napoleon pada tingkat strategi bahwa operasi serangan dapat
dilakukan dengan operasi garis dalam yaitu mengkonsentrasikan serangan terhadap bagian
lemah dari musuh sambil memberikan perlawanan seperlunya terhadap kekuatan utama
serangan musuh. Kecepatan gerak dan daya pukul yang tinggi merupakan kunci sukses operasi
garis dalam. Cara berperang Napoleon seperti ini yang menjadi bahan dan dasar bagi penyusun
teori ilmu perang.

Pengembangan pada tingkat operasi terdapat beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Serangan Frontal
Serangan frontal adalah serangan secara langsung ditunjukan kepada seluruh kelebaran
garis depan kekuatan militer musuh. Biasanya serangan frontal dilakukan kalau penyerang
menganggap memiliki kekuatan yang cukup banyak mengungguli kekuatan musuhnya
yaitu paling sedikit tiga kali lipat. Dengan serangan frontal penyerang bermaksud
menggulung kekuatan pertahanan sehingga tujuan serangan tercapai.
2. Serangan melambung,
Serangan melambung adalah serangan yang dilakukan dengan menggerakkan pasukan
penyerang mengitari salah satu lambung garis pertahanan musuh, kemudian
menyerangnya di lambung tersebut sebagai titik berat serangan. Pada saat bersamaan, ada
pasukan lain yang menyerang garis depan musuh secara ringan untuk melakukan
penipuan, seakan-akan titik berat serangan tertuju ke garis depan. Serangan dapat juga
dilakukan terhadap kedua lambung pertahanan musuh, dinamakan serangan melambung
rangkap (double envelopment).
3. Serangan melingkar
Serangan melingkar adalah serangan yang didahului manuver atau gerakan ke bagian
belakang pertahanan musuh dan kemudian menyerang dari belakang. Seperti dalam
serangan melambung, ada penipuan dengan menggerakkan pasukan seperlunya untuk
menghadapi garis depan pertahanan musuh.
4. Serangan Penetrasi
Serangan Penetrasi adalah serangan dengan kekuatan utama pasukan lapis baja (tank) yang
menembus pertahanan musuh dari depan pada titik tertentu, kemudian memanfaatkan
lubang dalam pertahanan itu untuk menggerakkan pasukan lapis baja menembus garis
pertahanan musuh dengan cepat. Yang pertama menggunakan cara serangan ini adalah
Jerman dalam Perang Dunia II.
5. Serangan Perembesan
Serangan Perembesan adalah serangan yang menggerakkan pasukan penyerang melalui
lubang-lubang (gap) pertahanan musuh dalam kelompok-kelompok relatif kecil, kemudian
kelompok itu bergabung di tempat yang telah ditentukan di belakang daerah pertahanan
musuh dan menyerang musuh dari belakang.
6. Serangan Lintas Udara
Serangan Lintas Udara adalah serangan yang dilakukan dengan menerjunkan pasukan
ditempat tertentu, biasanya di daerah belakang atau lambung pertahanan musuh, dan
kemudian menyerang sasaran-sasaran vital dalam pertahanan musuh. Biasanya serangan
lintas udara dibarengi dengan serangan penetrasi melintasi darat yang kemudian
mengadakan link-up dengan pasukan lintas udara. Serangan ini merupakan operasi
gabungan kekuatan darat dan udara. Angkatan udara mengangkut pasukan angkatan darat
sampai di atas daerah penerjunan, tempat pasukan darat terjun dari pesawat angkut
angkatan udara.
7. Serangan Pendaratan Amphibi
Serangan Pendaratan Amphibi adalah serangan yang dilakukan dengan mendaratkan
pasukan di pantai wilayah musuh untuk membangun tumpuan pantai (bechhead) sebagai
pangkalan ofensif terhadap pertahanan musuh. Serangan seperti itu merupakan operasi
bersama antara kekuatan laut dan kekuatan darat dengan dibantu kekuatan udara. Kekuatan
darat dapat terdiri atas pasukan marinir atau pasukan angkatan darat atau gabungan marinir
dan angkatan darat. Kekuatan udara dapat terdiri atas kekuatan udara angkatan laut atau
angkatan udara atau gabungan dari dua angkatan. Pasukan pendarat diangkut angkatan laut
sampai ke depan pantai pendaratan dan didaratkan dengan menggunakan sekoci pendarat
laut.
8. Serangan Dalam
Serangan Dalam adalah serangan gabungan kekuatan darat dan kekuatan udara yang
dilakukan dengan penembakan peluru kendali jauh ke dalam daerah pertahanan musuh,
diikuti dengan serangan udara dan serangan pendaratan amfibi, dan dilanjutkan dengan
serangan penetrasi serta serangan lintas udara (Sayidiman Suryohadiprojo, 2005:92-100).

Berdasarkan konsep diatas dapat disimpulkan serangan darat dilakukan untuk


memfokuskan serangan pada bagian lemah musuh kemudian melakukan perlawanan terhadap
kekuatan utama musuh baik secara frontal, melambung, melingkar, penetrasi, perembesan,
lintas udara, pendaratan amphibi maupun melalui serangan dalam.

 Operasi di Laut

Lautan diperlukan untuk dapat membawa kekuatan perang atau pertahanan. Lautan
diperlukan untuk dapat membawa kekuatan perang ke daerah-daerah lain di seberang lautan.

1. Interdiksi
Dahulu, pihak yang merasa armadanya kurang kuat untuk melawan musuh dalam
pertempuran laut melakukan Interdiksi. Itu adalah gerakan berupa raid dengan kapal
perang yang sendiri terhadap kapal-kapal dagang musuh. Yang menjadi tujuan adalah
mengganggu sejauh mungkin keleluasaan musuh dalam penggunaan lautan.
2. Blokade
Penguasaan laut di masa lalu juga memanfaatkan blokade yang dilakukan terhadap
pelabuhan-pelabuhan penting musuh. Blokade dilakukan dengan menggunakan kapal
perang yang berjaga di depan pelabuhan atau dipasang lapangan ranjau yang menimbulkan
kekhawatiran kapal angkut musuh yang mau masuk atau keluar pelabuhan.

 Operasi di Udara

Komando udara strategis dari suatu angkatan udara terdiri atas pesawat-pesawat pembom
strategis. Dengan perkembangan teknologi mengenai roket-roket, peluru-peluru balistik, maka
senjata-senjata ini juga akan memperkuat pesawatpesawat pembom strategis. Pembom
strategis dan peluru-peluru balistik itu bertujuan menghancurkan pusat-pusat kehidupan
musuh, industri-industri musuh, pusat-pusat kehidupan musuh, industri-industri musuh, pusat
lalu lintas dan tempat-tempat peluncuran atau lapangan-lapangan terbang musuh di garis
belakang.
Pada saat-saat pertama setelah perang dimaklumkan, pesawat-pesawat atau roketroket
telah berada di atas sasaran masing-masing, jauh di daerah pedalaman negara lawan untuk
memberikan pukulan-pukulan yang menghancurkan.

Sasaran-sasaran yang dipilih adalah :

1. Di bidang militer : segala sesuatu yang dapat digunakan musuh untuk berperang,
umpamanya; asrama-asrama tentara, pabrik-pabrik senjata, pusatpusat penilikan, dan
sebagainya.
2. Di bidang politik : pusat pemerintahan, pusat siaran, pusat arsip.
3. Di bidang ekonomi : industri-industri, pusat-pusat persiapan dan penimbunan, pusat-
pusat lalu lintas, pusat alat-alat angkutan.
4. Di bidang psikologi : pusat-pusat kehidupan rakyat

BAB V

PELAKSANAAN PERTAHANAN

Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui SDM dan


Alutsista, dibangun, dan dikembangkan secara profesional untuk mencapai tingkat kekuatan
sampai pada standar penangkalan. Namun, pembangunan kekuatan pertahanan negara harus
dipersiapkan untuk menghadapi setiap ancaman militer yang sewaktu-waktu dapat timbul.
Upaya penangkalan tidak bersifat pasif, tetapi dikembangkan dalam suatu strategi penangkalan
yang memiliki sifat dinamis, melalui kesiapsiagaan kekuatan pertahanan untuk menghadapi
kondisi terburuk, yakni menghadapi ancaman aktual dalam bentuk perang atau bentuk ancaman
militer lainnya.

Dalam konteks menghadapi ancaman militer, kekuatan pertahanan yang dimiliki


didayagunakan untuk mengatasi situasi negara yang terancam oleh suatu serangan militer dari
negara lain, atau sedang diperhadapkan dengan adanya jenis ancaman yang akan mengganggu
kepentingan nasional.

Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan jenis


ancaman dan besarnya risiko yang dihadapi. Strategi pertahanan untuk menghadapi ancaman
militer berupa agresi militer berbeda dengan strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman
yang jenisnya bukan agresi militer. Agresi militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan
negara sehingga harus dihadapi dengan strategi pertahanan dalam kerangka operasi militer
perang dengan pengerahan segenap kekuatan nasional. Sebaliknya, ancaman militer yang lain
tidak selalu harus dihadapi dengan Operasi Militer Perang (OMP). Ancaman militer yang
jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan pertahanan yang besarnya terbatas dan
proporsional dengan besarnya ancaman yang dihadapi serta dengan pola Operasi Militer Selain
Perang (OMSP). Penerapan strategi pertahanan berlapis berlaku untuk konteks menghadapi
jenis ancaman militer agresi militer dan ancaman militer yang bukan agresi.

Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya memerlukan


penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer didayagunakan sebagai inti kekuatan.
Dalam hal ini lapis pertahanan militer yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan
nirmiliter yang melaksanakan fungsi-fungsi diplomasi serta upaya-upaya lain dalam bentuk
perlawanan tidak bersenjata. Namun apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang
karakteristiknya tidak memerlukan penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer
didayagunakan sebagai inti kekuatan pertahanan untuk melaksanakan OMSP.

 Operasi di Darat

Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:

1. Pertahanan Linier, dilakukan untuk memanfaatkan kondisi medan, seperti sungai yang
dalam dan cukup lebar yang melintasi wilayah yang akan dimasuki penyerang. Pertahanan
linier dapat berupa pertahanan depan sebagaimana rencana NATO dalam menghadapi
serangan Uni Soviet dalam Perang Dingin;
2. Pertahanan Elastis, kebalikan ekstrem dari pertahanan linier karena tidak dipersiapkan
garis pertahanan. Bentuk ini memerlukan kondisi geografis yang sesuai.
Negara Rusia dan China dapat melakukan bentuk pertahanan seperti ini;
3. Pertahanan Berlapis, dilakukan untuk mencegah serangan penetrasi. Pertahanan berlapis
dibuat secara bersusun garis pertahanan. Pertama kali dikembangkan oleh tentara Uni
Soviet ketika terjadi serangan Jerman pada tahun 1941;
4. Pertahanan Mobil, merupakan versi lain dari pertahanan berlapis karena pertahanan ini
tidak disusun berdasarkan garis-garis pertahanan, melainkan berupa "pulau-pulau
perlawanan" yang menghadapi poros gerak maju musuh; dan
5. Pertahanan Wilayah, dilakukan dengan memanfaatkan kondisi wilayah.
Taktik gerilya memiliki peran penting dalam pertahanan ini.
 Operasi di Laut

Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:

1. Penguasaan Laut, baik pihak penyerang atau pihak pertahanan berusaha menguasai lautan
2. Pertahanan Selat, dilakukan dengan mengarahkan pergerakan armada penyerang untuk
memasuki atau melintasi selat agar mudah dihancurkan, seperti Pertempuran Selat
Denmark.

 Operasi di Udara

Pengembangan pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:

1. Pertahanan Udara, baik pihak penyerang maupu pihak pertahanan berkepentingan merebut
penguasaan udara; dan
2. Pembangunan Perlindungan, dilakukan untuk membatasi akibat negatif serangan udara,
terutama untuk fasilitas yang bersifat strategis, seperti yang dilakukan oleh Swedia dengan
membangun kompleks di bawah tanah di kota Stockholm. Pertahan ini telah terbukti
di Inggris ketika diserang Jerman pada tahun 1940, demikian pula di Jerman
dan Jepang yang mengalami pengeboman AS pada tahun 1943 sampai akhir perang dunia
II, juga di Vietnam pada tahun 1960.

 Contoh Keberhasilan Strategi Defensif

Strategi defensif sudah dilakukan sejak jaman Yunani yaitu dengan membentuk tembok
atau benteng yang besar dan rumit yang mengelilingi kerajaan tersebut, hal ini terus berlanjut
sampai di jaman Romawi defensif strategi juga dilakukan dengan memperkuat perbatasan
mereka melalui dinding yang dibangun pada abad pertengahan yang akhirnya disebut kastil.
Strategi defensif merupakan elemen strategi yang kuat karena tidak hanya dimasa klasik namun
juga di Abad Pertengahan sampai jaman modern hingga Revolusi Prancis. Contohnya pada
Perang Napoleon yang membuat benteng kecil menjadi tempat penyimpanan persediaan
senjata dan makanan, sehingga tidak ada yang mengetahui. Tressan berpendapat bahwa jika
sebuah negara merasa lemah atau kecil daripada musuh maka negara tersebut harus
menggunakan strategi defensif. Carl von Clausewitz menjadi terkenal setelah pengalamannya
mempertahankan pertahanan Rusia di Perang Napoleon tahun 1812. Ini menunjukkan bahwa
strategi defensive dapat memenangkan perang namun dibutuhkan pemikiran yang matang dan
mapan (Heuser, 2010). Defensif diatur untuk dapat berubah menjadi serangan secepat
mungkin, dan cadangan tidak dapat menjadi serangan kuat sehigga pertahanan tidak boleh
menggunakan sejata dibawah batas minimum karena diperlukan untuk membangun keamanan.

Kelebihan :

Buku ini menjelaskan secara detail mengenai bagaimana strategi dan taktik pertahanan
militer di suatu negara.

Kekurangan :

Terasa bosan karena tidak disertai gambar.

Anda mungkin juga menyukai