Anda di halaman 1dari 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tanggal masuk : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta

No. Register : 00015748

1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB

a. Data Subyektif

1) Identitas

Nama Pasien : Ny. T Nama Suami : Tn. U

Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat rumah : Gambirsari RT 05/13 Kadipiro Banjarsari Surakarta

2) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan tidak mendapatkan menstruasi sejak 7 bulan yang

lalu.

commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

3) Data Kebidanan

a) Riwayat menstruasi

Menarche : umur 13 tahun

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari

Siklus : + 30 hari (7 bulan terakhir tidak menstruasi)

Lamanya : 6-7 hari

Jenis dan warna : encer dan merah tua

Keluhan : tidak ada

b) Status Perkawinan

Kawin/tidak kawin : kawin

Usia kawin pertama : 28 tahun

Lama perkawinan : ± 4 tahun

c) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu :

Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Kehamilan Umur Tanggal Jenis Tempat Penolong Penyulit


Kehamilan Partus Partus Partus
I 39 minggu 10 Oktober Spontan RB Bidan Tidak
2009 ada
Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.2 Riwayat Nifas yang Lalu

Anak Nifas
Jenis BB PB Keadaan Laktasi Perdarahan Nifas Umur anak
kelamin Gr cm anak (hr) skarang
Laki-laki 3100 46 Hidup, 6 normal 42 3 tahun
sehat bulan
Sumber : Data Primer, 2013

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

d) Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun.

4) Data Kesehatan

a) Data kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak mendapatkan menstruasi sejak bulan

September 2012 serta tidak sedang menderita penyakit jantung,

hipertensi, dan diabetes melitus.

b) Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung ,

hipertensi, dan diabetes mellitus.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung.

5) Data Kebiasaan Sehari-hari

a) Nutrisi

Makan : 3 kali/ hari

Minum : 6-8 gelas/ hari

Jenis makan : nasi, lauk, sayur, buah

Jenis minum : teh, air putih

Makanan pantangan : tidak ada

Alergi makan : tidak ada

b) Eliminasi

BAK : 4-5 kali/ hari, warna : kuning jernih,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

bau khas urine

BAB : 1 kali/ hari, konsistensi : semi padat

Keluhan : tidak ada

c) Aktifitas : Bekerja 12 jam/hari

d) Istirahat

Tidur siang :-

Tidur malam : + 6 jam

Keluhan : tidak ada

e) Personal Hygiene

Mandi : 2 kali/ hari

Keramas : 2 kali/ minggu

Gosok gigi : 2 kali/ hari

Ganti baju & pakaian dalam : 2 kali/ hari

6) Data Psikososial dan Agama

a) Hubungan dengan keluarga

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik.

b) Hubungan dengan masyarakat

Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat baik.

c) Kegiatan ibadah

Ibu mengatakan bahwa ia rajin sholat 5 waktu.

d) Keadaan psikologis

Ibu mengatakan bahwa saat ini ia merasa cemas dengan kondisi

yang dialaminya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Vital sign : TD : 130/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 84 x/menit S : 36,4 oC

Tinggi badan : 167 cm

Berat badan : 61 kg

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Muka : tidak pucat, tidak ada oedem.

Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.

b) Leher

Tiroid : tidak terdapat pembengkakan

Limfe : tidak terdapat pembengkakan

c) Abdomen

(1) Inspeksi

Pembesaran : tidak ada

Bekas operasi : tidak ada

(2) Palpasi : tidak teraba massa di abdomen, tidak terdapat nyeri

tekan.

d) Genetalia

(1) Inspeksi : tidak dilakukan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

(2) VT : tidak dilakukan

3) Pemeriksaan Penunjang

a) Laboratorium : data hasil laboratorium tanggal 15 April 2013

Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Darah

No Pemeriksaan Hasil Rujukan


Rutin
1. Hemoglobin 12,7 gr/dL 12-14 gr/dL
2. Eritrosit 4,03 juta/mm3 4-5 juta/mm3
3. Trombosit 239 ribu/mm3 100-400 ribu/mm3
4. Leukosit 9,5 ribu/mm3 4-10 ribu/mm3
5. Hematokrit 37 % 37-43 %
Serologi
Kebidanan dan Kandungan
1. Tes Kehamilan Negatif (-)
Sumber : Data Sekunder, 2013

b) USG : vulva uretra terisi cukup , tampak uterus ukuran 6 cm x 7

cm, tidak tampak kelainan ginekologis.

2. Interpretasi Data Dasar

Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.30 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. T umur 32 tahun dengan amenore sekunder.

Dasar subyektif :

1) Ibu mengatakan bernama Ny. T dan berumur 32 tahun.

2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya September 2012.

Dasar obyektif :

1) KU : baik, kesadaran : composmentis

Vital sign : TD : 130/80 mmHg N : 84 x/menit

R : 20 x/menit S : 36,4 oC

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

2) Palpasi abdomen : tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan

3) Pemeriksaan laboratorium: Hemoglobin : 12,7 gr/dL

Eritrosit : 4,03 juta/mm3

Trombosit : 239 ribu/mm3

Leukosit : 9,5 ribu/mm3

Hematokrit : 37 %

PP Test : negatif ( - )

4) USG : vulva uretra terisi cukup , tampak uterus ukuran 6 cm x 7 cm,

tidak tampak kelainan ginekologis

b. Masalah

Ibu cemas

Dasar:

Ibu mengatakan bahwa saat ini ia merasa cemas dengan kondisi yang

dialaminya.

c. Kebutuhan

KIE dan motivasi tentang kondisi yang pasien alami.

3. Diagnosis atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya.

Diagnosis potensial : Infertilitas.

Antisipasi penanganan oleh bidan : Anamnesa, pemeriksaan fisik dan

keadaan umum pasien, kolaborasi dengan dokter Sp. OG.

4. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera.

Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu terapi

hormonal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

5. Rencana Tindakan.

Tanggal : 15 April 2013 Pukul : 10.40 WIB

a. Periksa keadaan umum dan vital sign..

b. Berikan informasi tentang kondisi pasien kepada pasien dan keluarga.

c. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi hormonal

berupa progesteron test.

d. Berikan motivasi dan dukungan moril kepada pasien untuk tidak cemas

dengan kondisi yang sedang dialaminya.

e. Anjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian.

6. Pelaksanaan

Tanggal : 15 April 2013

a. Melakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign ( tekanan darah,

nadi, respirasi, suhu).

Pukul : 10.45 WIB

b. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor-

faktor yang dapat menyebabkan berhentinya menstruasi pada wanita usia

reproduksi. Yaitu : stres, obesitas, malnutrisi, dan aktifitas fisik yang

berat.

Pukul : 11.00 WIB

c. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi

hormonal berupa uji progestin, dengan advise :

Norelut 5 mg 2 X 1 selama 7 hari.

Pukul : 11.10 WIB

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

d. Memberikan motivasi dan dukungan moril pada pasien untuk tidak

cemas dengan kondisi yang sedang dialaminya.

Pukul : 11.15 WIB

e. Menganjurkan pasien melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian

untuk evaluasi perdarahan menstruasi pada tanggal 22 April 2013.

Pukul : 11.20 WIB

7. Evaluasi

Tanggal :15 April 2013 Pukul : 11.00 WIB

a. Hasil Pemeriksaan KU dan TTV

Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

Vital Sign : TD 110/80 mmHg N 82 x/menit

R 22 x/ menit S 36,5 o C

b. Ibu telah mengetahui mengenai hal-hal yang menyebabkan amenore

sekunder pada wanita usia reproduksi.

c. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG, dengan advise :

Nerolut 5 mg 2 x 1 selama 7 hari.

Ibu sudah mengerti dosis obat yang diberikan, serta bersedia untuk

mengonsumsi sesuai dosis dan aturan yang ditetapkan.

d. Ibu sudah mengerti tentang terapi yang diberikan yaitu uji progestin

untuk mengetahui apakah ovarium masih menghasilkan estrogen serta

untuk merangsang terjadinya pengelupasan endometrium. Ibu sudah

lebih tenang dengan kondisi yang sedang dialaminya.

e. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal : 22 April 2012 Pukul : 10.00 WIB

Subjektif :

Ibu mengatakan telah mengkonsumsi obat yang diberikan selama 7 hari.

Ibu mengatakan telah menstruasi pada tanggal 19 April 2013.

Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang.

Objektif :

1. KU: baik, kesadaran : composmentis

VS : TD : 110/90 mmHg R : 24 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,5 oC

Assesment :

Ny. T umur 32 tahun dengan post amenore sekunder hari ke-4.

Dasar : HPHT 19 April 2013 (Menstruasi hari ke 4)

Plan :

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.

Hasil: KU: baik, kesadaran : composmentis

VS : TD : 110/90 mmHg R : 24 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,5 oC

2. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi

lanjutan, dengan advise :

Pil KB Progesteron (Mini pill) selama 3 kali siklus.

Hasil: Ibu sudah mengerti terapi yang diberikan, serta bersedia

untuk mengonsumsi sesuai aturan yang ditetapkan yaitu mini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

pill dapat diminum setelah perdarahan berhenti, diminum

setiap hari dalam waktu yang sama selama 21 hari kemudian

berhenti meminumnya selama 7 hari sebelum melanjutkan

meminum mini pill selanjutnya.

3. Memberi KIE mengenai amenore sekunder yang dialami ibu bisa

dikarenakan stres psikis dan pola hidup yang kurang sehat, sehingga

mengganggu kerja hormonal tubuh.

Hasil : Ibu mengerti mengenai penyebab amenore yang dialaminya.

4. Memberi KIE mengenai pola hidup sehat. Yaitu :

a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang

b. Pola istirahat cukup

c. Olahraga teratur

d. Menghindari stres

Hasil : Ibu mengerti dan mampu mengulangi KIE yang telah

diberikan serta bersedia menerapkan pola hidup sehat.

5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang setelah mini pill habis atau

jika ada keluhan.

Hasil: Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal : 27 Mei 2013 Pukul : 10.00 WIB

Subjektif :

Ibu mengatakan telah mengkonsumsi mini pill yang diberikan selama 21

hari.

Ibu mengatakan telah menstruasi kembali pada tanggal 26 Mei 2013.

Objektif :

1. KU: baik, kesadaran : composmentis

VS : TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,6 oC

Assesment :

Ny. T umur 32 tahun dengan post amenore sekunder minggu ke-5.

Dasar : HPHT 26 Mei 2013 (Menstruasi hari ke 2)

Plan :

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan

Hasil: KU: baik, kesadaran : composmentis

VS : TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 80 x/menit S : 36,6 oC

2. Mengobservasi PPV ibu.

Hasil: Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari

Jenis dan warna : encer dan merah tua

Keluhan : tidak ada

HPHT : 26 Mei 2013

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi mini pill yang telah

diberikan secara teratur sampai habis.

Hasil: Ibu bersedia mengonsumsi mini pill yang telah diberikan

secara teratur sampai habis.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola hidup sehatnya.

Hasil : Ibu bersedia untuk tetap menjaga pola hidup sehatnya.

5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.

Hasil: Ibu bersedia untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.

B. Pembahasan

Setelah penulis menyusun studi kasus asuhan kebidanan gangguan sistem

reproduksi pada Ny.T umur 32 tahun dengan amenore sekunder dan proses

penatalaksanaannya dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD

Surakarta, dalam pembahasan ini penulis akan membandingkan antara teori

dengan kenyataan yang ada.

Manajemen yang penulis gunakan dalam memberikan asuhan kebidanan

gangguan sistem reproduksi dengan amenore sekunder adalah menurut Hellen

Varney yaitu melalui tujuh langkah varney mulai dari pengumpulan data

sampai dengan evaluasi. Pada data perkembangan penulis menggunakan

SOAP. Proses atau penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan sistem

reproduksi dengan amenore sekunder menggunakan 7 langkah Varney, yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

1. Pengumpulan Data Dasar

Menurut Varney (2007), pengumpulan data dasar merupakan tahap

awal yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan

sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi

yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Pengumpulan data terdiri

dari data subyektif dan data obyektif.

Pengumpulan data yang dilakukan terhadap Ny. T tidak mengalami

kesulitan yang berarti. Pasien mudah diajak berkomunikasi dan data

subyektif pasien diperoleh dari pasien sendiri.

Data subyektif didapatkan melalui anamnesis terhadap pasien berupa

pasien mengatakan berusia 32 tahun, pernah melahirkan satu kali dan

belum pernah keguguran. Pasien datang mengeluh tidak mendapatkan

menstruasi sejak 7 bulan yang lalu dengan HPHT pada bulan September

2012. Hal ini sesuai dengan teori menurut Benson (2009) bahwa amenore

sekunder ialah keadaan tidak adanya menstruasi > 6 bulan pada wanita

yang sebelumnya mengalami menstruasi normal atau selama 3 interval

pada wanita dengan oligomenore. Sehingga pada data subyektif ini tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Data obyektif meliputi dilakukan pemeriksaan umum seperti

keadaan umum, kesadaran, vital sign, tinggi dan berat badan. Hal ini sudah

sesuai teori. Menurut Wiknjosastro (2008) pada kasus amenore sekunder

pemeriksaan umum dapat membantu memberi petunjuk petunjuk yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

berharga seperti ciri ciri kelamin sekunder, kesesuaian tinggi dan berat

badan, serta hirsutisme.

Dalam kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan fisik berupa

pemeriksaan payudara untuk mengkaji adanya galaktorea pada pasien

amenore sekunder. Menurut Morgan (2009) pemeriksaan payudara yang

mencakup pertumbuhan dan rabas(warna seperti susu, gelap atau terang,

kental atau encer) untuk mengetahui adanya galaktorea. Sehingga pada

pemeriksaan fisik dalam kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

Dalam kasus amenore sekunder di RSUD Surakarta dilakukan

beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan kehamilan,

pemeriksaan darah, dan USG. Sebelum dilakukan uji progestin tidak

dilakukan pemeriksaan hormonal yaitu uji TRH dan prolaktin. Menurut

Morgan (2009) pemeriksaan penunjang amenore sekunder meliputi

pemeriksaan hormonal, tes kehamilan, pemeriksaan darah, dan USG.

Sebelum dilakukan uji progestin harus dilakukan pemeriksaan hormonal

yaitu uji TRH dan prolaktin sebagai langkah awal proses evaluasi dan

diagnosa amenore sekunder. Sehingga pada pemeriksaan penunjang dalam

kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Interpretasi Data

Langkah kedua dalam kasus Ny. T ini, dilakukan identifikasi yang

benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data yang telah dikumpulkan. Data yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

dikumpulkan kemudian diinterpretasikan dan diidentifikasi oleh bidan

sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga menyertai diagnosis

(Salmah, 2006).

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny. T umur 32 tahun

dengan amenore sekunder. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan

HPHT pasien yaitu pada bulan September 2012.

Dalam penegakkan diagnosa tidak terdapat kesenjangan antara

praktek dan teori.

b. Masalah

Masalah yang ditemukan pada kasus Ny.T dengan amenore

sekunder ini adalah pasien merasa cemas. Siklus menstruasi yang tidak

teratur membuat pasien cemas akan keadaanya. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengetahuan pasien tentang amenore sekunder sehingga

muncul ketakutan tentang kondisi yang dialaminya (Varney, 2007).

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara praktek dan teori.

c. Kebutuhan

Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam kasus Ny.T dengan

amenore sekunder maka dibutuhkan pemberian informasi mengenai

amenore sekunder dan penyebab potensial. Karena hal ini dapat

mengurangi kecemasan yang dialami pasien (Varney, 2007). Dalam

hal ini tidak terdapat kesejangan antara praktek dan teori.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

3. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi

Penanganannya.

Diagnosis potensial pada kasus Ny. T dengan amenore sekunder

harus disesuaikan dengan penyebab terjadinya amenore sekunder tersebut.

Pada kasus ini, amenore sekunder disebabkan karena faktor keadaan

umum pasien. Yaitu stress dan pola hidup yang kurang sehat. Maka

diagnosa potensial dari kasus ini adalah infertilitas (Baziad, 2008).

Sedangkan antisipasi yang dilakukan bidan dalam kasus ini adalah

anamnesa, pemeriksaan fisik dan keadaan umum pasien. Hal ini sesuai

dengan teori menurut Manuaba (2008) dan Winkjosastro (2008) dimana

antisipasi yang dilakukan pada kasus amenore sekunder adalah penapisan

dan pemeriksaan yang seksama dan menyeluruh untuk dapat menegakkan

diagnosa.

4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera.

Dalam kasus Ny. T dengan amenore sekunder dibutuhkan

tindakan segera untuk melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk

pemberian terapi hormonal berupa progesteron tes/ uji progestin. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008) dimana tindakan yang perlu

segera dilakukan oleh bidan dalam penanganan kasus amenore sekunder

adalah melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG maupun laboratorium

sehingga akan mendapatkan pengobatan yang tepat dan terbaik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Rencana tindakan yang dilakukan di lahan praktek untuk

penanganan kasus Ny. T dengan amenore sekunder antara lain:

a. Pemeriksaan keadaan umum, vital sign.

Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien yang

dikaitkan dengan penegakan diagnosa amenore sekunder.

Winkjosastro (2008) menjelaskan dalam menyusun rencana asuhan

yang menyeluruh pada kasus amenore sekunder dilakukannya observasi

keadaan umum dan vital sign pasien.

b. Berikan informasi tentang kondisi pasien.

Beritahu pasien bahwa kondisi berhentinya menstruasi yang dialaminya

bisa disebabkan beberapa hal, yaitu stress emosional, pola hidup tidak

sehat, dan pola nutrisi yang salah.

Manuaba (2008) menjelaskan pemberian informasi mengenai hasil

pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bertujuan agar ibu mengerti

tentang penyakitnya sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu.

c. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu

pemberian progesteron tes berupa Norelut 5 mg dengan dosis 2 x 1

selama 7 hari.

Winkjosastro (2008) menjelaskan pemberian progesteron dapat

menimbulkan perdarahan secara siklis. Akan tetapi, perdarahan ini

bersifat withdrawl bleeding.

d. Berikan motivasi dan dukungan moril kepada ibu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

e. Anjurkan kunjungan ulang satu minggu kemudian untuk evaluasi

perdarahan menstruasi.

Benson (2009) menjelaskan bahwa pasien harus melakukan kunjungan

ulang untuk mengetahui keberhasilan uji progestin.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Manuaba (2008), Wiknjosastro

(2007), dan Baziad (2008) dimana tindakan yang direncanakan antara lain

observasi keadaan umum, dan vital sign, kolaborasi dengan dokter Sp.OG

untuk pemberian terapi berupa progesteron oral untuk merangsang

withdrawal bleeding dan ovulasi. Dalam terapi umum dilakukan tindakan

memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan

dalam lingkungan yang sehat dan tenang.

6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman

Pembahasan pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan

aman pada kasus Ny. T umur 32 tahun dengan amenore sekunder adalah

sebagai berikut:

a. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign. Pada tahap ini bidan

mengukur tekanan darah dan suhu pasien, menghitung frekuensi nadi

dan respirasi ibu. Tindakan observasi dilakukan pada pasien dengan

kondisi berbaring. Dalam melakukan tindakan bidan telah sesuai

dengan teori yaitu pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan

posisi pasien duduk atau berbaring, sebelum melakukan pengukuran

suhu apabila daerah yang akan diukur basah harus dikeringkan, dan

untuk penghitungan nadi dan pernafasan dilakukan satu menit penuh.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Manuaba (2008).

b. Memberikan motivasi dan informasi kepada pasien berupa hasil

pemeriksaan dan tindakan penanganannya yang bertujuan umtuk

mengurangi kecemasan.Hal ini dilakukan oleh bidan sesuai dengan

pernyataan Manuaba (2008) yaitu kecemasan pasien muncul karena

kurangnya pengetahuan pasien tentang amenore sekunder.

c. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi.

Dalam kasus ini dokter memberikan terapi yaitu pemberian progesteron

tes berupa Norelut 5 mg dengan dosis 2 x 1 selama 7 hari untuk

mengecek keadaan ovarium dan uterus. Hal ini sesuai dengan

Winkjosastro (2008) yaitu pemberian progesteron dapat menimbulkan

perdarahan secara siklis. Akan tetapi, perdarahan ini bersifat withdrawl

bleeding.

d. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu

kemudian pada tanggal 22 April 2013 yang bertujuan untuk

mengevaluasi perdarahan menstruasi. Hal ini telah dilakukan oleh bidan

sesuai dengan Benson (2009) yang menjelaskan bahwa pasien harus

melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui keberhasilan uji

progestin.

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh

dan perencanaan sebelumnya bisa dilakukan seluruhnya atau sebagian oleh

bidan, pasien atau tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

melakukannya sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (Pusdiknas, 2003).

Berdasarkan teori Manuaba (2008) dan Wiknjosastro (2007),

rencana tindakan dapat dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan

asuhan kebidanan.

RSUD Surakarta telah melakukan asuhan dengan efisien dan aman

pada kasus Ny. T dengan amenore sekunder. Semua tindakan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini menunjukkan

bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan sesuai dengan teori sehingga

tidak terdapat kesenjangan dengan praktek.

7. Evaluasi

Langkah ketujuh dalam asuhan kebidanan terhadap kasus Ny. T

adalah melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan apakah telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah

diidentifikasi dalam diagnosis dan masalah.

Setelah satu minggu mengonsumsi Norelut 5 mg 2 x 1 pasien

mengalami perdarahan menstruasi. Hal ini menandakan bahwa poros

hipotalamus-hipofisis-ovarium masih berfungsi, sehingga amenore yang

dialami pasien lebih dikarenakan oleh keadaan umum yang kurang baik

yaitu stress psikis. Setelah dilakukan perawatan dan pemantauan dengan

kunjungan sebanyak 2 kali pada tanggal 22 April dan 27 Mei 2013,

terdapat banyak perkembangan yang dialami Ny. T antara lain ibu sudah

merasa tenang dalam menghadapi keadaan yang dialaminya, ibu telah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

menstruasi kembali pada tanggal 26 Mei setelah diberikan terapi sesuai

dengan anjuran dokter.

Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa amenore sekunder tidak

selalu membutuhkan terapi dan pemeriksaan yang spesifik apabila dengan

uji progesteron sudah didapatkan perdarahan menstruasi (Wiknjosastro,

2007). Sedangkan menurut Benson (2009), bagi pasien amenore sekunder

yang tidak mengharapakan hamil dan hanya ingin mendapatkan

perdarahan menstruasi maka pemberian progestin oral bulanan dapat

menginduksi perdarahan berkala dan pengelupasan endometrium.

Dengan memberikan asuhan kebidanan dan menerapkan

manajemen kebidanan yang baik, akan memberikan kemudahan secara

efektif dan efisien dalam mengatasi masalah pada pasien.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai