Anda di halaman 1dari 3

Indonesia merupakan negara hujan tropis basah memiliki curah hujan wilayah

yang relatif tinggi. Namun walapun Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi
tetapi Indonesia sering mengalami kekeringan selama musim kemarau dan banjir
selama musim hujan di beberapa daerah.

Permasalahan sumber daya air di Indonesia dirasakan semakin meningkat.


jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi tantangan tersendiri dalam
pengelolaan sumber daya air dan lahan ke masa mendatang serta pencemaran yang
terjadi. Disatu sisi kebutuhan akan sumber daya air semakin meningkat pesat dan
disisi lain kerusakan dan pencemaran sumber daya air semakin meningkat pula
sebagai implikasi pertumbuhan populasi dan pembangunan kota seperti halnya
yang tejadi di daerah DKI Jakarta.

Permasalahan pengelolaan sumber daya air di Jakarta dapat dilihat dari tiga
sisi yaitu: permasalahan dari sisi pasokan/ketersediaan, permasalahan dari sisi
penggunaan, dan permasalahan dari sisi manajemen.

1. Permasalahan dari sisi pasokan/ketersediaan


a. Kerusakan Daerah Aliran Sungai
Provinsi DKI Jakarta dilalui oleh 13 sungai yang mengalir dari arah
Selatan ke Utara dan bermuara di Teluk Jakarta. Permasalahan yang terjadi
disebagian besar sungai di DKI Jakarta adalah penyempitan badan sungai,
Penyempitan badan sungai terjadi diakibatkan sampah sampah yang
menumpuk di pinggir sungai sehingga badan sungai mengalami pengecilan

b. Krisis Air
Semakin meningkatnya kekurangan air terutama pada musim kemarau,
meskipun siklus hujan relatif sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena
menurunnya fungsi resapan dari DAS, sehingga terjadilah krisis air.
DKI Jakarta juga dihadapkan pada tantangan adanya penurunan
permukaan tanah akibat penggunaan air tanah yang berlebihan dan lemahnya
daya serap dan pemanfaatan air hujan yang disebabkan oleh akibat tata guna
lahan yang salah di DKI Jakarta. Potensi air hujan DKI Jakarta yang mencapai
2000 juta m3/tahun tidak terserap optimal. Hanya 26,6% yang terserap ke
dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut.
c. Pencemaran Air Tanah
Air tanah dangkal yang seharusnya bisa dijadikan sebagai salah satu
sumber air bersih DKI Jakarta mengalami hal yang sama. Kualitas air tanah
dangkal di DKI Jakarta mengalami pencemaran. Pencemaran air tanah ini
disebabkan karena pencemaran bakteri E.Coli yang berasal dari feses manusia.
Parahnya lagi, sebagian warga masih menggunakan air sungai dan air tanah
dangkal (air sumur rumah tangga) sebagai salah satu sumber air bersihnya.

2. Permasalahan dari sisi penggunaan.


a. Dampak pertumbuhan penduduk
Penduduk DKI Jakarta yang padat, selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun ternyata mempengaruhi tata kelola sumber daya alam di DKI
Jakarta, termasuk sumber daya air bersih.
b. Dampak pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan meningkatnya kegiatan industri,
jasa, dan perkotaan memerlukan dukungan dari berbagai sektor diantaranya
penyediaan air baku.
c. Perilaku boros air
Perilaku masyarakat yang boros air dapat dilihat dalam kehidupan sehari-
hari, Perilaku ini tidak hanya dilakukan perorang, tetapi banyak perusahaan
yang mengambil dan menggunakan air untuk kebutuhan perusahaannya sendiri

3. Permasalahan dari sisi manajemen


a. Pengelolaan sumber daya air yang belum memuaskan oleh PDAM Jakarta

PAM Jaya sebagai penyelenggara pelayanan air bersih DKI Jakarta belum
mampu menjalankan peranannya dengan baik, menyebabkan ketidakpuadan
masyarakat terhadap pelayanan air bersih DKI Jakarta. Sehingga masih
banyaknya masyarakat yang belum bisa menikmati air bersih. Terbatasnya
akses PAM Jaya untuk semua masyarakat dan tarif yang tinggi
DKI Jakarta memang memiliki banyak permasalahan dan tantangan dalam
pengelolaan air bersih, tetapi sebenarnya DKI Jakarta juga memiliki banyak
peluang untuk bisa memperbaiki kondisi pengelolaan dan pelayanan air bersih.
Peluang yang ada misalnya adalah lokasi DKI Jakarta di pantai utara Laut Jawa.
Hal ini tentu bisa dijadikan peluang dengan memanfaatkan air laut sebagai salah
satu sumber air bersih masa depan. Hal ini mengingat kondisi yang ada saat ini
dimana air tanah DKI Jakarta sudah tidak bisa diandalkan lagi karena sangat
beresiko tinggi bagi kestabilan tanah DKI Jakarta. Memanfaatkan air laut, DKI
Jakarta akan memiliki sumber air bersih yang ramah lingkungan.

Peluang berikutnya adalah penguasaan informasi dan teknologi DKI Jakarta


sudah tinggi, hal ini bisa menjadi penunjang dalam pelaksanaan program desalinasi
air laut. Tidak hanya itu, peluang lain yang dimiliki oleh DKI Jakarta adalah
tingginya curah hujan yang ada, yakni 2000 juta m3/tahun, jika hal ini dimanfaatkan
dengan baik, misalnya dengan pembangunan sarana penampung dan penetralisasi
air hujan, maka air hujan bisa dijadikan salah satu sumber air bersih DKI Jakarta.

Pengelolaan air bersih di DKI Jakarta melibatkan banyak pihak. Pelibatan


banyak pihak akan menjadi penunjang penyelenggaraan pengelolaan air bersih DKI
Jakarta. Serta perlu adanya kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam
pengehematan penggunaan air tanah.

Perlu dilakukan kajian mendalam mengenai permasalahan, peluang, dan


tantangan DKI Jakarta dalam penyelenggaraan pengelolaan air bersih. Dengan
pengkajian yang mendalam, akan dapat dihasilkan solusi yang terbaik dan
komprehensif. Solusi yang ada tidak lagi hanya mampu menyelesaikan per bagian
dari permasalahan yang ada, tetapi mampu menyelesaikan permasalahan secara
menyeluruh. Setelah melakukan kajian, maka pengembangan penyelenggaraan
pengelolaan air bersih DKI Jakarta bisa dilakukan dan tidak lupa dengan bantuan
massyarakat yang mau ikut serta dalam pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai