Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum

Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang


dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis
besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor
yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada waktu pembentukan
gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
menentukan karakter-karakter yang berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain
(Klug, dkk., 2012; Snustad dan Simmons, 2012; Corebima, 2013). Istilah faktor
yang dijelaskan oleh Mendel tersebut dikemudian hari dikenal dengan istilah gen.
Setiap individu tanaman memiliki dua factor (sepasang) untuk masing-
masing sifat yang kemudian dikenal dengan istilah sepasang alel, satu berasal dari
tetua jantan dan yang lain dari tetua betina. Dalam penggabungan (pembuahan)
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat
pembentukan gamet, setiap faktor dapat bersegregasi/berpisah kembali dalam
jumlah yang sama. Konsekuensinya setiap gamet akan membawa satu anggota dari
sepasang faktor. Ini kemudian dikenal sebagai hukum Mendel I (equal segregation)
yaitu setiap alel dari sepasang alel akan memisah sewaktu pembentukan gamet
dalam jumlah yang seimbang/sama.
Hasil persilangan dihybrid yang dilakukan oleh Mendel menunjukkan
pewarisan sifat berbentuk bji tidak di pengatuhi oleh pewarisan sifat warna biji.
Persilangan dihybrid menghasilkan hokum Mendel II yang dikenal dengan
principle of independent assortment. Hukum Mendel II menyatakan bahwa pada
pembentukan gamet, alel dari gen yang berbeda terpisah secara independent (tidak
bergantung satu sama lain).

1
1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh persilangan tiruan antara dua


individu yang heterozigot pada salah satu gennya mendekati kebenaran Hukum
Mendel.

BAB 2

DASAR TEORI

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemindahan informasi


genetik dari sel ke sel, dari tetua kepada ketrunannya dan dari generasi kie generasi.
Mendel merupakan orang pertama yang merumuskan aturan pola pewarisan sifat
dari generasi ke generasi berdasarkan hasil percobaannya pada tanaman kapri.
Faktor-faktor pewarisan atau unit-unit pewarisan sifat Mendel ini dinamakan gen
dan bentuk-bentuk alternatif dari gen dinamakan alel. Pada individu diploid
biasanya mempunyai sepasang alel pada gennya.

Individu-individu yang mempunyai dua alel yang sama pada gennya disebut
homozigot dan individu yang mempunyai alel yang berbeda pada gennya disebut
heterozigot. Penampakan atau penampilan suatu organisme disebut fenotipe
sedangkan susunan genetik yang mempengaruhinya disebut genotipe.

Dari hasil percobaannya Mendel mengambil kesimpulan bahwa:

1. Pewarisan sifat tertentu dari orgnisme adalah berdasarkan pada unit-unit


faktor yang tidak berubah yang diwariskan dari tetua kepada keturunannya
dan bukan merupakan campuran sifat tetuanya karena fenotipe dari
keturunannya adalan identik dan bukan intermediat dari dua fenotipe tetua.
2. Masing-masing individu mempunyai sepasang alel yang menentukan sifat-
sifat tertentu seperti tinggi tanaman, warna biji dan sebagainya. Alel
mungkin identik atau berbeda.
3. Pasangan alel-alel ini akan memisah ke dalam gamet-gamet selama
reproduksi seksual.
4. Fertilisasi menghasilkan kombinasi baru dari pasangan alel kepada
keturunannya.

2
5. Alel ini tidak berubah atau hilang selama pemindahan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Sehingga dari sini lahir Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.

Persilangan-persilangan Mendel ini bisa ditiru dengan memakai bahan-


bahan mati misalnya dengan kancing baju atau biji-bijian yang diberi warna yang
beraneka ragam dan akan dapat menunjukkan dengan mudah dan jelas bahwa
kejadia-kejadian secara kebetulan ini akan sesuai dengan perbandingan-
perbandingan Hukum Mendel.

Dalam analisis genetik kita mengharapkan perbandingan-perbandingan


tertentu dari genotipe maupun fenotipe yang akan terbentuk pada keturunannya
berdasarkan hipotesis tertentu dari distribusi alel tetua kepada keturunannya.

Untuk menguji hasil atau data yang didapat apakah sesuai dengan
perbandingan yang diharapkan maka digunakan Chi-square Test (X2).

X2 = Σ (d2/E)

Keterangan :

Σ = jumlah

d = deviasi (O-E)

O = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan

3
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Oktober 2019

Waktu : 09.00-11.20 WITA

Tempat : Lab Pemuliaan Tanaman, Gd. Agrokomplek Lt. 2, Kampus Sudirman,


Universitas Udayana, Denpasar.

3.2 Alat dan Bahan

Alat: kantong plastik atau kantong kertas

Bahan: butir-butir kancing baju yang berwarna putih dan merah

Cara Kerja :

1. Ambil dua buah kantong, masing-masing kantong diisi dengan 200 butir
kancing baju berwarna merah dan 200 butir kancing baju berwarna putih.
Masing-masing kantong ini kita anggap sebagai individu yang akan
dikawinkan dan biji-biji jagung merupakan gamet-gamet yang dibentuk.

2. Kocok kantong-kantong tersebut sehingga butir-butir kancing baju tercampur


dengan merata.

3. Dari masing-masing kantong diambil satu butir kancing baju, kemudian


dicatat.

Bila yang terambil putih dan putih beri kode mm

Bila yang terambil merah dan merah beri kode MM

Bila yang terambil merah dan putih beri kode Mm

(kedua butir kancing baju yang terambil menggambarkan dua gamet masing-
masing dari gamet jantan dan gamet betina yang membentuk zigot)

4. Pada praktikum ini dilakukan empat kali ulangan masing-masing persilangan


60 kali, 80 kali, 100 kali dan 120 kali.

4
5. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel kemudian dihitung dengan
rumus X2.

Hasil perhitungan dibandingkan dengan X2 tabel untuk mengetahui apakah


hasil persilangan yang kita lakukan sesuai dengan perbandingan yang
diharapkan.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan

Percobaan di lakukan dalam 4x persilangan. Yaitu 60x, 80x, 100x dan 120 x

1. Tabel Persilangan pertama ( 60x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIII 14
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII 29
3 mm IIIII IIIII IIIII II 17
Total 60

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 43 45 -2 4 4/43=0,08
Mm
mm Putih 17 1/4x60=15 2 4 2/17=0,26
Totak 60 60 60 0 8 X2=0,34

Kesimpulan : Jadi, karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan
nisbah mendel/hipotesis 3:1 (0,34 < 3,84)

2. Tabel Persilangan kedua ( 80x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII 15

5
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
40
IIIII IIIII
3 mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 25
Total 80

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 55 60 -5 25 25/60=0,41
Mm
mm Putih 25 1/4x80=20 5 25 25/20=1,35
Totak 80 80 80 0 50 X2=1,66

Kesimpulan : Jadi, karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan
nisbah mendel/hipotesis 3:1 (1,66 < 3,84)

3. Tabel Persilangan ketiga ( 100x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 25
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
52
IIII IIIII IIIII IIIII II
3 mm IIIII IIIII IIIII IIIII III 23
Total 100

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 77 75 2 4 0,05
Mm
mm Putih 23 1/4x100=25 -2 4 4/25=0,16
Total 100 100 100 0 8 X2=0,21

Kesimpulan : Jadi, karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan
nisbah mendel/hipotesis 3:1 (0,21 < 3,84)

6
4. Tabel Persilangan keempat ( 120x )

No Pasangan Alel Hasil Percobaan Jumlah


1 MM IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 30
IIIII
2 Mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 56
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII I
3 mm IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 34
IIIII IIII
Total 120

Genotipe Fenotipe O E (O-E) (O-E)2 ∑(O-E)2/E


MM
Merah 86 90 -4 16 0,17
Mm
mm Putih 34 1/4x120=30 4 16 16/30=0,53
Totak 120 120 120 0 32 X2=0,70

Kesimpulan : Jadi, karena X2 hitung < X2 tabel, maka data tersebut sesuai dengan
nisbah mendel/hipotesis 3:1 (0,21 <0,70)

7
BAB 5

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil dari praktikum percobaan tiruan persilangan,


didapatkan bahwa, hasilnya sesuai dengan nisbah 3:1.

2. Didapatkan juga hasil dari frekuensi yang di harapkan dan di amati tidak
terlalu jauh

8
DAFTAR PUSTAKA

Purminah, Siti. 2014. Genetika Pertanian. Riau : UIN SUSKA RIAU

Fauzi, dkk. 2016. Pemanfaatan Drosophile melanogaster Sebagai


Organisme Dalam Mepelajari Hukum Pewarisan Mendel. Malang :
Universitas Negeri Malang

Artdama, dkk. 2018. Dasar-Dasar Genetika Mendel dan


Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai