BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi. Seorang ibu sering mengalami masalah dalam pemberian
ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar.
Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI
eksklusif kepada bayi baru lahir (Handayani, 2015). Air Susu Ibu (ASI)
merupakan makanan yang paling baik untuk bayi yang langsung diproduksi dari
payudara ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya, karena komposisinya sesuai
pada setiap tumbuh kembang bayi. World Health Organization (WHO), United
ASI eksklusif selama 6 bulan, hingga 2 tahun, ASI harus tetap diberikan bersama
dengan makanan pendamping ASI yang aman dan bergizi (UNICEF, 2016).
beberapa cairan yang dapat dikonsumsi oleh bayi pada keadaan tertentu, cairan
tersebut ialah beberapa tetes sirup yang terdiri dari vitamin, suplemen mineral
bayi tidak mencukupi hanya dari ASI saja, oleh karena itu diberikan makanan
pendamping ASI. Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan tambahan
yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan sampai usia 24 bulan guna
2
memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi,
paling tidak sampai usia 24 bulan. Peranan makanan tambahan bukan sebagai
pengganti ASI tetapi untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Surininah, 2015).
Menurut data WHO (2016), cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya
sekitar 36% selama periode 2007-2014. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas)
Angka ini masih dibawah angka yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) yakni target cakupan pemberian ASI Eksklusif per 2014
sebesar 80%, sedangkan cakupan inisiasi menyusu dini nasional hanya sebesar
34,5%. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan cakupan ASI
eksklusif di Indonesia yakni sekitar 56,7%. Angka ini masih dibawah angka yang
pemberian ASI Eksklusif per 2017 sebesar 80%, sedangkan cakupan inisiasi
tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2011 (61,5%).
2016). Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Jombang pada tahun 2017
Produksi ASI yang tidak lancar menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
kegagalan dalam pemberian ASI secara eksklusif, Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Chan (2016), dari 44 ibu post partum, sebanyak 44% berhenti menyusui
sebelum bayi berusia 3 bulan karena ASI yang kurang, 31% karena masalah
payudara, 25% merasa kelelahan. Salah satu usaha untuk memperbanyak ASI
produksi ASI dan sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka terjadi penurunan
ASI. Saat bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua reflek yang akan
menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat pula, yaitu reflek
prolaktin dan refleks pengaliran/pelepasan ASI (let down reflex). Bila bayi
prolaktin, yang mengatur sel dalam alveoli agar memproduksi air susu. Air susu
tersebut dikumpulkan ke dalam saluran air susu. Kedua, reflek mengeluarkan (let
down reflex). Isapan bayi juga akan merangsang produksi hormon lain yaitu
oksitosin, yang membuat sel otot disekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu
didorong menuju puting payudara. Jadi semakin bayi mengisap, maka semakin
dipengaruhi oleh faktor ASI tidak lancar sehingga tidak dapat menyusui bayinya.
bidang kesehatan, pada tahun 2012 didapat 66% ketidak lancaran ASI terjadi
frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari, 34% akibat tidak melakukan IMD,
4
dan 30% akibat kurangnya asipan gizi selama menyusui (Muktamar, 2015).
Ketidaklancaran produksi yang terjadi dapat diketahui dari tanda-tanda ASI yang
tidak lancar, seperti : ASI tidak dapat keluar secara spontan dan memerlukan alat
bantu, sebelum disusui payudara terasa lembek, bayi kencing kurang dari 8x/hari.
ASI, apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan teratur
makan pengeluaran ASI akan berjalan dengan lancara. Pada faktor isapan bayi ata
frekuensi penyusuan ini makan paling sedikit bayi disusui 8x/hari, karena semakin
sering bayi menyusui pada payudara ibu maka pengeluaran ASI akan semakin
Menurut Supriyadi (2016) 8,9% jumlah ibu yang mengeluh ketidak lancaran
selain ASI seperti susu formula upaya ibu bermakasud mencegah terjadinya
penyakit pada bayi. Bayi yang hanya mendapatkan susu formula akan lebih besar
terkena infeksi saluran pencernaan dan infeksi telinga tengah (otitis media). Bayi
yang mengkonsumsi ASI sedini mungkin akan lebih jarang menderita infeksi
telinga dan infeksi saluran pernafasan atas, diare dan penyakit saluran cerna lain
(Bobak, 2015).
Pencapaian peranan ibu dalam hal ini adalah peningkatan frekuensi menyusui
terutama pada bayi 0-6 bulan dengan menyusui akan secara teratur akan membuat
kelancaran produksi ASI. Bagi yang ibu yang produksi ASI nya lancar akan
memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan ibu dan bayinya, kesehatan
5
bayi seperti akan memiliki kekebalan tubuh, pertumbuhan badan meningkat, bayi
produksi ASI dan sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka terjadi
penurunan ASI.
salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar.
secara eksklusif.
Kabupaten Jombang ?”
6
Kabupaten Jombang .
1.6.1 Teoritis
menyusui.
7
1.6.2 Praktis
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Menyusui
Pengertian menyusui
Menyusui adalah proses yang sangat alami, terkadang apa hal-hal tertentu
yang belum dimengerti oleh ibu, terutama ibu yang baru pertama kali
lengkap dibutuhkan oleh bayi. Tidak ada satu pun susu formula
d. Lebih cerdas
Interaksi ibu bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
kecerdasan bayi.
Menyusu pada ibu memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi
mudah.
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih
semula. Tentu saja, hal ini menandakan pemulihan fisik ibu yang
nyata. Jika fisik ibu sudah pulih, tentu saja hubungan seksual bisa
(Nadine, 2016).
berarti ada masalah. Rasa sakit di awal itu wajar, tetapi rasa sakit atau
sakit.
3. Dekap bayi ke tubuh anda. Bila mungkin, kontak kulit bayi dekat
anda dan bayi anda serta dibutuhkan waktu sampai kegiatan ini terasa
12
7. Jangan berikan cairan apa pun dengan botol ketika anda sedang
9. Akan, tetapi menyusui dalam waktu yang lama (misalnya di atas satu
jam) yang tepat tidak bisa membuat bayi sedang dan membuatnya
10. Gantilah breast pada anda secara berkala. Breast pad yang lembab
11. Lepaskan bayi anda dari puting secara lembut dengan melepaskan
12. Perah sedikit ASI dan pijatkan ke puting setelah menyusui. Bila
2016).
ASI adalah karunia luar biasa yang telah Tuhan anugerahkan kepada
2012).
tambahan cairan lain atau makanan padat, bayi harus sering disusui serta
a. Kolostrum
kesepuluh.
Untuk lebih jelas perbedaan kadar Gizi yang dihasikan
kolostrum, ASI transisi, dan Asi mature dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 2.1
Komposisi Kandungan ASI
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Mineral
Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 trace 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Sumber : (Kristiyanasari, 2016)
Tabel 2.3
Vitamin
A ( iu) 182 140 210
C ( mg) 5 1 5,3
D ( iu) 2,2 42 42
E ( iu) 0,08 0,04 0,04
Thiamin ( mg) 0,01 0,04 0,04
Riboflavin ( mg) 0,04 0,03 0,06
15
a. Manfaat ASI
untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan negara serta
lingkungan.
b) Mengandung antibodi.
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
payudara.
a) Aspek kontrasepsi.
d) Aspek psikologis
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
a) Aspek ekonomi
keperluan lain.
b) Aspek psikologis
c) Aspek kemudahan
a. Ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
b. ASI memang terbaik untuk bayi manusia, sebagaimana susu sapi yang
e. Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit ketimbang bayi
f. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning.
bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tidak diberi pengganti ASI.
18
g. ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu
di masa depan.
i. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan
j. Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI.
k. Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang diberi ASI antara
l. IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang
anak.
a. Faktor makanan
ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi
yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu
mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak
daun bawang.
yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang
sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan
berkurang.
f. Faktor fisiologi
g. Faktor istirahat
berkurang.
i. Faktor obat-obatan
pengeluaran ASI
(Kristiyansari, 2016).
21
dengan refleks yang tidak sesuai dengan refleks keluarnya ASI saat
dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara
memijat.
1. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari tengah)
2. Tempatkan ibu jari di atas areola pada posisi jam 12 dan jari
Gerakkan ibu jari dan jari lainnya sehingga menekan gudang ASI
22
hingga kosong. Jika dilakukan dengan tepat, maka ibu tidak akan
8. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.
berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan ibu jari dan
jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam 12, kemudian posisi jam 11
dan jam 5, kemudian jam 2 dan jam 8, kemudian jam 3 dan jam 9.
Anda juga dapat memerah ASI menggunakan teknik botol hangat. Ini
Caranya :
kaca botol.
puting susu.
(Nadine, 2016).
1. Tipe silindris
payudara.
Pompa elektrik
dimiliki oleh susu formula. Zat kekebalan ini sangat dibutuhkan oleh
b. Aspek gizi
c. Pendidikan
d. Aspek imunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti infeksi yang
e. Aspek psikologis
Aktivitas menyusui dapat membentuk ikatan batin yang kuat antara ibu
terpuaskan.
f. Aspek kecerdasan
g. Aspek neurologist
h. Aspek biaya
26
(Prasetyono, 2016).
adalah:
keluarnya ASI atau jumlah ASI yang dianggap kurang. Jumlah produksi
Banyak pula ibu yang menolak menyusui dengan alasan takut badannya
Anggapan ini juga sering ditemukan dimasyarakat. Namun ini tentu saja
BAB yang cair. Kebanyakan orang menganggap BAB bayi akan serupa
dengan bentuk dan konsistensi BAB anak atau orang dewasa. Maka, ibu
cair. Karena hanya diberi ASI, tentu ASI-lah yang dianggap sebagai
e.Bayi ASI terlihat kurang montok, sementara bayi yang diberi susu formula
Secara kasar, kadang memang benar bahwa bayi yang diberi susu
formula terlihat lebih gemuk dibanding bayi yang hanya diberi ASI. Hal
ini terjadi karena susu formula lebih cepat membuat bayi merasa
kenyang dan susu sapi memang dirancang untuk membuat badan bayi
menjadi besar.
Orang tua tentu orang yang lebih lama hidup di dunia dan mempunyai
Inilah alasan yang paling sering dikemukakan oleh ibu yang tidak
dimaklumi.
2.4.1 Pengertian
variabel yang ada dalam mikrosistem berinteraksi satu atau lebih pada
dicapai.
diri dan teori sistem umum Bertalanffy. Seperti dalam penelitiannya yang
Rubin pada pencapaian peranan ibu dan penelitian Mercer yang dilakukan
30
yang terjadi selama periode tertentu, yang mana ibu menjadi lebih
tua memiliki potensial untuk merespon sedikit kaku pada bayi dan
12. Peranan sifat konflik dan kesulitan untuk merasakan oleh wanita dalam
13. Kasih sayang sebuah komponen pada peranan orang tua dan
pada ibu.
32
15. Status kesehatan bayi sakit disebabkan pemisahan ibu dan bayi
antara keluarga dan sub sistemnya dan unit sosial yang lebih luas.
bantuan.
dimengerti
meliputi nilai –nilai yang ada tujuan dan persetujuan antara dua
tersebut.
generasi ke generasi
2.4.2 Fokus
mother) adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi
seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
lingkungannya.
2.4.3 Implikasi
bahwa focus utamadari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran
ibu dan proses menjadi seorang ibu. Pencapaian peran ibu bisa berhasil
bila ibu menjadi dekat dengan bayinya dan mendapatkan dukungan dari
34
Faktor ayah dijelaskan oleh dua indikator yaitu dukungan ayah dan
secara SC.
yang pada pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang lain. Interaksi
ibu, bayi dan ayah sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu
lingkungan.
Makrosistem
Mesosistem
Mikrosistem
Ibu
Empati/peka pada isyarat bayi Anak
Harga diri/konsep diri pengasuhan
Tempramen/perangai
Kedewasaan dan fleksibilitas
Kemampuan untuk
Sikap
P memberikan isyarat
Kehamilan & pengalaman kelahiran s
e Penampilan karakteristik
Kesehatan secara keseluruhan dan t
r Daya tanggap kesehatan h
konflik peran/ketegangan r
a a
w e l
a s o
t s k
a e
n Komponen Peran Ibu Hasil Pada Anak
S
Kompetensi dalam perilaku ibu
Mengekspresikan kepuasan Kognitif/mental
Keterkaitan pada bayi Pengembangan
Prilaku
Kesehatan
kompetensi
Dukungan Sosial
Fungsi Keluarga
Dalam model ini dijelaskan Sikap dan perilaku baik ibu maupun bayi dapat
mempengaruhi identitas masing-masing. Sikap dan perilaku ibu pada teori Mercer
36
ini meliputi empati, sensitivitas terhadap isyarat bayi, harga diri, konsep diri, sikap
orang tua dalam menerima bayi, kedewasaan dan fleksibilitas, sifat kehamilan dan
berupa kontak mata bayi dengan ibu, refleks menggenggam, refleks tersenyum
dan sikap tenang ibu dalam menjalankan perawatan, perilaku interaktif bayi
dengan ibu. Adapun sifat bayi yang dapat mempengaruhi identitas peran ibu
umum, tanggung jawab, dan kesehatan (Mercer, 1991 dalam Alligood dan Tomey,
2006).
secara Mes
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah
(Hidayat, 2014).
Mik
37
Mikrosistem
Faktor Ibu
1. Empati
2. Harga diri
3. Kedewasaan
4. Sikap
5. Kehamilan &
Pengalaman
Maternal Role/
6. Kesehatan
identity :
Ayah 1. Makanan ibu
1. Peran 2. Isapan bayi
2. Interaksi
Mak
3. Frekuensi
menyusui
Mak
Bayi 4. Lama menyusui
1. Temperamen
2. Status kesehatan
3. Isyarat bayi /responsif
4. Karakteristik kelancaran pengeluaran
ASI pada ibu menyusui
Keterangan :
: mempengaruhi
2.6 Hipotesis
38
(Arikunto, 2010).
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
Jombang
BAB 3
39
METODE PENELITIAN
(Nursalam, 2013).
25 35
40
Desain penelitian
Analitik korelasional dengan metode pendekatan cross sectional
Populasi
Semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Sidowarek Wilayah
Kerja Puskesmas Pulorejo Ngoro Jombang sejumlah 165
Sampel
Sebagian ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan sesuai kriteria inklusi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pulorejo Ngoro Jombang sejumlah 116
Sampling
Simple Random sampling
Pengumpulan data
Kuesioner dan Observasi
Analisa Data
Uji rank spearman
Hasil penelitian
Kesimpulan
3.3.1 Populasi
digunakan Semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Pulorejo
3.3.2 Sampel
N
n
1 N (d ) 2
Keterangan:
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
D = tingkat signifikan
165
n
1 165(0,05) 2
165
n
1 165(0,0025)
165
n
1 0.4125
165
n
1.4125
= 116 orang
(Nursalam, 2013).
Sampel dalam penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki bayi usia 0-6
116 populasi
42
3.3.3 Sampling
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria eksklusi
Jombang.
S1 Keperawatan.
Kabupaten Jombang
data.
hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
check list.
3.9.1 Editing
kembali apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang
hendak peneliti capai. Apabila ada beberapa kuesioner yang belum diisi
responden semula.
3.9.2 Coding
Coding adalah tahap dimana peneliti memberi kode pada setiap kategori
a. Responden
47
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
b. Umur
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan Menengah(SMA) = T2
d. Jumlah Anak
Usia 6 bulan = A5
3.9.3 Tabulating
48
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah
1. 0 % : Tidak ada
2. 1 – 25 % : Sebagian Kecil
3. 26 – 49 % : Hampir setengahnya
4. 50% : Setengahnya
5. 51 – 75 % : Sebagian Besar
6. 76 – 99 % : Hampir seluruhnya
3.9.4 Skoring
a. Analisis Univariate
dengan kriteria:
49
1. Lancar
2. Tidak lancar
b. Analisis bivariate
a. Nonmaleficience
Peneliti berkewajiban untuk meyakinkan bahwa kegiatan penelitian
e. Justice
Prinsip memberikan keadilan dan kesetaraan dalam penelitian,
adil, dan hak untuk menjaga privasi partisipan (Setiawan & Saryono,
maupun ekonomi.
f. Veracity
Kejujuran merupakan suatu darasar penelitian yang harus dimiliki
sistematis.
g. Confidentiality
Prinsip memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
peneliti.
h. Inform consent
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan