Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena yang ada saat ini penggunaan terapi alternatif dan komplementer
tanpa menggunakan obat telah banyak digunakan. Bentuk dan jenisnya pun beragam,
salah satunya adalah bentuk terapi komplementer dengan aromaterapi. Aromaterapi
adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang
menggunakan minyak esensial aromaterapi. Proses ekstraksi (penyulingan) minyak
esensial ini secara umum dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan
dengan air (direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan
dengan uap (diuapkan). Salah satu aroma yang paling digemari adalah lavender.
Kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O).
Linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi) pada lavender.

Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa


minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan manfaat relaksasi
(carminative), sedatif, mengurangi tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki
mood seseorang. Saat ini, minyak esensial dan komponen-komponen penyusunnya
digunakan dalam berbagai produk, seperti produk kosmetika, produk kebersihan,
pembuatan makanan, obat, pengharum, dan agrikultur. Menurut Ali B, et al., 2015
bahwa penggunaan minyak esensial penting untuk terapi, aromatik, parfum, dan juga
digunakan untuk spiritual. Selain itu, pemanfaatan minyak esensial yang tidak
kalah penting sebagai produk aromaterapi. Menurut data yang diperoleh
dari Indonesian Essential Oil: The Scents of Natural Life terdapat sekitar 40 jenis
tanaman yang diproduksi di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber aromaterapi.
Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat
disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya.
Pada dasarnya,perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai
contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA), Nurse
Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al.,199 9).

Ada pula National Cent er f or Complementary/Alternative Medicine


(NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).Manfaat dari produk
aromaterapi bagi kesehatan manusia di antaranya adalah untuk merelaksasikan tubuh,
menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki mood, dan sebagai placebo
dalam penyembuhan penyakit yang memberikan efek fisiologi. Selain itu menurut
hasil penelitian dari beberapa peneliti, minyak atsiri yang terdapat dalam produk
aromaterapi memiliki manfaat sebagai berikut: sebagai antioksidan, untuk meredakan
inflamasi dan sebagai analgesic. Dalam makalah ini, penulis membahas tentang
bagaimana sejarah terapi komplementer aromaterapi, cara mengaplikasikan dalam
keperawatan, serta pandangan budaya, agama dan kesehatan tentang aromaterapi.

B. Rumusan Masalah
Terapi komplementer saat ini sangat digemari oleh masyarakat Indonesia
karena dinilai minim efek samping, salah satunya terapi ini adalah menggunakan
aromaterapi. Berdasarkan hal ini maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana
sejarah terapi komplementer aromatherapy dan cara mengaplikasikanya dalam
keperawatan?

C. Tujuan

Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

 Tujuan Umum : Mengetahui sejarah terapi komplementer dan bagaimana


aplikasinya dalam keperawatan.
 Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat aromaterapi bagi kesehatan.
b. Mengetahui macam-macam aromaterapi.
c. Mengetahui aroma terapi dalam pandangan budaya dan agama.
d. Mengetahui manfaat aromaterapi untuk mengatasi masalah keperawatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Aromaterapi

Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang menarik yang
berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan berasal dari kata “terapi”,
yang artinya suatu perawatan yang dirancang untuk pengobatan. Berbagai
peninggalam seni dan lukisan dari kebudayaan kuno Mesir, China, dan Persia
memperlihatkan bahwa essens atau kandungan inti dari tumbuhan banyak sekali
digunakan dan dianggap sangat berharga oleh para pemuka agama, dokter, dan
penyembuh. Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang menggunakan
sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Beberapa minyak sari yang umum digunakan
dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus,
geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-
ylang. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang
segar dan harum bisa merangsang sensori dan reseptor yang ada di hidung kemudian
memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori
serta memberikan informasi ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan pengatur
system internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap
stress (Koensoemardiyah, 2009).

B. Sejarah Aromaterapi

Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah dilakukan ribuan
tahun lalu, seperti yang dilakukan orang Mesir kuno. Sejarah aromaterapi sudah setua
sejarah peradaban. Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh penduduk dari
Yunani, Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di
Mesir menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta
pembalseman mayat. Sejarah Aromaterapi dapat kita telusuri kembali lebih dari 3.500
tahun sebelum masehi, ketika wewangian untuk pertama kali dicatat dalam
sejarah peradaban manusia. Pada kenyataannya, sejarah aromaterapi berkaitan
dengan perkembangan pengobatan aromatik, yang pada mulanya digabungkan dengan
kepercayaan.

Di jaman Mesir kuno untuk pertama kalinya membakar dupa dari kayu dan
herbal beraroma.Perkembangan aromatik sebagai obat menjadi dasar dari
pertumbuhan aromaterapi.Minyak esensial Mesir: Myrrh adalah ramuan yang paling
populer digunakan untuk memproduksi minyak esensial. Selain Myrrh, minyak
lainnya yang terbuat dari kemenyan, spikenard, cedarwood, kayu manis dll juga
populer digunakan.

C. Aplikasi Aromaterapi
1) Sebagai parfum
Pemakaian aromaterapi yang paling mudah adalah dengan memanfaatkannya sebagai
parfum. Berhubung minyak esensial memiliki intensitas wangi yang amat kuat, Anda
cukup menitikkan satu tetes saja pada pergelangan tangan, dan menggosokkan sisa
minyak di pergelangan tangan pada leher. Cara lain adalah meneteskan minyak ke
dalam air di dalam botol semprot dan menggunakannya sebagai mist untuk pemakaian
berulang.
2) Dihirup
Penggunaan aromaterapi dengan cara menghirup dianggap sebagai cara disebut
dengan teknik inhalasi. Beberapa tetes minyak diteteskan ke dalam baskom yang
berisi air panas, kemudian wajah dihadapkan ke atas baskom dengan menutup kepala
dan muka menggunakan handuk, dengan cara ini uap yang naik dapat terhirup
seluruhnya.
3) Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara penguapan ini
mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin kecil atau lampu minyak dan
bagian atas terdapat cekungan seperti cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk
meletakkan sedikit air dan beberapa tetes minyak esensial (Sharma 2009 dalam
Yogasara, dkk 2014). Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan cangkir pada
tungku dengan air dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan
lilin, lampu minyak atau listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan
pun terjadi dan seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik. Proses
penguapan dapat berlangsung sekitar lima sampai enam jam.
4) Campuran air mandi
Tuangkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam air hangat yang akan Anda
gunakan untuk mandi berendam. Hirup dalam-dalam keharuman yang menguar ke
permukaan bersama uap air. Anda bisa menggunakan minyak esensial saja atau
mencampurnya dengan garam mandi yang biasa dipakai sehari-hari. Jika ingin
mencampurnya dengan garam mandi, pastikan keharuman di antara keduanya selaras.
Campuran minyak pijat Untuk meningkatkan manfaat pijat, teteskan minyak esensial
ke dalam minyak yang akan digunakan untuk memijat, seperti minyak zaitun, almond,
atau jojoba. Untuk minyak pijat, pilih yang aromanya netral dan tidak menusuk
hidung. Tambahan aromaterapi ke dalam minyak pijat akan membuat Anda merasa
lebih relaks dan segar setelahnya. Aromaterapi yang biasa dipilih untuk pijat adalah
lavender, ylang-ylang, dan jasmine.
5) Pengharum ruangan
Untuk mengharumkan ruangan, Anda bisa meneteskan minyak esensial pada kain
pelapis bantal, kasur, ataupun tirai. Anda juga bisa meneteskan minyak pada wadah
kain tebal atau spons dan meletakkannya persis di depan blower pendingin ruangan,
baik di dalam kamar ataupun mobil. Alternatif lain adalah dengan meneteskan minyak
esensial ke dalam alat diffuser yang bisa menyebarkan uap air ke berbagai penjuru
ruangan.
6) Pemakaian secara oral
Pemakaian minyak esensial juga dapat dilakukan secara oral alias disantap. Tapi, hati-
hati, karena tak semua jenis minyak esensial bisa digunakan dengan cara ini. Untuk
kepastiannya, Anda bisa membaca petunjuk pemakaian pada kemasan atau
menanyakannya secara langsung kepada produsen. Pemakaian aromaterapi secara
oral biasanya dilakukan dengan cara meneteskan minyak esensial ke dalam minuman
atau masakan.
7) Aromaterapi Rosemary
Fungsi alertingmerupakan suatu proses kognitif dimana seseorang dapat mencapai
dan mempertahankan status waspada. Alerting melibatkan suatu perubahan internal
dalam mempersiapkan penerimaan rangsang stimulus di dalam otak. Minyak esensial
rosemary mengandung beberapa komponen seperti α-pineole, 1,8-cineole, dan
camphor yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan mempengaruhi kemampuan
kognitif seseorang.
8) Aromaterapi Lavender
Lavender adalah salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik
secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pijatan. Lavender mengandung
linalool yang memiliki efek menenangkan/relaksasi (Dewi, 2013). Lavender juga
membantu meringankan insomnia, kecemasan, dan depresi (Cuncic, 2014).
Aromaterapi lavender meningkatkan gelombang alfa di dalam otak, gelombang ini
menggambarkan keadaan yang rileks pada seseorang dan akan meghilang apabila
seseorang banyak pikiran atau dalam keadaan mental yang sibuk (James, Baker, &
Swain, 2008). Aromaterapi lavender juga memiliki rasa nyaman, rasa keterbukaan
dan keyakinan.Disamping itu lavender juga dapatmengurangi rasa tertekan, stres, rasa
sakit, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi dan kepanikan (Wheatley,
2005).
9) Aromaterapi kenanga
Minyak kenanga merupakan salah satu jenis aromaterapi yang mempunyai efek yang
menyeimbangkan, relaksasi, meredakan ketegangan, stres, denyut nadi cepat,
pernafasan cepat dan bermanfaat untuk tekanan darah tinggi (Sharma, 2009). Menurut
Alan Huck Neurologi psikiater dan direktur Smell and Taste Research Centre di
Chicago, bau berpengaruh langsung terhadap otak seperti obat. Hidung kita
mempunyai kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda yang
mempengaruhi kita tanpa kita sadari (Sharma, 2009). Bau-bauan tersebut
mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood atau suasana hati, emosi,
ingatan dan pembelajaran (Jaelani,2009). Minyak kenanga dikenal sebagai “ylang-
ylang”, banyak digunakan sebagai bahan campuran untuk kosmetika. Dalam produk
spa, minyak kenanga biasanya dipakai untuk menghilangkan ketegangan atau
nervous, menciptakan suasana tenang dan rileks (Jaelani, 2009). Aromaterapi
merupakan salah satu metode relaksasi alternatif yang banyak diminati orang karena
dapat memberikan perasaan tenang. Dengan dosis yang tepat dan waktu yang cukup
aromaterapi diharapkan dapat memberikan perasaan tenang pada lansia. Dengan
aromaterapi yang tepat diharapkan aromaterapi kenanga akan merangsang sistem
limbik yang bertugas mengatur emosi seseorang mengeluarkan serotonin yang
membuat perubahan fisiologis pada tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek
menenangkan pada tubuh. Perasaan yang tenang pada tubuh akan membuat lansia
dapat menghadapi setiap masalah ataupun perubahan yang timbul seiring proses
menua dengan pikiran jernih dan meningkatkan koping yang adaptif sehingga dengan
koping yang adaptif masalah dapat teratasi dengan baik sehingga kecemasan
menurun.
10) Aromaterapi Cendana
Kualitas tidur merupakan kondisi tidur seseorang yang dapat digambarkan dengan
lama waktu tidur dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat bangun
tidur seperti merasa letih, pusing, badan pegal-pegal atau mengantuk berlebihan pada
siang hari (Potter & Perry, 2005) Masalah tidur yang terjadi Pada remaja dapat diatasi
dengan salah satu terapi komplementer yaitu dengan menggunakan aromaterapi.
Aromaterapi memberikan efek relaksasi pada otot sehingga remaja mudah untuk
tidur. Kemajuan teknologi membuat Menurut Jaelani (2009) pemberian aromaterapi
cendana membantu mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur, stress, perasaan sedih
dan sangat bermanfaat untuk meditasi.
11) Lemon
Mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem
fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Wewangian dapat
mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang. Aromaterapi lemon
merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas
(Wong, 2010). Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang dapat
digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang terkandung dalam lemon salah
satunya adalah linalool yang berguna untuk menstabilkan sistem saraf sehingga dapat
menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya (Wong, 2010)

D. Aromaterapi dalam Pandangan Agama, Budaya dan Kesehatan


1. Aromaterapi dalam pandangan budaya
a. Bali
Bali terkenal dengan keindahan alamnya, bahkan banyak turis asing yang
mengunjungi bali untuk menikmati keindahanya. Aromaterapi di bali sudah seperti
kebutuhan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Spa di Bali merupakan salah
satu bagian dari pariwisata yang sangat terkenal di mata dunia. Hal ini ditunjukan
dengan predikat sepuluh besar spa terbaik di dunia.(Agustini, 2014)

b. Jawa
Faktor yang ditekankan di dalam ritual penyembuhan tradisional masyarakat jawa
adalah munculnya keyakinan untuk sembuh yang ditopang oleh hubungan yang
holisitik dengan terapis dalam hal ini dukun dengan praktik pengobatan yang familier
dengan pasien. Misalnya, pada kasus orang yang terkena penyakit maag, bukan obat
yang diberikan melainkan dupa harum agar orang yang sedang sakit lebih merasa
tenang. Selain itu, adalah peran mantra ataupun doa-doa yang dipanjatkan
menambahkan keyakinan pada si pasien sehingga memberikan peluang kesembuhan
lebih cepat. (Khair, 2015)
2. Aromaterapi dalam Pandangan Agama
Fir'aun dan mumifikasi:Dalam pencarian mereka untuk keabadian, mereka
menguburkan Firaun mereka dengan banyak minyak di dalam piramida. Ketika
makam Raja Tutankhamen dieksplorasi pada tahun 1922, itu berisi sekitar 50 botol
alabaster dirancang untuk menampung sekitar 350 liter minyak esensial. Aroma terapi
sangat bermanfaat bagi organ-organ bagian dalam, seperti otak dan jantung. Juga
dapat membuat jiwa merasa senang. Oleh sebab itu di dalam Shahih Muslim terdapat
hadis dari Ibnu Umar yang menyatakan, bahwasanya Nabi saw suka berasap
(melakukan aroma terapi) dengan kayu gaharu. Sementara Aisyah
menyatakan, bahwasanya Nabi saw suka memakai minyak misik (kesturi) dan ambar
(Abu Abdillah, 2014).

3. Aromaterapi dalam Pandangan Kesehatan


Selama ribuan tahun, aromaterapi telah digunakan untuk meningkatkan
kesehatan fisik, mental dan spiritual. Aromaterapi melibatkan penggunaan minyak
esensial tanaman yang diambil dari bunganya, dedaunan, kulit kayu atau akarnya,
dan kemudian memijatnya (dicampur dengan zat lain seperti minyak atau lotion) ke
dalam kulit, menghirupnya atau menggunakannya untuk mewangi ruangan (Vaszily,
2017). Aromaterapi diyakini dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan maupun
psikologis, seperti kecemasan, depresi, infeksi saluran perkemihan, vertigo, sakit
kepala dan sakit telinga, serangan panik, dermatitis, kelelahan, alergi, herpes, arthritis,
dan masih banyak lagi. Akan tetapi, penting untuk berhati-hati saat bereksperimen
dengan minyak esensial murni. Beberapa minyak memiliki sifat racun jika
dikonsumsi melalui mulut. Varietas tertentu, pada orang-orang tertentu, dapat
memperburuk alergi dan asma, mengiritasi kulit dan menyebabkan kontraksi rahim
pada wanita hamil (Vaszily, 2017).

E. Mengetahui Manfaat Aromaterapi Untuk Mengatasi Masalah Keperawatan.


1. Aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri perineum pada ibu post
partum
Nyeri perineum dapat memengaruhi kemampuan wanita untuk mobilisasi
sehingga dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan post partum. Trauma
pada perineum juga menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri saat melakukan
hubungan seksual. Karena itu, penanganan nyeri perineum ini penting dilakukan.
Saat ini penanganan yang sering digunakan yaitu terapi komplementer aromaterapi
dengan minyak essensial lavender, karena lavender mempunyai sifat antikonvulsan,
antidepresi, anxiolytic, dan menenangkan. Aromaterapi akan menstimulasi
hipotalamus untuk mengeluarkan mediator kimia yang berfungsi sebagai penghilang
rasa sakit dan menimbulkan perasaan bahagia. Penanganan untuk mengurangi nyeri
perineum dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.
Namun penggunaan secara farmakologi sering menimbulkan efek samping dan
kadang tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan. Aromaterapi digunakan
sebagai salah satu alternatif penanganan nyeri non farmakologik. Berbagai macam
aroma terapi yang dapat digunakan antara lain cendana, kemangi, kayumanis,
kenanga, sitrus, melati, cengkih, dan lavender. Saat aromaterapi dihisap, zat aktif
yang (kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan hormon endorpin. Endorpin diketahui
sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, relaks dan bahagia. acetate yang terdapat
dalam lavender berefek sebagai analgetik. Nyeri perineum dapat terjadi setelah
persalinan pervaginam akibat laserasi spontan pada saat bayi lahir dan dapat
diperparah apabila terdapat robekan pada perineum yang disebabkan tindakan
episiotomi. Tindakan ini akan memerlukan penjahitan dan dengan penjahitan tersebut
dapat menyebabkan nyeri pada daerah luka jahitan. Sebanyak 33% wanita mengalami
nyeri perineum karena tindakan episiotomi dan 52% merupakan laserasi spontan.
Sesuai hasil penelitian Stea Susana menunjukkan bahwa terapi esensial minyak
lavender berpengaruh secara positif terhadap kecemasan insomnia dan mengontrol
rasa sakit. . Dengan demikian aromaterapi lavender dapat menjadi salah satu alternatif
penanganan nyeri luka perineum yang dapat mengakibatkan kondisi fisik
maupun psikologis ibu menjadi lebih baik. Begitu juga hasil penelitian Salamati
didapatkan bahwa rasa sakit sebelum dan setelah menghirup minyak lavender
berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan rasa sakit. (Wiwin Widyani,
2016)

2. Aromaterapi Citrus menangani Gangguan Pola Tidur


Masalah tidur yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan salah satu terapi
komplementer yaitu dengan menggunakan aromaterapi. Aromaterapi memberikan
efek relaksasi pada otot sehingga remaja mudah untuk tidur. Kemajuan teknologi
membuat aromaterapi semakin berkembang dan diminati banyak orang. Aromaterapi
dapat berupa dupa, lilin, minyak aromaterapi, sabun mandi, pengharum ruangan dan
parfum. Aromaterapi dapat diaplikasikan dalam berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan alat anglo pemanas, pemijatan, berendam, penghirupan langsung,
semprotan maupun dengan kompres. Setiap cara tersebut dapat dilakukan tergantung
dari selera, kebutuhan, dan kondisi individu masing-masing. Salah satu cara yang
efektif adalah dengan inhalasi langsung, sehingga efek dari aromaterapi bekerja
langsung pada sistem limbik pada otak. Pemberian aromaterapi cendana membantu
mengurangi depresi, mengatasi sulit tidur, stress, perasaan sedih dan sangat
bermanfaat untuk meditasi. ( Jaelani, 2009)

3. Pada sebuah rumah sakit di New South Wales, Australia, misalnya minyak cengkih
dan lavender digunakan untuk memperkuat kontraksi rahim.
4. Menurunkan tekanan darah
5. Merangsang daya ingat kita yang bersifat emosional dengan memberikan reaksi fisik
berupa tingkah laku.
6. Menghilangkan rasa stress
F. Pathway Distribusi Aromaterapi

Essential Oil

Method of delivery

Liquid Vapor

Internal External Inhalation

Oral Dermal
Lung
Mouth Skin
Nose
Stomach

Small interestine Brain


Muscle

Large interestine tissue


Hormon and
neurochemica
Heart Blood stream Joint l release

Body tissue Reproductive


Liver pancreas Mental/emotional
and organ organ effect

Excretion

Skin Kidneys Lung

Bladder
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang
menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa.
Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani,
Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di
Mesir menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta
pembalseman mayat. Di dunia medis sudah dilakukan penelitian bahwa
aromaterapi merangsang bagian otak dan mempengaruhi kesehatan fisik,
emosional, dan mental. Selain itu dalam pandangan agama dan budaya di
Indonesia ternyata aromateraphy dipakai sehari-hari karena diyakini memiliki
banyak manfaat.
B. Saran
Berdasarkan dari penelitian yang ada aromateraphy banyak memiliki
manfaat baik di dunia kesehatan maupun non kesehatan, sebaiknya
aromateraphy bisa dikembangkan lagi untuk mengambil banyak manfaatnya
khususnya bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani & Yunianti, N. l. p., 2012. Pengaruh pemberian aromaterapi cendana terhadap kualitas
tidur remaja di panti asuhan dharma jati II Denpasar 2012. Keperawatan.
Dwijayanti, W., dkk. (2014). Efek aromaterapi lavender inhalasi terhadap intensitas nyeri
pasca sectio caesaria. Medica Hospitalia. 2(2), 120-125.

fang, L., fang, S. h. & S. h., 2014. The Effectivenes of Aromateraphy with Lavender
Essential Oil in Relieving Post Asthrocopy Pain. JMED research, Volume 2014, p. 9.
Khair, Nuzulul. (2015) Ritual Penyembuhan dalam Shamanic Psychotherapy (Telaah Terapi
Budaya di Nusantara). Buletin Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada;
23(2): 82 – 91.

Laura, D., M. & Woferst, R., Oktober 2015. Efektivitas aromaterapi lavender terhadap
kualitas tidur ibu post partum. JOM, Volume Volume. 2 Nomor. 2, pp. 1024-1031.
Milnah, F. N. et al., Maret 2017. Pembuatan lilin aromaterapi berbasis bahan alami. Industri
Inovatif, Volume Volume 7 Nomor 1, pp. 29-34.
Mulyana, Y., warya, S., N. & I., April 2012. Effect of aromateraphy tea essential oil to
decrease number of bacterial air in the room. Research Artikel, Volume Volume. 1
Nomor. 5, pp. 10-17.
Potter& Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 2.Jakarta : EGC

Rifkia, V., 2011. Sejarah Aromaterapi di Mesir Kuno. Universitas Indonesia.


Valentine sofiana, R. p., 2017. Pemanfaatan minyak astiri pada tanaman sebgai aromaterapi
dalam sediaan-sediaan farmasi. Unpad, Volume Volume. 15 Nomor. 2, pp. 119-130.

Vaszily, Brian. 2017. The Scientifically Proven Health Benefits of Aromatherapy.

Wong. 2010. Easing anxiety with aromatherapy. about.com alternativemedicine


[Jurnal Online].

Wong, D.L. 2008. Buku Ajar Keperawatn Pediatrik Volume 1. Edisi keenam. Jakarta: EGC

Yoshiko, C. & Purwoko, Y., Oktober 2016. Pengaruh aromaterapi rosemary terhadap atensi.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, Volume Volume. 5 Nomor. 4, pp. 619-630.
Widyani,Wiwin.2016. aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri perineum
pada ibu post partum

Anda mungkin juga menyukai