rencana pemulangan pasien adalah suatu proses sistematik untuk perkiraan,
persiapan dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan untuk memfasilitasi PENGERTIAN perbekalan perawatankesehatan pasien sebelum dan setelah pemulangan.
untuk memfasilitasi perbekalan perawatankesehatan pasien sebelum dan setelah
TUJUAN pemulangan. 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 :tentang Rumah Sakit 2. Peratruran Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Rumah sakit Khusus 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 :tentang Tenaga Kesehatan 4. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 : tentang Sistem Kesehatan Nasional 5. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 : tentang Sistem Informasi Kesehatan 6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1171 Tahun 2011 : tentang Sistem Informasi KEBIJAKAN RS 7. Peraturan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 : tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1438 Tahun 2010 : tentang Standar Pelayanan Kedokteran 9. Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah sampangan Nomor ?: tentang Pedoman Kesehatan & Keselamatan Kerja RS PKU Muhammadiyah Sampangan 1. Identifikasi, persiapan, dan rancang Discharge planning 2. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil pemeriksaan PROSEDUR fisik, diagnosis dan tata laksana) 3. Lakukan anamnesis : identifikasi alas an pasien di rawat, termasuk masalah social dan perubahan terkini. 4. Asesmen kebutuhan perawatan pasien berdasarkan kondisi dan penyakit yang dideritanya 5. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini, misalnya fungsi kognitif, mobilitas. 6. Asesmen mengenai kondisi keuangan dan status pendidikan pasien 7. Asesmen mengenai status mental pasien 8. Asesmen mengenai kondisi rumah / tenpat tinggal pasien 9. Tanyakan mengenai medikasi terkini yang di konsumsi pasien saat di rumah 10. Identifikasi siapa pendamping utama / penanggung jawab perawatan pasien 11. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping utama / penanggung jawab perawatan pasien. 12. Tanyakan mengenai keinginan / harapan pasien atau keluarga. 13. Libatkanlah mereka dalam perencanaan Discharge planning (karena pasien yang paling tahu mengenai apa yang dirasakannya dan ingin dirawat oleh siapa) 14. Gunakan bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan keluarganya 15. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim Discharge planner / DPJP, PPJP, dan Karu akan berdiskusi dengan tim multidisipliner mengenai : a. Asesmen resiko : pasien dengan resiko tinggi membutuhkan Discharge planning yang baik dan adekuat. Berikut adalah krirteria pasien risiko tinggi : Usia ≥65 tahun Tinggal sendirian tanpa dukungan social secara langsung Stroke, serangan jantung, PPOK, Gagal jantung kongestif, empisema, Demensia, Alzaimer, AIDS, atau penyakit dengan potensi mengancam nyawa lainnya. Pasien berasal dari panti jompo Tunawisma Dirawat kembali dalam 30 hari Percobaan bunuh diri Pasien tidak di kenal/ tidak ada identitas Korban dari kasus kriminal Trauma multipel Tidak bekerja / tidak ada asuransi b. Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia untuk pasien c. Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit.
Instalasi Gizi & Nutrisi / Hospital
Instalasi Gawat Darurat / IGD Pantry Instalasi Rawat Inap / IRNA Instalasi Patologi Klinik Instalasi Rawat Jalan / IRJ / Poliklinik Instalasi / Depo Farmasi / Apotek Instalasi Bedah Sentral / IBS Departemen Anestesi & Ruang Pulih Sadar / Recovery Room / RR Reanimasi UNIT TERKAIT Ruang Perawatan Intensif / High Care Unit Departemen Bedah Umum / HCU Departemen Ilmu Penyakit Dalam Instalasi Sterilisasi Sentral / Central Steril Departemen Ilmu Kesehatan Services Department / CSSD Anak Instalasi Radiologi / Radiologi Kedokteran Kamar Jenazah Gigi Lainnya (tuliskan) …………………………