Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
Abstrak
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak pada masa usia 0-8 tahun adalah anak dalam masa
keemasaan. Pendidikan anak usia dini khususnya pada jenjang kelompok
bermain dalam menyelenggarakan pendidikan memfokuskan pada peletakan
dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar dan motorik
halus, kecerdasan dalam berpikir, mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual, kecerdasan sosial emosional atau kecerdasan sikap dan perilaku serta
beragama, kecerdasan bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini, dan sebaiknya
kegiatan yang disediakan harus sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
setiap anak.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58
Tahun 2009 tentang Standar PAUD, tingkat pencapaian perkembangan motorik
halus anak usia 5-6 tahun salah satunya yaitu meniru bentuk. Meniru bentuk
dalam pembelajaran TK dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti
meniru membuat garis tegak dan miring menjadi bentuk huruf, meniru melipat
kertas sederhana menjadi bentuk benda, mencocok bentuk lingkaran, dan
masih banyak lagi kegiatan yang lainnya.
Setelah melakukan observasi di kelompok B1 (Kelompok Matius) dan
melihat hasil karya di kelompok B1 didapatkan sebagian besar anak didik
belum berkembang dalam hal melipat. Banyak hal yang bisa menyebabkan
kurang berkembangnya kemampuan anak dalam hal melipat. Biasa karena
terlalu monotonnya guru dalam mengajar, media yang digunakan tidak dapat
menarik perhatian anak, guru dalam penyampaiannya terlalu monoton dan lain
sebagainya. Nilai-nilai dalam melakukan kegiatan melipat ini terkadang
dianggap tidak begitu penting bagi guru dan orang tua. Terkadang orang tua
dan guru hanya berpikir anak sudah dapat melipat itu sudah cukup bagi
mereka. Dari latar belakang ini, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun
melalui kegiatan melipat di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus pada anak usia 5 – 6 tahun melalui kegiatan melipat di TK Katolik Yos
Sudarso Balikpapan .
D. Manfaat Penelitian.
Sesuai dengan tujuan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan manfaat
yang baik bagi anak, guru, sekolah dan orang tua.
a. Manfaat Teoritis.
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan potensi pembelajaran anak usia dini.
b. Manfaat Praktis.
a. Bagi Anak
Melalui kegiatan melipat diharapkan anak-anak senang dan tertarik serta
tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kreativitasnya serta menambah pengetahuan dalam
memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dalam meningkatkan motorik halus.
c. Bagi Orang tua
Agar dapat membantu memberi wawasan kepada orang tua dalam
memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah
3
maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan melipat
Motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis
atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata
lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh
proses gerak motorik. Menurut Hurlock dalam Wuryani (2008: 2.14)
perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Unsur-unsur tersebut di atas melaksanakan masing-masing perannya
secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsurnya untuk mencapai kondisi motorik
yang lebih sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya. Berdasarkan tiga unsur di
atas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus
(melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak). Kemampuan motorik
merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu,
yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil
mendapatkan apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konsitensi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) dalam Wuryani
(2008:2.17) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent.
4
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya
diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah
Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-
berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
2. Jenis Motorik
a. Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot- otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik kasar meliputi penggunaan
otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan badan. Pertumbuhan dan perkembangan
masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung
faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan
konvergensi (perpaduan antara bakat dan lingkungan). Oleh karena itu
perlakukan terhadap anak tidak dapat disamaratakan, sebaiknya dengan
mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Diteknis
5
Diklusepa, 2003: 8)
Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang
dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Misalnya gerakan
menendang, menjejak, meraih dan melempar.Tujuan pendidikan fisik motorik
atau disebut motorik kasar ini agar anak-anak yang masih kecil adalah untuk
mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan.
Adapun jenis perkembangan motorik kasar menurut Sumantri (2005: 26) pada
anak adalah:
1. Menangkap dan meraih sesuatu
2. Berjalan
3. Melompat
4. Memainkan jari-jari
5. Melempar benda
6. Meremas-remas kertas
7. Menirukan sesuatu berjalan
8. Duduk dan berdiri
9. Menendang sesuatu
10. Naik dan turun tangga
11. Merangkak
12. Memukul
13. Mengayunkan tangan
14. Berguling ke kanan dan ke kiri
b. Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi
gerak motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada anak usia 4
tahun koordinasi gerak motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir
sempurna. (Sumantri, 2005: 28).
Pada usia 5-6 tahun, koordinasi gerakan motorik halus sangat
berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan
6
gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan
tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada anak
waktu menulis atau menggambar.
Persiapan dan alat-alatnya pun sangat mudah didapatkan di sekitar kita
bahkan itu adalah sesuatu yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah
pembelajaran buat si anak. Adapun aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan
adalah:
1. Senam Tangan
Kegiatan membuka dan menutup tangan secara berulang-ulang disertai
dengan nyanyian adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh si anak dan ini
adalah sebuah pemanasan awal buat anak sebelum dia melakukan aktivitas
menulisnya.
2. Menggunting Kertas
Dalam kegiatan memegang dan menggerakkan gunting sama halnya
dengan menulis, maka jikalau salah maka akan berpengaruh dengan cara
anak menulis.
3. Menempel
Menempel adalah kegiatan yang melibatkan visual, imajinasi dan motorik
halus anak.
4. Meronce
Untuk kegiatan meronce bahan yang digunakan pun lebih murah dan
bervariasi. Dalam kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi anak dan juga anak memegang benang/lidi untuk dimasukkan
ke dalam sedotan atau kertas sama dengan ketika anak memegang pensil
untuk menulis.
5. Menyambung titik-titik
Kegiatan menyambung titik-titik mengajarkan kepada anak untuk melatih
kekuatan tangan, ketelitian, konsentrasi dan kesabaran, untuk anak yang
masih belajar maka jangan terlalu memaksakan untuk mendapatkan hasil
yang baik tapi teruslah berikan dia latihan dan semangat agar dia bisa
menyelesaikan dengan baik.
6. Melipat kertas
7
Dalam kegiatan melipat kertas dengan menggunakan kertas origami anak
dapat melakukannya dengan menyenangkan. Aspek yang dilatih dari
kegiatan melipat adalah anak melakukan kegiatan lipatan-lipatan untuk
melatih otot-otot mereka.
7. Plastisin
Dengan bermain plastisin, secara langsung stimulasi anak terasangsang.
Syaraf-syarat yang ada di dalam tubuh anak secara langsung akan terasang.
Selain itu juga dengan bermain plastisin anak akan terasang dengan bermain
warna.
8
Sumantri (2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini
adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan
motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan
melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah
waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin
tercapai. Sumantri (2005: 146) tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6
tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang
berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan
anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan
menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda, mampu mengendalikan
emosi dalam beraktivitas motorik halus.
9
5. Pengertian Kegiatan Melipat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kegiatan adalah aktivitass,
usaha, pekerjaan/kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan”. Kegiatan melipat
adalah suatu peristiwa/kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus
menerus.
7. Teknik Melipat
Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S (2008:7.22) teknik melipat
pada kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh dua orang. Pendidik mengajak anak
untuk melipat kertas dengan langkah satu persatu dengan anak, bagaiman cara
melipat sambil ikut memegangi. Setiap anak memegang kertas masing-masing
satu lembar, langkah demi langkah sambil dibantu pendidik melipat kertas.
Teknik melipat ini merupakan cara mengolah kertas menjadi sebuah karya seni
rupa yang membutuhkan daya cipta yang lebih bahkan dapat juga menjadi karya
seni rupa tiga dimensi yaitu berupa bentuk- bentuk kapal, burung, kucing, rumah,
dan lain-lain.
10
melatih anak untuk berkomunikasi yang cukup efektif. Jadi, melalui origami
anak dalam melatikotak akan menjadi semakin lebih baik.
Dari sisi bentuk, origami mempunyai estetika dan keindahan yang berasal
dari satu atau dua helai kertas. Dari sisi permainan, banyak hasil origami bisa
dimainkan.
A. Subjek Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian,waktu
penelitian,dan subyek penelitian yaitu sebagai berikut :
1) Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan
tahun pelajaran 2019/2020 semester I pada kelompok B1 (Kelompok
Matius) dengan jumlah anak 14, terdiri dari 12 anak laki – laki dan 2 anak
perempuan. Peneliti memilih lokasi atau tempat ini adalah dengan
pertimbangan bahwa sekolah tersebut adalah tempat peneliti mengajar,
sehingga peneliti lebih mudah dalam mengambil informasi tentang
11
keadaan anak didik yang akan diteliti serta lebih memudahkan dalam
pengumpulan data.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yang dilakukan 10 kali
pertemuan. Siklus I dan II ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober – 1
November 2019
3) Tema.
Penelitian ini mengambil tema tentang tanaman di minggu ke 11
dan minggu ke 12 dengan sub tema binatang di darat dan binatang di laut.
12
Rencana Tindakan Perbaikan Siklus I
Rancangan Kegiatan Siklus I
13
a) Langkah – langkah Perbaikan
Langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Guru membuat rancangan 1 siklus
2. Guru membuat RPPH
3. Guru membuat skenario perbaikan
4. Guru merefleksi kegiatan pengembangan yang sudah dilakukan.
14
Rencana Tindakan Perbaikan Siklus II
Rancangan Kegiatan Siklus II
15
pari.
- Menirukan gerakan - Melipat bentuk - Tanya jawab tentang
kura-kura kura-kura kura-kura.
IV - Mengulang kalimat
yang diucapkan oleh
guru.
- Penerapan SOP - Melipat bentuk - Menyebutkan ciri-
pembukaan. paus. ciri mamalia laut.
V
- Menonton video - Menggambar bebas.
mamalia laut
16
observasi, menyerahkan APKG 1 dan2 dan menilai PKP bersama
Supervisor 1.
c) Tugas Supervisor ( Dosen Pembimbing )
Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan supervisi,
menilai rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview RPPH, skenario
perbaikan, lembar observasi, refleksi, dan mereview hasil APKG 1 dan 2,
menilai simulasi, membimbing dan memberi masukan terhadap laporan
PKP, menilai laporan, merekapitulasi nilai praktek dan menyerahkan
rekapitulasi nilai praktek dan laporan PKP ke UPBJJ UT.
Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dari Arikunto ( 2008 : 74 )
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya .Setiap siklus
merupakan planning ( rencana ), action ( tindakan / pelaksanaan ), observation
( pengamatan ) dan reflection ( refleksi ).
Adapun alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
REFLEKSI OBSERVASI
REFLEKSI OBSERVASI
17
Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan 2 siklus yang masing – masing
siklus terdiri dari 5 hari pembelajaran, 5 RPPH, 5 Skenario perbaikan dan 5
lembar observasi dan refleksi. Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
siklus I dan siklus II disusun secara rinci yang dimulai dengan membuat
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi dan lembar refleksi
yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf
melalui metode demonstrasi dengan berbagai media, sehingga dapat diperbaiki
pada kegiatan yang akan dilaksanakan berikutnya.
18
dijadikan bahan pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Cara
pengumpulan data :
a. Observasi
Alat untuk mengumpulkan data yaitu lembaran observasi sebagai
pedoman observasi, dengan memberikan tanda ceklis (√) dikolom yang ada
pada lembar observasi. Lembar observasi berguna untuk mengetahui
kesesuaian tujuan dan hasil pembelajaran dalam penelitian.
Lembar observasi yang dilakukan dalam dua siklus
Contoh format Observasi
Tanggal :
Kegiatan :
INDIKATOR PENILAIAN
Ketepatan Melipat Kerapian Melipat Hasil Melipat
No Nama
Anak BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik
b. .Dokumentasi
Berupa foto-foto saat pelaksanaan kegiatan dan mengumpulkan hasil
observasi.
3. Rencana Refleksi
Refleksi merupakan tindakan mengkaji semua informasi yang diperoleh
dari penelitian, dan dilakukan setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada
setiap RPPH. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses
masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Proses refleksi ini memegang
peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan sebuah penelitian.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Siklus I
Hasil pengamatan selama siklus I kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh peneliti serta respon anak terhadap kegiatan pembelajaran mengenal huruf
melalui metode demonstrasi dengan berbagai media, secara keseluruhan peneliti
telah melaksanakan tahapan yang ada dalam rencana pembelajaran dan anakpun
menunjukkan respon positif dan terlihat bersemangat selama mengikuti kegiatan
tersebut. Adapun hasil rekapitulasi observasi yang ditunjukkan oleh anak selama
dan selesai kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1 Aura √ √ √
2 Chiko √ √ √
3 Darren √ √ √
4 Dimas √ √ √
5 Gabriel √ √ √
6 Gio Liga √ √ √
7 Giovan √ √ √
8 Kendzie √ √ √
9 Kenzo √ √ √
10 Mathhew √ √ √
11 Nathan √ √ √
12 Nuel √ √ √
13 Rachel √ √ √
14 Saverio √ √ √
Jumlah 1 5 6 0 1 6 7 0 1 6 7 0
20
Prosentase Nilai Kemampuan Mengenal Huruf Siklus I
Nilai Perkembangan Anak Prosentase (%)
Indikator BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1 Ketepatan Melipat 1 5 8 0 7,14 35,71 57,14 0
2 Kerapian melipat 1 6 7 0 7,14 42,85 50 0
3 Hasil melipat 1 6 7 0 7,14 42,85 50 0
21
Hasil Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf Sikuls II
INDIKATOR PENILAIAN
Ketepatan Melipat Kerapian Melipat Hasil Melipat
No Nama
Anak BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1 Aura √ √ √
2 Chiko √ √ √
3 Darren √ √ √
4 Dimas √ √ √
5 Gabriel √ √ √
6 Gio Liga √ √ √
7 Giovan √ √ √
8 Kendzie √ √ √
9 Kenzo √ √ √
10 Mathhew √ √ √
11 Nathan √ √ √
12 Nuel √ √ √
13 Rachel √ √ √
14 Saverio √ √ √
Jumlah 0 2 6 6 0 2 8 4 0 2 8 4
22
d) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal ketepatan melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaia mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 6 anak
(42,85%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 6 anak (42,85%)
e) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal kerapian melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaian mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 8 anak
(57,14%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 4 anak (23,52%)
f) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal kerapian melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaian mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 8 anak
(57,14%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 4 anak (23,52%)
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada siklus II pengembangan kegiatan pembelajaran mengenal
huruf melalui berbagai media dapat berjalan dengan baik dan optimal. Dengan
demikian pelaksanaan pengembangan kegiatan pembelajaran pada siklus II
mampu mencapai target yang diinginkan, sehingga tidak perlu dilakukan ke siklus
berikutnya.
23
Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Nilai Perkembangan Anak Nilai Perkembangan Anak
Indikator MB
BB MB BSH BSB BB BSH BSB
1 Ketepatan melipat 1 5 8 0 0 2 6 6
2 Kerapian melipat 1 6 7 0 0 2 8 4
3 Hasil melipat 1 6 7 0 0 2 8 4
Ketepatan
1 7,14 35,71 57,14 0 0 14,28 42,85 42,85
melipat
Kerapian
2 7,14 42,85 50 0 0 14,28 57,14 23,52
melipat
Hasil
3 7,14 42,85 50 0 0 14,28 57,14 23,52
melipat
Berdasarkan data dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa kegiatan
pengembangan pembelajaran pada kemampuan anak dalam ketberkembang sesuai
harapan dan tidak perlu untuk melakukan tindakan berikutnya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil prosentase peningkatan kemampuan dalam hal ketepan melipat
yaitu pada siklus 1 dari 7,14 % meningkat menjadi 57,14 % anak yang sudah
dapat melipat dengan tepat (berkembang sesuai dengan harapan) sedangkan untuk
anak yang berkembang sangat baik belum didapatkan di siklus I. Pada siklus 2
anak yang berkembang sangat baik dapat dilihat memperoleh prosentase sebesar
42,85%
Dalam hal kerapian melipat, dapat dilihat pada tabel, yaitu pada siklus 1
bahwa prosentase anak untuk nilai kemapuan anak belum berkembang
mempunyai nilai 7,14% sedangkan di siklus 2 adanya penuruan prosentase anak
24
yang belum bekembang menjadi 0 persen. Ini berarti adanya peningkatan anak
dalam hal kerapian melipat. Dari penilaiaian anak dalam melipat adanya
peningkatan anak di penilaian Berkembang Sangant BAik (BSB) yaitu yang
semula tidak adanya anak yang rapi dalam melipat dengan baik (0%) menjadi
kenaikan sebesar 23,52%.
Dalam hasil melipat pada siklus 1 anak yang memiliki kemampuan
melipat sangat baik tidak ditemukan (0%) sedangkan pada siklus 2 terdapat
kenaikan atas hasil melipat anak yaitu sebanyak 4 anak (23,52%)
Jadi dapat dijelaskan bahwa kegiatan melipat yang dilakukan pada
pembelajaran pada Kelompok B1di TK Katolik Yos Sudarso dapat meningkat
kemampuan motorik halus anak. Melalui metode melipat, kemampuan anak bisa
dapat dikembangkan.
25
melipat adanya peningkatan anak di penilaian Berkembang Sangant BAik
(BSB) yaitu yang semula tidak adanya anak yang rapi dalam melipat dengan
baik (0%) menjadi kenaikan sebesar 23,52%. Secara keseuluhan dapat
dikatan bahwa kegiatan melipat anak untuk aspek kerapian dalam melipat
juga mengalami kenaikan sebesar 23, 52%
Dalam hasil melipat pada siklus 1 anak yang memiliki kemampuan
melipat sangat baik tidak ditemukan (0%) sedangkan pada siklus 2 terdapat
kenaikan atas hasil melipat anak yaitu sebanyak 4 anak (23,52%). Jika dilihat
dari siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa hasil
melipat anak dikatakan berhasil mengalami peningkatan sebesar 23,52%
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
melipat dari kertas origami dapat meningkatkan motorik halus anak pada
kelompok B1 TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan Tahun Pelajaran 2019 -
2020. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan anak dalam
hal melipat .
B. Saran
Guru diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
mengembangkan strategi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Melalui hasil penelitian ini guru disarankan mengupayakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Guru harus lebih variatif dalam memilih cara yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru harus lebih inovatif dalam memanfaatkan media belajar dan
komunikatif dengan anak dalam menyampaian materi
pembelajaran.
3. Guru mampu mengelola kelas dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan berpusat pada anak.
4. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya lebih memotivasi anak
didik
5. Guru Paud diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang
dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini sehingga
dapat meningkatkan kualitas kegiatan pengembangannya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Direktoral Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen Pendidikan non Formal dan
Informal, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2010
Kelebihan Melipat/origami
(http://www.waspada.co.id/index.php/afilasi/images/flash/index.php?option=com.
content&view=article&id=160093.melipat/origami-bukan-sekedar-meliat-
kertas&catid=38:kreasi&itemid=62)
Manfaat Melipat/origami
(http://creativeparenting-kakzepe.blogspot.com/2011/09/manfaat-
melipat/origami-bagi-anak-usia-dini-danhtml)
Pamadhi, Hajar, Evan Sukardi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: UT.
Pengertian Melipat/origami
(http://carapedia.com/pengertiandefinisikegiataninfo2125.html)
27
Pemendikbud RI No.137 tahun 2014. Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini Poerwadarminta.1994.Kamus Umum Bahasa
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
28
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN SIKLUS II
29
SELASA, 29 OKTOBER 2019
30
RABU, 30 OKTOBER 2019
31
KAMIS, 31 OKTOBER 2019
Membuat kura-kura
32
JUMAT, 1 NOVEMBER 2019
33
FOTO KEGIATAN SIKLUS I
Tepuk Ayam
34
Hasil karya melipat bentuk ayam
35
SELASA, 22 OKTOBER 2019
36
Hasil karya melipat bentuk bebek
37
RABU, 23 OKTOBER 2019
38
Hasil karya melipat kucing
39
KAMIS, 24OKTOBER 2019
40
Hasil karya melipat bentuk anjing
41
42