Anda di halaman 1dari 42

KARYA ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK


HALUS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
MELALUI KEGIATAN MELIPAT DI
TK KATOLIK YOS SUDARSO
BALIKPAPAN

PAULINE ALVIANA WATAK


837297847
olinewatak@yosda.sch.id

Abstrak

Pada kegiatan pembelajaran di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan, ditemukan


adanya masalah kurangnya kemampuan anak dalam melipat. Anak masih sering kali
ditemukan mengalami kesulitan dalam hal melipat. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan pada semester I di tahun
pelajaran 2019/2020. Tempat pelakasanaan diadakan di TK Katolik Yos Sudarso
Balikpapan. Subjek dari penelitian ini adalah anak didik di Kelompok B1 (Kelompok
Matius) dengan jumlah anak didik 14 orang, dengan perincian 12 anak laki-laki dan 2
anak didik perempuan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21-25 Oktober 2019. Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2019 – 1 November 2019. Pada setiap siklus
terdapat 5 RPPH, 5 Skenario Perbaikan, dan 5 Refleksi.
Dari hasil perbaikan pembelajaran dapat dilihat peningkatan hasil melipat anak.
Pada siklus I, didapatkan belum ditemukan kegiatan anak melipat dengan sangat baik.
Pada siklus II terdapat kenaikan sebesar 23, 52%
Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa dengan melipat dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak didik di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan.

Kata Kunci : motorik halus, melipat, origami .

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak pada masa usia 0-8 tahun adalah anak dalam masa
keemasaan. Pendidikan anak usia dini khususnya pada jenjang kelompok
bermain dalam menyelenggarakan pendidikan memfokuskan pada peletakan
dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar dan motorik
halus, kecerdasan dalam berpikir, mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual, kecerdasan sosial emosional atau kecerdasan sikap dan perilaku serta
beragama, kecerdasan bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini, dan sebaiknya
kegiatan yang disediakan harus sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
setiap anak.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58
Tahun 2009 tentang Standar PAUD, tingkat pencapaian perkembangan motorik
halus anak usia 5-6 tahun salah satunya yaitu meniru bentuk. Meniru bentuk
dalam pembelajaran TK dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti
meniru membuat garis tegak dan miring menjadi bentuk huruf, meniru melipat
kertas sederhana menjadi bentuk benda, mencocok bentuk lingkaran, dan
masih banyak lagi kegiatan yang lainnya.
Setelah melakukan observasi di kelompok B1 (Kelompok Matius) dan
melihat hasil karya di kelompok B1 didapatkan sebagian besar anak didik
belum berkembang dalam hal melipat. Banyak hal yang bisa menyebabkan
kurang berkembangnya kemampuan anak dalam hal melipat. Biasa karena
terlalu monotonnya guru dalam mengajar, media yang digunakan tidak dapat
menarik perhatian anak, guru dalam penyampaiannya terlalu monoton dan lain
sebagainya. Nilai-nilai dalam melakukan kegiatan melipat ini terkadang
dianggap tidak begitu penting bagi guru dan orang tua. Terkadang orang tua
dan guru hanya berpikir anak sudah dapat melipat itu sudah cukup bagi
mereka. Dari latar belakang ini, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun
melalui kegiatan melipat di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi diatas, penulis merumuskan


masalah sebagai berikut “Bagaimana Upaya Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Melipat Di TK
Katolik Yos Sudarso Balikpapan ?”

C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus pada anak usia 5 – 6 tahun melalui kegiatan melipat di TK Katolik Yos
Sudarso Balikpapan .

D. Manfaat Penelitian.
Sesuai dengan tujuan perbaikan ini diharapkan mampu memberikan manfaat
yang baik bagi anak, guru, sekolah dan orang tua.

a. Manfaat Teoritis.
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan potensi pembelajaran anak usia dini.

b. Manfaat Praktis.
a. Bagi Anak
Melalui kegiatan melipat diharapkan anak-anak senang dan tertarik serta
tumbuh minatnya untuk melakukan kegiatan ini sehingga dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
b. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kreativitasnya serta menambah pengetahuan dalam
memberikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dalam meningkatkan motorik halus.
c. Bagi Orang tua
Agar dapat membantu memberi wawasan kepada orang tua dalam
memfasilitasi anak untuk menumbuhkan minat belajar baik dirumah

3
maupun disekolah dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan melipat

II. KAJIAN PUSTAKA

Motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis
atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata
lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh
proses gerak motorik. Menurut Hurlock dalam Wuryani (2008: 2.14)
perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Unsur-unsur tersebut di atas melaksanakan masing-masing perannya
secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsurnya untuk mencapai kondisi motorik
yang lebih sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya. Berdasarkan tiga unsur di
atas bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
motorik kasar (melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus
(melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak). Kemampuan motorik
merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu,
yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil
mendapatkan apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konsitensi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) dalam Wuryani
(2008:2.17) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent.

4
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya
diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah
Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-
berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

2. Jenis Motorik

Perkembangan motorik terdiri motorik kasar dan halus. Pengertian


dari motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun
tangga dan sebagainya.
Sumantri (2005: 11) mengatakan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

a. Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot- otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik kasar meliputi penggunaan
otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan badan. Pertumbuhan dan perkembangan
masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung
faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan
konvergensi (perpaduan antara bakat dan lingkungan). Oleh karena itu
perlakukan terhadap anak tidak dapat disamaratakan, sebaiknya dengan
mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Diteknis

5
Diklusepa, 2003: 8)
Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang
dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Misalnya gerakan
menendang, menjejak, meraih dan melempar.Tujuan pendidikan fisik motorik
atau disebut motorik kasar ini agar anak-anak yang masih kecil adalah untuk
mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan.
Adapun jenis perkembangan motorik kasar menurut Sumantri (2005: 26) pada
anak adalah:
1. Menangkap dan meraih sesuatu
2. Berjalan
3. Melompat
4. Memainkan jari-jari
5. Melempar benda
6. Meremas-remas kertas
7. Menirukan sesuatu berjalan
8. Duduk dan berdiri
9. Menendang sesuatu
10. Naik dan turun tangga
11. Merangkak
12. Memukul
13. Mengayunkan tangan
14. Berguling ke kanan dan ke kiri

b. Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi
gerak motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada anak usia 4
tahun koordinasi gerak motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir
sempurna. (Sumantri, 2005: 28).
Pada usia 5-6 tahun, koordinasi gerakan motorik halus sangat
berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan

6
gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan
tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada anak
waktu menulis atau menggambar.
Persiapan dan alat-alatnya pun sangat mudah didapatkan di sekitar kita
bahkan itu adalah sesuatu yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah
pembelajaran buat si anak. Adapun aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan
adalah:
1. Senam Tangan
Kegiatan membuka dan menutup tangan secara berulang-ulang disertai
dengan nyanyian adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh si anak dan ini
adalah sebuah pemanasan awal buat anak sebelum dia melakukan aktivitas
menulisnya.
2. Menggunting Kertas
Dalam kegiatan memegang dan menggerakkan gunting sama halnya
dengan menulis, maka jikalau salah maka akan berpengaruh dengan cara
anak menulis.
3. Menempel
Menempel adalah kegiatan yang melibatkan visual, imajinasi dan motorik
halus anak.
4. Meronce
Untuk kegiatan meronce bahan yang digunakan pun lebih murah dan
bervariasi. Dalam kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap
konsentrasi anak dan juga anak memegang benang/lidi untuk dimasukkan
ke dalam sedotan atau kertas sama dengan ketika anak memegang pensil
untuk menulis.
5. Menyambung titik-titik
Kegiatan menyambung titik-titik mengajarkan kepada anak untuk melatih
kekuatan tangan, ketelitian, konsentrasi dan kesabaran, untuk anak yang
masih belajar maka jangan terlalu memaksakan untuk mendapatkan hasil
yang baik tapi teruslah berikan dia latihan dan semangat agar dia bisa
menyelesaikan dengan baik.
6. Melipat kertas

7
Dalam kegiatan melipat kertas dengan menggunakan kertas origami anak
dapat melakukannya dengan menyenangkan. Aspek yang dilatih dari
kegiatan melipat adalah anak melakukan kegiatan lipatan-lipatan untuk
melatih otot-otot mereka.
7. Plastisin
Dengan bermain plastisin, secara langsung stimulasi anak terasangsang.
Syaraf-syarat yang ada di dalam tubuh anak secara langsung akan terasang.
Selain itu juga dengan bermain plastisin anak akan terasang dengan bermain
warna.

B. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini


Santrock (1995: 225) mengatakan bahwa pada usia 4 tahun, koordinasi
motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan
pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus akan semakin meningkat.
Saputra dan Rudyanto (2005: 118) mengatakan bahwa motorik halus
adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus
(kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menggenggam, menyusun balok
dan memasukkan kelereng.

2. Metode-metode Untuk Meningkatkaan ketampilan Motorik Halus Anak


Usia Dini.
Menurut Noorlaila (2010: 62) perkembangan motorik halus merupakan
kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, dan menulis.

3. Metode Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini


Magil (dalam Sumantri 2005: 143) keterampilan ini melibatkan
koordinasi neuromuscular (syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat
tinggi untuk berhasilnya ketrampilan ini. Ketrampilan jenis ini sering disebut
sebagai ketrampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan.

8
Sumantri (2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini
adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan
motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan
melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah
waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin
tercapai. Sumantri (2005: 146) tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6
tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang
berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan
anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan
menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda, mampu mengendalikan
emosi dalam beraktivitas motorik halus.

4. Tujuan dan Fungsi Kemampauan Motorik Halus Anak Usia Dini

Tujuan pengembangan motorik halus pada usia 4-6 tahun adalah :


1. Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak
jari jemari seperti kesiapan menggambar, menulis, memanipulasi benda-
benda.
2. Anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
3. Anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
4. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan
dengan ketrampilan gerak kedua tangan.
Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus anak untuk usia TK
(4-6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota
tubuhnya dan mengkoordinasikan antara mata dan tangan sebagai persiapan
untuk pengenalan menulis.
Fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah untuk
mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif, bahasa dan
sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu
sama lain.

9
5. Pengertian Kegiatan Melipat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kegiatan adalah aktivitass,
usaha, pekerjaan/kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan”. Kegiatan melipat
adalah suatu peristiwa/kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus
menerus.

6. Pengertian Melipat/ Origami


Menurut Maya Hirai (2007: iv) dalam bukunya Origami, pengertian dari
melipat/origami adalah sebuah seni melipat kertas. Adapun media dasar yang
digunakan dalam kegiatan melipat adalah kertas.
Melipat atau origami secara bahasa, melipat/origami berasal dari sebuah
istilah jepang yakni “oru” berarti melipat dan “kami” atau “gami” berarti kertas.
Melipat/origami hanya menjadi tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada
masyarakat elit di Jepang karena harga kertasnya yang sangat mahal,
melipat/origami berubah menjadi alat bermain dan pendidikan.

7. Teknik Melipat
Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S (2008:7.22) teknik melipat
pada kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh dua orang. Pendidik mengajak anak
untuk melipat kertas dengan langkah satu persatu dengan anak, bagaiman cara
melipat sambil ikut memegangi. Setiap anak memegang kertas masing-masing
satu lembar, langkah demi langkah sambil dibantu pendidik melipat kertas.
Teknik melipat ini merupakan cara mengolah kertas menjadi sebuah karya seni
rupa yang membutuhkan daya cipta yang lebih bahkan dapat juga menjadi karya
seni rupa tiga dimensi yaitu berupa bentuk- bentuk kapal, burung, kucing, rumah,
dan lain-lain.

8. Kelebihan Melipat/ Origami


Melipat/origami memberikan kelebihan yang baik bagi perkembangan
anak, adapun yang didapat dari seni melipat lebih khusus pada anak-anak usia
dini adalah untuk melatih motorik halus pada anak, melatih kesabaran,
ketekunan, serta kedisiplinan, melatih otak atas dan otak kanan anak, serta

10
melatih anak untuk berkomunikasi yang cukup efektif. Jadi, melalui origami
anak dalam melatikotak akan menjadi semakin lebih baik.
Dari sisi bentuk, origami mempunyai estetika dan keindahan yang berasal
dari satu atau dua helai kertas. Dari sisi permainan, banyak hasil origami bisa
dimainkan.

9. Manfaat Belajar Melipat (Origami)

Manfaat dari kegiatan melipat adalah :


1) Dengan kegiatan origami, anak akan semakin akrab dengan konsep-konsep
dan istilah-istilah matematika seperti bentuk banguu dasar (segitiga, segi
empat, persegi)
2) Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
3) Meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi, saat membuat model
origami terkadang kita harus membagi 2, 3 atau lebih kertas, hal ini membuat
ananda belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta
keakuratannya.
4) Meningkatkan citra diri dan bakat anak.
5) Saat bermain origami anak akan terbiasa belajar mengikuti instruksi yang
runut.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian,waktu
penelitian,dan subyek penelitian yaitu sebagai berikut :
1) Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan
tahun pelajaran 2019/2020 semester I pada kelompok B1 (Kelompok
Matius) dengan jumlah anak 14, terdiri dari 12 anak laki – laki dan 2 anak
perempuan. Peneliti memilih lokasi atau tempat ini adalah dengan
pertimbangan bahwa sekolah tersebut adalah tempat peneliti mengajar,
sehingga peneliti lebih mudah dalam mengambil informasi tentang

11
keadaan anak didik yang akan diteliti serta lebih memudahkan dalam
pengumpulan data.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yang dilakukan 10 kali
pertemuan. Siklus I dan II ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober – 1
November 2019
3) Tema.
Penelitian ini mengambil tema tentang tanaman di minggu ke 11
dan minggu ke 12 dengan sub tema binatang di darat dan binatang di laut.

B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus


Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I dan siklus II merupakan proses merencanakan
tindakan kelas yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus pada anak usia 5 – 6 tahun .Proses perencanaan ini meliputi :
 Menentukan masalah yang hendak diteliti , tujuan yang hendak dicapai .
 Menentukan bentuk pengembangan pembelajaran yang akan dilakukan.
 Menentukan tema dan sub tema yang digunakan.

Tahapan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan :


 Mendiskusikan rencana kegiatan dan RPPH bersama dengan teman
sejawat ( penilai )
 Memperkirakan alokasi waktu
 Menyediakan media yang akan digunakan saat kegiatan
 Menyiapkan lembar observasi
 Menetapkan tingkat keberhasilan tindakan perbaikan
 Menentukan langkah perbaikan selanjutnya apabila masih perlu
diperbaiki.

12
Rencana Tindakan Perbaikan Siklus I
Rancangan Kegiatan Siklus I

Hari Pembukaan Inti Penutup


I. - Penerapan SOP - Mencari jejak gambar - Bertanya tentang
Pembukaan. kandang ayam. kegiatan hari ini.
- Menirukan suara - Melipat bentuk - Melakukan tepuk
ayam. ayam. “ayam”
- Menggambar bentuk - Penerapan SOP
ayam. Penutupan
II - Penerapan SOP - Menceritakan - Menyanyikan lagu
Pembukaan. bagaimana menanam “potong bebek
- Gerak dan lagu sayur bayam. angsa”
“potong bebek - Melipat bentuk - Penerapan SOP
angsa” bebek. Penutupan.
- Menghitung jumlah
daun bayam.
III - Penerapan SOP - Melipat bentuk - Menirukan gerak
Pembukaan kucing dan suara kucing.
- Senam Fantasi - Menghitung jumlah - Penerapan SOP
menirukan anak kucing. Penutupan
gerakan kucing.
IV - Penerapan SOP - Melipat bentuk - Menyanyikan
Pembukaan. anjing. kembali lagu
- Menyanyikan - Menebali garis pada “Helli”
lagu “Helli” gambar anjing.
- Mengamati gambar
anjing.
V - Penerapan SOP - Mengamati gambar - Gerak dan lagu “
pembukaan. kelinci. Kelinciku”
- Melompat kelinci - Melipat kelinci -

13
a) Langkah – langkah Perbaikan
Langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Guru membuat rancangan 1 siklus
2. Guru membuat RPPH
3. Guru membuat skenario perbaikan
4. Guru merefleksi kegiatan pengembangan yang sudah dilakukan.

2. Prosedur Pelaksanaan Siklus I


a) Menentukan Penilai dan Supervisor 2
Penilai adalah Ibu Wahyu Latifah, S.Pd, dan supervisor 2
adalah Ibu Elkana, S.Pd, dengan menggunakan surat pernyataan
kesediaan berperan sebagai penilai dan di tanda tangani oleh Kepala
Sekolah TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan.
b) Tugas Penilai dan Supervisor 2
Tugas penilai adalah mempelajari buku panduan PKP ,
mempelajari APKG 1 dan 2, menilai RPPH, menilai skenario
perbaikan, mengisi lembar observasi dan menyerahkan APKG 1 dan 2
kepada Praktikam (mahasiswa yang melakukan penelitian).
Tugas penilai 2 adalah mempelajari buku panduan PKP,
mempelajari APKG 1 dan 2 menilai RPPH, menilai skenario
perbaikan, mengisi lembar observasi, menyerahkan APKG 1 dan 2
dan menilai PKP bersama Supervisor 1.
b) Tugas Supervisor 1 ( Dosen Pembimbing )
Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan
supervisi, menilai rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview
RPPH, skenario perbaikan, lembar observasi, refleksi, dan mereview
hasil APKG 1 dan 2, menilai simulasi, membimbing dan memberi
masukan terhadap laporan PKP, menilai laporan, merekapitulasi nilai
praktek dan menyerahkan rekapitulasi nilai praktek dan laporan PKP
ke UPBJJ - UT.

14
Rencana Tindakan Perbaikan Siklus II
Rancangan Kegiatan Siklus II

1. Rencana Kegiatan siklus II


a) Tahapan Perencanaan Tindakan
Tahapan perencanaan tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan,
sebagai berikut :
1. Membuat rancangan satu siklus berupa rencana kegiatan, RPPH, beserta
skenario perbaikan .
2. Menyediakan media yang akan digunakan saat perbaikan.
3. Menyediakan lembar observasi
4. Menetapkan tingkat keberhasilan tindakan perbaikan
5. Menentukan langkah perbaikan selanjutnya apabila masih perlu diperbaiki.

Rencana Kegiatan Siklus II

Hari Pembukaan Inti Penutup


- Penerapan SOP - Melipat bentuk ikan - Menyebutkan jenis-
I
pembukaan. - Membuat aquarium di jenis piaraan.
- Menyanyikan lagu balok-balok.
“Ikanku” - Mencari jejak menuju
aquarium.
- Permainan menjaring - Mengurutkan gambar - Menyanyikan
ikan ikan dari besar ke kembali “Ikanku”
kecil.
- Melipat kertas
II
bentuk ikan.
- Menceritakan isi
gambar yang telah
dibuatnya.
- Menirukan gerakan - Menyebutkan jenis - Menyebutkan
III ikan ikan di laut. kembali jenis-jenis
- Melipat bentuk ikan binatang laut.

15
pari.
- Menirukan gerakan - Melipat bentuk - Tanya jawab tentang
kura-kura kura-kura kura-kura.
IV - Mengulang kalimat
yang diucapkan oleh
guru.
- Penerapan SOP - Melipat bentuk - Menyebutkan ciri-
pembukaan. paus. ciri mamalia laut.
V
- Menonton video - Menggambar bebas.
mamalia laut

b) Langkah – langkah Perbaikan


Langkah – langkah Perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Guru membuat rancangan 1 siklus
2. Guru membuat RPPH
3. Guru membuat skenario perbaikan
4. Guru merefleksi kegiatan pengembangan yang sudah dilakukan.

2. Prosedur Pelaksanaan Siklus II


a) Menentukan Penilai dan Supervisor 2
Penilai adalah Ibu Wahyu Latifah, S.Pd dan supervisor 2 adalah
Ibu Elkana, S.Pd, dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan
berperan sebagai penilai dan di tanda tangani oleh Kepala Sekolah TK
Katolik Yos Sudarso Balikpapan.
b) Tugas Penilai dan Supervisor 2
Tugas penilai 1 adalah mempelajari buku panduan PKP,
mempelajari APKG 1 dan 2, menilai RPPH, menilai skenario perbaikan,
mengisi lembar observasi dan menyerahkan APKG 1 dan 2 kepada
Praktikam ( mahasiswa yang melakukan penelitian ).
Tugas penilai 2 adalah mempelajari buku panduan PKP, mempelajari
APKG 1 dan 2 menilai RPPH, menilai skenario perbaikan, mengisi lembar

16
observasi, menyerahkan APKG 1 dan2 dan menilai PKP bersama
Supervisor 1.
c) Tugas Supervisor ( Dosen Pembimbing )
Memberikan orientasi PKP, membimbing dan memberikan supervisi,
menilai rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview RPPH, skenario
perbaikan, lembar observasi, refleksi, dan mereview hasil APKG 1 dan 2,
menilai simulasi, membimbing dan memberi masukan terhadap laporan
PKP, menilai laporan, merekapitulasi nilai praktek dan menyerahkan
rekapitulasi nilai praktek dan laporan PKP ke UPBJJ UT.

Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dari Arikunto ( 2008 : 74 )
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya .Setiap siklus
merupakan planning ( rencana ), action ( tindakan / pelaksanaan ), observation
( pengamatan ) dan reflection ( refleksi ).
Adapun alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

SIKLUS I PERENCANAAN PELAKSANAAN

REFLEKSI OBSERVASI

SIKLUS II PERENCANAAN PELAKSANAAN

REFLEKSI OBSERVASI

Gambar 1 : Siklus PTK menurut Arikunto

17
Kegiatan pengembangan ini dilaksanakan 2 siklus yang masing – masing
siklus terdiri dari 5 hari pembelajaran, 5 RPPH, 5 Skenario perbaikan dan 5
lembar observasi dan refleksi. Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
siklus I dan siklus II disusun secara rinci yang dimulai dengan membuat
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi dan lembar refleksi
yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf
melalui metode demonstrasi dengan berbagai media, sehingga dapat diperbaiki
pada kegiatan yang akan dilaksanakan berikutnya.

Langkah – langkah pengembangan pembelajaran :


 Pengelolaan kelas dan penataan ruang :
 Memposisikan anak sesuai dengan kegiatan dan tempat yang telah
disediakan.
 Tahap perbaikan pembelajaran
Circle time ( 30 menit )
 Berdo.a sebelum melakukan kegiatan.
 Gerak dan lagu
Pembukaan ( 15 menit )
Kegiatan perangsangan motorik halus dan motorik kasar
Kegiatan Inti ( 60 menit )
 Guru mmberikan penjelasan bagaimana carra melipat membentuk
binatang-binatang darat dan laut.
 Anak – anak mulai melaksanakan sesuai dengan kegiatan yang dijelaskan
guru.
Kegiatan penutup ( 30 menit )
 Kegiatan pemantapan pengembangan yang dilakukan dalam kegiatan hari
ini.
2. Rencana Pengamatan / Pengumpulan data / Instrument
Pengamatan dilakukan pada saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran,
tindakan ini dilakukan untuk melihat kekurangan atau kelebihan yang kemudian

18
dijadikan bahan pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Cara
pengumpulan data :
a. Observasi
Alat untuk mengumpulkan data yaitu lembaran observasi sebagai
pedoman observasi, dengan memberikan tanda ceklis (√) dikolom yang ada
pada lembar observasi. Lembar observasi berguna untuk mengetahui
kesesuaian tujuan dan hasil pembelajaran dalam penelitian.
Lembar observasi yang dilakukan dalam dua siklus
Contoh format Observasi
Tanggal :
Kegiatan :
INDIKATOR PENILAIAN
Ketepatan Melipat Kerapian Melipat Hasil Melipat
No Nama
Anak BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB

Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang sesuai harapan
BSB : Berkembang sangat baik
b. .Dokumentasi
Berupa foto-foto saat pelaksanaan kegiatan dan mengumpulkan hasil
observasi.
3. Rencana Refleksi
Refleksi merupakan tindakan mengkaji semua informasi yang diperoleh
dari penelitian, dan dilakukan setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada
setiap RPPH. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses
masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Proses refleksi ini memegang
peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan sebuah penelitian.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Siklus I
Hasil pengamatan selama siklus I kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh peneliti serta respon anak terhadap kegiatan pembelajaran mengenal huruf
melalui metode demonstrasi dengan berbagai media, secara keseluruhan peneliti
telah melaksanakan tahapan yang ada dalam rencana pembelajaran dan anakpun
menunjukkan respon positif dan terlihat bersemangat selama mengikuti kegiatan
tersebut. Adapun hasil rekapitulasi observasi yang ditunjukkan oleh anak selama
dan selesai kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Hasil Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf Siklus I


INDIKATOR PENILAIAN
Ketepatan Melipat Kerapian Melipat Hasil Melipat
No Nama
Anak BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB

1 Aura √ √ √
2 Chiko √ √ √
3 Darren √ √ √
4 Dimas √ √ √
5 Gabriel √ √ √
6 Gio Liga √ √ √
7 Giovan √ √ √
8 Kendzie √ √ √
9 Kenzo √ √ √
10 Mathhew √ √ √
11 Nathan √ √ √
12 Nuel √ √ √
13 Rachel √ √ √
14 Saverio √ √ √
Jumlah 1 5 6 0 1 6 7 0 1 6 7 0

20
Prosentase Nilai Kemampuan Mengenal Huruf Siklus I
Nilai Perkembangan Anak Prosentase (%)
Indikator BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1 Ketepatan Melipat 1 5 8 0 7,14 35,71 57,14 0
2 Kerapian melipat 1 6 7 0 7,14 42,85 50 0
3 Hasil melipat 1 6 7 0 7,14 42,85 50 0

Pada tabel diatas dapat diuraikan bahwa hasil perkembangan kemampuan


anak dalam melipat pada siklus I, yaitu:
a) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal ketepatan melipat, anak yang
belum berkembang sebanyak 1 anak (7,14 %), anak yang mulai berkembang
sebanyak 5 anak (35,71%), anak dengan nilai berkembang sesuai harapan
sebanyak 8 anak (57,14%), sedangkan anak dengan nilai berkembang dengan
baik tidak ada (0%).
b) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal kerapian dalam melipat, anak
yang belum berkembang sebanyak 1 anak (7,14 %), anak yang mulai
berkembang sebanyak 6 anak (42, 85%), anak dengan nilai berkembang
sesuai harapan sebanyak 7 anak (50%), sedangkan anak dengan nilai
berkembang dengan baik tidak ada (0%).
c) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal hasil melipat, anak yang
belum berkembang sebanyak 1 anak (7,14 %), anak yang mulai berkembang
sebanyak 6 anak (42, 85%), anak dengan nilai berkembang sesuai harapan
sebanyak 7 anak (50%), sedangkan anak dengan nilai berkembang dengan
baik tidak ada (0%).
1. Siklus II
Hasil pengamatan selama siklus II kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh peneliti serta respon anak terhadap kegiatan pembelajaran mengenal huruf
melalui metode demonstrasi dengan berbagai media, secara keseluruhan peneliti
telah melaksanakan tahapan yang ada dalam rencana pembelajaran dan anakpun
menunjukkan respon positif dan terlihat bersemangat selama mengikuti kegiatan
tersebut. Adapun hasil rekapitulasi observasi yang ditunjukkan oleh anak selama
dan selesai kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

21
Hasil Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf Sikuls II
INDIKATOR PENILAIAN
Ketepatan Melipat Kerapian Melipat Hasil Melipat
No Nama
Anak BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB

1 Aura √ √ √
2 Chiko √ √ √
3 Darren √ √ √
4 Dimas √ √ √
5 Gabriel √ √ √
6 Gio Liga √ √ √
7 Giovan √ √ √
8 Kendzie √ √ √
9 Kenzo √ √ √
10 Mathhew √ √ √
11 Nathan √ √ √
12 Nuel √ √ √
13 Rachel √ √ √
14 Saverio √ √ √
Jumlah 0 2 6 6 0 2 8 4 0 2 8 4

Prosentase Nilai Kemampuan Melipat Siklus II

Nilai Perkembangan Anak Prosentase (%)


Indikator BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1 Ketepatan Melipat 0 2 6 6 0 14,28 42,85 42,85
2 Kerapian melipat 0 2 8 4 0 14,28 57,14 23,52
3 Hasil melipat 0 2 8 4 0 14,28 57,14 23,52

Pada tabel diatas dapat diuraikan bahwa hasil perkembangan kemampuan


anak dalam melipat pada siklusI I, yaitu:

22
d) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal ketepatan melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaia mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 6 anak
(42,85%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 6 anak (42,85%)
e) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal kerapian melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaian mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 8 anak
(57,14%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 4 anak (23,52%)
f) Penilaian terhadap kemampuan anak dalam hal kerapian melipat, tidak
ditemukan anak yang memiliki kriteia penilai belum berkembang (0%), anak
yang memiliki penilaian mulai berkembang sebanyak 2 anak (14,28%), anak
yang memiliki penilaian berkembang sesuai harapan sebanyak 8 anak
(57,14%) sedangakan anak yang memilik penilaia berkembangan dengan
baik sebanyan 4 anak (23,52%)
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada siklus II pengembangan kegiatan pembelajaran mengenal
huruf melalui berbagai media dapat berjalan dengan baik dan optimal. Dengan
demikian pelaksanaan pengembangan kegiatan pembelajaran pada siklus II
mampu mencapai target yang diinginkan, sehingga tidak perlu dilakukan ke siklus
berikutnya.

2. Perbandingan Hasil, Siklus I dan Siklus II


Pelaksanaan pembelajaran dari siklus I dan II mencerminkan kemampuan
mengenal huruf melalui metode demonstrasi dengan berbagai media dari proses
pembelajaran yang dilakukan untuk lebih jelasnya peneliti sampaikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :

23
Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Nilai Perkembangan Anak Nilai Perkembangan Anak
Indikator MB
BB MB BSH BSB BB BSH BSB

1 Ketepatan melipat 1 5 8 0 0 2 6 6
2 Kerapian melipat 1 6 7 0 0 2 8 4
3 Hasil melipat 1 6 7 0 0 2 8 4

Perbandingan Prosentase Nilai Siklus I dan Siklus II


Siklus I Siklus II
Prosentase (%) Prosentase (%)
No Indikator
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB

Ketepatan
1 7,14 35,71 57,14 0 0 14,28 42,85 42,85
melipat
Kerapian
2 7,14 42,85 50 0 0 14,28 57,14 23,52
melipat
Hasil
3 7,14 42,85 50 0 0 14,28 57,14 23,52
melipat

Berdasarkan data dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa kegiatan
pengembangan pembelajaran pada kemampuan anak dalam ketberkembang sesuai
harapan dan tidak perlu untuk melakukan tindakan berikutnya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil prosentase peningkatan kemampuan dalam hal ketepan melipat
yaitu pada siklus 1 dari 7,14 % meningkat menjadi 57,14 % anak yang sudah
dapat melipat dengan tepat (berkembang sesuai dengan harapan) sedangkan untuk
anak yang berkembang sangat baik belum didapatkan di siklus I. Pada siklus 2
anak yang berkembang sangat baik dapat dilihat memperoleh prosentase sebesar
42,85%
Dalam hal kerapian melipat, dapat dilihat pada tabel, yaitu pada siklus 1
bahwa prosentase anak untuk nilai kemapuan anak belum berkembang
mempunyai nilai 7,14% sedangkan di siklus 2 adanya penuruan prosentase anak

24
yang belum bekembang menjadi 0 persen. Ini berarti adanya peningkatan anak
dalam hal kerapian melipat. Dari penilaiaian anak dalam melipat adanya
peningkatan anak di penilaian Berkembang Sangant BAik (BSB) yaitu yang
semula tidak adanya anak yang rapi dalam melipat dengan baik (0%) menjadi
kenaikan sebesar 23,52%.
Dalam hasil melipat pada siklus 1 anak yang memiliki kemampuan
melipat sangat baik tidak ditemukan (0%) sedangkan pada siklus 2 terdapat
kenaikan atas hasil melipat anak yaitu sebanyak 4 anak (23,52%)
Jadi dapat dijelaskan bahwa kegiatan melipat yang dilakukan pada
pembelajaran pada Kelompok B1di TK Katolik Yos Sudarso dapat meningkat
kemampuan motorik halus anak. Melalui metode melipat, kemampuan anak bisa
dapat dikembangkan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa kegiatan
pengembangan pembelajaran pada kemampuan anak dalam ketberkembang
sesuai harapan dan tidak perlu untuk melakukan tindakan berikutnya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil prosentase peningkatan kemampuan dalam hal ketepan
melipat yaitu pada siklus 1 dari 7,14 % meningkat menjadi 57,14 % anak
yang sudah dapat melipat dengan tepat (berkembang sesuai dengan harapan)
sedangkan untuk anak yang berkembang sangat baik belum didapatkan di
siklus I. Pada siklus 2 anak yang berkembang sangat baik dapat dilihat
memperoleh prosentase sebesar 42,85%. Jika dilihat dari prosentase
keseluruhan dari siklus 1 dan siklus 2 akan terlihat adanya peningkatan
sebesar 42,85%
Dalam hal kerapian melipat, dapat dilihat pada tabel, yaitu pada
siklus 1 bahwa prosentase anak untuk nilai kemapuan anak belum
berkembang mempunyai nilai 7,14% sedangkan di siklus 2 adanya penuruan
prosentase anak yang belum bekembang menjadi 0 persen. Ini berarti adanya
peningkatan anak dalam hal kerapian melipat. Dari penilaiaian anak dalam

25
melipat adanya peningkatan anak di penilaian Berkembang Sangant BAik
(BSB) yaitu yang semula tidak adanya anak yang rapi dalam melipat dengan
baik (0%) menjadi kenaikan sebesar 23,52%. Secara keseuluhan dapat
dikatan bahwa kegiatan melipat anak untuk aspek kerapian dalam melipat
juga mengalami kenaikan sebesar 23, 52%
Dalam hasil melipat pada siklus 1 anak yang memiliki kemampuan
melipat sangat baik tidak ditemukan (0%) sedangkan pada siklus 2 terdapat
kenaikan atas hasil melipat anak yaitu sebanyak 4 anak (23,52%). Jika dilihat
dari siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa hasil
melipat anak dikatakan berhasil mengalami peningkatan sebesar 23,52%
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
melipat dari kertas origami dapat meningkatkan motorik halus anak pada
kelompok B1 TK Katolik Yos Sudarso Balikpapan Tahun Pelajaran 2019 -
2020. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan anak dalam
hal melipat .
B. Saran
Guru diharapkan memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
mengembangkan strategi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Melalui hasil penelitian ini guru disarankan mengupayakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Guru harus lebih variatif dalam memilih cara yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru harus lebih inovatif dalam memanfaatkan media belajar dan
komunikatif dengan anak dalam menyampaian materi
pembelajaran.
3. Guru mampu mengelola kelas dan menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan berpusat pada anak.
4. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya lebih memotivasi anak
didik
5. Guru Paud diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang
dunia pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini sehingga
dapat meningkatkan kualitas kegiatan pengembangannya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Direktoral Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen Pendidikan non Formal dan
Informal, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2010

Departeman Pendidikan Nasional (2014). Permendikbud Nomor 146 Tahun


2013 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta

Elizabeth Hurlock. 1998.Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Hildayani, Rini, dkk (2014). Psikologi Perkembangan Anak. Banten. Universitas


Terbuka

Hirai, Maya. 2007. 30 Melipat/origami Favorit.Jakarta:


Prognessio
Jumiarsih, Catri. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak
Melalui Kegiatan Melipat Pada Anak Kelompok A Di Tk Aisyiyah 2
Pandeyan Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta..

Kelebihan Melipat/origami
(http://www.waspada.co.id/index.php/afilasi/images/flash/index.php?option=com.
content&view=article&id=160093.melipat/origami-bukan-sekedar-meliat-
kertas&catid=38:kreasi&itemid=62)

Manfaat Melipat/origami
(http://creativeparenting-kakzepe.blogspot.com/2011/09/manfaat-
melipat/origami-bagi-anak-usia-dini-danhtml)

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Model Melipat/origami
(http://melipat/origami indonesia.com/model-model-melipat/origami.html)

MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta: Dinas Pendidikan

Pamadhi, Hajar, Evan Sukardi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: UT.

Pengertian Melipat/origami
(http://carapedia.com/pengertiandefinisikegiataninfo2125.html)

27
Pemendikbud RI No.137 tahun 2014. Tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini Poerwadarminta.1994.Kamus Umum Bahasa
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Permen Diknas No. 58 tahun 2009

Undang – undang No. 20 tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijaya. Rusyan.1992. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak


Usia Dini. Jakarta : Bumi Aksara

Winuri, Sri Esti (2008). Psikologi Pendidikan Rev 2. Jakarta : Grasindo

28
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN SIKLUS II

SENIN, 28 OKTOBER 2019

Melipat bentuk ikan hias

Hasil karya melipat bentu ikan hias

29
SELASA, 29 OKTOBER 2019

Melipat bentuk ikan laut

Hasil karya melipat bentuk ikan laut

30
RABU, 30 OKTOBER 2019

Melipat bentuk ikan pari

Hasil karya melipat bentuk ikan pari

31
KAMIS, 31 OKTOBER 2019

Membuat kura-kura

Hasil karya melipat kura-kura

32
JUMAT, 1 NOVEMBER 2019

Melipat ikan paus

Melipat bentuk ikan paus

33
FOTO KEGIATAN SIKLUS I

SENIN, 28 OKTOBER 2019

Tepuk Ayam

Melipat bentuk ayam

Melipat bentuk ayam

34
Hasil karya melipat bentuk ayam

35
SELASA, 22 OKTOBER 2019

Gerak dan Lagu Potong Bebek Angsa

Melipat bentuk wajah bebek

36
Hasil karya melipat bentuk bebek

37
RABU, 23 OKTOBER 2019

Melipat bentuk kucing

Melipat bentuk kucing

38
Hasil karya melipat kucing

39
KAMIS, 24OKTOBER 2019

Melipat bentuk anjing

40
Hasil karya melipat bentuk anjing

JUMAT, 25 OKTOBER 2019

Melipat bentuk kelinci

Hasil karya melipat bentuk kelinci

41
42

Anda mungkin juga menyukai