Anda di halaman 1dari 2

Angka kematian di Malawi menurun hingga 35% karena ART

gratis
Oleh: Keith Alcorn, aidsmap.com, 12 Mei 2008
Angka kematian orang dewasa di pedesaan Malawi menurun 10% sejak terapi antiretroviral (ART) mulai
tersedia, dan di daerah dengan angka kematian tertinggi, angka tersebut menurun sebanyak hampir 35%.
Hal ini berdasarkan temuan dari penelitian London School of Hygiene and Tropical Medicine yang
diterbitkan dalam jurnal Lancet edisi 10 Mei 2008.
Penelitian ini juga menunjukkan angka kematian yang jauh lebih tinggi dan akses pengobatan yang lebih
rendah di antara penduduk yang tinggal di daerah yang lebih terpencil. Hal ini memberi kesan bahwa
perbedaan utama untuk menjangkau pengobatan adalah antara penduduk yang tinggal di pedesaan dan
yang tinggal di desa yang lebih besar atau lebih dekat ke jalan besar, bukan berdasarkan jender.
ART gratis mulai disediakan di Malawi pada 2004 dengan dukungan dari Global Fund to Fight AIDS,
TB and Malaria; pada akhir 2006 sedikit lebih dari 81.000 orang terdaftar untuk ART, pencapaian yang
bermakna di negara di antara yang termiskin di Afrika.
Sebelum ART gratis disediakan di Malawi, laki-laki berusia 15 tahun mempunyai 43% kemungkinan
meninggal sebelum mereka mencapai usia 60 tahun, dan 63% kematian dalam kelompok usia ini adalah
akibat AIDS. Prevalensi HIV pada orang dewasa mencapai 14% selama sepuluh tahun terakhir.
Para peneliti dari London Schoool of Hygiene and Tropical Medicine meneliti dampak ART pada
kematian di bagian utara distrik Karonga, di tepi danau Malawi. Penelitian ini memakai data demografi
yang dikumpulkan waktu penelitian pencegahan di Karonga, sensus dari rumah-ke-rumah pada 2002,
dan informasi tentang mortalitas dari 230 kelompok penduduk ditindaklanjuti antara 2004 dan 2006.
Penyebab kematian ditentukan dari angket semi-terstruktur sederhana yang diisi oleh petugas kesehatan
setiap kali terjadi kematian di masing-masing kelompok penduduk, yang masing-masing berjumlah
15-60 kepala keluarga. Kemudian hasil angket tersebut ditinjau oleh tiga dokter dan petugas klinis untuk
menentukan penyebab kematian mendasar yang paling mungkin.
ART di distrik ini tersedia pada 2005 bersamaan dengan pembukaan klinik gratis.

Hasil
Antara 2002 dan 2006, 916 kematian dicatat di antara penduduk berjumlah 39.321 orang yang dipantau
selama 81.278 orang-tahun. Pada orang dewasa berusia15-59 tahun, angka kematian adalah 9,8 per 1000
orang-tahun. Enam puluh lima persen kematian pada kelompok usia ini adalah akibat AIDS, dan 60%
kematian akibat AIDS terjadi pada perempuan. Sebelum ART diberikan, kemungkinan kematian pada
kelompok usia 15-59 ini adalah 43%, dan risiko kematian karena AIDS seumur hidup anak yang
dilahirkan dalam distrik penelitian ini adalah 37%.
Setelah ART disediakan, kematian karena penyebab apapun menurun sebanyak 10% pada kelompok usia
15-59, dan kematian akibat AIDS menurun sebanyak 19% (CI: 95%, 0,58 – 1,12). Tidak ada penurunan
kematian pada penduduk yang berusia 60 tahun dan lebih.
Penurunan mortalitas akibat AIDS yang terbesar adalah pada penduduk yang tinggal kurang lebih 1km
dari jalan raya beraspal yang menghubungkan wilayah utara dan selatan distrik tersebut. Mortalitas
akibat AIDS juga lebih tinggi sebelum ART di wilayah ini (RR 1,91, 95% CI 1,49-2,48). mortalitas
karena penyebab apapun menurun sebanyak 35% (RR 0,65, CI 95% 0,46-0,92), dan mortalitas terkait
AIDS menurun 33% pada kelompok usia 15-59 di wilayah ini (RR 0,67, 95% CI 0,44 -1,03).
Penduduk yang tinggal di daerah yang lebih terpencil hampir tidak mengalami perubahan mortalitas
terkait AIDS setelah ART diberikan. Di antara mereka yang memulai ART, 73% tinggal kurang lebih
1km dari jalan raya. Para penulis memperkirakan kurang lebih sepertiga orang yang tinggal di distrik
tersebut yang memerlukan pengobatan, mendapatkannya, dan tiga dolar AS untuk biaya transportasi ke
klinik mungkin menjadi hambatan yang bermakna. Diperkirakan pendapatan rata-rata adalah 23 dolar per
bulan pada 2004.

Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/


Angka kematian di Malawi menurun hingga 35% karena ART gratis

Sembilan puluh sembilan orang dewasa memulai ART selama delapan bulan sejak ART disediakan di
distrik tersebut, dan 12 meninggal setelah mulai ART; delapan kematian ditemukan lagi pada orang
dewasa yang mendapatkan ART di luar distrik. Secara keseluruhan, 8% kematian karena AIDS muncul
pada mereka yang menerima ART, dan data dari program pemantauan pengobatan Departemen
Kesehatan Malawi menunjukkan bahwa di klinik Karonga, risiko kematian adalah 25% pada enam bulan
pertama setelah mulai ART. Hanya 19% kematian akibat AIDS terjadi lebih dari tiga bulan setelah mulai
ART.
Para penulis menyadari tentang sensitivitas dan ketepatan metode ‘otopsi secara lisan‘ yang dipakai
dalam penelitian ini, dengan petugas kesehatan menanyakan kepada keluarga yang meninggal tentang
penyebab kematian, adalah lebih rendah dibandingkan penyebab kematian berdasarkan status HIV.
Tetapi informasi tentang status HIV menjadi lebih umum setelah ART dimulai; 30% di antara yang
meninggal di wilayah yang dekat dengan jalan raya dites HIV setelah ART tersedia, dibandingkan 19%
sebelumnya.
Walaupuan tidak semua penurunan mortalitas adalah bermakna secara statistik, namun demikian temuan
ini menunjukkan bahwa kematian terkait AIDS dapat dicegah dengan meningkatkan ART secara cepat di
rangkaian terbatas sumber daya, para penulis mengatakan.
Ringkasan: Death rate in Malawi falls by up to 35% due to free HIV treatment
Sumber: Jahn A et al. Population-level effect of HIV on adult mortality and early evidence of reversal after introduction of antiretroviral therapy
in Malawi. The Lancet 371: 1603-1611, 2008.

–2–

Anda mungkin juga menyukai