Anda di halaman 1dari 1

Keefektifan ART menyebabkan ‘kepuasan’ di

antara kelompok berisiko tinggi


Oleh: The Kaiser Daily HIV/AIDS Report, 16 Mei 2008
Dokter dan ilmuwan HIV/AIDS “menyaksikan perubahan dalam penatalaksanaan penyakit yang secara
nyata belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pengobatan,” Mark Wainberg, direktur McGill
University’s AIDS Centre di Jewish General Hospital, dan Julio Montaner, direktur BC Centre for
Excellence in HIV/AIDS, menulis dalam laporan pendapat di National Post. Menurut para penulis, obat
antiretroviral (ARV) “sekarang mampu memberi Odha ketahanan hidup dengan mutu hidup yang baik
untuk waktu yang tidak ditentukan.” Tetapi, “dampak yang tidak diharapkan” dari pengembangan ARV
selama ini adalah “meyakinkan ribuan anggota masyarakat yang rentan bahwa status HIV-positif tidak
berbahaya,” mereka menambahkan.
Menurut Wainberg dan Montaner, jumlah kematian terkait AIDS sudah “menurun secara drastis” sejak
ARV pertama ditemukan pada pertengahan 1990-an. Namun sekarang tampak seolah-olah keberhasilan
ini yang menyebabkan bertambahnya kasus HIV baru di antara pengguna narkoba suntikan dan laki-laki
yang berhubungan seks dengan laki-laki serta kelompok yang rentan lainnya, mereka mencatat.
Para penulis mencatat bahwa pakar HIV/AIDS harus “menghadapi kenyataan” bahwa keberhasilan ART
telah mengakibatkan “kesombongan dalam hal perilaku seksual berisiko yang mengakibatkan
peningkatan tajam pada jumlah kasus baru.” Mereka menambahkan, “Jelas, kita harus bekerja jauh lebih
baik lagi dalam hal kesehatan masyarakat, apabila kita ingin membatasi penyebaran HIV.”
Sebagai tambahan, beberapa dokter sekarang sering menyatakan bahwa penyakit HIV sekarang sudah
berubah menjadi penyakit kronis yang dapat ditatalaksanakan dan bahwa penggunaan ARV untuk
memperpanjang hidup serupa dengan penggunaan insulin oleh penderita diabetes atau obat darah tinggi
oleh orang yang berisiko terhadap penyakit koroner atau stroke,” menurut para penulis.
Menurut Wainberg dan Montaner, salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah untuk
“memastikan bahwa orang yang rentan memahami” bahwa ARV mungkin “tidak akan bekerja sesuai
harapan mereka.” Walaupun obat tersebut efektif untuk menghambat replikasi virus, bukti “terus
bertambah” bahwa Odha lebih rentan terhadap beberapa jenis kanker dan kondisi lain yang “jarang
terjadi pada populasi umum,” mereka menulis.
Wainberg dan Montaner menambahkan bahwa “penjelasan yang paling masuk akal “ untuk bukti ini
adalah bahwa virus tersebut menyebabkan “kerusakan sistem kekebalan yang tidak dapat diperbaiki,
memperlemah sistem surveilans alami untuk bertahan terhadap kanker.” Mereka menyimpulkan,
“Barangkali ketakutan terhadap kanker dan bukan HIV saja dapat mendorong orang berisiko untuk
berhenti berperilaku seksual risiko tinggi dan dalam beberapa waktu akan mengurangi jumlah kasus
penularan HIV yang baru.”
Artikel asli: Effectiveness of Antiretroviral Therapy Causing ‘Complacency’ Among High-Risk Groups,
Opinion Piece Says

Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/

Anda mungkin juga menyukai