Makalah Komunikasi Massa Fix
Makalah Komunikasi Massa Fix
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
2019
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
Bab I PENDAHULUAN..................................................................................................... 4
2
Kata Pengantar
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Ekonomi dan Penguasaan Media. Makalah ini diajukan sebagai
salah satu syarat tugas mata kuliah Komunikasi Massa.
Kami menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
dari segala pihak. karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ekapti
Wahjuni DJ, M.Si selaku Dosen mata kuliah Program Studi Ilmu Komunikasi, dan kepada teman-
teman yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan media massa modern menempatkan media tidak lagi dipahami dalam
konteks sebagai institusi sosial dan politik belaka melainkan juga harus dilihat dalam konteks
institusi ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat sosial,
politik dan budaya tapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi.
Institusi media harus dinilai sebagai dari system ekonomi yang juga bertalian erat dengan system
politik. Faktor ekonomi rupanya menjadi faktor penentu dalam mempengaruhi seluruh perilaku
media massa modern. Faktor pasar bebas dalam seluruh proses komunikasi massa memberikan
kontribusi yang tidak sedikit dalam membentuk faktor persaingan dan tuntutan ekonomi menjadi
pertimbangan bagaimana media massa kontemporer dibentuk dan dikelola. Kita tidak bisa
memahami industry media tanpa memahami kekuatan yang mempengaruhi media terlebih
dahulu. Bagian-bagian dari sebuah institusi media tidak pernah bekerja di luar konteks social
yang luas, termasuk konteks ekonomi.Ekonomi media mempelajari bagaimana industry media
memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya
kepada khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan informasi
dan hiburan.
Media massa mempunyai keterikatan dengan industri pasar, yang secara lebih luas
dengan sistem kapitalisme. Media massa mengalami kontradiksi dimana di satu sisi sebagai
institusi kapitalis yang berorientasi pada keuntungan dan akumulasi modal, sementara di sisi lain
media massa juga sering dijadikan alat atau menjadi struktur politik negara yang menyebabkan
media massa tersubordinasikan dalam mainstream negara. Bahasan tentang konsekuensi sistem
kapitalisme terhadap media massa tidak terlepas dari industri media massa itu sendiri dan
prospek kebebasannya. Media massa berkembang di antara titik tolak kepentingan masyarakat
dan negara sebelum akhirnya terhimpit diantara kepungan modal dan kekuasaan. Ketika modal
dan kekuasaan mengepung media massa, kalangan industri media massa lebih menyerupai
“pedagang”, mengendalikan pers dengan memanfaatkan kepemilikan saham atau modal untuk
mengontrol isi media. Industri media seiring dengan revolusi teknologi komunikasi mencapai
4
tahap industri modern dengan segala konsekuensinya. Hal ini menempatkan media pada sisi
yang dilematis yakni antra pemenuhan fungsi media secara komprehensif dengan kepentingan
bisnis.
3.1 Tujuan
1. Mempelajari apa itu Media “Bukan Bisnis Biasa”
2. Untuk mengetahui apa itu Pasar Media yang Berbeda & Sumber Pemasukan
A. Iklan vs Pendapatan dari Konsumen
B. Jangkauan & Keragaman Pasar Media
C. Bersaing demi Pendapatan
D. Struktur Biaya Media
3. Untuk mengetahui Kompetisi & Konsentrasi
A. Konsentrasi Horisontal vs Konsentrasi Vertikal
B. Efek Konsentrasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
perspektif ekonomi, di pasar yang berbeda membangkitkan pertimbangan.
Pertimbangan pertama adalah persoalan pendanaan karena ongkos media yang
didukung iklan biasanya tertutupi sebelum jalanya produksi. Kedua, terdapat
kinerja terdapat criteria dan metode yang berbeda untuk menilai kinerja
pasar.kinerja pasar konten media yang langsung dibayaroleh konsumen dinilai oleh
pendapatan yang diterimadari penjualan dan langganan terhadap layanan itu.
Ratting kepuasan (kualitatif) dan popularitas bisa jadi relevan bagi kedua pasar,
tetapi lebih berpengaruh lagi bagi pasar pendapatan konsumen. Sesuatu yang juga
jelas bahwa perbedaan bebasis pendapatan dapat menyebabkan jenis-jenis
kesempatanyang berbeda atau kerentaan terhadap kondisi ekonomi yang lebih luas.
2.2.2 Jangkauan dan keragaman pasar media
Hubungan antara upaya mendapatkan pasar massa dan homogenitas khalayak
jauh lebih kabur dalam internet. Karena kapasitas internet yang sangat besar
memungkinkanya untuk menjangkau khalayak yang luar bias beragam dengan
konten yang sangat beragam pula, ditunjang pula oleh perekonomian yang
mendukung. Sesuatu yang mungkin, bahkan sangatmungkin, bahwa alan ad tren
sumber-sumber premium yang berbayar, seperti halnya dengan penyiaran kabel
dan satelit.
7
2.2.4 Struktur biaya media
Isu struktur biaya media dicatat sebelum ini sebagai variabel dalam keuntungan
ekonomis media. Salah satu kekhususan media massa tradisional dibandingkan
usaha ekonomi lain adalah potensi ketidakseimbangan atara ‘biaya tetap’ dan
‘biaya variabel’ produksi. Sifat produksi media biasa adalah bahwa produk
tersebut memiliki biaya ‘salinan pertama’ yang tinggi. Sebuah surat kabar harian
atau cekatan pertama flim membawa beban biaya tetap, sementara biaya marginal
salinan tambahan secara cepat menurun. Hal ini membuat media tradisional,
seperti surat kabar menjadi rentan akan fluktuasi permintaan dan dalam
pendapatan iklan, dan meninggalkan nilai skala ekonomi, serta menciptakan
tekanan menuju terbentuknya grup-grup. Dalam halnini pula, media baru yang
‘tanpa beban’ membuka ketidakpastian baru bagi media besar. Secara umum,
tampaknya biaya tetap dapat menjadi lebih rendah dibandingkan dengan yang
dikeluarkan oleh media tradisional dengan biaya aawal yang jauh lebih rendah
dan dengan demikia keleluasaan yang lebih besar untuk memasuki pasar.
2.3 Kompetisi & konsentrasi
2.3.1 Secara umum, konsentrasi media telah dibedakan menurut bentuk ‘horizontal’
atau ‘vertikal’. Konsentrai vertical merujuk pada pola kepemilikan yang meluas
melalui tingkatan yang berbeda dari produksi dan distribusi (misalnya studio flim
yang memiliki jaringan bioskop) atau secara geografi (surat kabar nasional
membeli surat kabar local). Sementara kecenderungan konsentrasi vertical
berlanjut, terdapat juga tren menuju disagregasi aktivitas media, terutama
pemisahan aktivitas produksi dan distribusi.
Konsentrasi horizontal merujuk pada gabungan di dalam pasar yang sama
(misalnya antara dua lembaga surat kabar local atau nasional yang saling bersaing
atau antara jaringantelepon dengan kabel). Kedua proses ini terjadai dalam skala
besar di sejumlah negara, walaupunefeknya mungkin berubah oleh pilihan media
yang terus-menerus serta munculnya media baru.
8
2.3.2 Efek konsentrasi
Perbedaan relevan yang lain berdasarkan jenis konsentrasi (de Ridder,1984). De
Ridder membedakan antara tingkatan penerbit (pemilik), editorial, dan khalayak.
Tingkatan pertama merujuk pada peningkatan kekuasaan dari pemilik atau terhadap
stasiun televisi. Unit-unit yang membentuk perusahaan media seperti itu dapat tetap
mandiri secara editorial walaupun rasionalisasi bisnis dan organisasi kerap
mengarahkan pada pembagian layanan tertentu dan mengurangi perbedaan diantara
mereka. Dalam kasus apapun, terdapat pertanyaan berbeda,baik konsentrasi
editorial yang diukur dengan jumlah judul mandiri maupun yang muncul berkaitan
dengan konsentrasi kepemilikan. Isu ketiga, yaitu konsentrasi khalayak merujuk
pada konsentrasi pangsa pasar yang juga membutuhkan untuk dinilai secara
terpisah. Perubahan yang cukup kecil dari kepemilikan dapat secara besar
meningkatakan kosentrasi khalayak. Terdapat dua alasan untuk membahas
konsentrasi. Terdapat sedikit keraguan bahwa internet telah meningkatan
keragaman khalayak dengan menambah banyak ceruk kecil khalayak baru, tetapi
juga terdapat kepentingan untuk dapat meraih khalayak yang lebih luas.
Konse ntrsai khalayak dapat diraih tanpa kepemilikan. Konglomerat media besar
mencari pasar untuk produk yang melintasi batasan media dan kepemilikan.
Tujuanya adalah untuk memaksimalkan jangkauan pada kelompok target yang
dituju. Semua bentuk ekspos yang mengarah pada tujuan ini, termasuk penyebutan
informasi atau penampilan di situs media sosial, seperti Youtube sering kali
mendatangkan keuntungan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.3 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis menharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
10