Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Filsafat dapat diartikan sebagai pemikiran atau penelaahan tentang sesuatu secara
mendalam, dan menyeluruh. Filsafat adalah berpikir secara radikal, sistematis, dan
universal tentang segala sesuatu. Objek yang dikaji oleh filsafat ialah segala sesuatu yang
ada. Semua yang ada menjadi bahan pemikirian filsafat.

Dalam ilmu filsafat, dikenal ada tiga aspek yang menjadi dasar pemikiran filsafat, yakni
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi dapat diartikan sebagai hakikat yang
membahas tantang apa yang diketahui atau pengetahuan dari objek yang dikaji.
Epistemologi diartikan sebagai, teori bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan tentang
objek yang dikaji, sedangkan aksiologi dapat diartikan sebagai kajian mengenai manfaat apa
yang diperoleh dari ilmu pengetahuan atau objek yang dikaji. Ketiga aspek tersebut dikenal
sebagai tiga pilar filsafat.

Komunikasi juga dianggap sebagai ilmu. Filsafat yang dianggap sebagai induk dari
segala ilmu juga membahas tentang hakikat dari komunikasi atau filsafat komunikasi.
Tentunya filsafat komunikasi juga membahas ilmu komunikasi dari tiga aspek pemikiran
filsafat, Dalam komunikasi, ontologi mengkaji hakikat komunikasi, apa yang dimaksud
dengan komunikasi. Epistemologi menjelaskan metode atau teori komunikasi, mengkaji
proses komunikasi, atau bagaimana komunikasi itu dilakukan. Aksiologi mengkaji tujuan
dilakukannya komunikasi dan manfaat komunikasi.

Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimanana


manusia menggunakan ilmunya.dalam makalah ini, kita akan membahas bagaimana ilmu
komunikasi dalam aspek aksiologi filsafat ilmu.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang
kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Aksiologi?


2. Apa saja Sudut Pandang dalam Aksiologi?
3. Paradigma dalam Aspek Aksiologi Filsafat Komunikasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:

1. Mengetahui apa pengertian dari aksiologi


2. Mengetahui sudut pandang dalam aksiologi.
3. Mengetahui bagaimana paradigma dalam aksiologi memepngaruhi filsafat komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Aksiologi


Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat
yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat
dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan.
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori
tentang nilai. Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Nilai
digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik,
menarik dan bagus. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai, bagaimana ilmu pengetahuan
menyelidiki hakikat nilai dalam sudut pandang filsafat.

2.2. Sudut Pandang dalam Aksiologi


Ada dua sudut pandang dalam pembahasan aksiologi, secara objektif, yaitu ilmu yang
dikaji adalah sebagai objek yang dinilai, sedangkan secara subjektif, adalah manusia sebagai
pelaku yang membahas tentang perlakuan manusia terhadap ilmu.

A. Objektif
Ilmu dalam Aksiologi adalah sebagai objek penialian. Dalam kajian aksiologi ada
dua ide yang menjadi penilai bagi sebuah ilmu agar terarah kepada kebenaran, yaitu etika
dan estetika. Namun kebenaran itu tetap tergantung cara berfikir subjectnya Setiap ilmu
yang dikaji dalam aspek aksiologi dalam filsafat akan menjadi objek dari etika dan
estetika.

3
 Etika
Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
tentang penilaian moral. Selain itu, etika juga mencakup analisa dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab seseorang.
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk,
Etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Etika mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya
perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak dan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan.
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Dapat dikatakan bahwa etikA adalah disiplin
yang mempelajari tentang baik dan buruk sikap tindakan manusia. Etika merupakan
bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai
suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak.
Etika memainkan peranan terhadap yang seharusnya atau tentang apa yang baik
dan tidak baik serta apa yang salah dan apa yang benar. Sehingga etika dan menjadi
acuan atau panduan bagi ilmu pengetahuan, termasuk dalam ilmu komunikasi, dalam
berkomunikasi, manusia harus memiliki etika yang menjadi batas atau aturan yang
mengikat komunikasi agar dapat dilakukan dengan baik dan efektif.

 Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan seni dan keindahan. Istilah
estetika berasal dari kata Yunai yang mempunyai arti aesthesis, yang berati
pencerapan indrawi atau pemahaman intelektual.
Estetika adalah cabang filsafat yang memberikan perhatian pada sifat keindahan,
seni, rasa, atau selera, kreasi, dan apresiasi tentang keindahan. Estetika membahas
tentang nilai-nilai yang dihasilkan dari ilmu, estetika didefinisikan sebagai refleksi
kritis tentang seni, budaya, dan alam. Estetika dikaitkan dengan aksiologi sebagai
cabang filsafat dan juga diasosiasikan dengan filsafat seni. Dalam komunikasi,
estetika juga menjadi bagian dari pembahasan ilmunya, bagaimana pesan atau
informasi yang disampaikan dapat tersalur dengan baik dan indah sehingga pesan-
pesan dan informasi dapat di terima dengan baik pula, agar terjalin komukasi yang
baik.
4
B. Subjektif
Manusia dalam Aksiologi adalah sebagai subjek. Aksiologi mempertanyakan tentang
untuk apa manusia mempergunakan ilmunya, what for?. mnausia memiliki kehendak dan
tindakan,sebagai subjek yang dibahas dakam aksiologi. kehenak dalam kajian aksiologi
dibahas dalam dua aliran, determinisme dan antideterminisme, sedangkan tindakan
manusia terkait dengan moralitas, dimana setiap tindakan dan kehendak manusia akan
mempengaruhi ilmu.

 Kehendak manusia
Terdapat dua aliran dalam kehendak manusia, kehendak bebas (free will) atau
determinism dan kehendak tidak bebas atau indeterminism.

 Determinism
Determinisme, didefinisikan sebagai paham yang mempercayai semua
peristiwa yang terjadi akibat alam ataupun manusia yang melakukan tindakan dan
kehendaknya adalah terbatas, dibatasi atau sudah ditentukan. Paham ini tidak
mempercayai adanya kehendak bebas. Apa yang sudah, sedang dan akan terjadi
adalah hasil dari sebab-akibat dan tidak terelakkan. Misalnya, gravitasi bumi,
terjadi karna sudah ditentukan dan tidak bisa dirubah, benda akan selalu jatuh
kebawah ditarik oleh gravitasi, yang terjadi akibat dari ketentuan yang terjadi
sebelumnya saat pembentukan bumi, sehingga akibatnya gravitasi bumi lebih
kuat dari pada sekitarnya senimgga menebabkan benda jatuh kearah bumi.

Sama halnya dalam ilmu komunikasi, penganut paham determinisme,


menganggap bahwa komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah bukan dari
kehendak bebas manusia itu sendiri, tetapi komunikasi dilakukan karna
komunikasi memang adalah sebuah ketentuan yang harus dilakukan manusia.
contohnya akibat dari kebutuhan manusia ingin berthan hidup dengan cara
bekerja sama dan belajar, manusia lalu tidak sengaja melakukan komunikasi
untuk dapat saling berhubungan, saling mengerti dan dapat saling bertukar pesan
maupun informasi. Determinism tidak menganggap bahwa komunikasi adalah
sebagai pilihan manusia atau kehendak bebas manusia itu sendiri yang bebas
ingin berkomunikasi atau tidak. Tetapi komunikasi adalah seperti takdir, atau
ketetapan yang sudah ditentukan untuk dilakukan oleh manusia.
5
Jadi bagi para penganut determinism, semua yang dilakukan manusia baik
sengaja atau pun tidak sesuai kehendak bebasnya atau tidak bebas, maupun yang
terjadi pada alam, tidak ditentukan oleh kehendak sendiri, tetapi ada kehendak
lain diluar diri manusia atau alam yang mnegatur dan membatasinya.

 Indeterminism
Indeterminism adalah kebalikan dari determinism. Bagi penganut
indeterminism, segala hal dan peristiwa yang terjadi pada alam maupun manusia,
adalah hasil dari kehendak bebas (free wiil). Tidak ada yang membatasi ataupun
menetukan apa yang akan terjadi. Semua hal yang terjadi adalah hal acak ataupun
kesengajaan, tidak ada yang mengatur terjadinya sesuatu.
Misalnya, jika penganut determinism berpendapat bahwa gravitasi bumi
terjadi memang karna sebuah ketentuan, makan penganut indeterminism
berpendapat bahwa gravitasi terjadi secara acak, sehingga membuat gravitasi
menarik benda jatuh kea rah bumi. Tidak ada yang menagtur terjadinya gravitasi.
Begitupun manusia, memiliki kehendak bebas tentang apa yang dilakukan, tidak
ada yang membatasi keinginan manusia. Indeterminism tidak menyangkal ada
nya penyebab, tetapi tidak seperti determinism, akibat dari sebuah sebab tidak
dapat dibentuk atau diatur sehingga segala akibat dari sebuah sebab adalah acak,
tidak pasti atau sebah kesengajaan.
Begitu pula komunikasi, komunikasi yang dilakukan oleh manusia atau alam,
tidak terjadi karna sebuah ketentuan, tetapi adalah kehendak bebas manusia untuk
melakukannya. Komunikasi bagi para penganut indeterminism, memang terjadi
karna suatu sebab, namun akibatnya dapat ditentukan sendiri oleh manusia, atau
kesengajaan, apakah manusia mau melakukan komunikasi atau tidak. Memamng
manusia adalah mahluk social, namun, manusia dapat memilih untuk hidup
sendiri tanpa harus berkomunikasi, karna itu merupakan kehendak bebas
manusia, tetapi karna ingin bertahan hidup daling berhubungan, saling mengerti
dan ingin bertukar informasi dan pesan, manusia lebih memilih untuk
berkomunikasi.

6
 Tindakan manusia
Tindakan yang dilakuakn oleh manusia, dalam aksiologi atau teroi tentang nilai
yang berkaitan dengan etika tidak lepas dari pembahsan moral. Moral adalah hukum
prilaku yang di terapkan pada individu. Maka dari itu perlu dibahas tantang tindakan
moral manusia terhadap ilmu, dan filsafat dari moral itu sendiri.

 Tindakan Moral

Dalam aksiologi terdapat pembahasan tentang etika dan estetika sebagai


objek pembahasan dari aksiologi dan tindakan sengaja dan tidak sengaja, serta
kehendak manusia sebagai subjek dari dua paham seperti yang telah di paparkan
diatas yaitu determinism dan indeterminism. Moral juga menjadi salah satu
pembahasan dalam aksiologi yang berkaitan dengan nilai objektif dan
subjektifnya.

Moral berasal dari bahasa Latin “mos”, yang berarti kebiasaan atau adat. Kata
“mos” dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di
dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan “aturan kesusilaan”.

Moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu
dalam bersosialisasi dengan sesama sehingga terjalin rasa hormat dan
menghormati antar sesama manusia. Selain itu, moral merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku seperti akhlak, budi pekerti, dan
mental, yang membentuk karakter seseorang sehingga orang tersebut bisa menilai
mengenai hal yang baik dan buruk. Dalam komunikasi, tindakan moral yang kita
ambil akan sangat berpengaruh bagaimana kita menyampaikan pesan, tindakan
moral juga menjadi tolak ukur perbuatan manusia yang dapat dinilai melalui cara
berkomunikasinya.

Manusia yang bebas memiliki hak dan kewajiban, Tindakan moral adalah
tindakan yang kita ambil saat mempergunakan hak dan melakukan kewajiban
kita. Bagaimana kita mempergunakan hak kita dan melakukan kewajiba kita
sebagai seorang manusia adalah hasil dari tindakan moral kita.

Hak dan kewajiban dimiliki oleh setiap mansusia yang bebas, setiap kita
memiliki hak sebagai individu dan diimbangi dengan kewajiban, hanya manusia

7
yang bebas memiliki hak, karna jika seorang budak, maka dia hanya memiliki
kewajiban saja. Maka dari itu, hak yang dimiliki manusia tidak bisa digunakan
sebebas-bebasnya, karna ada kewajiban dan moralitas dari kebebasan kita.

Dalam komunikasi, seiap individu memiliki hak bebas berpendapat dan


berekspresi, namun dibatasi dengan kewajiban dan tindakan moral yang
dilakukan tiap individu, contoh nya dalam pers, bebas menulis berita dan
berpendapat, namun kode etik pers mewajibkan seorang insan pers agar menjaga
tulisannya tidak berisi pesan atau informasi yang mengandung kebohongan.
Tindakan moral kita yang menentukan bagaimana kita memperlakukan hak dan
kewajiban kita. Moralitas seseorang akan selalu dijaga oleh kode etik dan aturan-
aturan yang dibuat.

 Filsafat Moral

Filsafat moral adalah yang mendasari setiap tindakan moral manusia. Sebagai
dasar ilmu dari moralitas, para filsuf memiliki perbedaan dalam pemikiran
tentang moral manusia. Ada beberapa aliran dalam filsafat moral yang menjadi
dasar dari setiap tindakan moral yang dilakukan oleh manusia.

1. Hedonisme
Adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Paham aliran ini adalah
untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak
mungkin dalam hidup. Kebahagiaan diperoleh dengan mencari kesenangan
dan sedapat mungkin menghindari ketidaksenangan. Hedonisme memiliki
dampak negatif, manusia terus mencari kesenangan, sehingga muncul rasa
tidak akan pernah puas dalam manusia. Manusia cenderung menjadi egois
atau mementingkan kepentingan pribadi atau hak nya tanpa melakukan
kewajibannya dan memikirkan moralitasnya demi kepuasan diri.

2. Eudaemonisme
Menurut aliran eudaemonisme sutu tindakn dikatakan baik apabila
mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun oran lain. begitu juga
8
sebaliknya. Berbeda dengan Hedonisme yang hanya memikirkan cara
mencapai kebahagiaan atau kesenangan diri sendiri, eudaemonisme bertujuan
untuk mencapai kebahagian dalam setiap tindakan moralnya. Membantu org
lain, jika itu membahagiakan dirinya maka itulah tindakan moral yang
dilakukan oleh individu yang berpandangan eudaemonisme.

3. Utilitarianisme
Dalam filsafat moral, utilitarianisme berprinsip manfaat atau kegunaan
(the principle of utility) sebagai prinsip moral yang paling mendasar.
Utilitarianisme adalah prinsip yang menjadikan kegunaan sebagai tolak ukur
untuk menilai dan mengambil keputusan apakah suatu tindakan itu secara
moral dapat dibenarkan atau tidak. Baik buruknya perilaku dan perbuatan
ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.

4. Teologisme
Dalam filsafat moral, Teologisme adalah segala tindakan moral yang
dilakukan oleh manusia berdasarkan ketentuan agama atau kehendak tuhan.
Semua yang dilakukan manusia berdasarkan aturan-aturan agama atau
kehendak tuhan yang mengatur moralitas manusia. Setiap individu yang
tindakan moralnya berpnadangan yang teologis, akan selalu bertindak sesuai
moral agama, yang baik dalam ajaran agama, adalah tolak ukur bagi
moralnya.

2.3. Paradigma dalam Aspek Aksiologi Filsafat Komunikasi


Aksiologi adalah aspek terakhir dalam filsafat ilmu. Dalam ilmu komunikasi dan
filsafatnya, setelah mengetahui ontologi dan epistimologi dari komunikasi, aksiologi adalah
aspek yang harus kita ketahui.

A. Paradigma Free Will & Free Value


Seperti yang di paparkan pada pembahasan sebelumnya, aksiologi adalah pertanyaan
tantang untuk apa (what for?) ilmu komunikasi yang kita kaji, bagaimana kita menilai
komunikasi dari objektifitas dan subjektifitasnya. Untuk apa kita menggunakan ilmu
9
komunikasi yang kita miliki, untuk kebaikan apa tidak, dengan cara yang bai kapa tidak,
itu tergantung kehendak bebas kita (free will) sebagai manusia yang bebas. Namun kita
juga harus mengetahui bahwa ilmu berbeda dengan manusia, ilmu yang sebagai objek
harus bebas dari nilai (free value). Ilmu tidak harus dinilai bai kapa buruknya, tetapi
manusialah sebabagi subjek dari ilmu yang tiak bebas dari nilai. Semua kembali ke
filsafat hidup dari manusia itu sendiri, apa filsafat hidup yang dianutnya yang menjadi
akar tindakan dari ilmunya, dalam pembahasan ini yaitu akar tindak komunikasinya.
Bagaimana etika dan estetika komunikasi seorang individu, dan tindakan moral yang
dianutnya dalam melakukan dan menerapkan filsafat komunikasi, adalah berakar pada
filsafat hidupnya.

B. Paradigma Positivisme dan Nonpositivisme


Paradigma positivisme adalah melihat ilmu dari kenyataan yang ada, sudah terbukti
dan di praktekkan, positivist menyatakan bahwa sians adalah sumber dari pengetahuan.
Hampir sama seperti aliran determinisme, semua pengetahuan memiliki sebab dan
akibat, contoh karna X maka Y. Positivist memandang proses komunikasi ditentukan
oleh pengirim. Berhasil atau tidaknya sebuah proses komunikasi bergantung pada upaya
yang dilakukan oleh pengirim dalam mengemas pesan, menarik perhatian penerima
ataupun mempelajari sifat dan karakteristik penerima untuk menentukan strategi
penyampaian pesan.
Sedangkan paradigma nonpositivist menolak pandangan dari positivist, paradigma
ini menyatakan bahwa pengetahuan tanpa pengaruhi oleh pengamatan dan pengalaman,
tidak dapat diukur dan tidak memerlukan sebuah observasi untuk membuktikannya. Jika
positivist yang hamper sama dengan determinisme, nonpositivist hamper sama dengan
indeterminisme yang belawanan, positivist memandang jika X maka Y, maka
nonpositivist berpendapat jika X maka belum tentu Y.
Jadi dari paradigma positivist dan nonpositivist ilmu komunikasi membetuk
bagaimana aksiologi kita terhadap ilmu komunikasi yang kita kaji dan kita terapkan.
Kedua paradigma ini juga menjadi acuan filsafat hidup dan filsafat moral bagaimana
yang akan kita terapkan untuk menjadi akar tindakan komunikasi kita, semua kembali
pada kita manusi sebagai subject dari ilmu pengetahuan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai
atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat
yang terdapat dalam suatu pengetahuan.

Aksiologi memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di
pergunakan. Bagaimana manusia menilai cara penggunaan dan penentuan ilmu sebagai objek
tersebut dengan etika dan estetika. Bagaimana kaitan antara tindakan moral dan paradigma
manusia yang menajalankan dan menerapkan ilmu sesuai dengan dengan tujuan oksiologi
yaitu memeberi keguanaan dan nilai dari ilmu pengetahuan.

3.2. Saran

Filsafat itu sendiri adalah sebuah pertanyaan. Semakin banyak kita bertanya tentang
objek yang kita kaji, maka akan semakin dalam kita coba mengetahui dasar dari objek kajian
kita. Penulis ingin memberi saran agar pembaca selalu terus membuka pikiran, membaca dan
menemukan kajian lain sebagai referansi mengenai pembahasan dalam makalah ini, karna
filsafat merupakan kumpulan pertanyaan dan pemikiran manusia yang subjektif dalam
menilai dan memberi sebuah pengertian berbeda-beda terhadap objek kajiannya,

11
Daftar Pustaka

- Abadi, Totok. (2016). Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika. KANAL: Jurnal Ilmu
Komunikasi. 4. 187. 10.21070/kanal.v4i2.1452.
https://www.researchgate.net/publication/326653111_Aksiologi_Antara_Etika_Moral_da
n_Estetika
- Boeriswati, Endry & Arung, Fernandes. (2019). FILSAFAT ILMU.
https://www.researchgate.net/publication/336221147_FILSAFAT_ILMU
- Helaluddin, Helaluddin. (2018). FILSAFAT MORAL.

https://www.researchgate.net/publication/324414801_FILSAFAT_MORAL

- Hifni, Moh. (2018). ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI DALAM


KEILMUAN.

https://www.researchgate.net/publication/329673746_ONTOLOGI_EPISTEMOLOGI_D
AN_AKSIOLOGI_DALAM_KEILMUAN

- Shahreza, Mirza. (2018). ETIKA DALAM KOMUNIKASI POLITIK.


10.13140/RG.2.2.27061.37604.

https://www.researchgate.net/publication/325687428_ETIKA_DALAM_KOMUNIKASI
_POLITIK

- Vardiansyah, Dani & Febriani, Erna. (2018). Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologi
Epistemologi Aksiologi.
https://www.researchgate.net/publication/335528334_Filsafat_Komunikasi_Pengantar_O
ntologi_Epistemologi_Aksiologi
- https://mypustakailmu.blogspot.com/2016/10/aliran-aliran-filsafat-moral.html
- https://www.kompasiana.com/anafitri1995/54f71910a3331100258b4941/positivisme-
menurut-pandangan-auguste-comte
- https://research-methodology.net/research-philosophy/axiology-2/
- https://www.britannica.com/topic/determinism
- https://www.simplypsychology.org/freewill-determinism.html
- https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html

12
- https://en.wikipedia.org/wiki/Indeterminism
- https://en.wikipedia.org/wiki/Paradigm
- https://en.wikipedia.org/wiki/Philosophy
- https://www.e-jurnal.com/2013/10/pengertian-filsafat.html

13

Anda mungkin juga menyukai