Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Psikologi yang
berjudul “KONSEP SEHAT/SAKIT, JIWA DAN RAGA, DAN PSIKIS” dengan
tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
wawasan dan informasi kepada pembaca tentang perkembangan pentingnya psikologi
bagi kesehatan seseorang.

Bagaimana pun penulis telah berusaha membuat makalah ini dengan sebi-
baiknya, namun tidak ada ksempurnaan dalam karya manusia. Penulis menyadari
masih bnyak kekurangan dalm penyusunan makalan ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Mudah-
mudahan sedikit yang penulis sumbangkan ini, akan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Yogyakarta, 20 september 2019

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Metode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah


“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”
(Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009). Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi
fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya
merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).
Pengertian sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena
menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain). Sakit juga merupakan
gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya (Parson, 1972). Sakit
juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik itu yang berasal dari gaya hidup yang
kurang sehat, lingkungan yang tidak bersih, ataupun karena menurunnya metabolisme
tubuh.

Setiap individu pasti mengalami sehat dan mengalami sakit secara bergantian
terus-menerus (Notosoedirdjo & latipun, 2001). Oleh karena itu, sehat dan sakit
merupakan dua hal yang tidak terpisah. Pengertian sehat dan sakit berdimensi
subjektif dan kulturalistik sehingga setiap masyarakat mempunyai pengertian sendiri
tentang sehat dan sakit sesuai dengan pengalaman dan kebudayaannya
(Notosoedirdjo & latipun, 2001). konsep sehat dan sakit diungkap melalui
pemahaman, gagasan, sikap, perilaku individu dalam masyarakat terkait dengan
konsep tersebut. Pemahaman, gagasan, sikap, perilaku individu dalam masyarakat
terkait dengan konsep sehat dan sakit merupakan representati social masyarakat
mengenai konsep tersebut. Moscovici (2001) mendefiniskan representatif sosial
sebagai system nilai, ide, sikap, perilaku, dan praktik-praktik yang membangun
sebuah pemaknaan social. Dalam hal ini, pemaknaan social tersebut berkaitan dengan
konsep sehat dan sakit. Dengan demikian, representatif konsep sehat dan sakit
merupakan pemaknaan dan penilaian masyarakat atas nilai, ide, sikap, perilaku dan
praktik-praktik terkait dengan kesehatan yang merupakan produk sosial.

Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia walaupun untuk
mencapainya mereka telah menempuh berbagai cara berdasar pola pikir mereka yang
berwujud dalam konsep, teori dan aplikasi yang berbeda (Jegede, 2002;
Ngatimin,2005). Namun demikian dari penelusuran pola perbuatan dan tindakan
mereka secara umum dapat dibagi dua kelompok utama yaitu kelompok pertama ,
kegiatannya berusaha kembali hidup sehat disaat mereka sedang menderita sakit
seraya mengandalkan obat dan pengobatan dan kelompok kedua ,kegiatan kelompok
berusaha untuk selalu hidup sehat sambil mengandalkan upaya pencegahan
(Ngatimin,2005).
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan
atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya (Soejoeti,2008). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Jegede ( 2002), pada suku Yoruba di Nigeria , beberapa ibu cenderung
menggambarkan kesehatan anak- anaknya dengan pernyataan positif yaitu tidak sakit,
dapat makan , tidak kurus, dapat tidur, bisa buang air besar dan buang air kecil , serta
memilki emosi yang stabil. Sedangkan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Syahrun (2008) bahwa pandangan masyarakat orang Buton tentang sakit adalah
semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan
tidak dapat melaksanakan kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi sehat seseorang diantaranya adalah status perkembangan yang
berkaitan dengankemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan
berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia ( Hidayat, 2006;
Notoatmojo,2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sakit dan pengertian sehat menurut para ahli ?
2. Apa saja tahap-tahap perilaku sakit?
3. Apa saja yang dapat menyebabkan perilaku sehat dan sakit?
4. Bagaimana perilaku sehat dan sakit itu ?
5. Siapa saja yang mendapatkan dampak hospitalisasi ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “KONSEP SEHAT/SAKIT,


JIWA DAN RAGA, DAN PSIKIS” yaitu:

1. Mengetahui definisi sehat dan sakit


2. Membedakan definisi sehat dan sakit menurut para ahli
3. Mengetahui rentang sehat sakit beserta status kesehatan
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab sehat, perilaku sakit dan penyebab
penyakit
5. Dampak hospitalisasi pada klien dan keluarga

D. Metode

Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu, dengan
menggunakan studi pustaka dari beberapa sumber dan situs web, ini bertujuan untuk
mempermudah kami dalam menyelasaikan makalah ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi Sehat dan Sakit

Dengan kemajuan teknologi yang memunculkan berbagai macam obatobatan,


memiliki kecenderungan pada masyarakat untuk mempertahankan kesehatannya
dengan bergantung pada obat. Oleh karena itu, pola hidup sehat seolah-olah
dilupakan dan baru setelah Perang Dunia II konsep sehat mendapat perhatian kembali
sampai saat ini. Konsep sehat ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda,
misalnya dipandang dari sudut fisik secara individu dan dipandang dari sudut ekologi.
Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang
berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep
sehat secara ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian individu dengan
lingkungannya yang berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan lingkungannya. Definisi sehat yang saat ini digunakan adalah definisi
sehat menurut WHO (1947), yaitu “sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental, dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Dunia memiliki konsep kesehatan yang dirumuskan oleh WHO (World Health
Organitation) “Health is a state of complete physical, mental and social well being
not merely the absence of disease and infirmity”, Bahwa sakit mengandung dimensi
biopsikososial yaitu disease, illness, dan sickness (Calhoun dalam Notosoedirdjo &
latipun, 2001).

disease merupakan dimensi biologis dimana gejala diketahui melalui diagnosis


medis. Ilnes merupakan dimensi psikologis, dimana pengalam subjektif seseorang
tentang kondisi sakit (ketidaknyamanan) ada pada dimensi ini. Sickness merupakan
dimensi sosiologis, menggambarkan bagaimana penerimaan social terhadap
seseorang sebagai orang yang sakit.

Secara klinis, orang sakit disebut abnormal. Perilaku abnormal ini disebut juga
psikopatologi (menurut kamus psikologi). Batasan perilaku abnormal menurut
Wakefield (1991 dalam Wilson et, al 1996) gangguan yang ditangani oleh
professional, kemunduran biologis, distress atau ketidakmampuan yang tidak
diharapkan. Psikologi kesehatan focus pada promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan dan penanganan penyakit, identifikasi penyebab sehat dan penyakit, dan
disfungsi serta meningkatkan system pemeliharaan dan perumusan kebijakan
kesehatan (Matarazzo dalam Taylor 2003).

Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah


“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”
(Undang-undang tentang kesehatan tahun 2009). Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia, sehat juga merupakan keadaan dari kondisi
fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya
merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).

Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih
dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan
kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif
dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-
titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit. Dengan model ini perawat dapat
menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-sakitnya. Sehingga
faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko itu
meliputi variabel genetik dan psikologis. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya
menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua
titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya:
apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi
dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan
dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah
kematian pasangannya. Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan
tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga
Kematian Prematur Kesejahteraan, TingkatTinggi Model Tindakan Model sejahtera
Ketidakmampuan Gejala Tanda Kesadaran pendidikan Pertumbuhan.

Konsep sakit Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari
status sehat. Sedangkan definisi sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan
fungsi normal individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem
biologis dan penyesuaian sosialnya. Menurut Bauman (1965) seseorang
menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu :

1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri, dll.


2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, misalnya baik, buruk, sakit.
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja,
sekolah, dll.

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit dipengaruhi dengan
faktor sebab dan penyebabnya (multiple factor causation). Menurut Webster, penyakit
mnerupakan kondisi yang tidak nyaman (discomfort), sedangkan dalam Oxford
English Dictionary, disebutkan bahwa penyakit (Illness) merupakan kondisi badan
dengan fungsi-fungsinya terganggu (a condition or body or some part or organ of the
body in which its functions are disturbed or derenged). Secara ekologi penyakit
merupakan akibat dari kegagalan penyesuaian (mal ajusment) dari organisme
manusia terhadap lingkungannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit
dan penyakit.
1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ
tubuh
2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang
penyakit yang di deritanya
3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sebagai tanggapan
pengetiannya terhadap penyakitnya (illness)

KEJADIAN PENYAKIT
Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif
terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat merupakan
penyebab bermacam -macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat
yang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya. Ditinjau dari segi biologis
penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi
kemasya-rakatan keadaan sakit dianggap sebagai peny impangan perilaku dari
keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan
biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh
kelainan emosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan
psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem
manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan. Konsep kejadian penyakit
menurut ilmu kesehatan bergantung jenis penyakit. Secara umum konsepsi ini
ditentukan oleh berbagai faktor antara lain parasit, vektor, manusia dan
lingkungannya.

ASPEK-ASPEK PENDUKUNG KESEHATAN

Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak
ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang
tepat. Ada kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru
diketahui setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak
ada. Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan
berarti sehat. Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana
seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg
mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah:

1. Nutrisi yang lengkap dan seimbang

2. Istirahat yang cukup

3. Olah Raga yang teratur

4. Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang

5. Lingkungan yang bersih Rentang sehat –sakit

b. Fisik dan Psikologi

Psikologi adalah persamaan kata dari psikis, mental, atau jiwa, bias digunakan
salah satu dari kata itu. Psikologi atau psikis, manusia itu terdiri dari dua bagian yaitu

1. Fisik
2. Psikis atau Psikologis

Fisik murupakan kata lain dari raga, tubuh, atau badan. Jadi segala hal yang bias
di tangkap panca indera kita, termasuk organ dalam tubuh. Sedangkan psikis atau
psikologi merupakan hal-hal yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh panca
indera. Psikis merupakan kata lain dari jiwa, mental, atau psikologis. Contoh psikis
ialah perilaku, isi pikiran atau perasaan dan pengetahuan.

Senam secara umum berisi keterampilan yang mengandung pola gerak yang
kaya, yang dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada kebutuhan komponen-
komponen fisik dalam olahraganya. Meskipun pola gerak tadi sebenarnya sangat
tidak terbatas, tetapi terdapat sedikitnya 7 pola gerak yang sifatnya sangat dominan,
diantaranya landings, static positions, locomotor, swing, rotation, spring, and object
manipulation (Abraham, Lavoie, and Montreuil, 2008). Komponen yang paling
penting dalam senam adalah terutama kekuatan, kecepatan dan daya ledak otot
(power). Ketiga komponen ini, terkandung secara melekat dalam hampir semua pola
gerak dominan yang menjadi ciri khas penampilan dalam olahraga senam. Kekuatan,
misalnya diperlukan ketika pesenam melakukan pendaratan, mencapai posisi statis,
melakukan gerak berpindah tempat secara cepat, dalam ayunan, dan dalam tolakan.
Sedangkan kecepatan dan power, sumbangannya juga sangat besar untuk
keberhasilan lokomotor, ayunan, putaran, dan tolakan untuk menghasilkan layangan
dan memanipulasi suatu objek. Pandangan bahwa untuk dapat berprestasi tinggi
dalam olahraga bukan hanya persoalan aspek kondisi fisik, keterampilan teknik dan
taktik saja, dan kemampuan psikologis atlet sangatlah berperan. Meskipun atlet
merasa bahwa kebugaran fisiknya sedang dalam puncaknya dan merasa sangat siap
untuk kejuaraan, bisa saja atlet tersebut tampil buruk. Bahkan pada saat tertentu,
sering pula atlet sudah kalah sebelum bertanding dimulai. Aspek domain secara fisik
terdiri dari karakteristik tubuh seperti antropometri, kekuatan, kekuasaan, kontrol
postural dan keseimbangan (Sand, 1999). Aspek domain psikologis terdiri dari
karakteristik yang lebih terkait dengan pikiran dari pesenam itu sendiri, termasuk
konsentrasi, motivasi, berjuang untuk kesempurnaan, kecemasan dan penggunaan
strategi psikologis (Waples, 2003).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang penulis buat dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep sehat
sakit memiliki beberapa definisi menurut para ahli. Salah satunya menurut WHO
yaitu Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara sakit menurut
Parsors yaitu Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Kemudian
Rentang sehat sakit yaitu skala ukur secara relative dalam mengukur keadaan
sehat/kesehatan seseorang. Lalu faktor yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang, yaitu keturunan 5%, lingkungan 40%, pelayanan kesehatan 20% dan
perilaku 35%.

Anda mungkin juga menyukai