Anda di halaman 1dari 7

1.

Definisi Keluarga Berencana

 Menurut WHO (World Health Oeganization) [Expert Committe 1970],


Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk:
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu.
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
4. Mengatur interval diantara kehamilan.
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami-
istri.
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Secara garis besar, definisi ini mencakup beberapa komponen dalam program
kependudukan/ KB yang dapat diberikan sebagai berikut:
1) KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).
2) Konseling
3) Pelayanan Kontresepsi
4) Pelayanan Infertilitas
5) Sex Education
6) Konsultsi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan.
7) Tes keganasan
8) Adopsi.

 Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran


serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2. Misi Program Keluarga Berencana
1. Memberdayakan masyarakat membangun keluarga kecil
berkualitas.
2. Peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga.
3. Meningkatakan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi.
4. Meningkatkan upaya promosi, perlindungan dan pemenuhan hak-
hak reproduksi.
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dala mewujudkan
kesetaraan jender dalam program KB.
6. Mempersiapkan SDM berkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sapai dengan usia lanjut.
7. Menyediakan data dan informasi keluarga.

3. Program KB Nasional berdasarkan UU nomor 25 tahun 2000 tentang


Program Pembangunan Nasional, ada 4 program pokok KB Nasional
yaitu:
1. Pemberdayaan Keluarga.
2. Keluarga Berencana,
3. Kesehatan Reproduksi Remaja.
4. Penguatan Kelembagaan dan Jaringan KB.

4. Tujuan Keluarga Berencana antrara lain:


 Mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
 Untuk memelihara kesehatan ibu dan anak serta mewujunkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
kelahiran penduduk, melalui:
 Diupayakan usaha-usaha untuk penurunan tingkat kelahiran
penduduk drngan peningkatan jumlah pemakai aseptor.
 Diupayakan usaha-usaha untuk membantu peningkatan
kesejahteraan ibu sdsn anak dan menurunkan tingkat
kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kematian
ibu karena kehamilan dan persalinan.

Dari hal ini dapat kita lihat terdapatnya hubungan yang sangat
erat antara KB dan kesehatan, khususnya antara tingkat
fertilitas ibu pada masa subur dengan nortalitas dan morbiditas
anak.
5. Manfaat-manfaat KB
Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah
yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan
(aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di
masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-
bahaya akibat :

 Kehamilan terlalu dini.


Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17
tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena
tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh; belum cukup matang dan
siap untuk dilewati oleh bayi.
 Kehamilan terlalu “telat” (>35 tahun).
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan
melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia
mempunyai problem-problem kesehatan lain, atau sudah terlalu
sering hamil dan melahirkan.
 Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya (< 2 tahun).
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan
tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi
sudah hamil lagi, tubuhnya tidak sempat memulihkan kebugaran,
dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian mengancam.
Selain itu, resiko BBLR dan tumbuh kembang yang lambat juga
menjadi factor resiko pada bayi.
 Terlalu sering hamil dan melahirkan (> 4 anak).
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya
kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan
lain, bila terus hamil dan bersalin lagi.

Berdasarkan penjelasan di atas, saya setuju dengan adanya program KB


sebagai salah satu cara pengendalian pertumbuhan penduduk/ sebagai salah satu
upaya menekan angka pertumbuhan karena jika dilihat dari segi kependudukan,
dengan adanya program KB, kepadatan jumlah penduduk dapat dikendalikan.
Sebab jika tidak dilakukan pengendalian, pertambahan penduduk akan terus
terjadi dan dikhawatirkan dapat menimbulkan gejolak social. Karena di satu sisi,
penduduk bertambah terus setiap tahun, sedangkan di sisi lain, luas lahan, baik itu
tempat untuk tinggal maupun untuk produksi pangan relative berkurang. Dan jika
jumlah penduduk tidak dikendalikan, jelas akan menjadi masalah yang kompleks,
baik itu penataan wilayah, maupun dalam permasalahan ekonomi dan lapangan
pekerjaan.

Berdasarkan UU no.25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan


Nasional( Propenas tahun 2000-2004) ada 4 Program Pokok KB Nasional yaitu :
Pemberdayaan Keluarga, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja,
dan Penguatan Kelembagaan dan Jaringan KB. Dengan demikian upaya Keluarga
Berencana Nasional bukan hanya semata-mata menyangkut pengendalian
pertumbuha penduduk saja, tetapi juga diarahkan untuk membantu keluarga,
termasuk individu agar mengerti hak dan kewajiban dalam berkeluarga, baik
sebagai individu, keluarga, anggota masyarakat, maupun warga Negara, sehingga
jika keluarga mampu merencnakan kehidupan keluarganya dengan baik, maka
akan dicapai keluarga yang berkualitas dan akan didapat generasi yang baik pula.
Ini berarti bahwa program KB Nasional adalah Program Investasi SDM.
Salah satu program pokok KB Nasional berdasar UU no. 25 tahun 2000 di
atas adalah Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Hal ini menunjukkan perlu
dipersiapkannya program KB pada remaja, karena jumlah remaja yang cukup
banyak, serta masa remaja merupakan masa perubahan untuk menjadi dewasa.
Kita tahu bahaw remaja adalah masa depan bangsa, maka agar para remaja lebih
baik kualitasnya, maka perlu dipersiapkan perubahan perilakunya untuk ke hal-hal
yang lebih positif. Untuk itu perlu dibekali informasi-informasi yang positif,
termasuk informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Hal ini dikuatkan oleh
UU Kependudukan No. 77, yang menunjukkan betapa pentingnya pendidikan
seksual(“Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh edukasi, konseling dan
informasi mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggung
jawabkan agar dapat menggunakan hak-haknya sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang ini”).

Dari tujuan KB di atas, dapat kita lihat terdapatnya hubungan yang sangat
erat antara KB dan kesehatan, khususnya antara tingkat fertilitas ibu pada masa
subur dengan nortalitas dan morbiditas anak. Fertilitas yang tidak terkendali
merupakan masalah kesehatan yang sangat mendesak bagi ibu maupun anak.
Sering mengalami kehamilan dan singkatnya masa laktasi yang dialami ibu dalam
masa reproduksi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Jika
antara persalinan yang terlalu dekat, jumlah anak lebih dari 4 orang, umur ibu
waktu melahirkan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, telah terbukti
merupakan penyebab tingginya mortalitas ibu maupun anak.

Jadi, program Keluarga Berencana ini, berprinsip mengendalikan jumlah


penduduk dengan tetap memperhatikan “kualitas hidup (SDA/ SDM)”.
TUGAS
DEMOGRAFI DAN STATISTIK KESEHATAN
KEUNTUNGAN PROGRAM KB DI INDONESIA

Disusun OLEH :
ENDANG MEI YUNALIA
05620009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI
2007

DAFTAR PUSTAKA

www.pikiran –rakyat.com/ 18.11.2006


www.jawatengah.co.id
www.kbi.gemari.or.id
www.itpbkkbn.org
www.harianbatampost.com

Anda mungkin juga menyukai