Anda di halaman 1dari 31

Kata Pengantar

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan


menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan
harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga
dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada
kemampuan untuk mengidentifikasi k
F]

1 Laporan Proyek Akhir I. PENDAHULUAN 1.1. Latar ...

digilib.unila.ac.id › ...

1.
2.
Translate this page
Mesin pemindah bahan (material handling equipment) merupakan peralatan ...
Dalam bab ini membahas tentang pembuatan dan hasil pengujian alat.
[PDF]

laporan proyek akhir pembuatan alat peraga transmisi


otomatis

https://eprints.uns.ac.id › ...

1.
Translate this page
by Q GUNAWAN - 2009 - Cited by 4 - Related articles
Tugas akhir ini dengan judul “Pembuatan alat praktikum trasmisi otomatis .....
Transmisi. Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang.
[PDF]

i
PEMBUATAN TROLLEY LIPAT SEBAGAI ALAT BANTU
...

eprints.uny.ac.id › ...

1.
Translate this page
15509134004. ABSTRAK. Tujuan pembuatan laporan ini adalah: (1)Dapat
menghasilkan rancangan ... mengetahui hasil uji kinerja dari alat trolley pengangkut
barang ...... pemindahan barang dengan menggunakan troli (Sunarso, 2010:II-4).

Makalah Kincir Angin Pemindah Air Dan Barang -


Scribd

https://www.scribd.com › doc › Makalah-Kincir-Angin-...

1.
Translate this page
Penggunaan Kincir Angin sebagai Alat Pemindah Air dan Barang. Oleh : ... karena
beberapa kendala misalnya biaya, efisiensi, sulitnya pembuatan, dan lokasi.
Page navigation

12345678910Next

ebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang


dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan
merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian
desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi
yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada
permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode
yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan
produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut
pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan
produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan

ii
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan
langsung.

Toko Online CV. Teknologi Tepat Guna | Shopee


Indonesia

https://shopee.co.id › trudlykarokaro

1.
Translate this page
Rating: 4.8 - 5,620 votes
CV. Teknologi Tepat Guna adalah toko resmi di Platform Shopee. Kami
menyediakan produk berkualitas dengan melewati proses Quality Control demi ...

iii
Teknologi Tepat Guna Archives - Sistem Dokumentasi
Inovasi ...

https://inovasidesa.kemendesa.go.id › category › teknol...

1.
Translate this page
Berkat Teknologi Hybrid Energi One Pole (Heop), Dusun Bondan Nikmati Listrik dari
Energi. oleh Gedhe Nusantara | 8 Mei 2019 | Teknologi Tepat Guna ...

Pameran Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional ke XXI


...

www.pusjatan.pu.go.id › berita › detail › pameran-gelar...

1.
Translate this page
Sep 23, 2019 - Pusjatan Balitbang PUPR ikut serta dalam Pameran Gelar Teknologi
Tepat Guna Nasional (TTGN) ke XXI yg dilaksanakan di Sport Center ...

TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI PEDESAAN | Subiyono |


Jurnal ...

https://journal.uny.ac.id › index.php › article › view

1.
Translate this page
by S Subiyono - 1989 - Related articles
Uraian-uraian tentang teknologi tepat guna di sini bertujuan untuk memberikan
gambaran-gambaran dan bahan pertimbangan bagi siapa saja yang akan ...

iv
Gelar Teknologi Tepat Guna 2019 – PEMERINTAH
PROVINSI ...

https://bengkuluprov.go.id › gttg2019

1.
Translate this page
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional ke XXI ...

Searches related to TEKNOLOGI TEPAT GUNA


teknologi tepat guna pdf
manfaat teknologi tepat guna
teknologi tepat guna dikembangkan berdasarkan aspek
makalah teknologi tepat guna
teknologi tepat guna in english
teknologi tepat guna bahasa inggris
teknologi tepat guna ppt
teknologi tepat guna dalam kebidanan
Page navigation

Previous12345678910Next

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .................................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan ...................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Produk .......................................................................... 1
2.2 Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi ..................Error! Bookmark not defined.

v
2.3 Proses Perencanaan Produk ................................................................................ 1
2.4 Karakteristik Perencanaan Produksi ................................................................... 7
2.5 Langkah-Langkah Perencanaan Produksi. .......................................................... 8
2.6 Menetapkan Skala Produksi. ............................................................................. 15
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

vi
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUK

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan

menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan

harus Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana

startegis

 Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.

Tujuan dan Fungsi Perencanaan Meramalkan permintaan produk yang

dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu. Memonitor permintaan

yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan

melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan. Menetapkan

ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli.

Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis, Menetapkan kebutuhan produksi

dan tingkat persediaan pada saat tertentu. Memonitor tingkat persediaan,

membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi rencana

produksi pada saat yang ditentukan. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta

pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci

2.2 PROSES PERENCANAAN PRODUK

1
Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang

dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan

mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi

oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan,

tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk

perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan

perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan

pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:

1. Mengidentifikasi peluang

Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek

pengembangan produk, yaitu:

a. Produk baru

b. Turunan dari produk yang sudah ada.

c. Perbaikan produk yang sudah ada.

d. Produk yang pada dasarnya baru.

Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:

a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.

b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.

c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.

d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup,

demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-

peluang kategori produk baru.

2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek

2
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan

peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:

a. Strategi bersaing

Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan

produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini

digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan

diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan

membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk

diterapkan:

a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.

b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.

c) Fokus pelanggan.

d) Produk tiruan.

b. Segmentasi pasar

Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan

untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk

perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan

produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan

membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang

menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan

kelemahan dari penawaran pesaing.

c. Perkembangan teknologi

3
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang

utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru

dalam lini produk.

d. Perencanaan platform produk

Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam

sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi

turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk

memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama.

Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha

pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai

teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru.

Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan

perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan

cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan

penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk yang

dipertimbangkan.

e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamenta

Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara

fundamental adalah:

a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).

b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).

c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).

d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.

4
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.

f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.

g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan

Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai

dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan

implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan

Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian

finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.

3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu

a. Pengelolaan sumber daya

Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya

secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan

berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.

b. Penentuan waktu proyek

Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:

 Penentuan waktu pengenalan produk.

 Kesiapan teknologi.

 Kesiapan pasar.

 Persaingan dalam penawaran produk.

4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan

5
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya

penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim

inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis

kembali sebagai suatu pernyataan visi produk.

Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum.

Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk,

biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan

asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-

keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.

a. Pernyataan misi

Pernyataan misi mencakup:

a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun

menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.

b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.

c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang

perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.

d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.

e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan

ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar

stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat

keputusan-keputusan tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu

bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.

6
b. Asumsi dan batasan

Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah.

Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:

a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional

manufaktur.

b) Pelayanan, Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan

keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis

untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan.

c) Lingkungan, Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur

kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen

yang dibuang pelanggan.

c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses

Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan

beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.

Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality

check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini

merupakan waktu untuk perbaikan.

2.3 KARAKTERISTIK PERENCANAAN PRODUKSI

Agar perusahaan lebih focus terhadap seluruh tingkat produksi, maka perencanaan

produksi dapat diklasifikasikan dalam kelompok produk atau famili (agregat).

7
Mengingat satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi sangat bervariasi,

bergantung dari jenis produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang.

Jika satuan unit sudah ditetapkan, maka faktor konversi harus ditetapkan sebagai

alat komunikasi dengan deperatemen lainnya (seperti departemen pemasaran dan

akuntansi). Selanjutnya satuan unit harus dikonversikan dalam bentuk satuan

rupiah. Disamping itu, satuan unit juga sangat diperlukan untuk menterjemahkan

perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi.

Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang; biasanya

5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti

penambahan karyawan atau pengadaan alat produksi.

Proses peramalan dapat memberikan informasi mengenai besarnya permintaan produk

untuk menunjang penyusunan rencana produksi. Dengan demikian, jastifikasi

permintaan produk dari hasil peramalan dapat disesuaikan dengan kapasitas

produksi yang dimiliki. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya

menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana produksi yang layak dilakukan

dalam bentuk jadwal rencana produksi.

2.4 LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PRODUKSI.

Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk

yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah tindak-lanjut penelitian dan

pengembangan dengan tahapan :

8
a) Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan baru dalam

rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen,

teknologi yang ada atau digunakan dan dari pihak ketiga atau para ahli.

b) Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau

yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang

dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan

mengalami kerugian. Ada tiga alat yang digunakan untuk menguji pengembangan

gagasan, yaitu:

1) Kelayakan finansial.

Melalui alat yang dinamakan Project Value Index, maka dapat diketahui

tentang tingkat kelayanan financial dalam mewujudkan gagasan. Project Value

Index ini menggunakan formulasi Return on Investment (ROI) sebagai berikut:

Return on Investment atau ROI adalah uang yang diperoleh atau hilang pada suatu

investasi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai modal, basis biaya investasi, aset

dan lain sebagainya.

Di samping itu ada pula yang mengartikan ROI sebagai rasio yang menunjukkan

hasil dari jumlah aktiva yang dipakai dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang

efisiensi manajemen. Rasio tersebut menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang

dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan.

Pt x Pc x AV x p x L PM

ROI = ------------------------- atau ROI = ------ x 100%

TDC TC

9
Keterangan:

Pt : Technical probability atau kemungkinan keberhasilan teknik (0 ≤ Pt ≤ 1)

Pc : Commercial probability atau kemungkinan keberhasilan komersial (0 ≤ Pc ≤ 1)

AV : Annual volume, yakni total penjualan produk dalam unit/tahun

p : Profit, yaitu laba yang diperoleh per unit = Hasil – biaya (Revenue – cost)

L : Life, yaitu waktu kehidupan/tahun

TDC : Total development cost, yaitu jumlah seluruh biaya pengembangan produk.

PM : Profit margin, yaitu margin laba yang diproyeksikan atau tingkat laba yang

diinginkan.

TC : Total cost, yaitu total biaya pengembangan produk Kriteria:

Bila ROI > Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan memiliki kelayakan financial,

dan bila ROI < Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan tidak memiliki kelayakan

finansial

Contoh Soal:

Contoh 1

Perusahaan ABC melakukan investasi Rp 10.000.000 ke PT XYZ. Dari penanaman

investasi tersebut, perusahaan ABC mendapat Rp 15.000.000. Artinya perusahaan

ABC memperoleh laba sebesar Rp 5.000.000. Berdasarkan contoh tersebut berikut

adalah perhitungan ROI-nya:

ROI = (Rp 15.000.000 – Rp 10.000.000) / Rp 10.000.0000 x 100%

ROI = 50%

10
Contoh 2

PT ADI melakukan investasi Rp 500.000.000 kepada sebuah usaha penjualan

produk kendaraan. Berdasarkan kesepakatan perusahaan memperoleh penjualan

1.000 unit kendaraan. Dari penjualan tersebut perusahaan memperoleh keuntungan

sebesar Rp 600.000.000.

Diketahui bahwa keuntungan investasi tersebut adalah Rp 100.000.000. Maka

perhitungan ROI-nya adalah sebagai berikut:

ROI = (Rp 600.000.000 – Rp 500.000.000) / Rp 500.000.000 x 100% = 20%.

Jadi ROI berdasarkan contoh kasus di atas adalah 20%.

Contoh 3

CV. Alhambra dalam setahun berharap memperoleh laba sebesar Rp.25.000.000, -

dengan biaya operasional sebesar Rp.10.000.000,- dan tingkat bunga umum (bank)

15%, maka dengan menggunakan rumus ROI sederhana, diperoleh:

25.000.000

ROI = --------------- x 100% = 16,67%

150.000.000

ROI > r atau 16,67% > 15% berarti gagasan tersebut memiliki kelayakan finansial.

11
2) Kesesuaian operasi.

Khusus bagi perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan yang

memiliki kelayakan finansial bukan berarti dapat langsung dikembangkan. Apabila

operasi dari produk yang akan dikembangkan berbeda dengan produk yang sudah

ada, akan berdampak pada aspek lain, misalnya akan mengubah layout, menambah

biaya dan sebagainya. Oleh karena, itu pengembangan suatu gagasan tidak hanya

ditentukan oleh kelayakan financial melainkan pula oleh kesesuaian operasi.

3) Potensi pasar.

Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh

potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas

maka pengembangan produk tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai

potensi pasarnya jelas atau menguntungkan perusahaan.

Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan

beberapa faktor, antara lain:

a. Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan

produknya? Kalau ya, bagaimana bentuk pengembangan produknya?

b. Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku

dan bahan penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang atau

justru sebaliknya?

c. Kualitas produksi yang diinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan

kualitas produk ataukah akan ada perbaikan kualitas?

12
d. Resiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang direncanakan

berakibat pada proses secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang

baru atau tenaga ahli yang baru?

e. Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk dapat

meningkatkan volume penjualan atau apakah perusahaan sudah puas dengan

volume penjualan yang telah dicapai?

f. Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan strategi tertentu dalam

upaya pengembagan produk dan mempromosikannya, dalam bentuk yang

bagaimana?

Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana

pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang

diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami

kerugian.

Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan

perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong

oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor

prestise (motif psikologis)

c) Desain produk pendahuluan, bahwa sebelum ditetapkan desain produk/jasa

yang akan dikembangkan ada beberapa hal yang harus dilakukan

perusahaan/wirausaha yaitu:

1) Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksi

2) Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan:

a. Kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk

13
b. Harga dari bahan yang akan digunakan

c. Biaya pemrosesan bahan atau biaya proses produksi.

3) Kesempatan diversifikasi.

Yaitu peluang untuk menambah atau memperbanyak jenis produk yang akan

dihasilkan.

Misalnya:

· Dari hanya menghasilkan produk jasa angkutan, ditambah dengan produk jasa

cuci mobil/motor.

· Dari hanya menghasilkan mesin pemotong rumput, ditambah dengan

menghasilkan pula mesin penggiling rumput untuk makanan ternak.

· Dan sebagainya.

Bila telah diputuskan produk mana yang akan dikembangkan atau dihasilkan, maka

tahap berikutnya adalah membuat desain produk pendahuluan, yaitu desain dari

produk-produk yang terpilih untuk dikembangkan atau diproduksi. Desain produk

pendahuluan yang kemudian dikembangkan ke dalam prototype-nya diperlukan

agar sebelum produk tersebut diproduksi, selain benar-benar sudah memenuhi

standar yang ditetapkan (baik standar bahan maupun standar kualitas), juga harus

sesuai dengan permintaan pasar/konsumen.

Ada tiga faktor yang harus dicantumkan dalam desain produk pendahuluan ini, yaitu:

1) frekuensi kerusakan komponen (reability),

2) kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan (maintainability),

3) umur produk.

14
d) Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak

dikembangkan atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen maupun

secara teknik dari produk tersebut.

e) Desain akhir, bahwa apabila hasil pengujian produk tersebut layak untuk

dikembangkan, maka dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian ada perbaikan-

perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu dibuat prototype baru untuk diuji

kembali sampai produk tersebut lolos uji secara teknik maupun potensi pasar.

2.5 MENETAPKAN SKALA PRODUKSI.

Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya

adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:

a) Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan

b) Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yang akan

dihasilkan.

c) Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan

d) Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan.

e) Penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan.

f) Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam implemntasinya, perencanaan produksi setidaknya memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Tahap-tahap penetapan skala produksi

15
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala produksi, yaitu:

a) Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi

dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk di dalam tahap ini adalah

penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi.

b) Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi

proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan produksi.

c) Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah

untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan

scheduling.

d) Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak

terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses

produksi.

2) Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan skala

produksi :

Dalam menetapkan skala produksi, seorang wirausaha atau manajer produksi harus

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha, artinya

jangan sampai tujuan perusahaan harus diubah disesuaikan dengan skala produksi

yang terlanjur telah ditetapkan.

b) Memperhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan, artinya skala produksi harus

mudah dilaksanakan oleh siapa pun dan bersifat sederhana.

16
c) Skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai

kegiatan proses produksi.

3) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam skala produksi.

Dalam menetapkan skala produksi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-

faktor berikut:

1. Sifat proses produksi

Telah diuraikan sebelumnya mengenai perencanaan produksi. Apabila berbicara

mengenai perencanaan produksi, maka sekaligus juga membicarakan masalah

pemilihan proses produksi, yaitu pemilihan proses produksi antara proses produksi

atas dasar pesanan (job order) dan produksi massal (mass production).

a) Produksi atas dasar pesanan (job order)

Jika perusahaan menggunakan proses produksi atas dasar pesanan, maka baik

spesifikasi (jenis) maupun jumlah (kuantitas) produk didasarkan atas pesanan yang

masuk sesuai dengan permintaan pihak pemesan.

Produksi atas dasar pesanan memiliki ciri utama:

1) Produk tidak dijual secara bebas di pasar (given market) Produk hanya

diproduksi dalam jumlah terbatas atau sejumlah pesanan, sehingga tidak dijual

secara bebas di pasar-pasar.

2) Perusahaan tidak perlu mengadakan persediaan (zero inventory) Karena

memproduksi sebanyak yang dipesan, maka jumlah produksi selalu habis terjual.

Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu memiliki persediaan, perusahaan baru akan

memproduksi bila ada pesanan dari pelanggan/ konsumen.

17
b) Produksi massa (mass production)

Jika perusahaan menggunakan proses produksi massa, maka baik jenis maupun jumlah

produksi tidak didasarkan atas pesanan, melainkan atas apa yang diputuskan

perusahaan. Biasanya didasarkan atas pertimbangan volume produksi dan volume

penjualan sebelumnya atau atas dasar pertimbangan pihak-pihak tertentu (misalnya

tenaga penjual, manajemen perusahaan, ekspert atau pihak lainnya).

Produksi massa memiliki ciri utama:

1) Produk dihasilkan dalam jumlah besar (produksi besar-besaran)

2) Tujuan produksi adalah untuk menguasai pasar

3) Produk dijual di pasar bebas (free market)

4) Variasi produk kecil.

5) Harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu (lead time)

Keputusan untuk memilih apakah perusahaan akan melakukan proses produksi

pesanan atau produksi massa, sangat tergantung pada kemungkinan keuntungan

yang akan diraih perusahaan, khususnya dilihat dari penguasaan pasar. Untuk

memilih proses produksi massa, maka perusahaan terlebih dahulu perlu melakukan

analisis pasar tentang situasi dan kondisi pasar khususnya untuk melihat pesaing.

Hal ini diperlukan untuk menyusun peramalan penjualan, yaitu perkiraan tentang

penjualan barang hasil produksi pada masa yang akan datang.

Perusahaan dapat memilih salah satu atau kombinasi dari kedua proses produksi

tersebut, yaitu disamping menjalankan proses produksi massa pada suatu lini

produk tertentu perusahaan juga menerima pesanan khusus (job order) untuk lini

produk lainnya, khususnya bagi perusahaan yang telah lama berkiprah atau telah

18
memiliki pengalaman produksi dan penjualan. Sedangkan, bagi perusahaan yang

baru atau wirausaha baru melakukan produksi atas dasar pesanan masih sulit

dilakukan karena belum dikenal.

Contoh:

Perusahaan memproduksi secara massa kemeja pria dewasa dengan ukuran umum S,

M, dan L. Namun, perusahaan juga memproduksi kemeja atas dasar pesanan,

misalnya kemeja dengan desain khusus sesuai permintaan konsumen, kemeja

dengan ukuran extra, dan sebagainya.

2. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi

Perusahaan perlu mempertimbangkan jenis dan mutu produk yang akan diproduksi,

yaitu:

(a) Sifat produk, apakah termasuk barang habis pakai (undurable goods) atau apakah

barang tahan lama (durable goods).

(b) Kegunaan produk, apakah termasuk barang konsumsi (consumer’s goods) atau

barang produksi (producer’s goods).

(c) Pembiayaan, apakah produk tersebut tergantung pada biaya satuan atau biaya

total.

(d) Sifat permintaan, apakah produk tersebut diproduksi atas permintaan musiman

atau rutin.

3. Pola/Kebijakan Produksi

19
Pola produksi menyangkut masalah mengenai pendistribusian produksi untuk masa

produksi tertentu (biasanya satu tahun) ke dalam periode yang lebih kecil (misalnya

tengah tahunan, triwulan atau bulanan).

Pola produksi diperlukan perusahaan yang sering kali mengalami fluktuasi penjualan

produk yang berakibat berfluktuasinya persediaan awal dan persediaan akhir

produk.

Ada tiga macam pola/kebijakan produksi yang dikenal, yaitu:

a) Pola produksi konstan.

Yaitu distribusi produk dari tahunan ke bulanan yang relatif sama besar (konstan)

setiap bulannya. Dengan pola seperti ini, maka akan terdapat atau terjadi

persediaan. Dengan adanya persediaan, maka kekurangan dan kelebihan penjualan

akan diseimbangkan oleh kelebihan dan kekurangan persediaan yang dimiliki.

Contoh:

· Jumlah produksi setiap bulan sebanyak 1.500 unit.

· Misalnya, Bulan Juni terjual sebanyak 1.350 unit, berarti perusahaan memiliki

persediaan sebanyak 150 unit.

· Bulan Juli perusahaan mampu menjual sebanyak 1.600 unit, padahal perusahaan

hanya memproduksi sebanyak 1.500 unit. Kekurangan barang produksi ditutupi

atau diseimbangkan dari persediaan bulan sebelumnya (150 unit), berarti

perusahaan masih memiliki persediaan sebanyak 50 unit.

· Dan seterusnya, kekurangan atau kelebihan barang penjualan diseimbangkan oleh

kelebihan atau kekurangan persediaan, kecuali untuk keadaan tertentu, misalnya

saat terjadi permintaan besarbesaran.

20
b) Pola produksi bergelombang.

Yaitu distribusi produk tahunan ke bulanan, dengan jumlah produksi dari bulan ke

bulan tidak sama besar tergantung pada besar kecilnya penjualan. Dengan pola

produksi demikian, maka di samping jumlah produk yang diproduksi akan naik

turun, juga berakibat pada kondisi persediaan relatif stabil. Bila penjualan naik

maka produksi akan naik pula. Sedangkan, bila penjualan turun maka produksi akan

turun pula.

Contoh:

· Misalnya jumlah produksi suatu perusahaan sebanyak 1.500 unit dengan

persediaan sebanyak 100 unit.

· Bulan Juni diperkirakan penjualan sebanyak 1.800 unit, maka perusahaan akan

memproduksi sebanyak 1.800 unit.

· Bulan Juli diperkirakan penjualan sebanyak 1.600 unit, maka perusahaan akan

memproduksi sebanyak 1.600 unit.

· Dengan demikian, maka persediaan akan relatif stabil = 100 unit.

c) Pola produksi moderat.

Yaitu distrubusi produk tahunan ke bulanan, dengan jumlah produksi dan persediaan

yang berubah-ubah tergantung pada naik turunnya penjualan. Artinya, naik

turunnya penjualan akan berakibat langsung pada naik turunnya baik produksi

maupun persediaan.

Contoh:

· Misalnya, jumlah produksi suatu perusahaan sebanyak 1.500 unit dengan

persediaan sebanyak 100 unit.

21
· Bulan Juni produksi sebanyak 1.600 unit dan penjualan sebanyak 1.400 unit, maka

persediaan menjadi 300 unit. (1.600 + 100 – 1.400 = 300 unit)

· Bulan Juli produksi sebanyak 1.300 unit dan penjualan sebanyak 1.000 unit, maka

persediaan menjadi 600 unit. (1.300 + 300 – 1.000 = 600 unit).

· Dan seterusnya, seperti di atas. Jumlah produksi dan persediaan tidak stabil atau

berfluktuasi seiring dengan fluktuasi penjualan.

Dari ketiga pola atau kebijakan produksi di atas, kebijakan atau pola produksi konstan

memiliki keunggulan karena pola produksi konstan atau stabil ini memiliki 3

keuntungan, yaitu:

(a) Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik:

· Mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim ramai

· Menghindari kapasitas menganggur pada saat musim sepi

(b) Stabilitas tenaga kerja:

· Memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja

· Mengurangi perputaran tenaga kerja

· Menarik tenaga kerja yang lebih terampil dan berpengalaman

· Mengurangi biaya latihan tenaga kerja baru

(c) Pembelian bahan baku yang lebih ekonomis sebagai akibat:

· Tersedianya bahan baku secara merata

· Diperolehnya potongan pembelian

· Kebutuhan modal yang merata

· Penyederhanaan masalah penyimpanan

· Mengurangi risiko persediaan.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan

produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim

pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu

kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu

organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti

selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek

pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan

menentukan:

23
a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.

b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau

produk turunan).

c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.

d. Waktu dan urutan proyek.

Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus

mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek

seharusnya memuat:

a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan

produk.

b. Teknologi yang digunakan.

c. Target proyek secara finansial.

d. Anggaran dan deadline proyek.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dilworth, James B. 1992. Operations Management: Design, Planning, and Control for
Manufacturing and Services. McGraw Hill.

Fogarty, Hoffmann, dan Stonebroker. 1989. Production and Operations management.


South-Western Publishing.

Manahan P.Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan

Murdifin Haming dan Mahfud Nurjamuddin. 2011, Manajemen Produksi Modern, Bumi
Aksara edisi kedua

http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-

25

Anda mungkin juga menyukai