Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH

Oleh:
Endang Mei Yunalia
(05620009)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2007
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Anak Usia Prasekolah
2.2. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
2.2.1. Tumbuh Kembang Fisik
2.2.2. Tumbuh Kembang Motorik Kasar
2.2.3. Tumbuh Kembang Motorik Halus
2.2.4. Tumbuh Kembang Sensory
2.2.5. Vokalisasi
2.2.6. Sosialisasi dan Kognitif
2.2.7. Permainan Yang Cocok

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak usia prasekolah, memiliki kemampuan perkembangan yang lebih baik


dari usia sebelumnya. Perangsangan pada berbagai ketrampilan yang dimilikinya
sangat penting agar anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, mandiri dan bijak
kelak.
Pada usia presekolah, anak-anak menyempurnakan penguasaan terhadap
tubuh mereka dan merasa cemas menunggu awal pendidikan formal. Banyak orang
yang menyadari bahwa hal ini merupakan masa yang paling menarik untuk orang tua
karena anak-anak kurang menjadi negative, dapat lebih akurat membafi pemikiran
mereka dan lebih efektif berinteraksi serta berkomunikasi. Perkembangan fisik terus
berlangsung menjadi lambat dan stabil, dimana perkembangan kognitif dan
psikososial terjadi dengan cepat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari anak usia prasekolah?
2. Bagaimanakah tumbuh kembang fisik anak usia prasekolah?
3. Bagaimanakah tumbuh kembang motorik kasar anak usia prasekolah?
4. Bagaimanakah tumbuh kembang motorik halus anak usia prasekolah?
5. Bagaimanakah tumbuh kembang sensory anak usia prasekolah?
6. Bagaimanakah tumbuh kembang vokalisasi anak usia prasekolah?
7. Bagaimanakah tumbuh kembang sosialisasi dan kognitif anak usia
prasekolah?
8. Permainan apa yang cocok untuk anak usia prasekolah?
1.3. Tujuan
1. Mengetahi definisi dari anak usia prasekolah.
2. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang fisik anak usia prasekolah.
3. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang motorik kasar anak usia prasekolah.
4. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang motorik halus anak usia prasekolah.
5. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang sensory anak usia prasekolah.
6. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang vokalisasi anak usia prasekolah.
7. Mengetahui bagaimana tumbuh kembang sosialisasi dan kognitif anak usia
prasekolah.
8. Mengetahui permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah.

1.4. Manfaat
Dengan disusunnya tugas ini diharapkan mahasiswa mendapat manfaat:
1. Dapat mengetahui dan memahami definisi anak usia prasekolah.
2. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang fisik anak usia
prasekolah.
3. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang motorik kasar anak usia
prasekolah
4. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang motorik halus anak usia
prasekolah
5. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang sensory anak usia
prasekolah
6. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang vokalisasi anak usia
prasekolah
7. Dapat mengetahui dan memahami tumbuh kembang sosialisasi dan kognitif
anak usia prasekolah.
8. Dapat mengetahui dan memahami permainan yang cocok untuk anak usia
prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Anak Usia Prasekolah


Anak usia prasekolah atau preschool anak anak dengan usia mendekati atau
sekitar 3-6 tahun.

2.2. Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah


2.2.1. Tumbuh Kembang Fisik
Perkembangan fisik anak cenderung stabil pada usia prasekolah. Pertumbuhan
fisik anak usia prassekolah antara lain:
 BB: Meningkat sekitar 2,5 kg per tahun
 TB: Meningkat sekitar 5 - 7,5 cm per tahun
 Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan anak yang lebih kurus.
 Kepala sudah mencapai 90% dari ukuranorang dewasa (6 tahun)
 Anak laki-laki sedikit lebih besar denganlebih banyak otot dan kurang
jaringan lemak disbanding ank perempuan
 HR: ±90 kali/ menit (menurun sedikit dari usia sebelumnya)
 RR: 22-24 kali/ menit (menurun sedikit dari usia sebelumnya)
 TD: 90/ 58 mmHg (meningkat sedikit dari usia sebelumnya)

2.2.2. Tumbuh Kembang Motorik Kasar


Anak usia prasekolah sudah mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya
untuk melakukan gerakan-gerakan yang lebih bervariasi karena terjadi peningkatan
koordinasi otot besar dan otot halus. Gerakan-gerakan yang mampu dilakukan anak
usia prasekolah antara lain:
 Berjalan jinjit
 Melompat
 Melompat dengan 1 kaki (1 tahun)
 Sudah dapat melompat dengan kaki bergantian (5 tahun)
 Berjalan mundur dengan kaki jinjit
 Berlari
 Memanjat
 Naik turun tangga
 Melempar bola
 Melakukan dua gerakan sekaligus , seperti melompat sambil melempar bola

2.2.3. Tumbuh Kembang Motorik Halus


Dalam perkembangan teori anak, keterampilan motorik berkoordinasi dengan
otak. Jadi, amat mempengaruhi kemampuan kognitif (berpikir). Pada anak usia
prasekolah, kemampuan motorik halusnya bias dan harus dilatih.
Yang termasuk tumbuh kembang motori halus anak prasekolah antara lain:
 Terampil menggambar
 Menggunting dan menempel
 Menggambar garis vertical
 Menggambar kotak, lingkaran, segitiga
 Menulis huruf dan angka
 Belajar menulis nama
 Belajar memasang dan membuka kancing
 Belajar mengikat tali sepatu
Di usia prasekolah, tangan anak (hanstroke) sudah pada tahap pattern making,
dimana ini meruoakan tingkatan paling sulit karena anak harus membuat
bangun/ bentuk sendiri. Misal:
 Menggambar bebas
 Membuat mobil balap dari lego
 Membangun rumah dari balok-balik aneka warna
 Menggunakan warna pada bidang geometris
Dengan demikian, dalam pattern making, anak bukan hanya dilatih
ketrampilan motorik halusnya, tapi juga struktur kognitifnya.
2.2.4. Tumbuh Kembang Sensory
Pada usia prasekolah biasanya anak takut pada sesuatu yang dianggap
membahayakan bagi dirinnya. Ketakutan anak prasekolah ini muncul menjadi sesuatu
yang membahayakan tubuh. Misalnya takut akan kegelapan, binatang, petir maupun
tugas kesehatan. Hal ini bias tampak dari reaksi atau gejala yang timbul, misalnya
anak menangis, menjerit, mengeluarkan keringat dingin atau bahkan lari
bersembunyi. Pada usia prasekolah sesuatu dianggap menakutkan kebanyakan
cenderung bersumber dari suara. Suara-suara yang wajar membuat takut antara lain:
 Suara mesin, seperti: helicopter, kereta api, pesawat terbang.
 Suara petir
 Suara bentakan
 Takut suara binatang
Penyebab rasa takut pada anak :
1. Pengalaman buruk
2. Ditakut-takuti
3. Imajinasi
Cara mengatasi rasa takut diantaranya:
1. Kenali sumber rasa takut anak lalu atasi.
Misal: Dengan berdialog untuk menelusuri penyebab rasa takutnya
2. Berikan penjelasan
Karena pada usia ini, kognitif anak sudah semakin berkembang, jadi anak
sudah bisa menerima penjelasan yang diberikan orang lain.
3. Ciptakan rasa aman dan nyaman.
4. Jangan memberi label penakut.
5. Introspeksi diri.
2.2.5. Vokalisasi
Pada usia 4 tahun, anak mulai dapat merangkai kata lebih banyak lagi
dibanding usia sebelumnya.
a) Di usia prasekolah, anak sudah menguasai sekitar 1000 sampai 1500 kosakata
yang sudah dapat diucapkannya. Seiring dengan pertumbuhannya, kata yang
dilmilikinya akan terus bertambah.
b) Salah satu bentuk kalimat umum yang paling sering digunakan anak-anak
adalah kalimat tanya.
Pada usia ini, anak cenderung ingin tahu tentang segala hal. Itu sebabnya,
mereka cenderung “ceriwis” karena banyak bertanya dan koleksi kata-katanya
pun semakin banyak.
c) Topik pembicaraan tentang dirinya sendiri
Topik pembicaraan yang mereka lakukan, umumnya berpusat pada dirinya
sendiri, teman sebaya dan hubungan mereka dengan orang lain.
d) Meniru gaya bahasa orang dewasa
Kadang-kadang omongan si prasekolah sering meniru gaya bahasa orang
dewasa. Namun dalam bentuk yang belum sempurna, seperti mengomentari
sesuatu hal atau masalah rutin sehari-hari.
e) Bisa mengkomunikasikan hasil ciptaannya.
Hal ini sejalan dengan kemampuan motorik halus dan kognitifnya.
Misal: “ Ini rumahku, ini tempatku bobok. Ini tempat tidur kakak. Di sebelah
sini kamar ayah dan ibu. Kalau ini garasi”.
Meskipun pada awalnya mungkin belum terstruktur atau tersusun rapi,
minimal anak sudah mencoba kemampuan bahasanya dengan
mengkomunikasikan hasil imajinasinya pada orang lain.
2.2.6. Sosialisasi dan Kognitif
1) Sosialisasi
Usia prasekolah memberi kesempatan luas pada anak untuk mengembangkan
keterampilan sosialnya. Kemampuan bersosialisasi harus terus diasah, karena
kesuksesannya amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin si
anak. Kemampuan sosialisasi anak prasekolah antara lain:
a.Masuk ke dalam berbagai kelompok baru.
Kemampuan sosialisasi yang berkembang membawa anak usia
prasekolah masuk ke dalam berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu
sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebagai bagian dari kelompok, anak
prasekolah belajar mematuhi aturan kelompok dan menyadari konsekuensinya
bila tidak mengikuti aturan tersebut.
b. Belajar perilaku social dan moral lewat
peniruan.
Oleh karena itu, orang dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang
buruk.
Misal: Mencela, bicara kasar, memukul dll.
c.Sosialisasi pada anak yang membawa konflik.
Resiko konflik biasanya terjadi dengan teman sebaya. Oleh karena iti
kemampuan memecahkan konflik merupakan modal yang harus dimiliki anak.
Dimana konflik yang terjadi pada usia ini bersifat spontan, dan tidak ada rasa
dendam dalam diri anak setelah konflik terjadi. Semakin baik kemampuan
anak dalam hal ini, maka kepribadiannya akan semakin stabil.
d. Anak usia prasekolah cenderung bersifat
Egocentris.
Anak pada usia ini mementingkan atau memusatkan segala sesuatu pada
dirinya sendiri atau egocentris(Kathleen Berger, The Developing Person
through the Life Span).
Bukan berarti mereka bersifat selfish (mau menang sendiri). Karena mereka
masih kecil, mereka masih tidak sensitive akan perasaan orang lain, dan pada
usia prasekolah anak-anak mulai mengembangkan konsep diri. Beberapa hal
yang bisa dilakukan bila anak bersifat egosentris:
 Perencanaan
Anak-anak seusia ini tidak dapat mengatur teman bermainnya, jadi
orang tua harus menyediakan situasi social yang berbeda yang
membuat mereka nyaman. Orang tua perlu mendorong mereka untuk
memiliki hubungan persahabatan dengan anak lain.
 Di sengaja
Maksudnya disini adalah, bahwa anak membutuhkan pengajaran yang
lembut untuk belajar beragumentasi, bermain dengan jujur dan
berkompromi.
 Pola
Anak cenderung akan meniru/ mencontoh perilaku orang lain.

2) Kognitif
a.Tumbuh kembang kognitif akan sejalan dengna keterampilan motorik anak
dan telah menguasai tahap pemikiran praoperasional.
Sebagai contoh: dalam pattern making anak bukan hanya dilatih keterampilan
motorik halusnya, melainkan juga struktur kognitifnya. Saat anak membangun
rumah dari balok-balok aneka warna, struktur kognitifnya bisa dilihat dari
caranya memadukan warna, menyesuaikan bentuk antara kanan dan kiri, di
samping itu anak juga belajar melihat segala sesuatu secara terstruktur.
b.Anak cenderung melakukan dusta putih (white lie) atau membual.
Tujuan mereka bukan untuk menipu orang lain, tapi karena mereka merasa
yakin hal yang dikatakannya benar
c.Anak usia prasekolah sudah menunjukkan ego dan otoritasnya
d.Pemikiran anak bersifat prakonseptual (sampai usia 4 tahun)
Anak-anak menilai orang, benda dan kejadian dari penampilan luar mereka
atau apa yang tampaknya terjadi (Piaget, 1952).
e.Artifisialisme
Merupakan kesalahan konsep yang bias diciptakan setiap orang, yang juga
bias terjadi pada anak. Misal: “Siapa yang membuat gunung?”
f.Animisme
Merupakan kesalahan konsep yang menganggap nenda mati sebagi orang
hidup.
g.Fase Intuitif.
Merupakan fase dimana terjadi perkembangan dari pemikiran anak yang lebih
kompleks(usia ± 4 tahun).
Contoh: Anak berpikir untuk mengklasifikasikan benda menurut ukuran dan
warna.
h.Anak usia prasekolah mulai berpikirtentang hubungan penyebab dan pengaruh
Contoh: “Saya menangis tadi malam, oleh karena itu perawat memberi saya
suntikan”.
i.Anak usia prasekolah mulai berpikir mampu memberikan alas an dari hal yang
bersifat umum ke arah khusus.
Contoh:”Saya mendapat suntikan 2x sehari, oleh karena itu, saya mendapat 1
suntikan tadi malam.

2.2.7.Permainan Yang Cocok


Karena kemampuan motorik kasar-halusnya sudah jauh berkembang, anak usia
prasekolah terampil menggunakan seluruh anggota tubuhnya, bahkan bersamaan
sekaligus. Permainan anak usia prasekolah antara lain:
a) Permainan bersifat konstruktif
Yang paling umum adalah membuat benda dan menggambar, selain itu
pengenalannya terhadap bentuk dan warna juga sudah terasah sehingga ragam
mainan yang dapat dimainkannya juga lebih banyak.
Contoh permainan: Bermain pasir, tanah balok, cat, kertas, melukis,
b) Permainan bersifat kelompok
Didukung oleh kemampuan bicaranya yang juga berkembang dengan pesat,
anak prasekolah mulai mengerti aturan permainan sederhana. Mereka sudah
bisa bermain secara berkelompok. Dengan demikian ia sudah bisa menerima
konsekuensi sanksi bila menyalahi aturan. Saat itu juga, anak usia prasekolah
bias diajak mengenal sportivitas. Keterlibatan anak dalam suatu permainan
sangat aktif tidak lagi sebatas menonton. Ia ingin mengambil peran dan
semangat berkompetisi mulai berperan.
Contoh permainan: Petak umpet, bekel, bermain sebagai penjual-pembeli.
c) Permainan yang bersifat menantang
Setelah menguasai suatu keterampilan, anak menginginkan suatu bentuk
permainan yang lebih menantang dan menguji kemampuannya.
Contoh permainan: Lomba lari, bermain perang-perangan, lempar tangkap
bola, lompat jauh, bermain kartu domino.
d) Permainan yang mengarah ke jender.
Anak usia prasekolah sudah mampu membedakan pria dan wanita yang dilihat
dari penampilan yang berbeda, pakaian yang berbeda, rambut yang berbeda.
Beberapa anak juga sudah mulai memahami organ-organ tubuh yang berbeda
pada pria dan wanita. Tetapi tidak semua anak memiliki keterampilan
membedakan, karena orang tua masih enggan membicarakan soal peran seks
pada anak di usia prasekolah.
f) Bermain pura-pura.
Berpura-pura memungkinkan anak untuk belajar memahami sudut pandang
orang lain, mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah
social dan lebih kreatif. Bermain pura-pura melibatkan imajinasi, dan
bergantung pada kemampuan mereka untuk mempertahankan bayangan
tentang hal-hal yang pernah mereka ketahui.
Contoh permainan: Anak-anak yang menonton tv dalam waktu lama,
cenderung mengabsorpsi imajinasi.

Jadi, pada usia prasekolah anak-anak mencapai peningkatan daya gerak


sampai mereka masuk sekolah yang ditandai dengan aktifitas aktif dari mereka. Ini
adalah waktu penandaan [erkenbangan fisik dan kepribadian. Dimana, perkembangan
motorik meningkat secara stabildan mendapatkan bahasa serta perluasan hubungan
social. Belajar bermain peran, meningkatkan kontrol diri dan mulai mengembangkan
konsep diri.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A and Anne G. P. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Alih bahasa Yasmin Asih [et al]. Edisi 4. Volume 1& 2.
Jakarta: EGC

Sampai di mana kemampuan anak prasekolah ?. www.tabloid-nakita.com. 14


April.2007.

Menarik perhatian anak. www.metrobalikpapan.co.id. 14 April 2007.

Mengajar anak prasekolah. www.geocities.com. 14 April 2007.

www.gayahidupsehat online.com

Anda mungkin juga menyukai