RSKB
HASTA
HUSADA
Mulai
Pelanggan Mendaftar
Tidak
Konsul
Id. Permintaan
Dokter
Pemeriksan
Ada
Bawa
Keberadaan
Sampel
Tidak
Bawa
Tidak
Pengisian Form
Pendaftar Verifikasi
kelayakan
Sampel
Ya
Tidak
Persyaratan
Pasien
Ya Pembayara
n
Petugas Dokter Verifikator Kasir Petugas Petugas
Pendaftaran Pengambilan Penerima
Sampel Sampel
Pengambilan
Sampel
Sampel
Diterima
Selesai
SOP MIKRO
2. Eritrosit
Cara tabung
Instruksi Kerja :
a. Pipet ke dalam tabung reaksi 4 ml (tepatnya 3,98 ml) reagen
pengencer chayem
b. Pipet darah 20 µl atau 0,02 ml
c. Bilaslah pipet tersbut beberapa kali dengan larutan pereaksi
chayem
d. Isilah kamar hitung improved Neubauer
e. Periksa dibawa mikroskop
f. Hitung jumlah eritrosit yang terdapat dalam 5 kotak sedang atau
80 kotak kecil (bagian tengah kotak kamar hitung)
Cara pipet thoma
Instruksi Kerja :
a. Isaplah darah (kapiler, EDTA atau oxalate) sampai tanda 0,5
pipet eritrosit.
b. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
c. Masukan ujung pipet kedalam larutan chayem sambil
menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan
sudut 45 derajat dan larutan chayem di isap perlahan-lahan
sampai tanda 101. Hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara.
d. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari lalu lepaskan karet pengisap.
e. Kocok pipet selama 15-30 detik, jika tidak segera akan
dihitung, letakkanlah dalam sikap horizontal.
f. Isilah kamar hitung inproved neubauer.
3. Leukosit
Cara tabung
Instruksi Kerja :
a. Kedalam tabung reaksi 0.5 ml larutan turk, tambahkan 20 ul
darah kapiler / EDTA.
b. Bilaslah pipet tersebut beberapa kali dengan larutan turk tadi.
c. Isilah kamar hitung improved nebauer dengan campuran
diatas.
d. Periksalah dibawah mikroskop.
e. Hitunglah jumlah sel yang terdapat dalam empat kotak besar
kamar hitung improved neubauer.
2. Mikrofilaria
A. Pembuatan Sediaan Darah Jari untuk Pemeriksaan
Mikrofilaria dalam Darah Tepi
1. Kenakan sarung tangan sebelum memulai proses;
2. Siapkan kaca slide berlabel yang bersih dan bebas
lemak, beri label/kode;
3. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya (jari
tengah atau jari manis) dengan kapas alkohol dan
keringkan dengan kapas atau tisu yang bersih;
4. Tusuk sisi bagian dalam jari dengan menggunakan
jarum penusuk yang steril;
5. Tekan jari tersebut dengan lembut dan kumpulkan 60
uL darah ke dalam tabung kapiler non heparin yang
telah ditera;
6. Posisikan tabung kapiler secara horizontal (merata)
saat mengumpulkan darah agar darah dapat masuk ke
dalam tabung dengan lancar;
7. Bersihkan sisa darah pada ujung jari dengan kapas
dan pasien diminta memegang kapas tersebut sampai
darah berhenti mengalir;
8. Teteskan darah dalam tabung kapiler di tiga titik pada
permukaan kaca slide secara berseling (masing-
masing titik 20 uL darah). Dengan tutup jarum
penusuk, ratakan darah membentuk tiga jalur paralel
seperti pada gambar 1 dibawah ini (masing-masing
jalur paralel darah berukuran lebar X panjang = 0,5 X
4 cm). Untuk memudahkan dapat diletakkan pola
panjang hapusan darah di bawah kaca slide;
9. Biarkan sediaan darah pada kaca slide mengering
dengan menempatkannya pada posisi horizontal di
tempat yang aman sampai proses pengumpulan darah
selesai.
B. Pewarnaan Sedian Darah Jari
1. Lakukan pewarnaan sediaan darah, 24 - 32 jam
setelah pengambilan darah dan sediaan darah sudah
kering sempurna dengan bantuan udara;
2. Dehemoglobinasi sediaan darah menggunakan air
suling atau air kemasan botol merek tertentu yang
memiliki pH 7,2 dengan cara merendam sediaan darah
di dalam air sampai air berwarna merah dan jalur
paralel darah pada slide berwarna putih susu. Buang
air dengan hati-hati, kemudian susun slide dalam rak
pewarnaan dan dibiarkan mengering di udara selama
10-20 menit;
3. Teteskan metanol pada slide yang sudah kering
selama 1 menit;
4. Lanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan
Giemsa 3% selama 30 menit;
5. Bersihkan warna larutan Giemsa yang menempel pada
kaca slide dengan mencelupkannya ke dalam
sebaskom air kemudian slide dibiarkan kering
sempurna dengan bantuan udara. Slide diposisikan
berdiri dengan kemiringan 45 derajat agar air dapat
mengalir turun. Apabila tidak dapat langsung
diperiksa, simpan slide di dalam kotak slide.
C. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Untuk menemukan filaria pada preparat digunakan
perbesaran obyektif 10X10;
2. Jumlah mikrofilaria yang ditemukan di semua
lapangan pandang dihitung. Agar tidak terlewatkan
dan setiap lapangan pandang dapat diperiksa,
pengamatan dimulai dari tepi kiri kemudian digeser
ke kanan sampai tepi preparat. Dilanjutkan ke bidang
pandang berikutnya dan menggeser ke arah yang
berlawanan ke tepi lagi.
3. TINJA
CARA KERJA
a. Metode apung tanpa disentrifugasi
1. 10 gr tinja dicampurkan dengan 200 ml Larutan NaCI
jenuh (33%) dalam glass beker, lalu diaduk hingga
larut.
2. Jika terdapat serat-serat selulosa, maka disaring
terlebih dahulu dengan penyaring the.
3. Larutan dituangkan ke dalam tabung reaksi hingga
permukaan cembung.
4. Didiamkan selama 10 menit sampai terlihat sampai
adnya endapan
5. Cover glass ditempelkan di atas permukaan larutan
hingga mengenai bagian permukaan larutan yang
cembung.
6. Cover glass diletakkan di atas objek glass.
7. Diamati dibawah mikroskop.
b. Metode apung dengan disentrifugasi
1. 10 gr tinja dicampurkan dengan 200 ml larutan NaCI
jenuh (33%). Lalu diaduk hingga larut.
2. Jika terdapat serat-serat selulosa, maka disering
terlebih dahulu dengan penyaring the dan dituangkan
kedalam sentrifugasi.
3. Tabung tersebut diputar pada alat sentrifusi selama 5
menit dengan putaran 100x per menit
4. Dengan ose diambil larutan bagian permukaan dan
ditaruh pada obyek glas yang kemudian di tutup
dengan cover glass.
c. Metode modifikasi Harda Mori
1. Aquadest 5 ml dituangkan kedalam tabung reaksi.
2. Sediaan feaces diambil dengan lidi dan diratakan pada
1/3 bagian tengah kertas saring.
3. Kertas saring dilipat. Kemudian dimasukkan kedalam
plastik yang telah berisi air dengan ujung kertas
menyentuh permukaan aquadest dan tinja jangan
sampai tercelup aquadest.
4. Tulis nama penderita, tanggal penerimaan, tempat
penderita tinggal.
5. Plastic ditutup, digantung dan dijepitkan.
6. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 7 hari.
4. Malaria
a. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam pengambilan sampel darah
b. Ujung jari yang akan diambil darahnya, hendaknya
diremas/diurut lebih dahulu untuk mengumpilkan darah
ke ujung jari
c. Usaplah ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering angina (jangan ditiup)
d. Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet
steril.
e. Teteskan darah yang keluar pada objek glass. Upayakan
pada minimal 2 buah objek glass (satu untuk sediaan tipis
& satu untuk sediaan tebal)
f. Usaplah bekas tusukkan lancet dengan kapas kering
g. Untuk sediaan darah tipis lakukan pengeseran darah pada
objek glas tersebut mengunakan deck glass atau glass
lain, sedangkan untuk sediaan darah tebal lebarkanlah
darah kira-kira selebar 1,5 cm. Keringkan di udara.
h. Lakukan pewarnaan dengan larutan Giemsa 1 : 9 selama
kurang lebih 5 – 10 menit. (pada sediaan darah tipis ,
sebelum di warnai hendaknya dilakukan fiksasi dengan
larutan methanol selama 1 menit . Sedangkan pada
sediaan darah tebal hendaknya dilakukan proses
hemolysis sampai sempurna sebelum diwarnai)
i. Setelah sediaan kering, dilakukan pembacaan dengan
perbesaran objektif 100 kali menggunakan immersion oil.
Instruksi Kerja 1. BTA
Analitik Metode : Zeihl neelsen
BAKTERIOLOGI a. Prosedur Pembuatan Sediaan
• Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada
goresan.
• Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm
sebagai pola.
• Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
• Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara
mulai ujung sampai kepangkal.
• Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang
kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu
diletakkan pada kaca sediaan.
• Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar :
• Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70
%(tinggi alkohol ± 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose
digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum
yang melekat pada ose.
• Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah
dibakar sampai pijar.
• Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas
nyala api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus
sebanyak 3 X selama 3-5 detik.
b. Prosedur Pewarnaan
• Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap
ke atas.
• Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan
kaca sediaan.
• Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan
nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan
sampai mendidih) selama 3 menit.
• Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir.
• Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna
merah dari fuchsin hilang.
• Sediaan dicuci dengann air mengalir
• Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan
selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar.
b. Urea
1) Metode Urea GLDH
Panjang Gelombang : 340 nm, 334 nm
Temperature : +25oC/37oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Udara atau aquadest
Standard Sampel
R4/Standard 10 ul -
Sampel - 10 ul
Reagen Kerja 1000 ul 1000 ul
Campur dan ukurlah A1 tepat 30 detik dan bacalah A2
setelah 60 detik kemudian.
2) Metode Urea Colorimetri
Panjang Gelombang : 578 nm (580-600 nm)
Temperatur : +20oC/+25oC/37oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Blanko Reagen (RB)
2. Fungsi Hati
a. SGOT (AST)
Panjang Gelombang : 334, 340 atau Hg 365 nm
Temperatur : +25oC/30oC/37oC
Tebal kuvet : 1 cm
Blanko : Terhadap Udara/aquadest
Reagensia Kerja 1000 ul
Serum/Plasma 100 ul
Campur, inkubasi selama 1 menit pada temperatur yang
dipilih. Ukur absorban awal dan secara bersamaan jalankan
stopwatch. Ulangi pengukuran setelah 1, 2 dan 3 menit.
b. SGPT (ALT)
Panjang Gelombang : 334, 340 atau Hg 365 nm
Temperatur : +24oC/30oC/35oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Terhadap Udara/aquadest
Reagen Kerja 1000 ul
Serum/Plasma 100 ul
Campur, inkubasi selama 1 menit pada temperatur yang
dipilih. Ukur absorban awal dan secara bersamaan jalankan
stopwatch. Ulangi pengukuran setelah 1, 2 dan 3 menit.
c. GAMMA-GT
Panjang Gelombang : Hg 405 nm (400-420)
Temperatur : +25oC/30oC/37oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Terhadap Udara/Aquadest
d. Albumin
Panjang Gelombang : 628 nm, 623 nm, 578 nm
Temperatur : +20oC - +37oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Pengukuran Terhadap : Blanko Reagen
Reagen Standard Sampel
Blanko
R4/Standard - 20 ul -
Sampel - - 20 ul
R1 4000 ul 4000 ul 4000 ul
Campur dengan baik dan ukurlah setelah 10 menit terhadap
blanko reagen (RB), dalam waktu 30 menit.
e. Bilirubin
1) Bilirubin Total
Panjang Gelombang : 546 nm (530-580 nm)
Temperature : 20oC-25oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Blanko Sampel
Sampel Blank Sampel
Reagen R1 200 ul 1500 ul
Reagen R2 - 50 ul
Reagen R3 1000 ul 1000 ul
Sampel 200 ul 200 ul
Campur dan inkubasi pada suhu ruang 10-60 menit
Reagen R4 1000 ul 1000 ul
Campur dan inkubasi pada suhu ruang 5-30 menit. Bca
absorban sampel terhadap blanko sampel.
2) Bilirubin Direk
Panjang Gelombang : 546 nm (530-580 nm)
Temperatur : 20oC-25oC
Tebal Kuvet : 1 cm
Blanko : Blanko sampel
Sampel Blank Sampel
Reagen R1 200 ul 1500 ul
Reagen R2 - 50 ul
NaCl 0,9% 2000 ul 2000 ul
Sampel 200 ul 200 ul
Campur dan inkubasi pada suhu ruang 5 menit. Baca
absorban sampel terhadap sampel blanko.