Anda di halaman 1dari 37

Edisi Mei 2019

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

Scan untuk Unduh

Berinovasi Membangun Negeri,


Menjaga #uangkita
1
“Saya rasa kita cukup untuk bisa menjaga ekonomi pada semester kedua nanti,
tetapi tentu kita akan terus melakukan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bisa
mendorong investasi, serta menjaga kepercayaan masyarakat,” Kami lihat, seluruhnya
berhubungan dengan confidence konsumen. Jadi, dalam hal ini, kalau dari sisi multiplier
effect-nya belanja masyarakat yang berasal dari THR kalau dibandingkan dengan
seluruh PDB. Mungkin tidak akan sangat besar, namun kan ada seasonality-nya,

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Usai membuka Dhawa Fest 2019, Rabu 8 Mei 2019


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

2 3
Infografis Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN
EKSEKUTIF

M
omentum pertumbuhan menunjukkan hasil yang positif.
Realisasi Perekonomian Realisasi Belanja Realisasi Transfer ke Defisit APBN hingga ekonomi Indonesia tetap Hingga akhir April tahun 2019, realisasi
Penerimaan Indonesia pada Negara sebesar Daerah dan Dana April 2019 sejumlah
terjaga dengan capaian pendapatan negara dan hibah telah
Perpajakan hingga triwulan I 2019 Rp631,78 triliun Desa (TKDD) sampai Rp101,04 triliun
pertumbuhan PDB pada mencapai Rp530,74 triliun atau 24,51
April 2019 mencapai mampu tumbuh atau 25,7 persen dengan April 2019 atau terjaga pada
Rp436,41 triliun sebesar 5,07 persen dari pagu APBN mencapai Rp261,73 angka 0,63 persen kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen. persen terhadap target APBN 2019.
atau 24,43 persen (yoy), lebih tinggi 2019, tumbuh 8,38 triliun atau 31,66 PDB. Kinerja ini memberikan sinyal positif Capaian tersebut tercatat masih
dari target APBN dibanding kinerja persen (yoy). persen dari pagu terhadap perkembangan ekonomi mampu tumbuh positif sebesar 0,50
2019, tumbuh 4,72 di triwulan I 2018 APBN 2019, lebih persen (yoy). Realisasi pendapatan
nasional kedepan ditengah-tengah
persen (yoy). sebesar 5,06 persen tinggi Rp9,80 triliun
prospek pertumbuhan ekonomi global negara meliputi realisasi penerimaan
(yoy). atau sekitar 3,89
yang menurun. Inflasi masih dalam perpajakan sebesar Rp436,41 triliun,
persen (yoy).
rentang sasarannya melanjutkan PNBP sebesar Rp93,97 triliun, dan
kondisi stabilitas ekonomi nasional penerimaan hibah sebesar Rp354,30
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

yang masih tetap terjaga. Selanjutnya, miliar atau masing-masing telah


kinerja perekonomian nasional dalam mencapai 24,43 persen, 24,84 persen,
setahun ini mampu memberikan dan 81,39 persen terhadap target
dampak terhadap pengurangan yang ditetapkan dalam APBN 2019.
jumlah pengangguran sebanyak 50 Penerimaan perpajakan mampu
ribu pada Februari 2019 dibandingkan tumbuh positif sebesar 4,72 persen
data Februari 2018. (yoy), sedangkan PNBP dan hibah
tercatat tumbuh negatif masing-
Kinerja realisasi pendapatan masing sebesar negatif 14,85 persen
negara dan hibah diawal Triwulan (yoy) dan negatif 64,26 persen (yoy).
II tahun 2019 secara umum masih

4 5
Realisasi penerimaan pajak pada negatif sebesar 7,94 persen (yoy) disebabkan faktor penurunan devisa 2019. Hal ini terutama disebabkan
akhir April 2019, telah mencapai dan 10,48 persen (yoy). Faktor yang impor, selain faktor apresiasi Dolar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rp387,00 triliun atau 24,53 persen diperkirakan menekan pertumbuhan Amerika Serikat terhadap Rupiah yang penentuan dividen BUMN baru akan
dari target APBN 2019 dan mampu PPN/PPnBM adalah pertumbuhan masih terjadi, meskipun melambat. terlaksana awal bulan Mei 2019.
tumbuh positif sebesar 1,02 persen restitusi yang cukup signifikan Di sisi yang lain, pertumbuhan Di sisi penerimaan PNBP Lainnya,
(yoy), meskipun pertumbuhannya sebesar 31,30 persen. Secara sektoral, realisasi penerimaan bea keluar masih sampai dengan bulan April 2019 telah
melambat dibandingkan tahun pertumbuhan penerimaan pajak menunjukkan penurunan melanjutkan mencapai Rp34,72 triliun atau sebesar
lalu. Capaian realisasi pajak ditopang ditopang oleh pertumbuhan sektor tren bulan sebelumnya, yaitu tumbuh 36,91 persen dari target APBN 2019.
oleh penerimaan PPh pasal 25/29 Jasa Keuangan dan sektor Transportasi negatif 29,78 persen (yoy). Penurunan Pendapatan BLU hingga April 2019
Badan, PPh pasal 21, PPh Final, dan Pergudangan. Sebaliknya sektor pertumbuhan tersebut diperkirakan telah mencapai Rp13,11 triliun atau
dan PPh pasal 22 Impor. Realisasi usaha lainnya seperti sektor Industri terjadi karena faktor penurunan 27,39 persen dari target APBN 2019.
penerimaan PPh pasal 25/29 Badan Pengolahan dan sektor Pertambangan, kinerja ekspor komoditas minerba
sejalan dengan berakhirnya masa pertumbuhannya mengalami khususnya konsentrat tembaga dan Sejalan dengan komitmen

pelaporan SPT Badan pada akhir April perlambatan. nikel, serta dampak pemberlakuan bea Pemerintah yang terus berupaya

2019, sedangkan realisasi capaian PPh keluar 0 persen atas CPO (Crude Palm meningkatkan kualitas pengelolaan

pasal 22 Impor berasal dari aktivitas Realisasi Penerimaan kepabeanan Oil) dan turunan CPO. APBN, antara lain melalui perbaikan

impor yang didominasi oleh impor dan cukai telah mencapai Rp49,42 pola belanja agar dapat secara

bahan baku. Sementara itu, dari sisi triliun atau 23,66 persen dari target Realisasi Penerimaan Negara lebih optimal dalam menstimulasi

pertumbuhannya penerimaan pajak APBN 2019 dan tumbuh signifikan Bukan Pajak (PNBP) sampai bulan perekonomian nasional, penyerapan

didorong oleh tumbuhnya penerimaan sebesar 46,98 persen (yoy). Capaian April 2019 telah mencapai Rp93,97 belanja negara menunjukkan kinerja

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) realisasi penerimaan kepabeanan triliun atau 24,85 persen dari target yang semakin baik. Realisasi Belanja

sebesar 443,80 persen (yoy), diikuti dan cukai sekitar 70 persen ditopang APBN tahun 2019. Realisasi tersebut Negara sampai dengan akhir April

oleh PPh migas sebesar 5,22 persen dari penerimaan cukai hasil tembakau lebih rendah dibandingkan dengan 2019 mencapai Rp631,78 triliun

(yoy), dan PPh nonmigas sebesar (CHT). Berdasarkan komponennya, penerimaan PNBP pada periode yang (25,7 persen dari pagu APBN 2019)

4,08 persen (yoy). Komponen PPh pertumbuhan penerimaan sama tahun 2018 yang mencapai atau tumbuh 8,4 persen (yoy)

nonmigas yang masih tumbuh cukup kepabeanan dan cukai paling besar Rp110,35 triliun. Realisasi Penerimaan jika dibandingkan dengan tahun

baik secara yoy, berturut-turut adalah disumbangkan oleh penerimaan PNBP Sumber Daya Alam (SDA) sebelumnya. Realisasi Belanja Negara
cukai yang tumbuh 82,29 persen (yoy). mencapai Rp46,15 triliun atau 24,20 tersebut meliputi Belanja Pemerintah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

penerimaan PPh pasal 25/29 OP (14,43


persen), PPh 21 (12,09 persen), dan Secara lebih rinci, penerimaan cukai persen dibandingkan target dalam Pusat sebesar Rp370,05 triliun

PPh Pasal 22 (10,50 persen). Untuk HT tumbuh paling tinggi mencapai APBN 2019. Penerimaan tersebut lebih (22,6 persen dari pagu APBN) dan

penerimaan migas, pertumbuhannya 87,83 persen (yoy) sebagai dampak tinggi dibandingkan realisasi pada Transfer ke Daerah dan Dana Desa

didorong oleh faktor masih relatif dari adanya pergeseran pembayaran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp261,73 triliun (31,7 persen

tingginya harga ICP. Di sisi yang cukai dan dampak positif program yang mencapai Rp45,86 triliun. dari pagu APBN). Realisasi Belanja

lain, penerimaan dari PPN/PPnBM penertiban cukai berisiko tinggi Sementara itu, penerimaan negara Pemerintah Pusat hingga bulan April

tercatat tumbuh negatif 4,35 persen (PCBT). Komponen penerimaan dari yang bersumber dari Pendapatan 2019 mengalami peningkatan sebesar

(yoy). Penurunan terbesar berasal bea masuk mengalami perlambatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan 11,8 persen jika dibandingkan dengan

dari PPN/PPnBM DN dan PPnBM walaupun masih mampu tumbuh masih sangat rendah, hanya Rp3 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor yang masing-masing tumbuh positif sebesar 0,73 persen (yoy). Hal ini dalam empat bulan pertama tahun Meningkatnya kinerja Belanja

6 7
Pemerintah Pusat tersebut utamanya dengan Maret. Sementara realisasi Nonfisik yang meningkat sekitar Pemda sesuai dengan PMK Nomor 193
didorong oleh realisasi belanja subsidi nonenergi justru lebih tinggi 7,64 persen dibandingkan periode Tahun 2018 tentang Pengelolaan Dana
bantuan sosial yang sudah mencapai daripada periode yang sama tahun yang sama tahun sebelumnya salah Desa.
Rp 54,0 triliun atau sekitar 52,9 persen 2018 karena terdapat percepatan satunya karena tingkat pelaporan
dari pagu APBN 2019. Realisasi belanja realisasi Subsidi Pupuk dan Subsidi daerah dan sisa dana tahun 2018 Realisasi defisit APBN hingga April

bantuan sosial hingga bulan April 2019 Kredit Program dalam tahun 2019. yang diperhitungkan pada penyaluran 2019 mencapai Rp101,04 triliun atau

mengalami pertumbuhan sebesar 75,7 triwulan I atau semester I tahun 2019; sekitar 0,63 persen PDB. Sementara

persen (yoy) dari periode yang sama Realisasi Transfer ke Daerah dan serta (3) meningkatnya realisasi Dana itu, posisi keseimbangan primer pada

tahun sebelumnya, antara lain karena Dana Desa (TKDD) sampai dengan Insentif Daerah sebesar 89,44 persen April 2019 berada pada posisi negatif

adanya kenaikan indeks bantuan yang April 2019 mencapai Rp261,73 apabila dibandingkan periode yang Rp18,44 triliun. Realisasi pembiayaan

signifikan pada Program Keluarga triliun atau 31,66 persen dari pagu sama tahun sebelumnya karena yang dilakukan Pemerintah hingga

Harapan dan percepatan pencairan APBN 2019, yang meliputi Transfer adanya peningkatan penyaluran April 2019 mencapai Rp143,84 triliun,

iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI). ke Daerah (TKD) sebesar Rp247,70 DID tahap I kepada Pemda yang terutama bersumber dari pembiayaan

Kondisi ini menunjukkan keberpihakan triliun (32,73 persen) dan Dana telah menyampaikan persyaratan utang yaitu sebesar Rp144,98 triliun

Pemerintah kepada masyarakat miskin Desa Rp14,03 triliun (20,05 persen). penyaluran tahap I serta mulai atau sekitar 40,4 persen dari APBN.

dalam memenuhi kebutuhan dasar Secara lebih rinci, realisasi TKD terdiri disalurkannya DID kepada daerah- Realisasi pembiayaan utang tersebut

dan mendorong daya beli. dari Dana Perimbangan Rp242,40 daerah yang terkena bencana gempa terdiri dari penerbitan SBN (neto)
triliun (33,45 persen), Dana Insentif bumi untuk membantu percepatan sebesar Rp160,49 triliun dan pinjaman
Realisasi belanja subsidi sampai Daerah (DID) Rp5,12 triliun (51,22 rehabilitasi dan rekonstruksi. (neto) sebesar negatif Rp15,51
dengan akhir April 2019 mencapai persen), dan Dana Otonomi Khusus Sementara itu, realisasi Dana Desa triliun. Pemerintah secara konsisten
Rp37,95 triliun atau 16,92 persen dan Keistimewaan DIY Rp0,18 triliun sampai dengan April 2019 lebih melakukan pengelolaan utang
dari pagu yang ditetapkan dalam (0,81 persen). Realisasi TKD sampai rendah Rp0,24 triliun (negatif 1,68 yang prudent dan produktif antara
APBN. Realisasi belanja subsidi dengan April 2019 tersebut lebih persen) dibandingkan realisasi Dana lain dengan menjaga rasio utang
tersebut meliputi subsidi energi tinggi Rp9,80 triliun atau sekitar 3,89 Desa pada periode yang sama tahun dalam batas aman, meningkatkan
Rp30,85 triliun dan subsidi nonenergi persen bila dibandingkan realisasi 2018. Hal tersebut dipengaruhi oleh efisiensi atas pengelolaan utang,
Rp7,09 triliun. Realisasi belanja subsidi TKD pada periode yang sama tahun rendahnya realisasi penyerapan mendorong pemanfaatan utang untuk
sampai dengan akhir April 2019 lebih 2018. Tingginya realisasi TKD tersebut Dana Desa hingga April 2019 kegiatan produktif, serta menjaga
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

sedikit Rp2,79 triliun atau 6,85 persen terutama disebabkan karena: (1) terutama disebabkan karena belum keseimbangan pengelolaan utang.
dibandingkan realisasi belanja subsidi penyaluran DAU yang lebih tinggi dipenuhinya persyaratan penyaluran
pada periode yang sama tahun 2018. 3,96 persen dibandingkan periode Dana Desa tahap I oleh beberapa
Lebih rendahnya realisasi subsidi yang sama tahun sebelumnya, salah
dimaksud terutama dikarenakan pada satunya dipengaruhi oleh penyaluran
tahun 2018 terdapat pembayaran kembali DAU beberapa daerah
sebagian kekurangan subsidi energi yang telah menyampaikan laporan
tahun sebelumnya, sedangkan Informasi Keuangan Daerah (IKD)
realisasi periode sampai dengan Maret serta penyaluran DAU tambahan
2019 hanya meliputi pembayaran bantuan pendanaan kelurahan kepada
subsidi energi bulan Januari sampai beberapa daerah; (2) realisasi DAK

8 9
Infografis

REALISASI APBN 2019


s/d 31 April 2019

APBN 2019 Realisasi % thd


s.d. 30 April APBN
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

PENDAPATAN 2.165,11 536,74 24,51%


NEGARA (A)

BELANJA NEGARA (B) 2.461,11 631,78 25,67%

KESEIMBANGAN (20,11) (18,44) 91,68%


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

PRIMER

SURPLUS/(DEFISIT) (296,00) (101,04)


ANGGARAN (A-B)

PEMBIAYAAN 296,00 143,84 48,59%


ANGGARAN

dalam triliun Rupiah

10 11
Realisasi APBN Realisasi APBN sampai dengan Akhir April Tahun 2019 - -

P
(20,0)
(54,9) (0,20)
(69,9) (72,2)
erkembangan realisasi APBN tahun 2019 sampai dengan 30 April 2019
(40,0)
(101,0) (0,40)
(60,0)
(0,37)
masih menunjukkan capaian positif dengan pendapatan negara yang (80,0) (158,2) (0,60)

(0,60) (0,53)
mampu tumbuh 0,50 persen dan belanja negara meningkat 8,38 persen (100,0) (0,63)
(0,80)

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan kombinasi


(120,0)
(1,00)
(140,0)

realisasi tersebut, defisit anggaran terkendali pada level 0,63 persen terhadap (160,0)
(1,20)

(1,25)
PDB. (180,0) (1,40)

2015 2016 2017 2018 2019

Defisit (Rp triliun) % defisit thd PDB

40,0
0,35
20,0
3,7 24,4
-
0,16
(17,3) 0,03 (18,4) -0,05
(20,0)
(0,15) (0,11)
(40,0)
(94,7) -0,45
(60,0)

(80,0)
(0,75) -0,85

(100,0)

(120,0) -1,25

2015 2016 2017 2018 2019

keseimbangan primer (Rp triliun) % keseimbangan primer thd PDB

Realisasi APBN sampai dengan 30 tinggi dibandingkan periode yang • Realisasi Penerimaan Pajak mencapai Rp387,00 Dengan capaian pendapatan negara
April, 2018-2019 (Rp triliun) sama tahun 2018 yang mencapai triliun atau 24,53 persen dari target APBN tahun dan belanja negara tersebut, maka
Rp528,07 triliun. Sementara itu, 2019, tumbuh sebesar 1,02 persen. realisasi Defisit APBN tahun 2019
Perkembangan realisasi APBN tahun realisasi belanja negara mencapai sampai dengan 30 April 2019
2019 sampai dengan 30 April 2019 Rp631,78 triliun atau 25,67 persen • Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai mencapai mencapai Rp101,04 triliun atau
masih menunjukkan capaian positif dari pagu APBN tahun 2019, tumbuh Rp49,42 triliun atau 23,66 persen dari target 0,63 persen terhadap PDB, dengan
dengan pendapatan negara yang sebesar 8,38 persen dibandingkan APBN tahun 2019, tumbuh sebesar 46,98 persen. nilai keseimbangan primer negatif
mampu tumbuh 0,50 persen dan realisasi APBN pada periode yang Rp18,44 triliun. Realisasi Defisit APBN
belanja negara meningkat 8,38 b. PNBP membukukan realisasi sebesar Rp93,97 triliun
sama tahun 2018. Adapun rincian dari tahun 2019 tersebut lebih tinggi
atau 24,84 persen dari target APBN tahun 2019.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

persen dibandingkan periode yang realisasi tersebut meliputi: dibandingkan defisit anggaran periode
sama tahun sebelumnya. Dengan yang sama tahun 2018 yakni Rp54,87
c. Belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp370,05 triliun
kombinasi realisasi tersebut, defisit a. Realisasi Penerimaan Perpajakan triliun atau 0,37 persen PDB, dengan
atau 22,64 persen dari pagu APBN tahun 2019,
anggaran terkendali pada level 0,63 mencapai Rp436,41 triliun atau nilai keseimbangan primer Rp24,44
tumbuh 11,79 persen dibandingkan realisasi pada
persen terhadap PDB. 24,43 persen dari target APBN triliun. Dengan realisasi pembiayaan
periode yang sama tahun 2018
tahun 2019, tumbuh 4,72 persen anggaran periode sampai dengan 30
Secara ringkas APBN 2019 sampai dibandingkan realisasi periode d. TKDD mencapai Rp261,73 triliun atau 31,66 persen April 2019 sebesar Rp143,84 triliun,
dengan 30 April 2019 mencatat bahwa yang sama APBN tahun 2018 dari pagu APBN tahun 2019, tumbuh sebesar 3,89 termasuk untuk pembiayaan investasi
realisasi pendapatan negara sebesar sebesar Rp416,73 triliun. Realisasi persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama Rp2,50 triliun, terdapat kelebihan
Rp530,74 triliun atau 24,51 persen penerimaan perpajakan terdiri tahun 2018. pembiayaan anggaran sebesar Rp
dari target APBN tahun 2019, lebih atas: 42,79 Triliun.

12 13
Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN
EKONOMI
MAKRO

Momentum Pertumbuhan Ekonomi terus berlanjut,


didukung oleh kebijakan countercyclical

P
erekonomian Indonesia neto tercatat positif yang dipengaruhi Reverse Repo Rate (BI-7DRR) tetap pada April 2018 sebesar 1,09 persen (ytd)
pada triwulan I 2019 mampu oleh penurunan impor yang signifikan, level 6 persen. Sementara itu, posisi atau 3,41 persen (yoy). Tekanan inflasi
tumbuh sebesar 5,07 persen meskipun ekspor juga menurun. Secara cadangan devisa Indonesia pada akhir kelompok bahan makanan terutama
(yoy), lebih tinggi dibanding sektoral, kegiatan sektor jasa menjadi April 2019 mencapai sebesar USD124,3 berasal dari komoditas hortikultura
kinerja di triwulan I 2018 sebesar pendorong pertumbuhan ekonomi miliar, relatif stabil dibandingkan (aneka bawang, cabai, sayuran, buah)
5,06 persen (yoy). Kinerja ekonomi nasional, namun sektor pertanian dan dengan posisi pada akhir Maret 2019 yang dipengaruhi oleh faktor cuaca,
di triwulan I 2019 ini masih ditopang manufaktur mengalami perlambatan. sebesar 124,5 miliar dolar AS. Posisi gangguan distribusi, serta terlambatnya
kinerja permintaan domestik. Konsumsi cadangan devisa tersebut setara dengan syarat izin impor. Namun, tekanan
lembaga non-profit rumah tangga Nilai tukar Rupiah sedikit pembiayaan 7,0 bulan impor atau 6,8 tersebut dapat sedikit tertahan oleh
(LNPRT) mampu tumbuh sebesar 16,93 mengalami tekanan pada awal bulan impor dan pembayaran utang luar deflasi beras seiring faktor panen
persen (yoy) yang dipengaruhi oleh Mei 2019 yang disebabkan oleh negeri pemerintah, dan masih berada dan ikan segar karena faktor cuaca
berlangsungnya kegiatan kampanye penguatan indeks dolar Amerika di atas standar kecukupan internasional yang mendukung tangkapan. Pada
dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Serikat dan isu ketidakpastian sekitar 3 bulan impor. Posisi cadangan masa HBKN Ramadan dan Lebaran,
Konsumsi RT tetap mampu tumbuh di penyelesaian perang dagang devisa tersebut diyakini dapat stok beras diperkirakan cukup untuk
atas 5 persen, sejalan dengan terjaganya Amerika Serikat dan Tiongkok. Nilai mendukung ketahanan sektor eksternal memenuhi permintaan sehingga dapat
tingkat inflasi. Namun, Pembentukan tukar Rupiah per 9 Mei 2019 tercatat serta menjaga stabilitas makroekonomi mengantisipasi lonjakan harga. Selain itu,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar Rp14.338 per USD melemah dan sistem keuangan kedepan. faktor panen hortikultura dan masuknya
mengalami perlambatan yang hanya sebesar 0,87 persen secara point to bawang putih impor di bulan Mei
tumbuh sebesar 5,03 persen (yoy), point dibandingkan dengan akhir April Perkembangan harga di tingkat diperkirakan dapat menstabilkan harga.
sejalan dengan sikap wait and see 2019. Namun, apabila dibandingkan konsumen pada April 2019 relatif Di sisi lain, komponen administered
investor. Sementara itu, konsumsi dengan level awal tahun 2019, nilai terkendali meskipun mengalami price sedikit menurun dipengaruhi oleh
pemerintah tumbuh sebesar 5,21 tukar Rupiah menguat 0,88 persen. tekanan dari kelompok bahan faktor diskon tarif listrik 900VA golongan
persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan Dalam merespon perkembangan makanan dan tarif angkutan udara. mampu bagi pelanggan pascabayar.
triwulan I tahun 2018 sebesar 2,71 nilai tukar kedepan sejalan dengan Inflasi April tercatat sebesar 0,44 Meskipun begitu, tarif angkutan udara
persen (yoy) sebagai kebijakan upaya memperkuat stabilitas eksternal persen (mtm) atau 0,80 persen (ytd) masih mengalami peningkatan dan
countercyclical dalam merespon perekonomian Indonesia, Bank atau 2,83 persen (yoy). Angka ini lebih berdampak pada sektor pariwisata,
perlambatan investasi. Kinerja ekspor Indonesia mempertahankan BI 7-day rendah secara tahunan dibandingkan

14 15
logistik, dan ritel. Sebagai tindak Sementara itu, transaksi modal
lanjut, Kementerian Perhubungan dan finansial pada triwulan I 2019
akan menurunkan tarif batas atas tercatat surplus sebesar USD10,1
antara 12-16 persen atau rata-rata 15 miliar, menggambarkan adanya
persen untuk seluruh rute per 15 Mei capital inflow yang cukup tinggi seiring
2019. Kebijakan ini diharapkan dapat optimisme investor terhadap prospek
menurunkan harga tiket pesawat serta perekonomian nasional. Secara
sebagai antisipasi persiapan mudik keseluruhan, Neraca Pembayaran
Lebaran. Sementara itu, komponen Indonesia (NPI) pada triwulan I 2019
inti sedikit naik dibanding bulan lalu, mencatat surplus sebesar USD2,4
namun masih terkendali di kisaran miliar.
3%, mencerminkan terjaganya
keseimbangan permintaan dan Tingkat pengangguran terbuka

penawaran. (TPT) Indonesia pada Februari


2019 tercatat sebesar 5,01 persen,
Defisit neraca transaksi berjalan atau turun 0,12 poin persentase
pada triwulan I 2019 tercatat dibanding data Februari 2018.
sebesar USD7,0 miliar (2,6 persen TPT merupakan persentase
dari PDB). Angka ini menunjukkan jumlah pengangguran terhadap
perbaikan dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja. Penurunan TPT
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
triwulan sebelumnya yang mencapai tersebut merupakan level terendah
9,2 miliar dolar AS (3,6 persen dari sejak krisis 1998. Penduduk yang
PDB), sehingga mendukung ketahanan bekerja sebanyak tercatat sebesar
sektor eksternal perekonomian 129,36 juta orang, bertambah 2,29
nasional. Peningkatan surplus neraca juta orang dari data Februari 2018.
perdagangan barang nonmigas dan Sementara itu, Jumlah angkatan kerja
perbaikan defisit perdagangan migas pada Februari 2019 tercatat sebanyak
mendorong perbaikan defisit neraca 136,18 juta orang, meningkat sebesar
perdagangan. Selain itu, kebijakan 2,24 juta orang dibanding Februari
pemerintah untuk melakukan 2018. Sehingga, pada bulan Februari
pengendalian impor beberapa 2019 jumlah pengangguran berkurang
komoditas tertentu yang diterapkan sebanyak 50 ribu orang dari 6,87 juta
sejak akhir 2018 juga mendorong orang pada Februari 2018 menjadi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

perbaikan defisit neraca perdagangan. 6,82 juta orang.

16 17
Laporan Utama

Surat Berharga Negara (SBN)


Retail Online

B
esarnya minat investor asing atas ribuan pulau sehingga diperlukan
terhadap surat utang Indonesia satu platform yang dapat menjangkau
dapat menjadi dua sisi mata para investor tersebut.
uang bagi Indonesia. Di
satu sisi, besarnya minat tersebut Dengan semakin meningkatnya

mencerminkan kepercayaan asing pengguna internet di Indonesia serta

terhadap kondisi kestabilan makro semakin berkembangnya electronic

Indonesia, meningkatkan likuiditas marketplace, Pemerintah berinisiatif

pasar SBN dan lainnya namun mengubah strategi penjualan SBN

di sisi lain, hal tersebut dapat ritel dari secara konvensional menjadi

menimbulkan permasalahan pelik secara online.

yang mengguncang tatanan ekonomi


Seperti yang sudah diketahui umum,
Indonesia bila terjadi exodus besar-
SBN Ritel terdiri atas 2 yaitu SBN
besaran dari pasar Indonesia dari
konvensional (SUN) dan SBN syariah
investor asing tersebut. Untuk itu
(Sukuk). Sementara untuk metode
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

diperlukan strategi untuk menghadapi


penjualannya SBN Ritel juga terdiri
hal tersebut. diperlukan suatu
atas 2 jenis mekanisme yaitu SBN
strategi yang tepat yang salah satunya
Ritel yang tidak bisa diperdagangkan
berupa pendalaman pasar domestik.
di pasar sekunder (non-tradable)

Jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas Sukuk Tabungan

merupakan pasar potensial bagi (ST) dan Saving Bond Retail (SBR) dan

pemasaran Surat Utang Negara yang bisa diperdagangkan di pasar

namun harus ada cara untuk sekunder (tradable) yaitu Obligasi

menjangkau para investor prospektif Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel
Foto: (SUKRI).
tersebut mengingat Indonesia terdiri
Biro KLI

18 19
Dalam rangka mendukung 2. SBN ritel dijual di pasar sekunder Antusiasme masyarakat atas SBR 002. Dari sisi komposisi Usia
pendalaman pasar, sebagai salah sementara SBN tabungan penerbitan SBN ritel syariah yang Investor, generasi milenial mengalami
satu strategi nasional 2018-2024 tidak dijual di pasar sekunder merupakan cerminan kepercayaan pertumbuhan komposisi sebesar 5
dan menutup defisit anggaran APBN namun terdapat fasilitas early masyarakat atas pengelolaan persen dari 13 persen menjadi 18
2019, SBN ritel yang dijual secara redemption dengan syarat pembiayaan oleh Pemerintah terlihat persen dari total keseluruhan investor
online direncanakan akan diterbitkan tertentu; saat Pemerintah meluncurkan Sukuk setelah penjualan SBN Ritel dilakukan
sebanyak 10 kali dari Januari 2019 Ritel seri 011. Sukuk Ritel tersebut secara Online. Sebaliknya investor
hingga November 2019 dengan SBR 3. SBN ritel mempunyai tingkat mengalami kelebihan permintaan generasi baby boomers mengalami
dan ST diterbitkan secara bergantian imbalan tetap sementara skema dari target Rp10 triliun didapatkan penurunan sebesar 6 persen dari 49
sebanyak 8 kali sementara ORI dan dari SBN tabungan adalah dana sebesar Rp21,12 triliun dengan persen menjadi 43 persen.
Sukuk Ritel diterbitkan masing- floating with floor yang artinya jumlah investor sebanyak 35.026
Sementara itu hasil yang sama juga
masing satu kali. Hal tersebut tingkat imbalan mengambang orang. Prestasi Sukuk Tabungan
diperoleh ST dimana hasil penjualan
dilakukan Pemerintah dengan tujuan namun ada batas miwnimalnya yang diterbitkan Februari 2019 juga
ST-001 yang masih menggunakan
memberikan kesempatan seluasnya sebagai contoh jika suku bunga tak kalah mentereng karena juga
platform manual adalah sebesar
pada masyarakat untuk dapat pasar naik maka imbal hasil mengalami kelebihan permintaan dari
Rp2,58 triliun dan hasil penjualan
memiliki SBN ritel. SBN tabungan juga naik namun para investor.
ST-002 yang mulai menggunakan
apabila suku bunga pasar
Strategi Pemerintah dalam platform elektronik berhasil mencapai
Selain itu lebih seringnya SBN ritel turun melebihi imbal hasil yang
memperluas basis investor SBN Rp4,94 triliun. Komposisi Investor
diterbitkan di tahun 2019 daripada ditetapkan SBN tabungan imbal
ritel melalui penjualan online generasi milineial pada penjualan
jenis SBN lainnya dikarenakan untuk hasil yang dipergunakan adalah
menunjukkan hasil yang positif. ST-002 meningkat drastis jika
menjalankan strategi pendalaman imbal hasil yang berlaku pada
Penjualan SBN ritel non-tradable dibandingkan dengan Investor ST-001,
pasar dalam negeri sekaligus untuk SBN tabungan.
secara online salah satu contohnya naik 32 persen dari 13 persen menjadi
menggerakkan masyarakat agar
Saving Bond Retail (SBR) 004 yang 45 persen dari total keseluruhan
“melek” secara finansial sesuai Melalui kepemilikan SBN ritel,
telah diterbitkan secara online Investor. Kenaikan ini bertambah pada
dengan program financial inclusion masyarakat dapat menempatkan
dapat menyerap dana masyarakat penjualan ST-003 dimana komposisi
dan financial literacy yang telah dana ‘idle’ mereka pada instrumen
sebesar Rp7,32 triliun dan menjaring investor generasi milenial meningkat
dicanangkan Pemerintah. yang aman sekaligus mendapat
investor baru sebanyak 17.195 lagi menjadi 52 persen dari total
imbal hasil yang tinggi. Sementara
investor sementara ST-002 berhasil keseluruhan investor ST-003.
Lalu, apa yang membedakan antara itu Pemerintah dapat menjalankan
membukukan penjualan sebesar
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

SBN ritel biasa dengan SBN ritel dalam prinsip keempat dalam pengadaan Melihat dari capaian penjualan SBN
bentuk tabungan? Ada beberapa pembiayaan yaitu “menjaga komposisi Rp4,94 triliun dengan menjaring
Ritel dengan metode penerbitan
karakteristik yang membedakan kedua utang dalam batas terkendali untuk 11.591 investor baru.
secara Online, program penerbitan
SBN ritel ini diantaranya: pengendalian risiko sekaligus menjaga SBN Ritel Online merupakan realisasi
Jika dibandingkan dengan hasil
keseimbangan makro ekonomi” dukungan pemerintah dalam
penjualan SBN ritel non tradable
1. Jika SBN ritel biasa mempunyai karena dana tersebut berasal dari meningkatkan keuangan inklusi, dan
yang dilakukan secara konvensional,
masa jatuh tempo selama 3 dalam negeri sendiri dan bermata perluasan basis investor domestik
hasil tersebut berbeda cukup jauh
tahun maka SBN tabungan uang Rupiah sehingga fluktuasi mata terutama dikalangan muda. Dengan
dimana SBR 002 mencapai Rp3,91
mempunyai masa jatuh tempo uang bias dihindari dan pada akhirnya Demikian maysarakat Indonesia yang
trilun sehingga hasil SBR 004 hampir
selama 2 tahun; kesinambungan pembangunan dapat sadar investasi dapat segera terwujud.
mencapai 100 persen lebih tinggi dari
terjaga.

20 21
BDS: Memupuk Kepatuhan
Perpajakan Sejak Dini,
Tumbuh Bersama Wajib
Pajak

D
alam sistem perpajakan Wajib Pajak UMKM melalui kegiatan
Indonesia yang menganut pelatihan dan pembinaan dengan
azas self-assessment, dimana memberikan materi yang berisi cara-
Wajib Pajak diberi kepercayaan cara yang mendorong perkembangan
untuk menghitung/memperhitungkan, usaha mereka, bersama dengan
membayar, dan melaporkan sendiri materi terkait perpajakan. Program
jumlah pajaknya, maka kepatuhan ini bertujuan untuk meningkatkan
perpajakan merupakan kunci peranan UMKM dalam perekonomian
administrasi perpajakan yang efektif, sambil memupuk kepatuhan
terutama dalam bentuk kepatuhan perpajakan mereka sejak dini,
sukarela (voluntary compliance). sehingga di masa mendatang para
Untuk itu, berbagai langkah telah pelaku UMKM ini dapat berkontribusi
diambil oleh DJP untuk meningkatkan terhadap pembangunan. Pemberian
tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Mulai pelatihan dan bimbingan kepada
dari kegiatan yang persuasif seperti pelaku UMKM merupakan bagian
penyuluhan langsung ke Wajib Pajak, dari program BDS yang telah dirintis
iklan layanan masyarakat, e-mail DJP sejak tahun 2015. Layanan ini
blast dan inklusi kesadaran pajak di merupakan bagian dari strategi
sekolah-sekolah/kampus-kampus, DJP meningkatkan kesadaran dan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

hingga tindakan pengawasan dan kepatuhan perpajakan sektor UMKM


penegakan hukum seperti teguran, yang merupakan bagian penting dari
pemeriksaan atau penagihan. ekonomi Indonesia.
Diantara langkah-langkah tersebut,
terdapat program yang sekaligus Program ini diawali dengan berdirinya

menggabungkan penyuluhan, Komunitas USP (UMKM Sahabat

social responsibility, dan kemitraan. Pajak). Sejak saat itu program

Program ini dinamakan Business BDS terus berkembang menjadi

Development Services (BDS). program berskala nasional, dan DJP


pun aktif melakukan kerja sama
BDS adalah program pembinaan dengan pihak-pihak dan instansi-

22 23
instansi terkait. Pada tahun 2018 pencatatan atau materi lainnya dalam
misalnya, DJP bekerja sama dengan program pembinaan UMKM yang
Himpunan Bank Negara (Himbara) diselenggarakan oleh para instansi,
dan PT Telkom yang telah memiliki serta pemberian layanan, informasi,
program serupa yakni Rumah Kreatif dan materi perpajakan oleh DJP.
BUMN (RKB). Di tahun yang sama, Melalui perluasan program BDS dan
DJP juga melaksanakan workshop kerja sama dengan berbagai instansi
Sinergi Pembinaan UMKM dengan 17 pihak ketiga, DJP berharap pelaku
Kementerian/Lembaga Pemerintah, UMKM dapat tumbuh lebih pesat
dan baru pada hari Selasa, 30 April dan semakin berdaya saing dengan Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
lalu, DJP menandatangani Perjanjian kesadaran dan kepatuhan pajak yang
Kerja Sama terkait Pembinaan tinggi.
UMKM melalui program BDS di Aula
Cakti Budhi Bakti Gedung Mar’ie Perkembangan UMKM memang

Muhammad, Kantor Pusat DJP. menjadi salah satu perhatian


Pemerintah, dan fasilitas perpajakan
Disaksikan oleh Menteri Keuangan untuk UMKM bukan hal yang baru.
Sri Mulyani Indrawati, Direktur Sebagaimana kita ketahui, pelaku
Jenderal Pajak, Robert Pakpahan usaha yang memiliki omzet sampai
menandatangani Perjanjian Kerja dengan Rp4,8 miliar dalam setahun
Sama tersebut dengan para telah diberikan fasilitas pembayaran
pimpinan dari 27 instansi yang pajak dengan tarif final 0,5 persen dari
terdiri dari 21 Badan Usaha Milik omzet, sesuai Peraturan Pemerintah
Negara dan 6 instansi lainnya. Nomor 23 Tahun 2018. Skema
Ruang lingkup Perjanjian Kerja tersebut berlaku selama jangka waktu
Sama ini mencakup pemberian tertentu sesuai bentuk usaha wajib
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

pelatihan dan bimbingan terkait pajak.


materi perpajakan, pembukuan,

24 25
Pendapatan Negara

PENDAPATAN
PAJAK

Sampai Bulan April 2019 Penerimaan Pajak


Mencapai Rp387,00 Triliun

(dalam triliun Rupiah)

Realisasi s.d. April 2019


Realisasi
APBN
Penerimaan Uraian ∆%
2019 % thd
Pajak s.d. 2018 -
Target
2019
April 2019
Pajak Penghasilan 894,45 254,91 4,17 % 28,50 %
- Migas 66,15 22,18 5,22 % 33,52 %
- Non Migas 828,29 232,73 4,08 % 28,10 %
PPN & PPnBM 655,39 129,88 -4,35 % 19,82 %
PBB & Pajak Lainnya 27,71 2,21 -16,07% 7,97 %
Jumlah 1.577,56 387,00 1,02 % 24,53 %
*angka sementara per April 2019

P
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

er tanggal 30 April 2019, Kinerja penerimaan pajak ditopang


penerimaan pajak yang oleh penerimaan PPh Non Migas yang
terhimpun di Kas Negara telah mencapai Rp232,73 triliun, tumbuh
mencapai Rp387,00 triliun. 4,08 persen (YoY) dibandingkan
Dengan demikian, penerimaan periode yang sama tahun lalu. Apabila
pajak sampai dengan bulan April kita lihat lebih dalam, pertumbuhan
telah mencapai 24,53 persen dari PPh Non Migas masih didorong oleh
target APBN 2019. Bila dibandingkan kinerja PPh Pasal 25/29. Penerimaan
dengan periode yang sama tahun PPh Pasal 25/29 Badan naik Rp4,43
Foto:
lalu, penerimaan pajak mengalami triliun atau tumbuh 4,90 persen (YoY),
Media Keuangan
pertumbuhan 1,02 persen (YoY). sedangkan PPh Pasal 25/29 Orang

26 27
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018
Jenis Pajak Realisasi ∆%
Industri Rp 101,43 T -2,0 %
Jan-Apr 2018–2019
2019 Pengolahan 27,6 % 11,5 %
PPh Pasal 25 Rp 78,15 T 2,6 %
Perdagangan
- Badan 94,90 4,90 % 21,2 % 28,6 %
- Orang Pribadi 7,15 14,43 % Rp 53,41 T 8,6 %
PPh Pasal 21 46,27 12,09 % Jasa Keuangan
14,5 % -4,3 %
PPh Pasal 22 5,28 10,50 % Rp 23,52 T 2,6 %
Konstruksi &
PPh Final 36,09 -1,01 % Real Estat 6,4 % 12,0 %
PPN Dalam Negeri 69,38 -7,94 % Rp 23,03 T -21,5 %
Pajak atas Impor Pertambangan
6,3 % 89,9 %
- PPh 22 Impor 18,71 3,78 % Rp 17,41 T 25,5 %
Transportasi &
- PPN Impor 56,44 0,72 % Pergudangan 4,7 % 13,3 %
- PPnBM Impor 1,24 -10,48 % * penerimaan pajak sektoral non migas, non PBB, dan non PPh DTP

Pribadi tumbuh double digits 14,43 PPh Pasal 22 tumbuh double digits adalah USD40,70 miliar atau turun bulan April, kembali tumbuh positif
Pertumbuhan persen (yoy), melanjutkan trend positif 10,50 persen (YoY). Pertumbuhan ini Penerimaan 7,40 persen (YoY) dibandingkan dibandingkan pertumbuhan Januari
Penerimaan peningkatan kepatuhan Wajib Pajak diantaranya didukung penyerapan Pajak Sektoral periode yang sama tahun sebelumnya. s.d. Maret yang negatif 0,46 persen
Pajak Orang Pribadi pasca SPT Tahunan. belanja APBN yang tumbuh 8,43 PPh Pasal 22 Impor tumbuh 3,78 (YoY).
persen (YoY) dibandingkan periode persen (YoY) sedangkan PPN Impor
Pertumbuhan juga ditopang oleh yang sama tahun lalu, terutama tumbuh 0,72 persen (YoY). Penerimaan Untuk penerimaan dari sisi
kinerja baik jenis pajak PPh Pasal 21 komponen belanja barang yang di bulan April mengisyaratkan trend sektoral, kinerja penerimaan pajak
yang mengalami kenaikan Rp4,99 tumbuh 9,8 persen (YoY). Penerimaan peningkatan dibanding Triwulan I ditopang oleh pertumbuhan sektor
triliun atau tumbuh double digits 12,09 PPh Final dan PPN Dalam Negeri 2019. PPh Pasal 22 Impor tumbuh Perdagangan (tumbuh 2,6 persen
persen (YoY). Hal ini indikatif terhadap tumbuh negatif 1,01 persen dan 6,38 persen (YoY) di bulan April, naik (YoY)), Jasa Keuangan (tumbuh 8,6
solidnya kondisi ketenagakerjaan di 7,94 persen (YoY). Namun demikian, dibandingkan Januari s.d. Maret persen (YoY)) serta Transportasi &
Indonesia saat ini. Dalam rilisnya (6 penerimaan bruto kedua jenis pajak yang tumbuh 2,79 persen (YoY). PPN Pergudangan (tumbuh 25,5 persen
Mei 2019), BPS menyebutkan bahwa tersebut sejatinya masih tumbuh Impor tumbuh 3,84 persen (YoY) di (YoY)).
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

Tingkat Pengangguran Terbuka per positif, 4,92 persen (YoY) untuk PPN
Februari 2019 berada pada posisi Dalam Negeri dan 2,82 persen (YoY)
5,01 persen, turun dari 5,13 dan untuk PPh Final.
5,33 persen pada Februari 2018 dan
2017, sedangkan Tingkat Partisipasi Penerimaan pajak-pajak atas impor
Angkatan Kerja berada di level 69,32 mengalami perlambatan seiring
persen per Februari 2019, naik dengan turunnya nilai impor
dibandingkan 69,20 dan 69,02 persen Indonesia, dimana nilai impor
pada Februari 2018 dan 2017. kumulatif Januari s.d. Maret 2019

28 29
Pertumbuhan
SPT Tahunan Badan 11,25%
2018 (yoy)
Orang Pribadi 18,26%
Non Karyawan

Orang Pribadi 2,16%


Karyawan
s.d April 2019

Akhir bulan April juga merupakan batas akhir pelaporan Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
SPT Tahunan PPh Badan. Di dalam SPT Tahunan, Wajib
Pajak melaporkan penghasilannya selama satu tahun
pajak untuk menghitung jumlah pajak yang terutang atas
penghasilan tersebut, dengan memperhitungkan jenis-jenis
pajak penghasilan lainnya yang telah dibayarkan secara
bulanan yang dapat menjadi pengurang (kredit pajak),
untuk menentukan jumlah PPh yang kurang/lebih dibayar.
Di tahun 2019 ini, per tanggal 2 Mei DJP mencatat terjadi
peningkatan jumlah pelaporan SPT Tahunan sebesar 4,20
persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Pertumbuhan terbesar dicatatkan Wajib Pajak Orang Pribadi
Non-Karyawan, tumbuh double digits 18,26 persen (YoY)
dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Wajib Pajak
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

Badan juga tumbuh double digits 11,25 persen. Sedangkan


Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan, yang merupakan jenis
Wajib Pajak terbanyak, tumbuh 2,16 persen (YoY).

30 31
Pendapatan Negara

KEPABEANAN DAN
CUK AI

Penerimaan kepabeanan dan cukai hingga bulan


Februari 2019 tumbuh signifikan

Realisasi s.d. Pertumbuhan


Realisasi APBN % Pertumbuhan positif pada penerimaan yang hanya sebesar Rp19,84 triliun,
No. Jenis Penerimaan April 2019 (yoy)
Penerimaan Bea 2019 Capaian kepabeanan dan cukai, didorong oleh sehingga mengalami pertumbuhannya
2018 2019 %2018 %2019
dan Cukai s.d. kinerja positif penerimaan cukai yang sebesar 82,29 persen (yoy). Kinerja
1 Bea Masuk 38.90 11.70 11.79 14.51 0.73 30.31
30 April 2019 tumbuh signifikan, terutama kinerja tersebut menjadikan pertumbuhan
2 Cukai 165.50 19.84 36.17 10.84 82.29 21.86 penerimaan cukai hasil tembakau penerimaan cukai menjadi yang
3 Bea Keluar 4.42 2.07 1.46 75.30 -29.78 32.91 (CHT). Selain itu penerimaan bea tertinggi dibandingkan komponen
masuk (BM) yang masih tumbuh penerimaan yang lain.
Total 208.82 33.62 49.42 14.72 46.98 23.66
positif, turut memberikan kontribusi
PPN Impor 56.04 56.44 24.81 0.72 terhadap penerimaan. Kinerja penerimaan cukai, dikontribusi
oleh CHT yang mencapai Rp34,38
PPn BM Impor 1.38 1.24 -2.37 -10.48
Penerimaan BM sampai dengan akhir triliun atau 98,53 persen dari
PPh Pasal 22 18.03 18.71 28.71 3.78
bulan April 2019 adalah sebesar penerimaan cukai. Penerimaan CHT
Impor
Rp11,79 triliun atau 30,31 persen dari yang tumbuh mencapai 87,78 persen,
Total PDRI lainnya 75.45 76.38 25.08 1.24
targetnya. Capaian tersebut lebih merupakan efek dari kebijakan
Total Bea Cukai dan Pajak 109.07 125.80 21.69 15.34
tinggi dibandingkan bulan April 2018 relaksasi pelunasan pemesanan
yang sebesar Rp11,70 triliun. Alhasil, pita cukai. Penerimaan CHT masih
kinerja BM masih sanggup tumbuh tumbuh positif meskipun lebih rendah

P
enerimaan kepabeanan dan sama tahun lalu, maka capaian positif sebesar 0,73 persen (yoy). apabila efek kebijakan tersebut tidak
cukai hingga 30 April 2019 tersebut mengalami pertumbuhan disertakan penghitungannya. Hal
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

telah mencapai Rp49,42 triliun. positif sebesar 46,98 persen (yoy). Penerimaan cukai per 30 April 2019, tersebut dikarenakan oleh faktor
Capaian tersebut merupakan Kinerja positif juga terjadi pada berhasil dikumpulkan sebesar tidak adanya kenaikan tarif pada
23,66 persen dari target yang penerimaan pajak dalam rangka impor Rp36,17 triliun atau 21,86 persen dari tahun 2019, yang mengakibatkan
diamanatkan pada APBN Tahun 2019 (PDRI) lainnya, yang mencapai Rp76,38 targetnya. Capaian tersebut lebih peningkatan pemesanan pita cukai di
sebesar Rp208,82 triliun. Apabila triliun atau tumbuh 1,24 persen (yoy). besar dibanding bulan April 2018 awal tahun.
dibandingkan dengan periode yang

32 33
*

**

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

* Dengan kebijakan relaksasi pelunasan


** Tanpa kebijakan relaksasi pelunasan

Penerimaan cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA)


Pertumbuhan dan cukai etil alkohol (EA), turut memberikan kontribusi pada
Penerimaan CHT penerimaan cukai masing-masing sebesar Rp1,72 triliun dan
s.d. April 2019 Rp0,04 triliun. Penerimaan cukai MMEA, kinerjanya tumbuh
positif sebesar 16,79 persen (yoy), seiring keberhasilan
program penertiban cukai berisiko tinggi (PCBT) dalam
mengurangi peredaran MMEA ilegal.

Penerimaan bea keluar (BK) hingga akhir bulan April 2019


telah mencapai Rp1,46 triliun. Capaian penerimaan tersebut
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

merupakan 32,91 persen dari target BK pada APBN Tahun


2019. Persentase capaian BK atas targetnya tersebut
merupakan yang tertinggi bila dibandingkan persentase
capaian komponen penerimaan yang lain. Komoditas mineral
tambang masih merupakan kontributor terbesar penerimaan
BK, terutama konsentrat tembaga.

34 35
Laporan Utama

Penguatan Budaya Integritas


Bea Cukai

B
ersamaan dengan semakin Peran pimpinan untuk melakukan
gencarnya instansi di Indonesia supervisi dan pembinaan dalam
melakukan reformasi birokrasi penguatan budaya organisasi memiliki
dan penguatan budaya peran penting. Pimpinan harus bisa
organisasi untuk menegakkan menjadi role model, dan sebagai
integritas di seluruh aspek. Bea contoh leadership dalam menolak
Cukai, pada bulan April 2019 lalu, tegas berbagai upaya suap/gratifikasi.
melaksanakan Apel Khusus Integritas
dengan Heru Pambudi, Direktur Bea Cukai juga telah siap

Jenderal Bea dan Cukai selaku menyukseskan Zona Integritas

Pembina Apel. Pelabuhan Laut dan Bandar Udara.


Pada tanggal 5 Mei 2019 bertempat
Pimpinan pada amanatnya di Kantor Otoritas Pelabuhan Utama
memberikan apresiasi kepada Tanjung Priok, telah dilaksanakan
seluruh jajarannya atas keberhasilan deklarasi komitmen bersama
meningkatkan level integritas. pembangunan Zona Integritas
Berdasarkan hasil survei yang Kawasan Pelabuhan Laut dan Bandar
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

dilakukan oleh Kementerian Udara. Hadir pada deklarasi tersebut


Keuangan (Kemenkeu), Indeks Menteri Pendayagunaan Aparatur
Penilaian Integritas (IPI) Bea Cukai di Negara dan Reformasi Birokrasi
level Kemenkeu tahun 2017 berada (MenPAN-RB), Syafrudin; Menteri
pada level 83,11, atau naik 4,54 poin Perhubungan (Menhub), Budi Karya;
menjadi 87,65 pada tahun 2018. Ketua Komisi Peberantasan Korupsi
Sedang di level eselon I, IPI Bea Cukai (KPK), Agus Rahardjo; dan para
tahun 2017 berada di level 82,70 atau pejabat dari berbagai kementerian
naik 5,19 poin menjadi 87,89 pada serta TNI/ POLRI.
Foto: tahun 2018.
Media Keuangan

36 37
MenPAN-RB menyatakan bahwa acara bersih dan melayani; menerapkan
ini merupakan simbol perjuangan sistem manajemen anti suap; serta
bersama aparatur pemerintah membangun keterpaduan sistem
untuk mewujudkan Indonesia yang pelayana publik yang terintegrasi dan
maju di masa yang akan datang. mengacu pada proses bisnis.
“Pencanangan Zona Integritas ini
merupakan salah satu bentuk strategi Pada deklarasi tersebut Kantor

nasional dalam pencegahan korupsi Kantor Pelayanan Utama (KPU)

yang berfokus pada perizinan dan DJBC Tanjung Priok dan KPU DJBC

tata niaga keuangan negara serta Soekarno-Hatta turut ditunjuk sebagai

penegakkan hukum dan reformasi di instansi kepabeanan yang turut dalam

kawasan strategis yaitu bandar udara pencanangan zona integritas kawasan.

dan pelabuhan.” Direktur Jenderal Bea dan Cukai,


menekankan bahwa Bea Cukai telah
Ketua KPK turut menyambut baik memasuki periode tinggal landas yang Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

komitmen pembangunan zona mana permasalahan integritas harus


integritas di wilayah laut dan selesai.
udara yang dilakukan pemerintah.
Menurutnya, pemerintah perlu Senada dengan hal tersebut Kepala

menerapkan sistem birokrasi yang KPU DJBC Tanjung Priok, Dwi Teguh

baik di wilayah manapun, apalagi di Wibowo, mengatakan bahwa tidak

wilayah-wilayah strategis. ada toleransi bagi pegawai yang


melanggar integritas. Kesiapan Bea
Deklarasi dipimpin oleh Menhub Cukai dalam pembentukan zona
dengan pernyataan komitmen integritas kawasan ini juga dapat
bersama: mewujudkan tata kelola dilihat kesiapan KPU DJBC Soekarno-
pemerintahan yang baik, bersih, Hatta dan Tanjung Priok dalam
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

serta bebas dari korupsi, kolusi menyiapkan diri untuk meraih gelar
dan nepotisme; mewujudkan unit Wilayah Bebas dari Korupsi.
kerja berpredikat wilayah bebas
dari korupsi dan wilayah birokrasi

38 39
Pendapatan Negara

PENERIMA AN
NEGAR A BUK AN PAJAK

Sampai dengan tanggal 30 April 2019, realisasi


PNBP mencapai Rp93,97 triliun atau 24,84 persen
dari APBN tahun 2019.

2019 Realisasi
Realisasi PNBP penerimaan SDA Migas tersebut mencapai Rp3 miliar. Hal tersebut
APBN 30 April 2019 % thd Growth
s.d. 30 April APBN antara lain disebabkan lebih disebabkan karena BUMN baru
2019 (dalam I. Penerimaan Negara Bukan 378.297,86 93.970,20 24,84 (14,85) rendahnya realisasi ICP periode bulan akan menyelenggarakan RUPS pada
miliar Rupiah) Pajak Januari-April 2019 sebesar USD62,44 awal bulan Mei sehingga realisasi
A. Penerimaan SDA 190.754,77 46.153,50 24,20 0,63 per barel, dibandingkan ICP bulan penerimaan diperkirakan akan tercatat
1. Migas 159.778,31 35.270,64 22,07 (0,08) Januari – April 2018 sebesar USD64,13 secara signifikan mulai bulan Juni
a. Minyak Bumi 118.606,71 35.254.24 29,72 (0, 13) per barel. 2019. Rendahnya penerimaan dari
b. Gas Alam 41.171,60 16,40 0,04 - Sektor Kekayaan Negara Dipisahkan ini
2. Non Migas 30.976,46 10.882,86 35,13 2,99 Realisasi penerimaan SDA Non Migas
tidak perlu dikhawatirkan, mengingat
a. Pertambangan 24.960,72 9.238,62 37,01 3,07 mencapai Rp10,88 triliun atau 35,13
hal tersebut hanya disebabkan
Minerba persen dari target APBN tahun 2019.
pergeseran waktu penyetoran.
b. Kehutanan 4.511,54 1.257,94 27,88 4,07 Realisasi tersebut mengalami kenaikan
c. Perikanan 625,81 190.,33 30,41 9,56 sebesar 2,99 persen jika dibandingkan Realisasi penerimaan PNBP Lainnya
d. Pend. Per. Panas 878,38 195,75 22,31 (11,16) dengan periode yang sama tahun mencapai Rp34,70 triliun atau 36,89
Bumi
2018 yaitu sebesar Rp10,57 triliun. persen dari target APBN tahun
B. Pendapatan dari KND 45.589,30 3,00 0,01 (99,98)
Meskipun realisasi Harga Batubara 2019. Realisasi tersebut mengalami
C. PNBP Lainnya 94.069,33 34.700,00 36,89 (0,22)
Acuan (HBA) Januari-April sebesar penurunan sebesar 0,22 persen jika
D. Pendapatan BLU 47.884,45 13.113.70 27,39 2,78
USD90,91 per ton, lebih rendah dari dibandingkan dengan periode yang
tahun sebelumnya (USD98,21 per sama tahun 2018 yang mencapai
ton), penerimaan SDA Non Migas lebih Rp34,78 triliun.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

tinggi dibandingkan tahun sebelumnya


antara lain dipengaruhi verifikasi Untuk pendapatan BLU, hingga 30
nilai kewajiban yang lebih akurat April 2019 terealisasi sebesar Rp13,11

D
sebelum dilakukannya pembayaran triliun atau mencapai 27,39 persen
i tengah tren penurunan harga Realisasi penerimaan SDA Migas
kewajiban Wajib Bayar. Salah satu dari target APBN tahun 2019, atau naik
komoditas pertambangan, mencapai Rp35,27 triliun atau 22,07
yang mendukung akuratnya verifikasi sebesar 2,78 persen dari periode yang
penerimaan Sumber Daya persen dari targetnya dalam APBN
adalah adanya sinergi Joint-Analysis sama tahun 2018 sebesar Rp12,76
Alam (SDA) mencapai tahun 2019. Realisasi tersebut
antara DJA, DJP, dan DJBC. triliun. Realisasi tersebut dipengaruhi
Rp46,15 triliun, tumbuh 0,63 persen mengalami penurunan sebesar
oleh pembayaran BPJS Kesehatan
dibandingkan periode yang sama 0,08 persen dibandingkan periode
Dari sektor Kekayaan Negara terhadap beberapa BLU Rumah Sakit.
tahun 2018 sebesar Rp45,86 triliun. yang sama tahun 2018 yaitu
Dipisahkan, realisasi baru
sebesar Rp35,30 triliun. Penurunan

40 41
Belanja Negara

BELANJA PEMERINTAH
PUSAT

Kinerja Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sampai


dengan 30 April 2019 ditopang dengan
meningkatnya penyerapan belanja KL.

R
ealisasi BPP sampai dengan terhadap pagu APBN tahun 2018
30 April 2019 mencapai menjadi 23,51 persen terhadap pagu
Rp370,05 triliun atau APBN tahun 2019. Hal ini terutama
22,64 persen dari pagu disebabkan oleh meningkatnya kinerja
APBN tahun 2019. Kondisi realisasi belanja bantuan sosial.
tersebut menunjukkan bahwa kinerja Sementara itu, kinerja realisasi belanja
realisasi BPP sampai dengan 30 April NonK/L mengalami penurunan dari
2019, relatif sama dengan kinerja 27,20 persen terhadap pagu APBN
penyerapan BPP tahun sebelumnya tahun 2018 menjadi 21,69 persen
sebesar 22,76 persen dari pagu APBN terhadap pagu APBN tahun 2019
tahun 2018. Kinerja penyerapan BPP yang terutama disebabkan karena
tersebut, ditopang oleh meningkatnya menurunnya kinerja realisasi belanja
realisasi belanja K/L dari 19,57 persen subsidi.

2019 Realisasi
Realisasi Belanja s.d. 30
Pemerintah % thd % Growth
Belanja Pemerintah Pusat APBN April
Pusat s.d April APBN (yoy)
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

2019
2019
Belanja K/L 855,45 201,11 23,51 21,24
Belanja Pegawai 224,41 66,09 29,45 15,73
Belanja Barang 344,64 65,16 18,91 9,77
Belanja Modal 189,34 15,86 8,37 (15,07)
Bantuan Sosial 97,06 54,00 55,64 75,52
Belanja Non K/L 778,89 168,94 21,69 2,30
al. Pembayaran Bunga Utang 275,89 82,60 29,94 4,15
Foto: Subsidi 224,32 37,95 16,92 (6,85)
Media Keuangan/
Venggi Jumlah 1.634,34 370,05 22,64 11,79

42 43
Secara nominal, realisasi BPP sampai (10 bulan) yang telah dibayarkan oleh Kementerian Agama. Selain itu, A. REALISASI BELANJA K/L TAHUN
dengan 30 April 2019 mengalami Januari hingga April tahun 2019, (iii) proporsi terbesar berikutnya adalah 2019
pertumbuhan sebesar 11,79 persen realisasi Belanja bantuan Pangan Non realisasi belanja barang dalam rangka
dibandingkan realisasi pada periode Tunai (BPNT), dan (iv) realisasi Bansos mendukung pelaksanaan kegiatan Realisasi Belanja K/L sampai dengan 30
yang sama tahun 2018. Pertumbuhan lainnya (antara lain Program Indonesia Pemilu 2019, antara lain untuk April 2019 mencapai Rp201,10 triliun
realisasi BPP terutama berasal dari Pintar (PIP) dan Bidikmisi). Panitia Pemungutan Suara (PPS) atau 23,51 persen dari pagu APBN
realisasi belanja bantuan sosial serta persiapan penyenggaraan dan 2019. Realisasi belanja K/L tersebut
yang tumbuh sebesar 75,72 persen, Sementara itu, realisasi belanja pengamanan Pemilu pada April 2019, lebih tinggi dibandingkan dengan
belanja pegawai sebesar 15,73 pegawai (khususnya belanja pegawai yang dilaksanakan oleh Kepolisian RI, realisasi belanja K/L pada periode
persen serta belanja barang sebesar K/L) juga mengalami peningkatan yang Kementerian Pertahanan, dan Komisi yang sama tahun 2018 sebesar 19,57
9,77 persen. Pertumbuhan ketiga cukup signifikan dibandingkan tahun Pemilihan Umum. persen. Realisasi belanja K/L tersebut
jenis belanja tersebut diperkirakan sebelumnya, yaitu dari 25,11 persen
didominasi oleh 15 K/L terbesar (83,8
mampu mendorong pertumbuhan dari pagu APBN 2018 meningkat
Realisasi belanja modal mengalami persen), utamanya Kementerian Sosial
konsumsi, baik itu konsumsi rumah menjadi 29,45 persen dari pagu
penurunan dari tahun sebelumnya yang telah merealisasikan sebagian
tangga maupun konsumsi pemerintah APBN 2019. Peningkatan tersebut
sebesar 15,07 persen. Proporsi Program Keluarga Harapan (PKH) dan
yang lebih baik dibandingkan dengan terutama disebabkan adanya kenaikan
penyerapan belanja modal terbesar bantuan pangan non tunai. Faktor-
periode yang sama tahun 2018. tunjangan kinerja pada beberapa K/L
adalah realisasi belanja modal faktor yang memengaruhi tingkat
seiring dengan capaian pelaksanaan
peralatan dan mesin dilaksanakan oleh penyerapan belanja K/L antara lain
Kinerja realisasi belanja bantuan sosial reformasi birokrasi pada masing-
Kementerian Pertahanan, Kepolisian kelanjutan kebijakan percepatan
sampai dengan 30 April 2019 telah masing K/L.
RI, Kementerian Agama, dan Basarnas. pelaksanaan kegiatan melalui lelang
mencapai 55,64 persen terhadap pagu
Selain itu, proporsi terbesar berikutnya dini, dan percepatan penyaluran
APBN tahun 2019. Realisasi tersebut Realisasi belanja barang sampai
adalah belanja modal pembangunan belanja bantuan sosial seperti PKH,
jauh lebih tinggi dibandingkan periode dengan 30 April 2019 mengalami
jalan, irigasi, dan jaringan, antara bidik misi, dan PBI (untuk mendukung
yang sama tahun sebelumnya sebesar peningkatan, yaitu dari 17,52 persen
lain dipergunakan untuk preservasi keberlangsungan program JKN.
39,78 persen dari pagu APBN tahun terhadap APBN tahun 2018 menjadi
rekonstruksi dan rehabilitasi
2018. Meningkatnya realisasi belanja 18,91 persen terhadap APBN tahun
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

jalan, prasarana perkeretaapian, Dalam rangka mendukung percepatan


bantuan sosial tersebut menunjukkan 2019. Proporsi realisasi belanja barang
pembangunan jalan dan bendungan, pelaksanaan kegiatan, nilai kontrak
bentuk keberpihakan Pemerintah yang terbesar adalah belanja barang
dan fasilitas air limbah yang yang telah dilakukan K/L sampai
kepada masyarakat miskin untuk yang digunakan untuk pemberian
dilaksanakan oleh Kementerian dengan bulan April 2019 mencapai
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya bantuan operasional dalam bentuk
PUPR, Kementerian Perhubungan, Rp132,15 triliun. Tiga K/L yang telah
sejak awal tahun, yang antara lain uang kepada siswa-siswa penerima
Kementerian Desa, Pembangunan
direalisasikan melalui: (i) pencairan Bantuan Operasional Sekolah
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Program Keluarga Harapan (PKH) (BOS) dari Madrasah Ibtidaiyah
serta BPKPB dengan BP Batam.
yang telah mencapai 60 persen dari (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),

alokasinya, (ii) penarikan dimuka dan Madrasah Aliyah (MA) dalam

iuran PBI JKN hingga bulan Oktober rangka peningkatan akses, mutu, dan
relevansi madrasah yang dilaksanakan

44 45
Tabel Tabel Nilai belanja No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA APBN Nilai Kontrak
Perkembangan yang sudah
Penyerapan dikontrakkan dan 1 KEMEN PU PERA 110,73 49,41

Belanja K/L dilaporkan sampai 2 KEMENHAN 108,36 22,95

dengan akhir April 3 KEMENHUB 41,55 14,60

2019 4 POLRI 86,19 15,87


5 KEMENKUMHAM 13,31 2,74
6 KEMENKEU 45,16 1,60
7 KPU 18,10 1,47
8 KEMENRISTEK DIKTI 41,26 2,91
9 BSSN 2,31 1,07
10 KEMENKES 58,75 1,79

10 K/L dengan Nilai Kontrak Terbesar 525,72 114,40

KL Lainnya 329,73 17,75

Total KL 855,45 132,15

melakukan kontrak dengan nilai juga terus memperlihatkan adanya Rp168,94 triliun lebih tinggi secara bunga utang dan belanja subisidi.
terbesar adalah Kemen PU PERA, progres seperti pembangunan jalan nominal dibanding dengan tahun
Kemenhan, dan Kemenhub. baru, pembangunan jalan tol, dan 2018 yang mencapai Rp165,14 triliun. Realisasi pembayaran bunga utang
pembangunan jembatan. Namun demikian, secara persentase sampai dengan 30 April 2019 sebesar
Sementara itu, beberapa output belanja nonK/L mengalami penurunan 29,94 persen terhadap APBN tahun
strategis KL sampai dengan bulan April B. REALISASI BELANJA NONK/L dari 27,20 persen terhadap APBN 2019, atau lebih rendah dibandingkan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

2019 menunjukan capaian yang positif TAHUN 2019 2018 menjadi 21,69 persen terhadap dengan tahun sebelumnya yang
diantaranya penyaluran JKN-KIS, APBN 2019. Penurunan realisasi mencapai 33,24 persen terhadap
penyaluran PKH, dan bantuan pangan. Realisasi belanja nonK/L sampai belanja nonK/L terutama disebabkan APBN 2018. Penurunan tersebut
Selain itu, pembangunan infrastruktur dengan 30 April 2019 mencapai menurunnya realisasi pembayaran terutama karena kondisi yield SBN

46 47
REAL S.D.
INDIKATOR TARGET
APRIL yang stabil cenderung turun di awal Rp6,55 triliun, pembayaran sebagian
Pembangunan jalan baru (km) 405,6 27,5 tahun 2019 dibandingkan tren naik kekurangan subsidi LPG tabung
KEMENPUPERA Pembangunan jalan tol (km) 8,26 4,02 di awal 2018. Selain itu, terdapat 3 Kg sebesar Rp5,75 triliun, dan
Pembangunan jembatan (m) 17.283,29 693,06 perubahan komposisi penerbitan pembayaran sebagian kekurangan
Pembangunan bandara 4 0 dan perbedaan jadwal pembayaran subsidi listrik sebesar Rp3,0 triliun.
KEMENHUB
Pembangunan rel KA (km 'sp) 540,6 212,8 kupon SBN seri benchmark yang Sedangkan untuk realisasi subsidi non
Deteksi dini penyalahgunaan Narkoba di Instansi Pemerintah menyebabkan pola pembayaran energi realisasinya sampai dengan
BNN
Berkas Perkara Tindak Pidana Narkotika (berkas) 626 0 bunga bulanan bersifat dinamis. 30 April 2019 mencapai Rp7,09 triliun
Berkas Perkara TPPU Hasil Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika
47 0 atau lebih tinggi dari realisasi tahun
(berkas)
Sementara itu, realisasi belanja sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun.
KEMDIKBUD Penyaluran KIP (siswa) 17,9 juta 5,2 juta
subsidi sampai dengan 30 April 2019 Lebih tingginya realisasi subsidi non
Penyaluran KIP (siswa) 2,2 juta 4497
mencapai Rp37,95 triliun atau 16,92 energi terutama dipengaruhi oleh
KEMENAG Penyaluran BOS (siswa) 8,9 juta 4,0 juta

Penyaluran Bidik Misi (mahasiswa) 40 ribu 8206


persen dari pagu APBN tahun 2019. penyerapan realisasi subsidi pupuk,

KEMRISTEKDIKTI Penyaluran Bidik Misi (mahasiswa) 430961 46624


Realisasi belanja subsidi tersebut subsidi bunga KUR, dan subsidi pajak.

KEMENKES Penyaluran JKN-KIS (jiwa) 96,8 juta 96,4 juta


lebih rendah bila dibandingkan Adapun untuk subsidi non energi
Penyaluran PKH (KPM) 10,0 juta 9,8 juta dengan realisasi belanja subsidi tahun lainnya sampai April 2019 belum
KEMENSOS
Bantuan pangan 15,6 juta 15,3 juta sebelumnya yang mencapai Rp40,74 ada realisasinya disebabkan adanya
Peningkatan/Pengadaan/Penggantian Alutsista, a.l: triliun atau 26,08 persen. Penurunan proses administrasi dan verifikasi
KEMENHAN Alpung, Kri, Kal dan Ranpur/Rantis Matra Laut 29 3 tersebut terutama disebabkan di KPA sebagai syarat pengajuan
MKK (unit) 235.717 0 realisasi subsidi tahun 2018 selain pencairan tagihan subsidi.
Progress Pengadaan untuk pembayaran subsidi tahun
POLRI Almatsus (unit) 139.068 414 berjalan, juga terdapat pembayaran
Rumdin Personil (unit/KK) 89.914 ribu 2.355 ribu utang subsidi tahun-tahun
sebelumnya sebesar Rp15,3 triliun,
yang terdiri dari pembayaran sebagian
kekurangan subsidi JBT sebesar
2019
Tabel Realisasi s.d % Growth
Belanja NonK/L % thd
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

Belanja non-K/L APBN April APBN


APBN
s.d April 2019 2019
al. 1. Belanja Pegawai 157,15 47,66 30,33 6,42
3. Pembayaran Bunga Utang 275,89 82,60 29,94 3,08
4. Subdisi 224,32 37,95 16,92 (13,70)
5. Belanja Hibah 1,94 - - -

JUMLAH 778,89 168,94 21,69 2,30

48 49
Belanja Negara

TR ANSFER KE DAER AH
DAN DANA DESA

Realisasi penyaluran DID meningkat signifikan


dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.

S
eiring penguatan sistem otonomi, serta keseimbangan dan
transfer yang dilaksanakan pemerataan kemampuan keuangan
secara luas, jenis dan ragam daerah. Anggaran yang masih menjadi
anggaran Transfer ke Daerah penopang utama penyelenggaraan
dan Dana Desa (TKDD) pun terus pemerintahan daerah dan layanan
berkembang dan meningkat dari umum daerah ini mencakup Dana
tahun ke tahun. Saat ini, jumlah Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil.
alokasi TKDD sebesar Rp826,77 triliun Hingga 30 April 2019, realisasi DTU
telah meningkat lebih dari 10 kali lipat berjumlah Rp198,16 triliun, atau 37,80
dibanding tahun 2001 yang besarnya persen dari pagu alokasi.
Rp81,1 triliun. Untuk TKDD Tahun
Anggaran (TA) 2019, sampai dengan Dana Alokasi Umum (DAU)

30 April 2019 telah terealisasi sebesar


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

Berbeda dari tahun-tahun


31,76 persen atau sekitar Rp262,55
sebelumnya, Alokasi DAU tahun
triliun.
ini merupakan gabungan dari DAU

DANA PERIMBANGAN reguler sebesar Rp414,87 triliun


dan DAU tambahan untuk bantuan
DANA TRANSFER UMUM (DTU) pendanaan kelurahan sebesar Rp3,00
triliun.
DTU dialokasikan untuk mendanai
penyelenggaraan urusan pemerintah Sampai dengan 30 April 2019,
yang menjadi kewenangan daerah, realisasi penyaluran DAU reguler
dengan memperhatikan aspek telah mencapai Rp172,85 triliun atau

50 51
41,66 persen, lebih tinggi baik secara DANA TRANSFER KHUSUS (DTK) persen dari pagu alokasi, lebih rendah Operasional Penyelenggaraan (BOP)
nominal maupun persentase bila dibanding realisasi pada periode yang Kesetaraan, BOP Museum dan Taman
dibandingkan dengan realisasinya DTK ditujukan untuk mengurangi sama di tahun 2018 sebesar Rp849,64 Budaya, serta Dana Pelayanaan
pada periode yang sama tahun 2018 kesenjangan layanan antardaerah miliar atau 1,36 persen. Kepariwisataan.
sebesar Rp166,78 triliun atau 41,54 melalui earmarking (pengarahan/

persen (TA 2018 hanya ada DAU penentuan) penggunaan DTK. Sampai Selain penambahan peran inspektorat DANA INSENTIF DAERAH (DID)

reguler). Capaian tersebut dipengaruhi dengan 30 April 2019, realisasi daerah, di tahun 2019 juga telah
penyaluran DTK telah mencapai dilakukan pengintegrasian aplikasi Pada prinsipnya, DID dialokasikan
oleh: (i) penyelesaian kewajiban
Rp45,05 triliun atau 22,48 persen dari perencanaan yang digunakan dalam untuk memberikan insentif dan
Daerah Otonom Baru (DOB) pada 2
pagu alokasi. proses penyusunan Rencana Kegiatan sekaligus sebagai instrumen untuk
daerah sebesar Rp4,00 miliar dan (ii)
(RK), yakni pengintegrasian KRISNA memacu peningkatan kinerja daerah
penyelesaian kewajiban tunggakan
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dengan aplikasi yang dipergunakan dalam pengelolaan keuangan,
iuran jaminan kesehatan kepada
dalam proses penyaluran (OM SPAN). penyelenggaraan pemerintahan,
Badan Penyelengaran Jaminan Sosial DAK Fisik merupakan dana transfer
Hal tersebut ditujukan sebagai proses pembangunan, pelayanan dasar
(BPJS) oleh 5 daerah sebesar Rp21,34 yang ditujukan untuk melakukan
otomatisasi dalam penginputan RK, publik, serta kesejahteraan
miliar. percepatan dan pemerataan
sehingga meminimalisasi perbedaan masyarakat. Realisasi penyaluran
penyediaan infrastruktur di daerah DID sampai dengan 30 April 2019
DAU tambahan, per 30 April 2019, RK yang telah disetujui dengan RK yang
dalam memenuhi Standar Pelayanan mencapai Rp5,12 triliun atau 51,22
telah disalurkan kepada 139 diinput Pemerintah Daerah, mengingat
Minimum (SPM) kepada masyarakat. persen dari pagu alokasi. Meningkat
Pemerintah Daerah sebesar Rp529,83 RK merupakan acuan Pemerintah
Alokasi DAK Fisik TA 2019 mengalami signifikan dibandingkan periode
miliar atau 17,66 persen dari total Daerah dalam melaksanakan kegiatan
peningkatan sebesar 11,03 persen yang sama tahun 2018, dimana
pagu alokasi. Berbeda dengan DAU DAK Fisik di daerah.
dibanding alokasi tahun 2018. DAK realisasinya saat itu hanya sebesar
Reguler, DAU tambahan disalurkan
Fisik TA 2019 terdiri atas 3 jenis Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik Rp2,70 triliun atau 31,81 persen dari
dalam dua tahap, masing-masing
(reguler, penugasan, dan afirmasi) dan pagu. Perbaikan tersebut merupakan
sebesar 50 persen.
14 bidang. Realisasi penyaluran DAK Nonfisik hasil koordinasi yang intensif antara
Dana Bagi Hasil (DBH) per 30 April 2019 mencapai Rp44,90 DJPK dengan Pemerintah Daerah
Untuk meningkatkan governance triliun atau 34,26 persen dari pagu penerima DID dan pemahaman yang
Dana Bagi Hasil merupakan bagian pengelolaan DAK Fisik, telah alokasi. Capaian tersebut lebih tinggi baik terhadap peraturan terkait DID
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

daerah atas penerimaan yang diterbitkan PMK No. 121 Tahun dibandingkan dengan realisasi tahun sehingga persyaratan penyaluran
dihasilkan/diperoleh dari wilayahnya. 2018 yang berisi mengenai peran sebelumnya sebesar Rp40,96 triliun dapat disampaikan tepat waktu.
Sampai dengan 30 April 2019, DBH Inspektorat Daerah dalam melakukan atau 33,18 persen dari pagu alokasi.
telah disalurkan sebesar Rp24,79 reviu dokumen laporan realisasi DANA OTONOMI KHUSUS DAN DANA
triliun atau 23,31 persen dari pagu penyerapan dan capaian output Peningkatan capaian realisasi KEISTIMEWAAN D.I. YOGYAKARTA
alokasi. DBH Sumber Daya Alam masih pelaksanaan DAK Fisik per bidang penyaluran DAK Nonfisik di tahun

menjadi penyumbang terbesar dengan maupun per jenis. Kebijakan baru ini 2019 ini dipengaruhi oleh kepatuhan Dana Otonomi Khusus dan Dana

jumlah Rp14,78 triliun, diikuti oleh berdampak pada proses penyaluran pelaporan daerah yang meningkat Keistimewaan D.I. Yogyakarta adalah

DBH Pajak sebesar Rp9,23 triliun, dan DAK Fisik. Per 30 April 2019, dan adanya jenis DAK Nonfisik dana transfer yang dialokasikan

DBH Cukai Hasil Tembakau sebesar penyaluran DAK Fisik telah terealisasi baru yang telah disalurkan pada khusus untuk daerah-daerah yang

Rp0,78 triliun. sebesar Rp146,25 miliar atau 0,21 bulan April 2019 yakni Bantuan mendapatkan kebijakan otonomi

52 53
asimetri sesuai undang-undang DANA DESA Realisasi TKDD Tahun Anggaran 2018 dan 2019
yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Papua, Tanggal : 1 Januari s.d. 30 April 2019
Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Dana Desa adalah salah satu sumber (dalam miliar Rupiah)
D.I. Yogyakarta. Belum terdapat pendapatan desa dari APBN untuk
2018 2019
penyaluran Dana Otonomi Khusus mendanai pembangunan desa
Uraian % thd % thd
dan pemberdayaan masyarakat Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
(Otsus) pada Provinsi Aceh, serta APBN APBN
Dana Otsus dan Dana Tambahan sesuai dengan undang-undang yang
Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766.162,58 251.929,15 32,88 826.772,53 262.546,51 31,76
Infrastruktur pada Provinsi Papua mengatur mengenai desa. Alokasi
Dana Desa dalam APBN terus Transfer ke Daerah 706.162,58 237.654,82 33,65 756.772,53 248.511,68 32,84
dan Papua Barat sampai dengan 30
April 2019. Hal ini dikarenakan ketiga meningkat setiap tahunnya. Pada A. Dana Perimbangan 676.602,99 231.192,26 34,17 724.592,59 243.209,98 33,57
provinsi penerima Dana Otsus belum tahun 2019, alokasi Dana Desa telah 1. Dana Transfer Umum 490.714,92 189.383,29 38,59 524.223,75 198.162,25 37,80
menyampaikan dan melengkapi mencapai 9,25 persen dari total dana a. Dana Bagi Hasil 89.225,34 22.604,61 25,33 106.350,16 24.786,84 23,31
persyaratan Penyaluran Dana Otsus Transfer ke Daerah.
b. Dana Alokasi Umum 401.489,58 166.778,68 41,54 417.873,58 173.375,41 41,49
Tahap I sesuai dengan PMK No. 50 2. Dana Transfer Khusus 185.888,07 41.808,97 22,49 200.368,84 45.047,73 22,48
Hingga akhir April 2019, realisasi
Tahun 2017 tentang Pengelolaan a. Dana Alokasi Khusus Fisik 62.436,26 849,64 1,36 69.326,70 146,25 0,21
penyaluran Dana Desa dari RKUN ke
TKDD. Dalam upaya mempercepat b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 123.451,81 40.959,33 33,18 131.042,14 44.901,49 34,26
RKUD telah mencapai Rp14,03 triliun
penyaluran Dana Otsus Tahap I, B. Dana Insentif Daerah 8.500,00 2.703,63 31,81 10.000,00 5.121,69 51,22
atau 20,05 persen dari pagu alokasi.
Kementerian Keuangan bersama C. Dana Otsus dan Dana
Sedikit menurun jika dibandingkan 21.059,58 3.758,94 17,85 22.179,94 180,00 0,81
Kementerian Dalam Negeri terus Keistimewaan DIY
dengan realisasinya pada periode
mendorong daerah untuk segera 1. Dana Otsus 20.059,58 3.608,94 17,99 20.979,94 - -
yang sama tahun 2018. Hal ini
menyampaikan dan melengkapi a. Provinsi Papua dan Papua Barat 8.029,79 2.408,94 30,00 8.357,47 - -
disebabkan oleh belum dipenuhinya
persyaratan penyaluran Dana Otsus
persyaratan penyaluran Dana Desa b. Provinsi Aceh 8.029,79 - - 8.357,47 - -
Tahap I. Koordinasi yang dilakukan
Tahap I oleh Pemerintah Daerah c. Dana Tambahan Infrastruktur 4.000,00 1.200,00 30,00 4.265,00 - -
tidak hanya terkait penyaluran Dana
sebagaimana diatur dalam PMK No. 2. Dana Keistimewaan D.I.Y 1.000,00 150,00 15,00 1.200,00 180,00 15,00
Otsus Tahap I tetapi juga sinergi dan
193 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
koordinasi untuk memantapkan Dana Desa 60.000,00 14.274,33 23,79 70.000,00 14.034,83 20,05
Dana Desa. Untuk mengakselerasi
exit strategy yang akan dilakukan
penyaluran Dana Desa Tahap I,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

mengingat masa berlakunya


Kementerian Keuangan melalui Kantor
pengalokasian Dana Otsus Papua dan
Pelayanan Perbendaharaan Negara
Papua Barat yang akan berakhir.
akan terus mendorong daerah untuk

Sementara itu, Dana Keistimewaan segera menyampaikan persyaratan

Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY) telah penyaluran Dana Desa Tahap I.

disalurkan sebesar Rp180,00 miliar


atau 15,00 persen dari pagu alokasi.
Penyaluran ini meningkat secara
nominal sebesar Rp30,00 miliar
dibanding realisasinya tahun lalu.

54 55
Pembiayaan Anggaran

PEMBIAYA AN
UTANG

Per akhir April 2019, jumlah outstanding utang menurun Rp38,86


triliun dibandingkan akhir Maret 2019.

2019
Pembiayaan
s.d. 30
Utang APBN % APBN
April
Pembiayaan Utang 359.250,6 144.984,7 40,36%
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 160.489,9 41,27%
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (15.505,2) 52,19%
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 (421,7) -87,41%
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 0,0 0,00%

ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (421,7) 28,61%

b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (15.083,5) 49,96%


i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 9.920,8 16,46%
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) 25.004,4 27,63%

R
ealisasi Surat Berharga Negara Untuk periode April 2019, realisasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

(SBN) hingga akhir April 2019 SBN neto lebih kecil dibandingkan
mencapai Rp160,49 triliun dengan realisasi bulan April 2018,
atau 41,26 persen dari target dimana pada bulan tersebut, realisasi
yang ditetapkan pada APBN 2019 SBN neto mencapai Rp194,73 triliun.
dan pinjaman luar negeri mencapai Demikian juga penarikan pinjaman
Rp15,08 triliun atau 49,96 persen dari luar negeri lebih rendah dibandingkan
target yang ditetapkan dalam APBN dengan periode yang sama tahun 2018
2019. Sementara itu, hingga akhir yang sebesar hampir setengahnya.
April 2019, belum terdapat penarikan Pinjaman dalam negeri pada periode
Foto:
Media Keuangan untuk pinjaman dalam negeri. April 2019 walaupun belum terdapat
penarikan namun telah terdapat

56 57
transaksi untuk pembayaran cicilan untuk membiayai kegaitan yang Posisi Utang Hingga Akhir April 2019
pokok yaitu sebesar Rp421,7 miliar sifatnya produktif dan investasi (dalam Triliun Rupiah)
rupiah. dalam jangka panjang yang tidak
        April - 18 April - 19
dapat ditunda pelaksanaannya agar
Dalam memanfaatkan pinjaman tidak menimbulkan kerugian lebih Nominal Komposisi Nominal Komposisi
luar negeri, Pemerintah semakin besar lagi di masa depan. Pemerintah Total Utang Pemerintah Pusat 4.180,61 100,00% 4.528,45 100,00%
membatasinya untuk menghindari berkomitmen untuk melunasi a. Pinjaman 773,47 18,50% 780,71 17,24%
fluktuasi mata uang yang nantinya kewajibannya kepada kreditor maupun
akan membebani anggaran serta     1. Pinjaman Luar Negeri 768,11 18,37% 773,98 17,09%
investor dalam menjaga kepercayaan
semakin berdayanya dukungan mereka dengan menganggarkannya Bilateral 327,08 7,82% 319,67 7,06%
domestik dalam pembangunan dan dalam APBN 2019 yang telah disetujui 397,82
Multilateral 9,52% 415,68 9,18%
pembiayaan defisit. wakil rakyat.
Komersial 42,03 1,01% 38,64 0,85%
Sementara itu, pada tahun 2019 Rasio utang terhadap PDB sampai 1,18
Suppliers 0,03% - 0,00%
ini telah dialokasikan pembiayaan dengan April 2019 adalah 29,65
yang bersumber dari SBN (SBSN)
    2. Pinjaman Dalam Negeri 5,36 0,13% 6,73 0,15%
persen, sedikit menurun dibandingkan
b. Surat Berharga Negara 3.407,14 81,50% 3.747,74 82,76%
sebesar Rp28,43 triliun pada rasio pada bulan Maret 2019 yang
tujuh K/L yaitu Kementerian 1. Denominasi Rupiah 2.427,76 58,07% 2.735,78 60,41%
sebesar 30,12 persen. Per akhir April
Perhubungan, Kementerian Agama, 2019, jumlah outstanding utang 2.049,79
Surat Utang Negara 49,03% 2.260,50 49,92%
Kementerian Pekerjaan Umum menurun Rp38,86 triliun dibandingkan Surat Berharga Syari’ah
377,96
dan Perumahan Rakyat (PUPR), akhir Maret 2019.
Negara 9,04% 475,28 10,50%
Kementerian Lingkungan Hidup     2. Denominasi Valas 979,38 23,43% 1.011,96 22,35%
dan Kehutanan (LHK), Kementerian Strategi pendalaman pasar domestik
Surat Utang Negara 764,28 18,28% 795,89 17,58%
Riset dan Teknologi dan Pendidikan yang diiringi dengan penerbitan
Surat Berharga Syari’ah
Tinggi (Ristekdikti), Lembaga Ilmu 215,09
berbagai variasi instrumen SBN Negara 5,15% 216,07 4,77%
Pengetahuan Indonesia (LIPI), serta mulai menampakkan hasil yang
Badan Standarisasi Nasional (BSN), Rasio Utang thd PDB 29,65%
menggembirakan. Hal ini dapat
dengan cakupan proyek mencapai 619 diukur melalui minat masyarakat yang
proyek yang tersebar di 34 propinsi.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

semakin meningkat dalam memiliki Strategi pembiayaan melalui SBN yang Tabungan/ST) yang penerbitannya
SBN yang secara tidak langsung juga diterapkan Pemerintah adalah dengan akan bergantian setiap bulan dengan
Dalam mengelola utang yang
meningkatkan peran serta mereka menerbitkan jenis SBN retail secara frekuensi masing-masing SBN retail
akuntabel, Pemerintah benar-
dalam pembangunan nasional melalui online dalam bentuk tabungan baik tersebut sebanyak 4 kali. Jenis SBN
benar memperhitungkan bahwa
SBN. untuk SBN konvensional (Savings Bond Ritel ini tidak dapat diperdagangkan
setiap rupiah utang yang dilakukan
Ritel/SBR) maupun SBN Syariah (Sukuk di pasar sekunder. Selain itu juga
Pemerintah harus dimanfaatkan

58 59
diterbitkan SBN retail lainnya sebanyak SBN serta berkontribusi dalam
2 kali yakni ORI (Obligasi Negara pembangunan di tahun 2019 ini.
Ritel) dan SUKRI (Sukuk Negara
RItel). Jenis SBN Ritel tersebut dapat Sementara untuk pinjaman, terutama
diperdagangkan di pasar sekunder. pinjaman luar negeri dari lembaga
donor asing, walau semakin menurun,
Variasi instrumen pembiayaan pinjaman luar negeri tetap dilakukan
dilakukan oleh Pemerintah dalam oleh Pemerintah Indonesia mengingat
penerbitan SBN karena variasi SBN melalui pinjaman luar negeri ini akan
amatlah penting agar masyarakat ada “transfer of knowledge” dari
mempunyai banyak pilihan dalam donor serta dukungan teknis dari
menentukan kepemilikan SBN yang ahli-ahli masing-masing lembaga
sesuai dengan tiap individu dan donor terutama dalam mendukung
variasi instrument SBN juga dapat pembangunan infrastruktur dan
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
menghindarkan pasar SBN dari pengembangan Sumber Daya Manusia
kejenuhan. Indonesia.

Mungkin yang patut difahami oleh Dengan menurunnya rasio utang


masyarakat terutama investor, terhadap PDB, hal tersebut dapat
pengadaan pembiayaan yang sekarang mencerminkan Pemerintah
menerapkan kebijakan pengadaan mengadakan pembiayaan terutama
utang yang fleksibel yang artinya melalui utang luar negeri secara
jika pada awal tahun pengadaan terkendali dan hati-hati dengan
pembiayaan telah mencapai target menerapkan prinsip manajemen risiko
dalam pembiayaan defisit maka ada yang baik. Selain itu, arah kebijakan
kemungkinan Pemerintah untuk tidak pembiayaan utang akan menyesuaikan
menerbitkan instrumen SBN pada dengan defisit APBN dimana
akhir tahun. Untuk itu masyarakat pembiayaan melalui utang akan terus
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

investor didorong untuk berpartisipasi berkurang seiring dengan mengecilnya


dalam kepemilikan SBN di awal tahun defisit APBN.
agar masih berkesempatan memiliki

60 61
Program Kantor Ramah
Lingkungan (Eco-Office) di
Kementerian Keuangan

P
emanasan global menjadi isu yang Kemenkeu terhadap upaya pengurangan
penting saat ini, tak terkecuali dengan dampak kerusakan lingkungan tersebut
dampaknya terhadap lingkungan yang diwujudkan dengan mendorong agar semua
lambat laun makin parah apabila tidak aktivitas kerja tidak hanya berorientasi pada
ditangani dengan baik. Bumi ini tidak hanya kinerja tetapi juga meningkatkan kualitas
untuk kita, ada generasi selanjutnya yang lingkungan hidup, kesehatan, dan kenyamanan
berhak hidup di atas bumi yang bersih, hijau lingkungan kerja melalui perubahan perilaku
dan lestari. keseharian seluruh pegawai di Kementerian
Keuangan. Selain itu, perlu dilakukan upaya
Sebenarnya tanpa kita sadari, banyak hal efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber
kecil di sekitar kita (khususnya di lingkungan daya dalam kegiatan operasional kantor
perkantoran) yang dapat kita lakukan untuk melalui efisiensi listrik, efisiensi penggunaan
mengurangi dampak kerusakan lingkungan air baku dan air minum, serta pengelolaan
tersebut. Beberapa tahun belakangan ini, limbah padat maupun limbah cair.
di Indonesia istilah eco-office sudah cukup
sering kita dengar, bahkan sudah ada SE Menteri Keuangan ini bertujuan untuk
beberapa perusahaan yang mengklaim membentuk budaya pegawai Kemenkeu
telah menerapkan konsep eco-office ini. yang sadar dan bertanggungjawab terhadap
Pada dasarnya, Eco office adalah sebuah lingkungan kerja melalui tindakan nyata
kantor yang menerapkan sistem manajemen berupa pengurangan sampah plastik dan
lingkungan dalam setiap kegiatan perkantoran kertas, penghematan sumber daya listrik
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

sehingga sumber daya alam yang ada dapat dan air, menjaga kebersihan ruang kerja/
digunakan secara efektif dan efisien. kenyamanan ruang kerja, serta melakukan
pengelolaan sampah perkantoran.
Melalui Surat Edaran Nomor SE-6/MK.1/2019
tentang Penerapan Kantor Ramah Lingkungan Semoga langkah awal Kemenkeu ini dapat
(Program Eco-Office) di Lingkungan membantu bumi dalam mewujudkan
Kementerian Keuangan, Kementerian lingkungan yang lestari bagi anak cucu kita
Keuangan (Kemenkeu) sebagai salah satu kelak.
unit pemerintah yang strategis di Indonesia
Foto: tergerak untuk turut andil dalam mengurangi
Media Keuangan dampak kerusakan lingkungan. Kepedulian

62 63
LPDP Membuka Pendaftaran Beasiswa
Pendidikan Indonesia 2019

U
UD 1945 mengamanatkan 2014 jumlah pendaftar beasiswa sudah mencapai puluhan
sekurang-kurangnya dua puluh ribu setiap tahunnya. Tahun 2017 tercatat ada 24.172
persen Anggaran Penerimaan pendaftar dan tahun 2018 tercatat 26.573 pendaftar.
dan Belanja Negara (APBN)
dialokasikan untuk fungsi pendidikan. Saat ini LPDP tengah membuka pendaftaran Beasiswa

Dalam rangka mewujudkan amanat Pendidikan Indonesia tahun 2019. Berikut informasi yang

tersebut, pemerintah dan DPR RI dapat disampaikan.

pada tahun 2010 melalui UU Nomor


• Beasiswa Pendidikan Indonesia terdiri dari beberapa
2 tahun 2010 tentang APBN-P
jenis Beasiswa sebagai berikut:
2010 menyepakati pemanfaatan
sebagian dana dalam bentuk Dana 1. Beasiswa Umum, diantaranya:

Pengembangan Pendidikan Nasional a.Beasiswa Reguler


(DPPN) yang dikelola dengan
b.Beasiswa Dokter Spesialis
mekanisme pengelolaan dana abadi
(endowment fund) oleh sebuah Badan c.Beasiswa Perguruan Tinggi Peringkat Utama Dunia

Layanan Umum (BLU). Pemanfaatan d.Beasiswa Disertasi


dan pengelolaan dana tersebut
2. Beasiswa Afirmasi, diantaranya:
dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola
a.Beasiswa Daerah Afirmasi
Dana Pendidikan (LPDP) sebagai
sebuah lembaga non eselon yang b.Beasiswa Alumni Bidikmisi
langsung bertanggung jawab kepada
c.Beasiswa Prasejahtera Berprestasi
Menteri Keuangan dan berpedoman
d.Beasiswa Santri
pada kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh Dewan Penyantun e.Beasiswa Prestasi Olahraga Internasional
LPDP.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

f.Beasiswa Prestasi Seni Internasional

Hingga 1 Januari 2019, total penerima g.Beasiswa Penyandang Disabilitas


layanan beasiswa LPDP mencapai h.Beasiswa Indonesia Timur
20.255 orang dengan 7.108 alumni
3. Beasiswa Targeted Group, diantaranya:
dan 9.881 dalam status on going
(dalam masa studi), baik di dalam a.Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI)
negeri maupun luar negeri. LPDP b.Beasiswa PNS, TNI, POLRI
meraih rekor MURI sebagai Pemberi
Foto:
Beasiswa S2/S3 Luar Negeri Terbesar c.Beasiswa Olimpiade Internasional
Media Keuangan
di Indonesia. Di samping itu, sejak

64 65
• Jadwal Seleksi

Tahap Periode Seleksi Kegiatan Jadwal Pelaksanaan


Informasi Beasiswa 26 April 2019
Pembukaan Pendaftaran 10 Mei 2019
Penutupan Pendaftaran 31 Mei 2019
Pelaksanaan Seleksi
1 - 13 Juni 2019
Administratif
Pengumuman Hasil Seleksi
14 Juni 2019
Administratif
Seleksi Berbasis Komputer 24 Juni - 5 Juli 2019
26 April s/d Pengumuman Hasil Seleksi
1 12 Juli 2019
16 September 2019 Berbasis Komputer
17 Juli – 1 Agustus
Seleksi Wawancara I
2019
Pengumuman Hasil Seleksi Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
7 Agustus 2019
Wawancara I
12 Agustus –
Seleksi Wawancara II
6 September 2019
Pengumuman Hasil Seleksi
16 September 2019
Wawancara II
Pembukaan Pendaftaran 1 Juli 2019
Penutupan Pendaftaran 10 September 2019
Pelaksanaan Seleksi 11 – 23 September
Administratif 2019
Pengumuman Hasil Seleksi
24 September 2019
Administratif
1 Juli s/d
2 Seleksi Berbasis Komputer 2 - 18 Oktober 2019
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

18 Desember 2019
Pengumuman Hasil Seleksi
25 Oktober 2018
Berbasis Komputer
4 November - 6
Seleksi Wawancara
Desember 2019
Pengumuman Hasil Seleksi
18 Desember 2019
Wawancara

Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/pembukaan-beasiswa-


pendidikan-indonesia-lpdp-tahun-2019

66 67
Realisasi APBN s.d. 30 April 2018 dan 2019
(dalam miliar rupiah)

2018 2019
URAIAN
Realisasi Realisasi
% thd % thd
APBN s.d. 30 APBN s.d. 30
APBN APBN
April April

A. PENDAPATAN NEGARA 1,894,720.3 528,072.1 27.87% 2,165,111.8 530,738.3 24.51%

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1,893,523.5 527,080.9 27.84% 2,164,676.5 530,384.0 24.50%


1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1,618,095.5 416,727.4 25.75% 1,786,378.7 436,413.8 24.43%
a. Pajak Dalam Negeri 1,579,395.5 402,950.4 25.51% 1,743,056.9 423,168.5 24.28%
b. Pajak Perdagangan Internasional 38,700.0 13,777.0 35.60% 43,321.8 13,245.3 30.57%
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 275,428.0 110,353.4 40.07% 378,297.9 93,970.2 24.84%
II. HIBAH 1,196.9 991.3 82.82% 435.3 354.3 81.39%
B. BELANJA NEGARA 2,220,657.0 582,946.3 26.25% 2,461,112.1 631,781.9 25.67%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1,454,494.4 331,016.7 22.76% 1,634,339.5 370,048.8 22.64%
1. Belanja K/L 847,435.2 165,875.9 19.57% 855,445.8 201,104.1 23.51%
2. Belanja Non /L 607,059.2 165,140.8 27.20% 778,893.7 168,944.6 21.69%
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 766,162.6 251,929.1 32.88% 826,772.5 261,733.2 31.66%
1. Transfer ke Daerah 706,162.6 237,654.8 33.65% 756,772.5 247,698.3 32.73%
2. Dana Desa 60,000.0 14,274.3 23.79% 70,000.0 14,034.8 20.05%
C. KESEIMBANGAN PRIMER (87,329.5) 24,436.0 -27.98% (20,115.0) (18,441.9) 91.68%
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A-B) (325,936.6) (54,874.2) (296,000.2) (101,043.6)
% Surplus / (Defisit) Anggaran thd PDB (2.19) (0.37) (1.84) (0.63)
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II+III+IV+V) 325,936.6 194,308.9 59.62% 296,000.2 143,835.4 48.59%


I. PEMBIAYAAN UTANG 399,219.4 192,803.9 48.30% 359,250.6 144,984.7 40.36%
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (65,654.3) - 0.00% (75,900.3) (2,500.0) 3.29%
III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,690.1) 1,453.1 -21.72% (2,350.0) 1,344.8 -57.23%
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,121.3) - 0.00% - - 0.00%
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 183.0 51.9 28.36% 15,000.0 5.9 0.04%
KELEBIHAN / (KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN - 139,434.7 - 42,791.8

68 69
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

70
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

71
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 9

72
www.kemenkeu.go.id/apbnkita

Anda mungkin juga menyukai