Jav B
Jav B
I. Konsep Nyeri
1.1 Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2010).
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan secara tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diperdiksi (Keliat, Anna,
2015).
Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik dan emosional tidak
menyenangkan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan
sebagai suatu kerusakan yang secara tiba-tiba atau lambat dengan intensitas dari
ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung >3 bulan (Keliat, Anna, 2015).
2. Reseptor Nyeri
Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi perubahan-perubahan
partikular disekitarnya,kaitannya dengan proses terjadinya nyeri maka reseptor-
reseptor inilah yang menangkap stimulus-stimulus nyeri. Reseptor ini dapat
terbagi menjadi :
2.1 Exteroreseptor, yaitu reseptor yang berpengaruh terhadapa perubahan pada
lingkungan eksternal, antara lain :
Corpus culum meissineral, corpus culum merkel : untuk merasakan
stimulus taktil ( sentuh atau rabaan).
Corpusculum krause : untuk merasakan rangsang dingin.
Corpusculum rufini : untuk merasakan rangsang panas, merupakan
ujung saraf bebas yang terletak di dermis dan subkutis.
2.2 Telerseptor, merupakan reseptor yang sensitif terhadap stimulus yang jauh.
Propioseptor, merupakan reseptor yang menerima impuls primer dari
organ otot, spindle dan tendon golgi.
Interoseptor, merupakan reseptor yang sensitif terhadap perubahan pada
organ-organ fisceral dan pembuluh darah.
Beberapa penggolongan lain dari reseptor sensorik :
Termoreseptor : reseptor yang menerima sensasi suhu (panas atau dingin).
Mekanoreseptor : reseptor yang menerima stimulus-stimulus mekanik.
Nosiseptor : reseptor yang menerima stimulus-stimulus nyeri.
Kemoreseptor : reseptor yang menerima stimulus kimiawi.
III. Perencanaan
A. Perencanaan Keperawatan
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri misalnya:
Ketidakpercayaan, pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita pasien
dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal,
mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan
mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar
dapat lebih memahami tentang nyerinya.
Kesalahpahaman, mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan
mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri
yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang
nyerinya.
Ketakutan, memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan
pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana
mereka menangani nyeri.
Kelelahan, dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya kembangkan pola
aktifitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
Kebosanan, dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa teknik
pengalih perhatian adalah bernafas pelan dan berirama, memijat secara
perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-
hal yang menyenangkan, dan sebagainya.
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan terapi non-farmakologis, seperti:
a. Distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu.
Contohnya : membaca, menonton tv, mendengarkan musik dan bermain.
b. Stimulasi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
Kompres dingin
Counteriritan, seperti plester hangat
Contralateral Stimulation, yaitu message kulit pada area yang berlawanan
dengan area yang nyeri.
B. Perencanaan Medis
Terapi Farmakologis
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri.
Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter
masih cenderung tidak melakukan upaya analgesic dalam penanganan nyeri karena
informasi obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam menggunakan analgetik
narkotik, dan pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan. Ada 3 jenis analgetik,
yakni:
- Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
- Analgesik narkotik atau opiate
- Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik Analgesik dan indikasi terapi.
Kategori Obat Indikasi
Analgesik non narkotik Waktu lebih dari enam bulan
Asetamifolen (Tylenol) Daerah nyeri menyebar
Asam Asetilsalisilat (aspirin) Nyeri terasa tumpul, seperti linu,
NSAID Ngilu dan lain-lain
Reseptor saraf simpatis : Reseptor saraf parasimpatis,
takikardia, peningkatan penurunan tekanan darah, brakikardia,
respirasi, peningkatan tekanan kulit kering, panas dan pupil
darah, pucat, lembab, konstriksi.
berkeringat dan dilatasi pupil
Penampilan klien tampak Penampilan klien tampak depresi dan
cemas, gelisah dan terjadi menarik diri.
ketegangan otot.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan gangguan rasa
nyaman nyeri :
1. Nyeri akut berhubungan dengan :
- Cedera fisik/trauma
- Penurunan suplai darah ke jaringan
- Proses melahirkan
2. Nyeri kronik berhubungan dengan :
- Kontrol nyeri yang tidak adekuat
- Jaringan parut
- Kanker maligna
3. Ansietas berhubungan dengan nyeri kronis
4. Gangguan mobilitas fisik b.d :
- Nyeri muskuloskeletal
- Nyeri insisi
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri yang dirasakan.
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
( NOC ) (NIC )
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
dengan cidera fisik/trauma keperawatan 1 x 24 jam : - Kaji tingkat nyeri yang komprehensif : lokasi, durasi,
- Melaporkan gejala nyeri terkontrol karakteristik, frekuensi, intensitas, factor pencetus, sesuai
- Melaporkan kenyamanan fisik dan dengan usia dan tingkat perkembangan.
psikologis - Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
- Mengenali factor yang ketidaknyamanan
menyebabkan nyeri - Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat
- Melaporkan nyeri terkontrol (skala - Kelola nyeri pasca operasi dengan pemberian analgesik tiap 4
nyeri: <4) jam, dan monitor keefektifan tindakan mengontrol nyeri
- Tidak menunjukkan respon non - Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
verbal adanya nyeri klien terhadap ketidaknyamanan : suhu ruangan, cahaya,
- Menggunakan terapi analgetik dan kegaduhan.
non analgetik - Ajarkan tehnik non farmakologis kepada klien dan keluarga :
- Tanda vital dalam rentang yang relaksasi, distraksi, terapi musik, terapi bermain,terapi
diharapkan aktivitas, akupresur, kompres panas/ dingin, masase. imajinasi
terbimbing (guided imagery),hipnosis ( hipnoterapy ) dan
pengaturan posisi.
- Informasikan kepada klien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri : misal klien cemas, kurang tidur, posisi
tidak rileks.
- Ajarkan pada klien dan keluarga tentang penggunaan
analgetik dan efek sampingnya
- Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik, fisioterapis/
akupungturis.
III. Daftar Pustaka
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2010. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumnetasi Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keliat, Budi Anna. dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 –
2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
Kozier. Fundamental Of Nursing. Potter dan Perry.2006. Fundamental Keperawatan.
Vol:2. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Prasetyo,Sigit Nian.2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperatwatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.