PENDAHULUAN
sejahtera dan damai berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap
pendidik agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang dilakukan
khususnya generasi muda. Bahkan menimbulkan bahaya yang sangat besar bagi
kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan melemahkan
ketahanan nasional.
medik, tanpa petunjuk atau resep dokter dan pemakaiannya bersifat fatologik
disertai dengan adanya toleransi zat dosis semakin tinggi) dan gejala putus zat.
anak usia sekolah yang di tahan diRumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu
dengan kasus narkotika berjumlah 300 orang anak usia sekolah yang ditahan di LP
rantau 30 Desember 2009 berjumlah 18 masih banyak Rutan dan LP lain yang
belum kita data di Indonesia. UPT pemasyarakatan berjumlah 525 unit yang
terdiri dari 190 unit Rutan dan 207 unit Lembaga Pemasyarakatan, diantaranya 13
unit LP narkotika.
Menurut data yang ada, setiap tahun Napi Narkotika selalu meningkat
2009 sebanyak 5.000 kasus, kunjungan rawat tahun 2007, tahun 2009 meningkat
menjadi 7.200 kasus kunjungan rawat. Jumlah ini terjadi pada korban dengan
rentang usia 15-19 tahun, dan aktif sebagai siswa di SLTP dan SLTA menduduki
peringkat kedua terbesar setelah rentang usia 20-24 tahun. Sangat memperihatikan
dan menyedihkan moral anak bangsa kita dimasa yang akan datang. Kapan
tahun 2015”.
anak bangsa adalah aset negara yang paling berharga. Kehancuran moral anak
suatu tatanan mengenai arah dan batas, serta cara pembinaan warga binaan
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
beranggung jawab.
dan watak agar bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga dan
bertanggung jawab.
juga subyek yang tidak berbeda dari manusia lainnya yang sewaktu-waktu
manusia dengan alam lingkungannya. Oleh sebab itu tujuan dari sistem
pokok hak-hak asasi manusia yang telah ada selama beberapa ratus tahun,
tahanan.
dan tidak dapat dicabut bagi semua anggota manusia sebagai landaan
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani serta kehendak dalam
hak asasi manusia yang merupakan inti dari langkah perserikatan bangsa-
bangsa untuk melindungi HAM serta kebebasan dasar yaitu Kovenan hak-
hak Sipil dan politik serta kovenan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
manusia.
Pasal 11
perjanjian.
Selain itu dalam pasal tersebut sebelumnya yaitu pada tahun 1933
(SMR) tahun 1933 yang disusun oleh IPPC, dan kemudian diperbaharui
Juli 1957. Standard Minimum Rules tersebut menjadi salah satu upaya
tergantung kepada situasi dan kondisi serta political will dari setiap negara.
Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikemukakan bagaimana kondisi
dan 230 Rumah Tahanan Negara, 70% dari kapasitas yang ada terisi oleh
memiliki kapasitas 750 saat ini dihuni oleh hampir 2000 orang, Lapas
Cipinang kapasitasnya 1000 orang, saat ini dihuni oleh kurang lebih 2000
orang, Rutan Jakarta Timur (Pondok Bambu) kapasitas 450 orang saat ini
maupun narapidana.
tentang hak sipil dan politik pasal 10 (2) sebagaimana telah disebutkan
pembinaannya. Jadi :
Maka kondisi seperti apa yang terjadi di Indonesia ini jelas tidak
dan Rumah Tahanan Negara untuk tahanan, tetapi pada kenyataannya antar
tertentu.
penahanan pra sidang dari PBB. Hal ini menjadi pemicu terjadinya
berbagai permasalahan.
dimana pada akhir tahun 1997 isi lapas/Rutan berjumlah kurang lebih
48000 orang akan tetapi pada akhir tahun 2000 jumlah penghuni
perhari untuk tiga kali makan, sangat jauh dari memadai bila dibandingkan
dengan kondisi harga saat ini yang melambung tinggi. Oleh karena itu
mencuku makan hanya diberikan dua kali sehar, untuk pagi diberi makan
tidak memadai karena sarana untuk memasak air sangat terbatas, termasuk
itu petugas juga menutup mata bila didalam blok atau kamar napi terdapat
kompor yang dibuat dari kaleng bekas yang biasa digunakan penghuni
untuk memasak air atau sekedar memasak mie instan sebagai pelengkap
yang mampu.
untuk pemisahan mereka, hal ini membawa dampak kepada sulitnya posisi
dan perawatan khusus, akan tetapi para petugas yang ada belum terlatih
berbuat apa-apa.
Tidak terpenuhinya perawatan kesehatan berdasarkan Standard
didalam Lapas maupun Rutan termasuk masalah sanitasi dan air untuk
mandi. Petugas medis atau paramedis juga jarang sekali yang mau
narapidana/tahanan.
hanya mendapat biaya perawatan kesehatan Rp. 800,- per orang per tahun.
Sementara itu bahkan dibeberapa Rutan diluar Pulau Jawa, untuk mandi
saja penghuni digiring ke sungai secara bergiliran satu atau dua kali sehari,
hal ini disebabkan tempat atau karena faktor cuaca atau kurangnya alat