Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan
audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini:
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
Setelah menjelaskan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian
audit, kemudian harus diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor
sesudah audit. Tanggung jawab ini bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi
sesudah tanggal laporan auditor.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?
1.3.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada
tahap akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus
mereview kertas kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan
kuesioner pengendalian intern dan program pengujian subtantif, untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai dasar
penyusunan laporan audit telah terkumpul semua. Untuk itu dalam menyelesaikan
pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk
mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis
3
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-
peristiwa kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah
peristiwa tersebut mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap
penyajian informasi di dalam laporan keuangan klien.
Jenis Peristiwa :
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a. Peristiwa Kemudian Jenis 1, Memberikan bukti tambahan berkenaan
dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi
yang inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa jenis
1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.
b. Peristiwa Kemudian Jenis 2, Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi
yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut.
Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau
dalam kasus yang sangat material, menyertakan data pro-forma pada
laporan keuangan.
Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang Penerbitan obligasi jangka panjang
dicatat, seperti piutang usaha dan atau saham preferen atau saham biasa.
persediaan, pada jumlah yang Pembelian suatu perusahaan.
berbeda dari yang dicatat. Kerugian dari bencana akibat
Penyelesaian estimasi kewajiban kebakaran.
akhir tahun yang dicatat, seperti
perkara pengadilan atau litigasi dan
jaminan produk pada jumlah yang
berbeda dari yang dicatat.
4
Peristiwa Kemudian Jenis 1
Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen
untuk menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada
auditor dalam memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan
apakah suatu peristiwa kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan
meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien, maka auditor harus
membedakan kondisi berikut ini:
1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut
telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika “Ya”, maka auditor
berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang
bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut
tidak ada sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian
tersebut tidak boleh digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien.
5
Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian
terhadap laporan keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang
diklasifikasikan menurut akun yang terpengaruh penyajiannya
6
pasar persediaan
Perubahan metode penentuan harga
persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat
luar biasa sebagai jaminan penarikan
kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau
bencana alam yang lain, tidak
diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau
pengurangan dana
Penilaian aktiva tetap
Keuangan aktiva tetap karena
perubahan yang mendadak pada
permintaan atau produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar
biasa, yang disertai dengan penurunan
harga jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang
wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang
jangka panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan
pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah
lembar saham yang beredar
Transakasi pembelian saham sebagai
treasury stock yang bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
7
Pengubahan utang obligasi menjadi
saham biasa
Perubahan bentuk badan usaha,
misalnya dari badan usaha berbentuk
persekutuan (CV/Firma) menjadi
perseroan terbatas (PT) atau sebaliknya
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar
biasa, yang menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang
bersifat luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material,
yang dikreditkan atau didebitkan
langsung ke dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau
penerimaan penggantian pajak (tax
refund) yang bersifat luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar
modal
8
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau
mendekati akhir pekerjaan lapangan.
Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan
melakukan perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-
hal keuangan dan akuntansi mengenai:
1. Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada
tanggal neraca atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
2. Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang
jangka panjang atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan
diajukan.
3. Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya
dipertanggungjawabkan atas dasar data sementara, pendahuluan,
atau tidak konklusif.
4. Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak
tanggal neraca.
Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham,
dan komite lainnya yang sesuai.
Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan
penilaian.
Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa
kemudian yang menurut pendapatnya akan memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan.
Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur
tambahan yang dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
9
pendapat wpada materialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar
dengan pengecualian ataupun pendapat tidak waajar dengan pengecualian ataupun
pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
10
Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan
bukti-bukti tentang:
a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu
entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
11
merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur
audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat.
Representasi manajemen harus dapat :
a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi
tersebut
c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi
manajemen
Isi Surat Representasi
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
5. Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review
keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa
tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor
menilaikesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi
penyajianlaporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review
keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta
mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan
hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
a. Diantisipasi dalam perencanaan audit
b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan
keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan
entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia
12
mengenai kinerja industri, dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit
yang diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja
keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan,
pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran
nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
2.2.Mengevaluasi Temuan
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
b. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
13
yangmungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap
laporankeuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika
merencanakanaudit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat
risiko audit yangdapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko
bahwa laporankeuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat.Jika
auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk
mengurangi risiko salah saji yang material
14
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka
auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa
informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
a. Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas
keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
b. Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
c. Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa
itu serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
d. Kemungkinan penghentian operasi.
e. Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang
relevan)
f. Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat
atau jumlaj atau klasifikasi kewajiban.
15
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti
yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review
tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh
anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian
audit ditunjukkan dalam table berikut:
16
2.3.Mengkomunikasikan Dengan Klien
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan
komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal
berkenaan dengan:
a. Pengendalian internal klien
b. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat
manajemen.
17
disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar
tentang:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di
pertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah
yang tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak
18
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan,
maka auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai
penolakan tersebut penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan
informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan
(2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi
diandalkan.
c. Penemuan prosedur yang dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus
menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini
untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05
menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung
dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu,
maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur
alternatif yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas
ini mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda, yaitu:
a. prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun
spesifik
b. prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca
c. prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor
d. prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior
lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan
klien.
Dalam tahap penyelesaian audit, auditor melaksanakan pengujian
tambahan atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview kontijensi dan
peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti audit dan keputusan
yang diambil untuk menentukan apakah hal itu mendukung pendapat audit.
Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen mengenai
temuan yang penting dan persoalan lainnya.
3.2.Saran
Semoga melalui makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kami selalu mengharap kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
20
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/BAHAN/auditing%20II/Accounting%20World%20%20Penyelesaian%2
0&%20Tanggung%20Jawab%20Setelah%20Audit.htm,
http://vinakurniadi.blogspot.co.id/2009/10/contoh-kasus-audit-etika-profesi.html,
21