Disusun Oleh :
Kelompok VIII
1. Dieny Aulia (1710119220007)
2. Evy Audina Ningtyas (1710119120010)
3. Isra Melliyanti Putri (1710119220011)
4. Mahmud Hidayat (1710119320009)
5. Novia Andira (1710119220020)
6. Nurin Najwa (1710119320020)
7. Syifa Fauzia (1710119220030)
Dosen Pengampu :
Drs. H. Kaspul, M.Si
M.Arsyad, S.Pd.,MPd
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya, kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar serta dapat menyelesaikannya tepat
waktu. Ucapan terima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada:
1. Dosen Pengajar Mata Kuliah Fisiologi Hewan Bapak Drs.H. Kaspul, M.Si dan Bapak
M.Arsyad,S.Pd.,M.Pd .
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa mendoakan kelancaran penyusan makalah ini.
3. Serta teman-teman dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Makalah ini kami buat dengan penuh kesabaran dan penuh tanggung jawab terhadap
pembahasan yang kami paparkan di makalah ini. Walau bagaimanapun, penyusun makalah ini
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Tidak ada lagi
harapan yang pantas untuk kami ucapkan selain agar makalah ini dapat digunakan pada
semestinya dan sebagai bahan referensi untuk pemakalah lainnya. Kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari makalah ini.
Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
COVER………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................... 5
1.3. Tujuan ................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penulisan ………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………….………….. 6
BAB III PENUTUP……………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3. Regulasi isotonik atau isoosmotik; bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan
konsentrasi media, misalnya ikan-ikan pada daerah estuarine (ikan eurihaline)
contohnya:
• ikan eurihalin, konsentrasi cairan tubuhnya hampir sama dengan lingkungannya,
sehingga hanya sedikit melakukan osmoregulasi. Osmoregulasi beberapa golongan
ikan.
• Ikan Elasmobransi, melakukan osmoregulasi dengan cara menahan urea sampai
konsentrasi dalam darah meningkat kira-kira 5% untuk meningkatkan total tekanan
osmose darah ke tingkat yang lebih tinggi dibanding air laut.
2.3 Bagaimana peranan osmoregulasi?
Osmorelugasi mempunyai peran sebagai berikut:
1. Mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme. Pengeluran dan
pembuangan ini terjadi untuk menjaga ketidakseimbangan reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh, kerjanya bersama-sama dengan sistem ekskresi.
2. Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim dalam proses metabolisme, dengan cara
membuang zat-zat sisa atau hasil sampingan metabolisme yang bersifat racun,
3. Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh. Jumlah air dalam cairan tubuh
dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologi yang dihadapi oleh
makhluk hudup. Salah satu cara mengatasinya dengan melakukan adaptasi struktural dan
fungsional. Mekanisme memperoleh air, mencegah hilangnya air dan pembuangan air
adalah berbeda-beda antara makhluk hidup, tetapi semua itu sangat penting dalam
mempertahankan dan menjaga agar tekanan osmotik dan volume cairan tubuh “steady
state”. Mekanisme pengaturan zat terlarut dan air dikenal istilah osmoregulasi.
4. Mempertahankan kestabilan ratio ion-ion yang terlarut dalam cairan tubuh, terutama ion-
ion: Na, K, Mg, Ca, Fe, H, Cl, I, PO 3 yang sangat vital untuk aktivitas metabolisme
seperti kerja enzim, sintesa protein, produksi hormon, pigmen respirasi, permeabilitas
otot, aktivitas listrik, dan kontraksi otot.
5. Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh agar reaksi-reaksi dalam metabolisme
dapat berjalan dengan baik (Wulangi, 1990).
2.4 Osmoregulasi pada invertebrata
1. Protozoa
Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa
metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau
melalui kulit secara difusi dan osmosis. Disebut vakuola kontraktil karena dapat
membesar dan mengecil Selain untuk ekskresi, vakuola kontraktil juga berfungsi
sebagai pengatur tekanan osmosis, sehingga vakuola kontraktil disebut sebagai
osmoregulator (untuk mengatur kadar air dalam sel). Vakuola kontraktil atau vakuola
berdenyut ini mengeluarkan cairan yang disekresi oleh organel sel, seperti ammonia
dari dalam sel, dan dikeluarkan dengan cara difusi maupun transport aktif`
Vakuola kontraktil merupakan organel aberbentukbulat yang berisicairan yang
dibatasi oleh membran. Vakuola kontraktil merupakan organ ekskresi yang dimiliki
Protozoa dan Coelenterata, yang bekerja dengan cara mengatur tekanan osmotic di
dalam tubuhnya. Protozoa di air tawar selalu memiliki vakuola kontraktil, sedangkan
yang hidup di air laut tidak banyak yang memilikinya. Cairan tubuh protozoa air tawar
hiperosmosis terhadap mediumnya, dan permukaan tubuhnya permeable terhadap air,
maka tubuhnya cenderung menggelembung, namun hal ini tidak terjadi sebab
Protozoa terus-menerus mengeluarkan kelebihan air didalam tubuhnya, selain itu
protozoa juga harus mengganti zat-zat terlarut yang ikut hilang.
Amonia dihasilkan dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan
bahan yang sangat racun dan merusak sel. Hewan- hewan yang mengekskresikan
ammonia disebut amonotelik.
Proses ekskresi dan osmoregulasi yang terjadi dengan cara transport pasif dan
transport pasif. Transport pasif dengan cara difusi dan osmosis. Sedangkan transfert
aktif dengan endosintosis.
Gambar 2 Vakuola Kontraktil pada Paramecium caudatum
Vakuola kontraktil dapat memiliki tempat yang tepat di dalam sel,misalnya
pada Parameccium atau dapat memuncul disembarang tempat dalam tubuh misalnya
Amoeba. Pada Amoeba, lumen vakuola kontraktil terbatasi oleh membrane tunggal
yang tipis, disekitar membrane tersebut terdapat suatu lapisan tebal (spongiome) yang
memiliki tebal 0,52 µm, yang penuh dengan vesikel-vesikel kecil yang masing-masing
penampangnya antara 0,02-0,2 µm. pada sekitar vesikel-vesikel tersebut terdapat
lapisan mitokondria, yang diperkirakan menyediakan energi yang diperlukan untuk
kerja osmotic dalam membentuk isi vakuola yang hipoosmotik.
2. Annelida
Cacing tanah adalah Anelida yang telah beradaptasi hidup di tanah yang basah,
dimana stersosmotik terletak antara air tawar dan udara. Cacing tanah merupakan
hewan malam, menghindari tanah kering, dan akan menggali tanah lebih dalam
apabila permukaan tanah kering.
Cacing tanah misalnya Lumbricus terrestris, merupakan regulator hiperosmotik
yang efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion, dapat memproduksi urine
encer yang secara essensial hipoosmotik terhadap darahnya atau hipoosmiotik
mendekati isosmotik. Diduga bahwa konsentrasi urine disesuaikan menurut kebutuhan
keseimbangan air. Dalam keadaan normal penurunan titik beku cairan tubuhnya
berkisar antara 0,3oC- 0,5oC. Homeostasis regulasi juga dilakukan dengan pendekatan
perilaku yaitu aktif dimalam hari dan menggali tanah lebih dalam bila permukaan
tanah kering.
A. Kesimpulan
1. Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.
Osmoregulasi adalah mekanisme keseluruhan yg digunakan mahluk hidup untuk
mengendalikan air & zat terlarut yg terdapat di dalam tubuh
2. Ekskresi merupakan eliminasi atau pengeluaran zat buangan hasil metabolisme dari
tubuh makhluk hidup. Kalau zat buangan ini dibiarkan terakumulasi dalam tubuh
akan menagacaukan homeostatis.
3. Osmoregulasi pada hewan terjadi dengan cara berbeda-beda, tergantung dari jenis
hewan dan habitat tinggalnya. Umumnya hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi cairan
tubuh, membran kulit dan konsentrasi zat luarannya (misalnya air laut dan air tawar).
DAFTAR PUSTAKA