Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT

HERNIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh:

Linda Nurjanah (701170017)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BALE BANDUNG

2019
LEMBAR PENILAIAN TUGAS

MAKALAH INI TELAH DIPERIKSA

di Bandung tanggal: ..............

dengan Nilai Angka: .............

Dosen Mata Kuliah,

Ganjar Safari, S.Kep. Ns. MM

NIDN: 0428108602

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berikut limpahan dan rahmat-NYA penulis
mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
Penyakit Hernia”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II di
Universitas Bale Bandung.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih


yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penulisan makala ini, khususnya kepada bapak Ganjar Safari, S.Kep. Ns. MM
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami mengenai asuhan


keperawatan pada penyakit hernia yang kami sajikan berdasarkan berbagai
sumber informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari penulis itu sendiri maupun yang datang dari
luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung, penulis sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, pada dosen
pengajar penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca.

Bandung, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN TUGAS ...................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi..................................................................................................... 1
B. Etiologi .................................................................................................... 4
C. Manifestasi Klinis ................................................................................... 4
D. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 5
E. Penatalaksanaan..................................................................................... 5
F. Masalah yang lazim muncul.................................................................. 7
G. Discharge Planning ................................................................................ 7
H. Patofisiologi............................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ...................................................................... 9


B. Pemeriksaan Fisik .................................................................................. 13
C. Analisa Data............................................................................................ 15
D. Diagnosa .................................................................................................. 17
E. Rencana Asuhan Keperawatan............................................................. 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 31
B. Saran ....................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdidi atas cincin,
kanthong dan isi herhnia. Berdasarkan terjadinya hernia dibagi atas hernia
bawaan atau congenital dan hernia dapatan atau akuisita. Letak hernia :
1. Vental 10. Rectum
2. Epgastrik 11. Perineal
3. Umbilical 12. Iskiadika
4. Inguinal indirek/lateral 13. M. Periformis
5. A.v. epigastrika inferior 14. A.v. iliaka komunis kiri
6. Inguinal direk/media 15. Lumbal (petit,grynfelt)
7. A.v. femoralis 16. Aorta
8. Femoral 17. Hiatus diafragma
9. Obturatoria perineal 18. V. Cava inferior

Berikut adalah beberapa penjelasan hernia menurut letaknya:

1. Hernia hiatal adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan)


turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga
bagian perut menonjol ke dada (torax)
2. Hernia epigastrik terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk
di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri atas jaringan
lemak dan jaringan yang berisi usus. Terbentuk dibagian dinding perut
yang relative remah. Hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan

1
tidak dapat di dorong kwmbali kedalam perut ketika pertama kali
ditemukan.
3. Hernia umbilical berkembang didalam dan disekitar umbilicus (pusar)
yang disebabkan bukan pada dinding perut, yang biasanya menutup
sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. Orang jawa sering
menyebutnya “wudel bodong”. Jika kecil (kurang dari satu
centimeter), hernia jenis ini biasanya menutup secara bertahap
sebelum usia 2 tahun.
4. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau scrotum. Orang awam biasa
menyebutnya “turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis terjadi
ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke
bawah melalui celah. Jika merasa ada benjolan dibawah perut yang
lembut, kecil dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin
terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki
dari pada perempuan.
5. Hernia femoralis muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini
lebih serinhg terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
6. Hernia insisional dapat terjadi melalui luka operasi perut. Hernia ini
muncul sebagai tonjolan disekitar pusar yang terjadi ketika otot
disekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
7. Hernia nucleus pulposi (hnp) adalah hernia yang melibatkan cakram
tulang belakang. Diantara setiap tulang belakang ada siklus
intervertebralis yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan
elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia,
terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit
(sciatica). Hnp umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga
vertebra lumbar bawah.

Berdasar terjadinya, hernia dibagi atas :

1. Hernia bawaan atau congenital

2
Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek)
kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah scrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalisperitonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat
melalui kanalis tersebut. Namun, dalam beberapa hal, kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka, maka
yang kanan juga biasanya terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis
yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus
terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka
pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat,
kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita.
2. Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus=didapat) yakni hernia yang
timbul karena berbagai factor pemicu.

Menurut sifatnya, ernia dapat disebut:

1. Hernia reponible/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk.


Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus.
2. Hernia ireponible, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan kedalam rongga. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong hernia. Hernia ini juga
disebut hernia akreta (accretes = perlekatan karena fibrosis). Tidak
ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

3
3. Hernia strangulate atau inkarserata (incarceration = terperangkap,
carcer = penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.
Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia inkarserata”
lebih di maksudkan untuk hernia ireponible dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut dengan “hernia strangulata”.
Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen
didalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh
pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat
darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.
B. Etiologi
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Congenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat
C. Manifestasi klinis
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras yang tersering tampak benjolan
dilipat paha.
2. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi.
3. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual.
4. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan perasaan sakit akan
bertambah hebat serta kulit diatasnya menjadi merah dan panas.
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria
(kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.

4
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut
disertai sesak nafas.
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam
usus/obstruksi usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih dan ketidakseimbangan elektrolit.
E. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam :
1. Konservatif ( townsend cm)
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi
hernia yang telav di reposisi. Bukan merupakan tindakan definitive
sehingga dapat kambuh kembali. Terdiri atas :
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia
kedalam cavum peritoni atau abdomen. Reposisi dilakukan secara
bimanual. Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia
reponibilis dengan cara memakai dua tangan. Reposisi tidak
dilakukan pada hernia inguinalis strangulate kecuali pada anak-
anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau
kinin di daerah sekitar hernia , yang menyebabkan pintu hernia
mengalami sclerosis atau penyempitan sehingga isi hernia keluar
dari cavum peritoni.
c. Sabuk hernia

5
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak
dilakukan operasi.
2. Operatif
Operasi merupakan tindakan paling baik dan dapat dilakukan
pada : (norton, ja)
a. Hernia reponibilis
b. Hernia irreponibilis
c. Hernia strangulasi
d. Hernia incarserata

Operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap :

a. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikan isi hernia ke cavum abdominalis.
b. Herniophy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya
pada conjoint tendon (penebalan antara tepi bebas m.obliquus
intraabdominalis dan m.transversus abdominalis yang berinsersio
di tuberculum pubicum).
c. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada lihgamentum inguinale
agar lmr hilang/ tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena
tertutup otot. Hernioplasty pada hernia inguinalis lateralis ada
bermacam-macam menurut kebutuhannya (ferguson, bassini,
halstedt, hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia
femoralis dikerjakan dengan chara mc.vay).

Operasi hernia pada anak dilakukan tanpa hernioplasty , dibagi


menjadi 2 yaitu:

a. Anak berumur kurang dari 1 taun : menggunakan teknik micele


benc

6
b. Anak berumur lebih dari 1 tahun : menggunakan teknik pott
F. Masalah yang lazim muncul
1. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi tubuh b.d
mual muntah
3. Gangguan rasa nyaman
4. Resiko perdarahan
5. Resiko infeksi b.d luka insisi bedah/operasi
G. Discharge planning
1. Menggunakan korset/penyangga
2. Indari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut
3. Tindakan operasi dan pemberian analgesic pada hernia yang
menyebabkan nyeri sesui resep doktek
4. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat
5. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balutan
steril setiap hari kalau perlu
6. Hindari factor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi
diet tinggi serat dan masukan adekuat
H. Patofisiologi

7
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
Hari / tanggal : Rabu16 Juni 2010
Waktu : 08.30 WIB
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumen
Sumber data : Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien
Tempat : Ruang OK RSUD wates
1. Identitas Klien
Nama : Bapak “M”
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Agama : islam
Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo
Status perkawinan: Kawin
No. CM. : 360230
Tanggal masuk RS: 13 Jani 2010
Diagnosa medis : Hernia Inguinal Lateralis
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. “H”
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo

9
Hubungan dg Klien: istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan utama
Klien mengatakan perut terasa sebah dan selangkangan terasa
kemeng pada bagian benjolannya. Klien mengatakan agak
pusing, tidak merasa mual, dan tidak muntah.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke poliklinik bedah pada hari Senin 11 Januari
2010 dan direncanakan operasi pada hari rabu 13 Januari
2010. Untuk mempersiapkan operasi klien dirawat di Rumah
Sakit ruang penyakit bedah bangsal Anggrek RSUD Wates
tanggal 12 Januari 2010. Saat di ruang persiapan operasi,
klien menyatakan sedikit takut dan klien nampak tegang.
Klien juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang
bagaimana proses operasi yang akan dijalaninya. Saat
dilaksanakan operasi, klien dibius dengan bius spinal yang
merupakan anastesi lokal sehingga klien dalam keadaan sadar
yang mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan
ekstremitas bawah. Saat selesai dilakukan operasi, klien
keluar dalam keadaan sadar dan tidak nampak takut. Namun
ada sedikit rasa tidak nyaman pada bagian bekas luka operasi.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit DM, klien tidak
menderita hipertensi dan asma.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
serupa dan tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,
asma dll.
4. Pola Kebiasaan

10
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien makan tiga kali sehari,dengan nasi, sayur dan lauk.
Pasien minum air putih 5 – 6 gelas setiap hari.
b) Selama sakit
c) Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk.
Klien minum 4 – 5 kali setiap hari. Selama di rawat di
bangsal bedah sejak tanggal 12 Januari 2010 klien belum
makan atau minum, klien puasa untuk menghadapi operasi
yang akan dilakukan.
2) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan berbau
khas feces. Klien BAK 6 – 10 kali sekitar 1200 cc setiap
hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan.
b) Selama sakit
Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan berbau
khas feces. Klien BAK 6- 10 kali sekitar 1200 cc setiap
hari, warna kuning jernih, dan tidak ada keluhan. Selama di
rawat di rumah sakit klien belum BAB.
3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur
a) Sebelum sakit
Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Klien mengatakan biasa
tidur selama 7 – 8 jam. Klien mengatakan tidak pernah
tidur siang dan biasa memulai tidurnya mulai pukul 22.00
WIB – 05.00 WIB. Klien mengatakan biasa beristirahat di
sela – sela pekerjaannya.

11
b) Selama sakit
Klien mengatakan tidak dapat bekerja sebagai wiraswasta
semenjak sakit karena harus dirawat di Rumah Sakit dan
akan dilakukan operasi. Pola aktivitas klien terganggu dan
klien harus beristirahat di tempat tidur selama dirawat dan
BAK di tempat tidur karena telah terpasang kateter. Klien
mengatakan biasa tidur selama 4 – 5 jam saat dirawat
karena tidak familier dengan keadaan sekitarnya.
4) Pola kebersihan diri
a) Sebelum dirawat
Pasien mandi dan mengosok gigi 2x setiap hari,pasien
keramas 2 hari sekali.
b) Selama dirawat
Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, selama
dirawat (sehari) pasien belum pernah keramas.
b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan
selalu didampingi keluarganya
2) Identitas diri
Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah
laku layaknya laki – laki.
a) Harga diri
Klien tidak malu dengan keadaannya saat ini karena klien
menerima keadaannya saat ini karena sudah merupakan
kehendak Tuhan.
b) Peran diri
Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat
menjalankan perannya sebagai pekerja wiraswasta dan
kepala keluarga bagi anak dan istri.

12
c) Ideal diri
Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh
sehingga bisa bekerja kembali seperti biasa.
3) Intelektual
Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang
penyebab penyakit yang diderita dan bagaimana proses
penyembuhannya dan cara perawatan di rumah.
4) Hubungan interpersonal
Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri
dan saudara- saudaranya secara bergantian menunggui klien
dan membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Saat
berinteraksi dengan perawat, klien kontak mata terus dan
sangat memperhatikan apa yang dijelaskan.
5) Support System
Klien mendapat dukungan dari keluarganya
6) Spiritual
Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan
agamanya dan klien selalu berdoa kepada Tuhan agar segera
diberi kesembuhan
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Baik
TB : 153 cm
BB : 46 kg
IMT : 19,65
b. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Respirasi : 20x/ menit
Suhu : 36,7°C

13
c. Pemeriksaan Cepalo Caudal
1) Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala
kotor dan berminyak.
2) Mata
Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva pucat.
3) Telinga
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan
kanan.tidak ada kelainan.
4) Mulut dan gigi
Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada
mulut.gigi masih lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak
ada benda asing atau gigi palsu. Fungsi pengecapan baik, bentuk
dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.
5) Leher
Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan
(tidak mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk
6) Dada
Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20
x/menit. ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.
7) Abdomen
Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut,
dilatasi vena ataupun kemerahan. tidak ada nyeri tekan.
8) Ekstremitas
a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada
kelainan.Tidak ada luka pada tangan kanan dan kiri, kekuatan
cukup, dimana dapat membolak- balikan tangan.
b) Bawah : anggota gerak lengkap. Bagian
selangkangan terdapat benjolan sehingga saat digerakkan
terasa sakit dan kemeng.
9) Pemeriksaan Penunjang

14
a) Hasil pemeriksaan laboratorium
GDS : 62 (70 – 125 mg/dL)
Ureun : 31 (20 – 40 mg%)
Creat : 1,23 (0,6 – 1,1 mg%)

b) Terapi

Injeksi cefotaxim 1 gr/12 jam

Ciprofloksasin 2 x 500 mg

Injeksi ketorolak 30 gr/8 jam

Asam mefenamat 3 x 500 gr

C. Analisa Data
Pre operasi

No Data Masalah Penyebab


1 Do : Nyeri akut Benjolan di
a. Klien Nampak inguinal
melindungi bagian
inguinal
b. klien Nampak kesulitan
mengangkat kaki kirinya
c. Klien Nampak
menyeringai menahan
sakit dan pusing
Ds :
a. Klien mengatakan perut
terasa mbeseseg
b. selangkangan terasa
kemeng pada bagian
benjolannya
c. Klien mengatakan agak

15
pusing
d. Klien mengatakan takut
untuk miring ke kiri
2 Do : Cemas Prosedur
a. Klien Nampak tegang pembedahan
b. Klien Nampak cemas
Ds :
a. Klien mengatakan
sedikit takut akan
dilakukan operasi
b. Klien menanyakan
kapan dilakukan operasi
dan bagaimana
prosesnya
3 Do : Kurang pengetahuan Kurang terpapar
Klien Nampak tegang dan informasi
takut
Ds :
Klien menanyakan kapan
dilakukan operasi dan
bagaimana prosedurnya

Intra operasi

No Data Masalah Penyebab


1 Do : Resiko jatuh Anastesi narkotik
a. klien di bius dengan
anastesi spinal
b. klien mengalami

16
penurunan kekuatan
ekstremitas bagian bawah
c. mobilitas terbatas
Ds :
2 Do : Resiko Proses
a. Klien menjalani perdarahan pembedahan
pembedahan pada
inguinalis lateralis
b. Klien dalam keadaan tidak
sadar karena pengaruh
anastesi

Pasca operasi

No Data Masalah Penyebab


1 Do : Nyeri akut Agen injuri fisik
Klien tampak menyerinagi menahan
sakit pada bekas operasi
Ds :
klien mengatakan sedikit nyeri pada
bekas operasi
2 Do : Resiko Prosedur
a. Klien terpasang infuse RL infeksi invasive
b. Terdapat luka insisi bedah
Ds :

D. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan benjolan di inguinal ditandai dengan
Do :
a. Klien Nampak melindungi bagian inguinal

17
b. Klien Nampak kesulitan mengangkat kaki kirinya
c. Klien Nampak menyeringai menahan sakit dan pusing

Ds :

a. Klien mengatakan perut terasa mbeseseg


b. Selangkangan terasa kemeng pada bagian benjolannya
c. Klien mengatakan agak pusing
d. Klien mengatakan takut untuk miring ke kiri
2. Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan ditandai dengan
Do :
a. Klien Nampak tegang
b. Klien Nampak cemas

Ds :

a. Klien mengatakan sedikit takut akan dilakukan operasi


b. Klien menanyakan kapan dilakukan operasi dan bagaimana
prosesnya
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan
Do :
Klien Nampak tegang dan takut
Ds :
Klien menanyakan kapan dilakukan operasi dan bagaimana
prosedurnya
4. Resiko jatuh berhubungan dengan anastesi narkotik ditandai dengan
Do :
a. klien di bius dengan anastesi spinal
b. klien mengalami penurunan kekuatan ekstremitas bagian bawah
c. mobilitas terbatas
Ds : -

18
5. Resiko perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan ditandai
dengan
Do :
a. Klien menjalani pembedahan pada inguinalis lateralis
b. Klien dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh anastesi
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan
Do :
Klien tampak menyeringai menahan sakit
Ds :
Klien mengatakan sedikit nyeri pada bekas operasi
7. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive ditandai dengan
Do :
1. Klien terpasang infuse RL
2. Terdapat luka insisi bedah
Ds : -
E. Rencana Asuhan Keperawatan
Pre operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri akut Setelah 1. Kaji tingkat 1. membantu
berhubungan dilakukan nyeri, durasi, menentukan
dengan benjolan tindakan lokasi dan pilihan
di inguinal keperawatan intensitas intervensi dan
ditandai dengan selama 5 menit 2. Observasi memberikan
Do : klien dapat ketidaknyam dasar untuk
1. Klien mengontrol nyeri anan non perbandingan
Nampak dengan criteria verbal dan evaluasi
melindungi hasil : 3. Gunakan terhadap terapi
bagian 1. Klien strategi 2. perilaku non
inguinal mengatakan komunikasi verbal
2. klien Nampak nyeri terapetik menunjukkan

19
kesulitan berkurang 4. Gunakan ketidaknyama
mengangkat 2. Klien teknik nan klien
kaki kirinya mengatakan distraksi terhadap nyeri
3. Klien perut sudah 5. ciptakan
Nampak tidak sebah suasana 3. komunikasi
menyeringai 3. Wajah klien lingkungan terapetik dapat
menahan sakit tenang tidak yang tenang menenangkan
dan pusing nampak 6. kolaborasi klien
Ds : menahan sakit dengan 4. memfokuskan
1. Klien dokter untuk perhatian klien
mengatakan pemberian membantu
perut terasa analgetik menurunkan
sebah tegangan otot
2. selangkangan 5. lingkungan
terasa tenang dapat
kemeng pada mengurangi
bagian factor-faktor
benjolannya stress selama
3. Klien nyeri
mengatakan 6. analgetik dapat
agak pusing mengurangi
4. Klien rasa nyeri
mengatakan yang dirasakan
takut untuk klien
miring ke kiri

2 Cemas Setelah 1. jelaskan 1. kecemasan


berhubungan dilakukan prosedur, klien akan
dengan prosedur tindakan termasuk berkurang
pembedahan keperawatan sensasi seperti dengan
ditandai dengan selama 5 menit keadaan informasi

20
Do : kecemasan klien selama yang
1. Klien berkurang prosedur. diberikan
Nampak dengan kriteria 2. Temani klien perawat
tegang hasil: untuk 2. dengan
2. Klien 1. klien Nampak meningkatkan ditemani
Nampak tenang keamanan dan perawat
cemas 2. klien menurunkan kecemasan
Ds : mengatakan kecemasan klien akan
1. Klien rasa takutnya 3. Dengarkan sedikit
mengatakan berkurang keluhan klien berkurang
sedikit takut 3. klien 4. Identifikasi 3. membantu
akan menyatakan perubahan menentukan
dilakukan siap untuk level jenis
operasi dilakukan kecemasan intervensi
2. Klien operasi 5. Dorong klien yang akan
menanyakan untuk dilakukan
kapan mengungkapka 4. mengetahui
dilakukan n secara verbal perkembangan
operasi dan tentang keadaan klien
bagaimana perasaan, 5. membuat
prosesnya persepsi dan perasaan
ketakutan terbuka dan
6. pertahankan bekerja sama
kontak mata dalam
7. turunkan memberikan
stimulus informasi
pembuat cemas yang akan
8. tunjukkan membantu
penerimaan identifikasi
9. jaga masalah
ketenangan 6. kontak mata

21
menumbuhka
n hubungan
salinh percaya
antara perawat
klien
7. menurunkan
stimulus
cemas dapat
mencegah
cemas yang
berkelanjutan
8. sikap
penerimaan
perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan
diri klien
9. suasana yang
tenang dapat
mengurangi
stimulus
pembuat
cemas
3 Kurang Setelah 1. Identifikasi 1. Pengetahuan
pengetahuan dilakukan factor internal dasar yang
berhubungan tindakan dan eksternal memadai
dengan kurang perawatan yang dapat dapat
terpapar selama 5 menit meningkatkan meningkatka
informasi pengetahuan motivasi n kerjasama
ditandai dengan klien bertambah orang tua dan pasien
Do : dengan kriteria keluarga.Jelas mengenai

22
Klien Nampak hasil: kan program
tegang dan takut 1. Klien tenang pengertian, pengobatan
Ds : 2. Klien tanda gejala, dan
Klien Nampak siap komplikasi, mendapatkan
menanyakan menjalani rencana penyembuha
kapan dilakukan operasi tindakan yang n yang
operasi dan akan optimal
bagaimana dilakukan. 2. Pengetahuan
prosedurnya 2. Jelaskan mengenai
mengenai lokasi operasi
jadwal, dan dapat
lokasi operasi mningkatkan
3. Jelaskan tindakan
durasi kooperatif
tindakan klien
operasi 3. Durasi
4. Identifikasi tindakan
kecemasan operasi dapat
klien menenangka
5. Gambarkan n klien
tindakan 4. Tingkat
preoperasi kecemasan
rutin klien untuk
(anestesi, mengetahui
diet, test kesiapan
laboratorium, klien operasi
IV terapi, 5. Gambaran
ruang tunggu tidakan
keluarga). preoperatife
dapat
meningkatka

23
n kesipan
klien dalam
melaksanaka
n operasi

Evaluasi pre operasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan benjolan di Pukul 08.45 Pukul 08.45
inguinal ditandai dengan Mengkaji tingkat nyeri S : klien mengatakan
Do : nyeri diatas
a. Klien Nampak selangkangan bagian
melindungi bagian kiri
inguinal O : klien terlihat
b. klien Nampak menyeringai menahan
kesulitan mengangkat sakit
kaki kirinya A : nyeri akut
c. Klien Nampak P : hentikan intervensi
menyeringai menahan
sakit dan pusing 13 Januari 2010 13 Januari 2010
Ds : Pukul 08.50 Pukul 08.55
a. Klien mengatakan Mengajarkan klien untuk S : klien mengatakan
perut terasa sebah nafas dalam nyeri berkurang
b. selangkangan terasa O : wajah klien tenang
kemeng pada bagian A : tujuan tercapai
benjolannya sebagian
c. Klien mengatakan P : lanjutkan intervensi
agak pusing Ajarkan nafas dalam
d. Klien mengatakan
takut untuk miring ke

24
kiri

Intra operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Resiko jatuh Setelah 1. Berikan petunjuk 1. Ketidak
berhubungan dilakukan sederhana dan seimbangan
dengan anastesi tindakan singkat pada proses pemikiran
narkotik keperawatan pasien tentang akan membuat
ditandai dengan selama ± 45 posisi saat pasien merasa
Do : menit resiko operasi kesulitan dalam
1. klien di bius jatuh dapat 2. Siapkan memahami
dengan anastesi diminimalisir peralatan dan petunjuk yang
spinal dengan kriteria bantalan untuk panjang
2. klien klien tidak jatuh posisi yang 2. Bantalan
mengalami dibutuhkan diperlukan untuk
penurunan sesuai prosedur melindungi
kekuatan operasi dan bagian-bagian
ekstremitas kebutuhan tubuh yang
bagian bawah spesifik klien menonjol untuk
mobilitas 3. Letakkan mencegah
terbatas eletroda penetral terjadinya
Ds : - (bantalan penekanan saraf
elektrokauter) 3. Mencegah
yang meliputi terjadinya
seluruh massa perlukaan akibat
otot-otot yang alat elektronik
paling besar dan 4. Kereta atau meja
yakinkan bahwa yang tidak stabil

25
bantalan berada dapat terpisah,
pada posisi yang menyebabkan
baik pasien terjatuh
4. Stabilkan baik
kereta pasien
maupun meja
operasi pada
waktu
memindahkan
pasien ke dan
dari meja operasi
2 Resiko Setelah 1. Lindungi sekitar 1. Cegah kerusakan
perdarahan dilakukan kulit dan anatomi integritas kulit
berhubungan tindakan yang sesuai seperti 2. Kemungkinan
dengan proses perawatan penggunaan kassa terjadinya
pembedahan selama ± 45 untuk kekurangann
ditandai dengan menit resiko menghentikan cairan, yang
Do : perdarahan perdarahan mempengaruhi
1. Klien dapat dicegah 2. Pantau keselamatan
menjalani dengan kriteria pemasukan dan pemakai obat
pembedaha pengeluaran cairan anestesi,fungsi
n pada selama prosedur organ dan kondisi
inguinalis operasi dilakukan pasien
lateralis 4.Pastikan 3. Kegagalan fungsi
2. Klien keamanan alat dapat terjadi
dalam elektrikal dan selama prosedur
keadaan alat-alat yang operasi
tidak sadar digunakan
karena selama prosedur
pengaruh operasi.
anastesi Misalnya kabel

26
Ds : - coter pada
keadaan utuh.

Pasca operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. membantu
berhubungan tindakan nyeri, durasi, menentukan
dengan agen keperawatan lokasi dan pilihan intervensi
injuri fisik selama 10 menit intensitas dan memberikan
ditandai dengan nyeri klien 2. Observasi dasar untuk
Do : berkurang dengan ketidaknyamana perbandingan
Klien tampak kriteria n non verbal dan evaluasi
menyeringai 1. klien nampak 3. Gunakan terhadap terapi
menahan sakit tenang strategi 2. perilaku non
Ds : 2. klien komunikasi verbal
Klien mengatakan mengatakan terapetik menunjukkan
sedikit nyeri pada nyeri berkurang 4. Gunakan teknik ketidaknyamanan
bekas operasi distraksi klien terhadap
5. ciptakan nyeri
suasana 3. komunikasi
lingkungan terapetik dapat
yang tenang menenangkan
6. kolaborasi klien
dengan dokter 4. memfokuskan
untuk perhatian klien
pemberian membantu
analgetik menurunkan
tegangan otot
5. lingkungan
tenang dapat

27
mengurangi
factor-faktor
stress selama
nyeri
6. analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan klien
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Bersihkan 1. lingkungan yang
berhubungan tindakan lingkungan bersih akan
dengan prosedur keperawatan sekitar klien terhindar dari
invasive ditandai selama 5 menit 2. Cuci tangan kuman-kuman
dengan infeksi dapat sebelum dan penyebab infeksi
Do : dikontrol dengan sesudah 2. mencuci tangan
1. Klien terpasang kriteria melakukan sebelum dan
infuse RL 1. Tidak ada tanda- perawatan sesudah tindakan
2. Terdapat luka tanda ineksi pasien lain dapat
insisi bedah 2. Vital sign dalam 3. Jelaskan pada meminimalkan
Ds : - batas normal klien tentang kotoran-kotoran
tanda-tanda penyebab infeksi
infeksi. 3. penjelasan
tentang tanda-
tanda infeksi
akan menambah
pengetahuan
klien

28
Evaluasi Pasca operasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan agen injuri fisik Pukul 10.00 Pukul 10.00
ditandai dengan mengkaji intensitas, S : klien mengatakan
Do : gambaran, dan lokasi tangan kirinya terasa
Klien tampak atau penyebaran nyeri, nyeri
menyeringai menahan tau adanya perubahan O : klien beberapa kali
sakit melihat tangannya
Ds : yang dioperasi
Klien mengatakan sedikit A : intervensi tercapai
nyeri pada bekas operasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
perawatan luka setiap
hari

13 Januari 2010
13 Januari 2010 Pukul 10.05
Pukul 10.05 S : klien mengatakan
Mengajarkan teknik nyeri berkurang
distraksi; nafas dalam O : wajah klien tenang
untuk mengurangi nyeri A : tujuan tercapai
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Ajrkan teknik nafas
dalam
Resiko infeksi 13 Januari 2010 13 Januari 2010
berhubungan dengan Pukul 10.10 Pukul 10.10
prosedur invasive Menjelaskan pada klien S : -
ditandai dengan tentang tanda-tanda O : klien terpasang infus,

29
Do : infeksi. terdapat luka bekas
a. Klien terpasang infuse jahitan di inguinal
RL lateralis sinistra
b. Terdapat luka insisi A : masalah belum
bedah teratasi
Ds : - P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan
daerah luka

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari
tempatnya yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang
didapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan
isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih)
memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi
abnormal. (dr. Jan Tambayong. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta :
EGC,2000.)
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu
faktor resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan
intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara
olahraga atau latihan-latihan.
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-
abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan
mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan
berat badan.
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat
terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.
4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-
abdomen.
5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.

Menurut Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT


Gramedia,1993. Komplikasi yang dapat terjadi dari Hernia Inguinalis
adalah Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis dan saraf,

31
Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah, Luka pada usus (jika
tidak hati-hati), Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma, Fostes urin
dan feses, Residip, dan Komplikasi lama merupakan atropi testis karena
lesi.

Melihat perkembangan penyakit Hernia dan masalah yang


ditimbulkan, perlu deteksi dini untuk mendapatkan tindakan yang tepat
agar tidak terjadi komplikasi. Salah satu tindakan yang tepat adalah
pembedahan, karena pembedahan akan menyingkirkan atau mengurangi
gejala dari komplikasi.

Lingkungan dan pola hidup serta aktifitas pasien juga mendukung


timbulnya penyakit yang ada hubungannya dengan resiko timbulnya
Hernia. Ini diperlukan peningkatan pengetahuan tentang penyakit,
perawatan dan pengobatan kepada pasien untuk dapat membantu proses
penyembuhan penyakit.

Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau


yang berhubungan dengan melemahnya otot-otot normal. Hernia
diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari
hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai hernia inguinalis
atau femoralis. Sekitar 10% adalah hernia ventral atau insisional dinding
abdomen, 3% adalah Hernia umbilikalis. Jenis lain dapat mencakup hiatus
hernia dan diafragmatik Hernia.

B. SARAN
Berdasakan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai bahan pertimbangan yang ada kaitannya dengan masalah
Hernia. Adapun saran yang penulis sampaikan adalah:
1. Bagi pasien:
Diharapkan agar pasien melatih penguatan otot yang mungkin
dapat membantu menjaga berat badan normal, sehat secara fisik, dan
menggunakan teknik mengangkat yang tepat dapat mencegah

32
Herniasi. Karena awal pengkajian dan diagnosis Herniasi sangat
membantu dalam pencegahan tercekik. Setelah Herniasi terjadi,
individu harus mencari perhatian medis dan menghindari mengangkat
dan tegang, yang berkontribusi pada cekikan.
2. Bagi perawat dan tenaga kesehatan:
Selalu mengingatkan pasien tentang cara-cara membatasi
terjadinya kontribusi cekikan yang memperparah kondisi pasien.
3. Bagi Mahasiswa/i:
Memberikan informasi yang benar kepada lingkungan sekitar
tentang batasan-batasan mengangkat beban yang berat, mengedan dan
faktor-faktor ain yang dapat menimbulkan Hernia.

33
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku wajib
1. Amin Huda Nuarif dan Hardi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasaran Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC
2. Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993.
B. Website
6. https://www.academia.edu/7543126/Askep_hernia
diakses pada tanggal: 15 april 2019
7. https://www.academia.edu/10049061/ASUHAN_KEPERAWATA
N_PRE_INTRA_DAN_POST_OPERASI_PADA_Tn_._M_DENG
AN_HERNIA_INGUINALIS_LATERALIS_DI_RUANG_OK_O
PERATING_KAMARE_RSUD_WATES_KEMENTRIAN_KESE
HATAN_REPUBLIK_INDONESIA_POLITEKNIK_KESEHAT
AN_YOGYAKARTA_PROGAM_KEPERAWATAN_ANESTESI
_DAN_REANIMASI_2010
diakses pada tanggal: 16 april 2019
8. https://www.academia.edu/36977603/CONTOH_ASKEP_HERNI
A
diakses pada tanggal: 17 april 2019

Anda mungkin juga menyukai