Anda di halaman 1dari 25

Masalah Kebutuhan Nutrisi Pada Anak

Disusun oleh:

Kelompok 17

1. Eef Saifullah (1701801801)


2. Maria Immaculata Gemma Ika Tri P S (1703703701)
3. Selfira Tiara Maharani (1705805801)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang masalah kebutuhan nutrisi pada anak

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang masalah pemberian nutrisi
pada anak ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Samarinda, 29 maret 2019

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ......................................................................................................
B. Penilaian Status Gizi .....................................................................................
C. Kebutuhan Nutrisi Bayi dan Anak .................................................................
D. Dampak Nutri pada Tumbuh Kembang Anak ...............................................
E. Masalah Nutrisi pada Anak ...........................................................................
F. Asuhan Keperawatan .....................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi, protein,
anemia, defisiensi iodiu, defisiansi seng (Zn), defisiansi vitamin A, defisiansi thiamin,
defisiansi kalium dan lain lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak
maka pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah seimbang.

Terpenuhnya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu


pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat
meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinyamorbiditas dan mortalitas. Selain
itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga
sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai
sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.

Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari kerbohidrat sebanyak 50-
55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak haruslah seimbang dianara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita
temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang,
seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan sedangkan makanan
yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam
pemenuhan gizi harus selara, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada
anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan
dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti
kalori, vitamin dan mineral

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nutrisi ?
2. Bagaimana penilaian status gizi pada anak ?
3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada anak ?
4. Bagaimana dampak kebutuhan nutrisi pada anak ?
5. Apa saja masalah kebutuhan nutrisi pada anak ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dari masalah nutrisi pada anak ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian dari nutrisi
2. Mahasiswa mengetahui penilaian status gizi pada anak
3. Mahasiswa mampu menyebutkan kebutuhan nutrisi pada anak
4. Mahasiswa memahami dampak nutrisi pada anak
5. Mahasiswa mengetahui masalah nutria pada anak
6. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan pada anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan–bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Bahan–bahan tersebut dikenal dengan istilah
nutrient (unsur gizi, yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000)
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya (Kozier, et. al. 2010)
Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan
berkembang. Setiap nak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda
dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi
makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan
yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien,
kemudian tentukan jeni bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah
sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian
makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004)

B. Penilaian Status Nutrisi


a. Penilaian status gizi secara tidak langsung
1. Survey konsumsi makanan
Survey konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan
makanan zat gizi tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta
faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Metode
pengukuran konsumsi makanan berdasarkan sasaran pengamatan atau
pengguna yaitu tingkat nasional, rumah tangga dan individual

2. Statistik vital
Cara untuk mengetahui keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara
menganalisis statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik dapat
diperhitungkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik viral yang
berhubungan dengan kesehatan dan gizi antara lain: angka kesakitan, angka
kematian, pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi yang berhubungan
dengan gizi
3. Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling
mempengaruhi dan interaksi berbagai faktor fisik, biologi dan lingkungan
budaya. Jadi jumlah makanan dan zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada
keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi,
dan tingkat ekonomi penduduk

b. Penilaian Status Gizi Secara Langsung


1. Pemeriksaan Klinis
Penggunaan pemeriksaan klinis untuk mendeteksi defisiensi gisi yaitu
dengan mendeteksi kelainan atau gangguan yang terjadi pada kulit, rambut,
mata, membran mukosa mulut, dan bagian tubuh yang lain dapat dipakai
sebagai petunjuk ada tidaknya masalah gizi kurang. Tanda-tanda klinis
malnutrisi tidak spesifik, karena ada beberapa penyakit yang mempunyai
gejala yang sama tetapi penyebabnya berbeda. Oleh karena itu pemeriksaan
klinis harus dipadukan dengan pemeriksaan yang lain
2. Biokimia
Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan dalam penelitian adalah
tehnik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain
dalam darah dan urine. Hasil pengukuran tersbut dibandingkan dengan
standar normal yang telah ditetapkan. Dalam berbagai hal pemeriksaan
biokimia hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat kesehatan , dan
pada pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang ahli
3. Biofisik
Penilaian status gizi dengan biofisik adalah melihat dari kemampuan fungsi
jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi,
kemampuan kerja dan adaptasi sikap. Pemeriksaan ini bisa dilakukan klinis
maupun tidak. Penilaian status gizi secara biofisik sangat mahal dan
memerlukan tenaga profesional. Penelitian ini dilakukan melalui tiga cara
yaitu: uji radiologi, tes fungsi fisik, dan sitologi
4. Antropometri
Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak
balita menggunakan metode antropometri sebagai car untuk menilai status
gizi. Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometi gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi

C. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi dan Anak


Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi
tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak
akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan
nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Secara umum zat gizi dibagi menjadi
dua golongan yaitu, golongan makro: kalori dan H2O(air), untuk kalori berasal dari
karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian golongan mikro terdiri dari vitamin dan
mineral
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak. Bayi yang baru mendapat
asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dan laktosa yang
dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapatkan
makanan tambahan pendamping ASI, karbohidrat dapat diperoleh dari makanan
yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi.
Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk
menghasilakn energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam
tubuh
Usia BB (Kg) Permukaan Tubuh Cal/Kg (Kg)
(m2)
neonatus 5-4 0,2-0,23 50
1 mg-6 bln 3-8 0,2-0,35 60-70
6bln-12bln 8-12 0,35-0,45 50-60
12bln-24bln 10-15 0,45-0,55 45-50
2thn-5thn 15-20 0,60-0,70 45
6thn-10thn 20-35 0,70-1,10 40-45
11thn-15thn 35-60 1,50-1,70 25-40
Dewasa 70 1,75 15-20

2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin
A.D.E.K yang larut dalam lemak pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan
dalam jumlah besar kecuali lemak esensial yaitu, asam linoleat dan asam
arakidonat. Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh sepertipembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain
terhadap suhu tubuh dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu
pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya
perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang, akan
tetapi jumlah lemak yang banyak akan menyebabkan terjadinya hiperlipidemia,
hiperkolesterol, atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan
lain-lain. Untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari
susu, mentega, kuning telur , daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak
sayur.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk keseimbangan osmotik. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadas asam
amino esensial. Dua jenis protein, yaitu protein hewani, yang didapat dari
daging hewan dan protein nabati yang didapat dari tumbuh-tumbuhan. Nilai
gizi protein hewani lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap
oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan
nabati sangat dianjurkan
4. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, kebutuhan air
pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya 55-50%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut
untuk pertkaran seluler, sebagai medium untuk ion, transpot nutrien dan produk
buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber dan air dapat diperoleh dari air
dan semua makanan
usia Air per Kg per hari
3 hari 80-100 cc
10 hari 125-100 cc
3 bulan 140-160 cc
6 bulan 135-155 cc
9 bulan 125-145 cc
1 tahun 120-135 cc

5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta dapat mempertahankan organisme
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam
air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah
vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi
melalui makanan tertentu. Vitamin B mencakup vitamin B1, B2, B12. Vitamin
B1 atau timin dperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam
pembentukan energi (sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang napsu makan, kerusakan
pembuluh darah dan sel saraf. Vitamin B2 atau riboflavin penting dalam
metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak, yaitu sebagai koenzim
dari flavin enzim. Kekurangn B2 akan menyebabkan tubuh merasa lelah
sehingga kurang aktif dalam bekerja serta dapat mengurangi ketajaman
penglihatan. Kekurangan B12 dan asam polat dapat menyebabkan anemia.
Selanjutnya, vitamin C penting bagi tubuh untuk pembentukan substansi antar
sel, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam
tubuh
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin A
mempunyai peran penting bagi tubuh terutama dalam pertumbuhan,
penglihatan, reproduksi, dan pemeliharan sel epitel. Vitamin D penting untuk
penyerapan dan metabolisme kelsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi.
Vitamin E sebagai antioksidan penting untuk berbagai senyawa yang larut
dalam lemak dan berperan dalam fertilisasi manusia. Sedangkan vitamin K
penting untuk proses pembekuan darah
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium, kobalt, tembaga, fluorin,
yudium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng.
Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Secara umum mineral
berfungsi sebagai membangun jaringan tulang, mengatur tekanan osmotik
dalam tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot saraf dan
membuat berbagai enzim

D. Dampak Nutrisi pada Tumbuh Kembang Anak


a. Dampak Psikologis
1. Psikodinamik (Freud)
Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan
dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan
kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum.
Kebutuhan makan dan minum anak dipenuhi lingkungan, khususnya ibu,
baik berupa ASI pada saat menyusui maupun makanan lumat.Dampak
psikodinamik yang diperoleh bayi adalah kepuasan karena terpenuhinya
kebutuhan dasar dan kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
2. Psikososial (erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan
psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai
kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut
3. Maturasi organik (Piaget)
Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecap,
penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan dikenalkan berbagai macam
makanan anak akan kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga
dengan bertambah kayanya penciuman melalui bau makanan. Selain itu,
dengan makanan anak akan dapat menngkatkan keterampilan, seperti
memegang botol susu, memegang cangkir, sendok, dan keterampilan
koordinasi gerak, seperti menyuap dan menyendok makanan

b. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang adekuat
pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada
pertumbuhan janin. Apabila ibu tidak mendapat asupan gizi yang adekuat, bayi
dapat lahir dengan berat badan rendah
Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk
bayi, todler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat berdampak pada
pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan tinggi atau meningkat
secara kuantitas

E. Masalah nutrisi pada anak


1. Malnutrisi
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang Energi Protein (KEP) dan
defisiensi mikronutrien merupakan masalah besar yang terjadi di dunia, yang
mana masalah ini membutuhkan perhatian khusus terutama di negara-negara
berkembang. Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi.
Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan
yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain
sehingga anak-anak paling mudah menderita kelainan gizi.
Malnutrisi atau gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan
dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat
pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.
Berbagai masalah yang timbul akibat gizi buruk antara lain tingginya angka
kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Masalah ini
disebabkan karena ibu hamil menderita KEP (kurang energi protein) dan hal ini
akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, serta
meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang gizi [5]. Maka dari itu perlu
adanya solusi untuk mengatasi masalah malnutrisi yang terjadi termasuk
malnutrisi di Kenya
Tanda dan gejala :

Malnutrisi tidak selalu menyebabkan kurang berat badan. Kelelahan,


lemah , gelisah , dan iritabilitas merupakan manifestasi yang sering ada.
Kegelisahan dan overaktifitas seringkali disalah artikan oleh orangbtua sebagai
bukti kurang lelah. Anoreksia, gangguan digestive yang dengan mudah
terimbas, dan konstipasi merupakan keluhan yang sering ada, bahkan pada anak
yang lebuh tua mungkin ditemukan diare dengan tinja mukoid tipe kelaparan.
Anak kurang gizi sering mempunyai masa perhatian terbatas dan kurang
perhatian di sekolah. Mereka bertambah rentan dengan infeksi. Perkembangan
otot tidak cukup, dan otot kendor menghasilkan sikap lelah, dengan bahu
bunda, dada pipih, dan perut buncit. Anak demikian sering tampak mudah lelah,
muka pucat, corak kulit “keruh”, dan mata tidak berkilau. Anemia hipokromik
sering ada. Pada kasus yang lama, mungkin ada perkembangan epifise yang
tertunda, gigi tidak teratur, dan pubertas terlambat.

2. Overweight (Obesitas)

Obesitas merupakan salah satu yang menjadi masalah kesehatan


didunia yang dinyatakan oleh WHO sebagai masalah epidemi global sehingga
memerlukan penanganan segera1. Peningkatan prevalensi kegemukan
berdasarkan WHO meningkat selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1990
sampai tahun 2010 yaitu sebesar 2,5% pada anak dan remaja2. Diperkirakan
sebanyak 35 juta dari 45 juta anak mengalami kegemukan yang berasal dari
negara berkembang. Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan
kondisi sesorang dimana ketidakseimbangan antara jumlah energi yang
dikonsumsi dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kegemukan dan obesitas
adalah masalah yang banyak terjadi pada usia dewasa, namun tidak menutup
kemungkinan masalah tersebut juga terjadi pada anak-anak usia sekolah 4.

Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana intake


kalori seseorang lebih banyak daripada kalori yang digunakan. Masalah gizi
lebih yang terjadi pada anak-anak usia sekolah ini merupakan masalah yang
serius yang dapat mempengaruhi peningkatan resiko beberapa penyakit kronik
baik dinegara maju maupun berkembang. Apabila seorang anak telah
mengalami masalah gizi lebih diusia muda maka akan cenderung pula akan
terus berlanjut sampai usia dewasa dimana dapat menimbulkan resiko
timbulnya penyakit seperti diabetes dan gangguan kardivaskular pada usia
muda. Seorang anak yang mengalami kegemukan disebabkan oleh beberapa
faktor yang diantaranya adalah faktor fisiologis. Faktor fisiologis ini berasal
dari berbagai variabel baik yang bersifat herediter maupun non herediter.
Faktor herediter berasal dari faktor keturunan, sedangkan faktor non herediter
meliputi pola makan, tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik serta kondisi
sosial ekonomi8. Salah satu faktor penyebab kegemukan adalah faktor gaya
hidup dimana semakin berjamurnya toko yang menyediakan makanan cepat
saji.

Komplikasi obesitas adalah mengenai kapasitas otak, semakin besar


tubuh sesorang yang mengalami obesitas maka akan semakin berkurang pula
jaringan otaknya. Lalu, mengenai saluran napasyakni gangguan fungsi saluran
napas Obstructive Sleep Apnea Sindrome(OSAS). Gejalanya mulai dari
mengorok sampai mengompol. Obstruksi saluran napas intermiten dapat
menyebabkan tidur gelisah.Ketiga, kulit lecet dan pelipatan.Obesitas pada anak
dapat menyebabkan gesekan sehingga membuat kulit menjadi lecet, anak
merasa gerah atau panas dan disertai biang keringat serta jamur pada lipatan
kulit.13Keempat, mengenai jantung. Anak-anak yang mengalami obesitas
cenderung mengakibatkan hipertensi(tekanan darah tinggi) pada masa
pubertas.Kelima, mengenai ginjal. Anak yang mengalami obesitas memiliki
resiko terkena diabetes dengan komplikasi sakit ginjal di kemudian hari.14

3. Stunting
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan
salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun
2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun
angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka
stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih
dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi,
dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang
akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal.
Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian makanan pendamping ASI
(MP ASI) hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas, dan keamanan
pangan yang diberikan.
Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta
setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya
stunting. Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu
(pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta
asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual, faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil adalah
terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak
kelahiran. Usia kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi
sekitar 20% dari terjadinya stunting.

F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Malnutrisi
Diagnosis keperawatan :
 Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan b/d asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare
 Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan
peningkatan akibat diare
 Gangguan integritas kulit b/d tidak adanya kandungan makanan yang
cukup
Intervensi keperawatan

No NDX NOC NIC


1. Ketidak simbangan  Nutrional status: Nutrition Management:
nutrisi :kurang dari  Nutritional status :  Kaji adanya
cairan tubuh nutrient intake alergi makanan
 Nutritional status: food  Kaloborasi
Definisi : asupan nutrisi and fluid intake dengan ahli gizi
tidak cukup untuk untuk
memenuhi kebutuhan Kriteria Hasil : menentukan
metabolik  Adanya peningkatan jumlah kalori dan
BB sesuai dengan nutrisi yang
tujuan dibutuhkan
 Bb ideal sesuai dengan pasien
tinggi badan
 Mampu Nutrition monitoring:
mengidentifikasi  BB pasen dalam
kebutuhan nutrisi batas normal
 Monitor adanya
penurunan BB

2. Kekurangan volume  Fluid balance Fluid manager


cairan :penurunan  Hydration  Timbang popok
asupan peroral dan  Nutritional status: food /pembalut jika
peningkatan kehilangan and fluid intake diperlukan
akibat diare.  Pertahankan
Kriteria hasil: catatan intake
Definisi: penurunan  Mempertahankan urine dan output yang
cairan intravaskuler, ini output sesuai dengan akurat
mengacu pada dehidrasi usia dan BB, BJ urine  Monitor status
kehiangan cairan dan normal, HTT normal hidrasi
tanpa perubahan  TD, nadi, SB dalam
natrium batas normal
3. Gangguan integritas  Tissue integrity : skin Pressure Management
kulit :berhubungan dan mucous  Anjurkan pasien
dengan tidak adanya membranes menggunakan
kandungan makanan  Hemodyalis akses pakaian yang
yang cukup longgar
Kriteria hasil :  Hindari kerutan
Definisi  Integritas kulit yang pada tempat tidur
:perubahan/gangguan baik bisa  Mobilisasi pasien
epidermis dan atau dipertahankan (
dermis sensasi,
elastisitas,temperature,
hidrasi, pigmentasi)

2. Overweight
Diagnosis Keperawatan
 Ketidakseimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
 Hambatan mobilitas fisik

No NDX NIC NOC


1. Ketidakseimbangan Menejemen Nutrisi Nafsu makan
lebih dari kebutuhan
tubuh Aktivitas-aktivitas :  Hasrat/keinginan
 Tentukan untuk makan
Definisi : Perubahan preverensi  Menyenangi
sikap, perilaku dan makanan bagi makanan
pengaruh pada pola pasien  Energy untuk makan
makan anak yang  Tentukan jumlah
mengakibatkan kalori dan jenis
gangguan kesehatan nutris yang
tubuh diperbolehkan
 Ciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengkomsumsi
makanan
 Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
(makanan)
2 Hambatan mobilitas Peningkatan latihan Daya Tahan
fisik
Aktivitas-aktivitas:  Melakukan aktivitas
Definisi : keterbatasan  Dukung pasien rutin
dalam gerakan fisik untuk  Aktivitas fisik
satu atau lebih mengidentifikasi  Pemulihan energy
ekstermitas secara kekuatan dan setelah istirahat
mandiri dan terarah kemampuan diri
 Berikan penilaian
terhadap
kemampuan/keingi
nan pasien terkait
dengan dukungan
sosial
 Pertimbangkan
resiko pasien
melukai diri sendiri

3. Stunting
Diagnosa Keperawatan
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari tubuh
 Resiko harga diri rendah
 Hambatan interaksi sosial

Intervensi Keperawatan

No DNX NIC NOC


1 Ketidakseimbangan nutrisi : Terapi nutrisi Kelelahan :efek yang
kurang dari tubuh mengganggu
Aktivitas-aktivitas:
Definisi: asupan nutrisi tidak  Monitor intake  Penurunan
cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan dan energy
metabolik cairan dan  Perubahan status
hitung masukan gizi
kalori perhari  Gangguan
sesuai aktivitas fisik
kebutuhan
 Motivasi pasien
untuk
mengkomsumsi
makanan tinggi
kalsium

2 Resiko harga diri rendah Dukungan emosional Integritas keluarga

Definisi: rentan terhadap evaluasi Aktivitas-aktivitas :  sering


dan/atau perasaan negative tentang  buat pernyataan berinteraksi
kemampuan diri dalam waktu yang dengan keluarga
lama dan dapat mengganggu mendukung dan  melibatkan
kesehatan berempati akeluarga dalam
 diskusikan resolusi konflik
konsekuensi dari
tidak mengatasi
perasaan
bersalah
 berikan bantuan
dalam
pembuatan
keputusan

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan–bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Jika tubuh tak mendapat cukup nutrsi maka akan timbul
beberapa penyakit nutrisi pada anak

2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA

Wiko saputra. 2014. FAKTOR DEMOGRAFI DAN RISIKO GIZI BURUK DAN GIZI
KURANG. 16(2): 95-101

LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru. 2015. Permasalahan Anak Pendek (Stunting)
dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). 6(2):
254-261

Nadya Dayinta N Ermona. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan
Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1 Kota Surabaya.
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.97-105

Riswanti Septiani. 2017. Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01
Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes). 2 (3) : 262 – 269

Budijanto Didik. 2018. Situasi Balita Pendek (STUNTING) di Indonesia. Jakarta :


LAMPIRAN

A. Distribusi kerja kelompok

Nama Tugas
Eef saifullah Mencari jurnal dan membuat power
point
Maria Immaculata Gemma I T P S Membuat (asuhan Keperawatan) dan
mengedit power point
Selfira Tiara Maharani Membuat makalah

B. Review jurnal
Judul pola konsumsi fast food, aktivitas fisik
dan faktor keturunan terhadap
kejadian obesitas
Jurnal Kesehatan masyarakat
Volume & halaman 3(262-269)
Tahun 2017
Penulis riswanti septiani, bambang budi raharjo
Tujuan penelitian untuk menganalisis pola konsumsi fast
food, aktivitas fisik dan faktor keturunan
terhadap kejadian obesitas pada anak
sekolah dasar negeri 01 tonjong kecamatan
tonjong kabupaten brebes
Subjek peneitian anak sekolah dasar negeri 01 tonjang
Metode penelitian metode random sampling

Judul Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan


Gizi Dengan Status Gizi Lebih Pada Anak
Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1
Kota Surabaya Tahun 2017
Jurnal Kesehatan masyarakat
Volume & halaman 97-105
Tahun 2018
Penulis Nadya Dayinta N Ermona, Bambang
Wirjatmadi
Tujuan penelitian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara aktivitas
fisik dan asupan gizi dengan status gizi
pada anak sekolah usia 8-12 tahun.
Subjek peneitian siswa sekolah dasar negeri ketabang 1,
anak sekolah usia 8-12 tahun
Metode penelitian metode observasional analitik

Judul FAKTOR DEMOGRAFI DAN RISIKO


GIZI BURUK DAN GIZI KURANG
Jurnal kesehatan masyarakat
Volume & halaman 2 (7 halaman)
Tahun 2012
Penulis wiko saputra, rahmah hida nurrizka
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh demografi
terhadap risiko anak balita menderita gizi
buruk di tiga komunitas di sumatra
baratuntuk mengetahui pengaruh
demografi terhadap risiko anak balita
menderita gizi buruk di tiga komunitas di
sumatra barat
Subjek peneitian terhadap tiga komunitas di sumatra barat
yaitu komunitas perkotaan, perikanan, dan
pertanian melalui studi terhadap 572
keluarga yang di pilih dengan teknik
purposive random sampling
Metode penelitian Pengumpulan data primer . Penarikan
sampel dilakukan secara sytematical
random sampling

Judul Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan


Gizi Dengan Status Gizi Lebih Pada Anak
Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1
Kota Surabaya Tahun 2017
Jurnal kesehatan masyarakat
Volume & halaman 2(97-105)
Tahun 2018
Penulis Nadya Dayinta N Ermona, Bambang
Wirjatmadi
Tujuan penelitian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara aktivitas
fisik dan asupan gizi dengan status gizi
pada anak sekolah usia 8-12 tahun.
Subjek peneitian siswa sekolah dasar negeri ketabang 1,
anak sekolah usia 8-12 tahun
Metode penelitian metode observasional analitik
Judul Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan
Intervensi untuk Mencegah Terjadinya
Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan
Jurnal kesehatan komunitas
Volume & halaman 2(254-261)
Tahun 2015
Penulis LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Tujuan penelitian tujuannya adalah untuk mengkaji
kebijakan penanggulangan kejadian
stunting dan intervensi yang dilakukan dari
kebijakan tersebut.
Subjek peneitian
Metode penelitian

Anda mungkin juga menyukai