Disusun oleh:
Kelompok 17
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang masalah kebutuhan nutrisi pada anak
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang masalah pemberian nutrisi
pada anak ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ......................................................................................................
B. Penilaian Status Gizi .....................................................................................
C. Kebutuhan Nutrisi Bayi dan Anak .................................................................
D. Dampak Nutri pada Tumbuh Kembang Anak ...............................................
E. Masalah Nutrisi pada Anak ...........................................................................
F. Asuhan Keperawatan .....................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi, protein,
anemia, defisiensi iodiu, defisiansi seng (Zn), defisiansi vitamin A, defisiansi thiamin,
defisiansi kalium dan lain lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak
maka pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah seimbang.
Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari kerbohidrat sebanyak 50-
55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak haruslah seimbang dianara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita
temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang,
seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan sedangkan makanan
yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam
pemenuhan gizi harus selara, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada
anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan
dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti
kalori, vitamin dan mineral
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nutrisi ?
2. Bagaimana penilaian status gizi pada anak ?
3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada anak ?
4. Bagaimana dampak kebutuhan nutrisi pada anak ?
5. Apa saja masalah kebutuhan nutrisi pada anak ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dari masalah nutrisi pada anak ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian dari nutrisi
2. Mahasiswa mengetahui penilaian status gizi pada anak
3. Mahasiswa mampu menyebutkan kebutuhan nutrisi pada anak
4. Mahasiswa memahami dampak nutrisi pada anak
5. Mahasiswa mengetahui masalah nutria pada anak
6. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan–bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Bahan–bahan tersebut dikenal dengan istilah
nutrient (unsur gizi, yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000)
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya (Kozier, et. al. 2010)
Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan
berkembang. Setiap nak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda
dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi
makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan
yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien,
kemudian tentukan jeni bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah
sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian
makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004)
2. Statistik vital
Cara untuk mengetahui keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara
menganalisis statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik dapat
diperhitungkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik viral yang
berhubungan dengan kesehatan dan gizi antara lain: angka kesakitan, angka
kematian, pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi yang berhubungan
dengan gizi
3. Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling
mempengaruhi dan interaksi berbagai faktor fisik, biologi dan lingkungan
budaya. Jadi jumlah makanan dan zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada
keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi,
dan tingkat ekonomi penduduk
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin
A.D.E.K yang larut dalam lemak pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan
dalam jumlah besar kecuali lemak esensial yaitu, asam linoleat dan asam
arakidonat. Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh sepertipembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain
terhadap suhu tubuh dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu
pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya
perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang, akan
tetapi jumlah lemak yang banyak akan menyebabkan terjadinya hiperlipidemia,
hiperkolesterol, atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan
lain-lain. Untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari
susu, mentega, kuning telur , daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak
sayur.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk keseimbangan osmotik. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadas asam
amino esensial. Dua jenis protein, yaitu protein hewani, yang didapat dari
daging hewan dan protein nabati yang didapat dari tumbuh-tumbuhan. Nilai
gizi protein hewani lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap
oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan
nabati sangat dianjurkan
4. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, kebutuhan air
pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya 55-50%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut
untuk pertkaran seluler, sebagai medium untuk ion, transpot nutrien dan produk
buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber dan air dapat diperoleh dari air
dan semua makanan
usia Air per Kg per hari
3 hari 80-100 cc
10 hari 125-100 cc
3 bulan 140-160 cc
6 bulan 135-155 cc
9 bulan 125-145 cc
1 tahun 120-135 cc
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta dapat mempertahankan organisme
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam
air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air adalah
vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi
melalui makanan tertentu. Vitamin B mencakup vitamin B1, B2, B12. Vitamin
B1 atau timin dperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam
pembentukan energi (sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang napsu makan, kerusakan
pembuluh darah dan sel saraf. Vitamin B2 atau riboflavin penting dalam
metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak, yaitu sebagai koenzim
dari flavin enzim. Kekurangn B2 akan menyebabkan tubuh merasa lelah
sehingga kurang aktif dalam bekerja serta dapat mengurangi ketajaman
penglihatan. Kekurangan B12 dan asam polat dapat menyebabkan anemia.
Selanjutnya, vitamin C penting bagi tubuh untuk pembentukan substansi antar
sel, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam
tubuh
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin A
mempunyai peran penting bagi tubuh terutama dalam pertumbuhan,
penglihatan, reproduksi, dan pemeliharan sel epitel. Vitamin D penting untuk
penyerapan dan metabolisme kelsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi.
Vitamin E sebagai antioksidan penting untuk berbagai senyawa yang larut
dalam lemak dan berperan dalam fertilisasi manusia. Sedangkan vitamin K
penting untuk proses pembekuan darah
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium, kobalt, tembaga, fluorin,
yudium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng.
Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Secara umum mineral
berfungsi sebagai membangun jaringan tulang, mengatur tekanan osmotik
dalam tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot saraf dan
membuat berbagai enzim
b. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang adekuat
pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada
pertumbuhan janin. Apabila ibu tidak mendapat asupan gizi yang adekuat, bayi
dapat lahir dengan berat badan rendah
Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk
bayi, todler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat berdampak pada
pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan tinggi atau meningkat
secara kuantitas
2. Overweight (Obesitas)
3. Stunting
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan
salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun
2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun
angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka
stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih
dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi,
dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang
akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal.
Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak
terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian makanan pendamping ASI
(MP ASI) hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas, dan keamanan
pangan yang diberikan.
Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta
setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya
stunting. Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu
(pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta
asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual, faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil adalah
terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak
kelahiran. Usia kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi
sekitar 20% dari terjadinya stunting.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Malnutrisi
Diagnosis keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan b/d asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare
Kekurangan volume cairan b/d penurunan asupan peroral dan
peningkatan akibat diare
Gangguan integritas kulit b/d tidak adanya kandungan makanan yang
cukup
Intervensi keperawatan
2. Overweight
Diagnosis Keperawatan
Ketidakseimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
Hambatan mobilitas fisik
3. Stunting
Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari tubuh
Resiko harga diri rendah
Hambatan interaksi sosial
Intervensi Keperawatan
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan–bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Jika tubuh tak mendapat cukup nutrsi maka akan timbul
beberapa penyakit nutrisi pada anak
2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Wiko saputra. 2014. FAKTOR DEMOGRAFI DAN RISIKO GIZI BURUK DAN GIZI
KURANG. 16(2): 95-101
LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru. 2015. Permasalahan Anak Pendek (Stunting)
dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). 6(2):
254-261
Nadya Dayinta N Ermona. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan
Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1 Kota Surabaya.
DOI : 10.2473/amnt.v2i1.2018.97-105
Riswanti Septiani. 2017. Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01
Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes). 2 (3) : 262 – 269
Nama Tugas
Eef saifullah Mencari jurnal dan membuat power
point
Maria Immaculata Gemma I T P S Membuat (asuhan Keperawatan) dan
mengedit power point
Selfira Tiara Maharani Membuat makalah
B. Review jurnal
Judul pola konsumsi fast food, aktivitas fisik
dan faktor keturunan terhadap
kejadian obesitas
Jurnal Kesehatan masyarakat
Volume & halaman 3(262-269)
Tahun 2017
Penulis riswanti septiani, bambang budi raharjo
Tujuan penelitian untuk menganalisis pola konsumsi fast
food, aktivitas fisik dan faktor keturunan
terhadap kejadian obesitas pada anak
sekolah dasar negeri 01 tonjong kecamatan
tonjong kabupaten brebes
Subjek peneitian anak sekolah dasar negeri 01 tonjang
Metode penelitian metode random sampling