Aliran-Aliran Klasik Dalam Pendidikan Dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan Di Indonesia
Manusia merupakan mahkluk yang misterius, yang mampu menjelajah
angkasa luar, tetapi “angkasa dalam”nya masih belum cukup terungkap; minimal para pakar dari ilmu-ilmu perilaku cenderung berbeda pendapat tentang berbagai hal mengenai perilaku manusia itu. Dalam paparan tentang “landasan psikologi” (Bab III Butir A.4) telah dikemukakan perbedaan, bahkan pertentangan pendapat tentang hakikat manusia ditinjau dari segi psi-edukatif, utamanya teori kepribadian. Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan, perbedaan pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia itu. Terdapat perbedaan penekanan di dalam sesuatu teori kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh (dominan) dalam perkembangan kepribadian. Teori-teori dari strategi disposisional, terutama yang berdasar pada pandangan biologis (konstitusional) dari Kretschmer dan sheldon, memberikan tekanan pada pengaruh faktor hereditas, sedang teori-teoridari strategi behavioral dan strategi phenomenologis menekankan faktor belajar. Kedua strategi yang terakhir ini, meskipun keduanya menekankan faktor belajar, tetapi mengemukakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi, akibat perbedaan pandangan tentang hakikat manusia. Strategi Behavioral memandang manusia terutama sebagai mahkluk pasif yang tergantung pada pengaruh lingkungannya (ingat tradisi ala J. Locke; Tabula Rasa), sedang strategi phenomenologis memandang manusia sebagai mahkluk aktif yang mampu bereaksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri (ingat tradisi ala G.I.,eibhitz:Monad). Bagi Locke “ knowledge comes from external simulation, that man is a receiver and transmitter of information (Milhollan dan Porisha, 1972;24)”. Seperti diketahui pandangan kita adalah bahwa siswa itu bukan hanya “receiver and transmitter” tetapi juga “generation of information” dengan prinsip cara kerja siswa aktif (CBSA). Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis, aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja dan dengan demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia. Seperti dalam kajian selanjutnya, dan karena itu, diterima luas oleh banyak pihak.