Anda di halaman 1dari 5

Elektron terletak dalam orbital-orbital tertentu. Sebagaimana Postulat Bohr.

Elektron memerlukan energi ambang tertentu agar dapat berpindah lintasan. Energi ambang
adalah energi minimal yang diperlukan elektron untuk naik menuju orbital yang lebih tinggi.
Energi itu tidak kontinum, melainkan diskrit, artinya terkuantifikasi. Paket-paket energi yang
terkuantifikasi ini dalam bentuk radiasi atau gelombang disebut kuanta energi. Menurut Max
Planck, besarnya energi tersebut adalah h f dengan h adalah konstanta planck yang besarnya
6,63 x 10^{-34} joule detik.

Elektron hanya bisa punya energi dalam kelipatan bulat kuanta ini. Tidak hanya pada elektron
tetapi juga foton dan semua zarah renik di tingkat subatom. Inilah asal-usul nama kuantum
pada fisika kuantum yang kita pelajari ini. Fisika kuantum mempelajari perilaku zarah-zarah
subatomik, dinamika dan interaksinya, serta relasinya dengan medan yang memengaruhinya.”

Teori Kuantum
Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang
dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel dari
gelombang. Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak kontinyu
(discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum).

Max Planck
Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan frekuensi tertentu dari
cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi ini E berbanding lurus dengan.

Jadi :

E = h.V

E = Energi kuantum

h = Tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J.s

V = Frekuensi

Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul
secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang
elektromagnetik yang kontinyu.

Einstein
Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut suatu kuantum pada saat
tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta individual. Hipotesis ini menerangkan efek
fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi, terjadi dalam
daerah cahaya tampak dan ultraungu.

Hipotesa dari Max Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris tentang efek
fotolistrik yaitu :
hV = Kmaks + hVo

hV = Isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang

Kmaks = Energi fotoelektron maksimum

hVo = Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah elektron dari permukaan
logam yang disinari

Tidak semua fotoelektron mempunyai energi yang sama sekalipun frekuensi cahaya yang
digunakan sama. Tidak semua energi foton (hv) bisa diberikan pada sebuah elektron. Suatu
elektron mungkin akan hilang dari energi awalnya dalam interaksinya dengan elektron
lainnya di dalam logam sebelum ia lenyap dari permukaan. Untuk melepaskan elektron dari
permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang bersangkutan.

Penafsiran Einstein mengenai fotolistrik dikuatkan dengan emisi termionik. Dalam emisi foto
listrik, foton cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas,
sedangkan dalam emisi termionik kalorlah yang menyediakannya.

Usul Planck bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta tidak bertentangan
dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang. Sementara Einstein menyatakan cahaya
bergerak melalui ruang dalam bentuk foton. Kedua hal ini baru dapat diterima setelah
eksperimen Compton. Eksperimen ini menunjukan adanya perubahan panjang gelombang
dari foton yang terhambur dengan sudut (f) tertentu oleh partikel bermassa diam (mo).
Perubahan ini tidak bergantung dari panjang gelombang foton datang (l).

Hasil pergeseran compton sangat kecil dan tidak terdeteksi. Hal ini terjadi karena sebagian
elektron dalam materi terikat lemah pada atom induknya dan sebagian lainnya terikat kuat.
Jika elektron d timbulkan oleh foton, seluruh atom bergerak, bukan hanya elektron
tunggalnya.

Untuk lebih memahami tinjauan teori kuantum dan teori gelombang yang saling melengkapi,
marilah kita amati riak yang menyebar dari permukaan air jika kita menjatuhkan batu ke
permukaan air.

Pernahkan Anda perhatikan hal ini?

Riak yang menyebar pada permukaan air akan hilang dengan masuknya batu ke dasar.
Analogi ini dapat menjelaskan energi yang dibawa cahaya terdistribusi secara kontinyu ke
seluruh pola gelombang. Hal ini menurut tinjauan teori gelombang sedangkan menurut teori
kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya sebagai sederetan konsentrasi energi yang
teralokalisasi masing-masing cukup kecil sehingga dapat diserap oleh sebuah elektron.

Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi dan interferensi yang tidak dapat dijelaskan
oleh teori kuantum. Sedangkan teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori gelombang.
 a) Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksidan interferensi yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori kuantum.
 b) Teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik yang tidak dapat di jelaskan oleh teori
gelombang.
Bila cahaya melalui celah-celah, cahaya berlalu sebagai gelombang, ketika tiba di layar
cahaya berlalu sebagai partikel.

Berdasarkan data tersebut, dilakukan eksperimen lanjutan yang meneliti sifat dualisme
gelombang dan partikel.

Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam tersebut disinari
cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, kemudian Albert Einstein
mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki bahwa cahaya merupakan pancaran
paket-paket energi yang kemudian disebut foton yang memiliki energi sebesar hf. Percobaan yang
dilakukan Einstein lebih dikenal dengan sebutan efek fotolistrik.
Advertisment
Percobaan Efek Fotolistrik

Skema alat untuk menyelidiki efek fotolistrik


Gambar diatas menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk mengadakan percobaan.
Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang dilengkapi dengan dua elektroda A dan B dan
dihubungkan dengan sumber tegangan arus searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam
ruang gelap, maka amperemeter tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat
permukaan Katoda (A) dijatuhkan sinar amperemeter menunjukkan adanya arus listrik. Hal ini
menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas
dari permukaan (yang selanjutnya disebut elektron foto) A bergerak menuju B. Apabila tegangan
baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik juga semakin mengecil dan jika tegangan
terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo),
amperemeter menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada
elektron yang keluar dari keping A. Potensial Vo ini disebut potensial henti, yang nilainya tidak
tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa energi kinetik
maksimum elektron yang keluar dari permukaan adalah sebesar :
Grafik hubungan antara intensitas dengan potensial
henti

dengan :

Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)


m= massa elektron (kg)
v= kecepatan elektron (m/s)
e= muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)
Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata tidak semua cahaya (foton) yang dijatuhkan pada keping
akan menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan timbul jika frekuensinya lebih besar dari
frekuensi tertentu. Demikian juga frekuensi minimal yang mampu menimbulkan efek
fotolistrik tergantung pada jenis logam yang dipakai.
Teori Gelombang Tentang Efek Fotolistrik

Selanjutnya, marilah kita pelajari bagaimana pandangan teori gelombang dan teori kuantum (foton)
untuk menjelaskan peristiwa efek fotolistrik ini. Dalam teori gelombang ada dua besaran yang sangat
penting, yaitu frekuensi (panjang gelombang) dan intensitas.

Ternyata teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang terjadi pada efek
fotolistrik, antara lain :
a. Menurut teori gelombang, energi kinetik elektron foto harus bertambah besar jika intensitas
foton diperbesar. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik elektron foto tidak
tergantung pada intensitas foton yang dijatuhkan.
b. Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang frekuensi, asal
intensitasnya memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek fotolistrik baru akan terjadi jika
frekuensi melebihi harga tertentu dan untuk logam tertentu dibutuhkan frekuensi minimal
yang tertentu agar dapat timbul elektron foto.
c. Menurut teori gelombang diperlukan waktu yang cukup untuk melepaskan elektron dari
permukaan logam. Akan tetapi kenyataannya elektron terlepas dari permukaan logam dalam
waktu singkat (spontan) dalam waktu kurang 10-9 sekon setelah waktu penyinaran.
d. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik maksimum elektron foto
bertambah jika frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar.
Teori Kuantum Tentang Efek Fotolistrik

Teori kuantum mampu menjelaskan peristiwa ini karena menurut teori kuantum bahwa foton memiliki
energi yang sama, yaitu sebesar hf, sehingga menaikkan intensitas foton berarti hanya menambah
banyaknya foton, tidak menambah energi foton selama frekuensi foton tetap.
Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga energi ini jika
diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya, sehingga foton tersebut lenyap. Oleh karena
elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi minimal sebesar energi ikat elektron
tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya
disebut fungsi kerja (Wo) atau energi ambang. Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang
digunakan. Apabila energi foton yang diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka
kelebihan energi tersebut akan berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton
lebih kecil dari energi ambangnya (hf < Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton
terkecil yang mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang
gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang gelombang ambang.
Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik elektron foto dapat dinyatakan
dalam persamaan :
E = Wo + Ek atau Ek = E – Wo
sehingga Ek = hf – hfo = h (f – fo)

Grafik hubungan antara Ek dengan f

dengan :

Ek = energi kinetik maksimum elektron foto


h= konstanta Planck
f= frekuensi foton
fo = frekuensi ambang

Anda mungkin juga menyukai