Anda di halaman 1dari 15

BATU ALAM

MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN

DOSEN PEMBIMBING : vsdbhsbhsvdhvds

DISUSUN OLEH :
 MUHAMMAD ZULQIRAM
 RAHMAT
JURUSAN/PRODI : TEKNIK SIPIL / D4 / TRKJJ

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha


penyang, kami panjatkan puja syukur atas kehadiran-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahan
Bangunan “Batu Alam”.
Adapun makalah Bahan bangunan ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tudak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah Bahan bangunan ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pembaca yang berkenang melihat hasil karya tulis kami,
khususnya Dosen kami dan teman – teman dari Teknik sipil.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Bahan
bangunan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Lhokseumawe, 23 September 2019


DAFTAR ISI

Halaman Depan .......................................................... i


Kata pengantar ........................................................... ii
Daftar isi ..................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Sejarah batu alam
B. Manfaat batu alam
C. Vsdvgsdv
D. Jvsdbvj

BAB 2 PEMBAGIAN BATU ALAM

A. Sahcvgasc
B. Cvgacavcgavc
C. Casgvcv

BAB 3 PENGGUNAAN BATU ALAM

A. Bangunan Gedung
B. Bangunan Air
C. Bangunan Jalan dan Jembatan

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN


BAB 1
SEJARAH BATU ALAM

5.000 tahun adalah waktu yang lama. Sudah begitu lama bahwa kita memiliki
kesulitan memahami itu. Tapi monumen dibangun dari batu alam lebih dari 5.000
tahun yang lalu yang masih berdiri saat ini, yang merupakan bukti abadi
keindahan dan kekuatan batu alam itu.

Orang Mesir kuno adalah peradaban pertama yang ekstensif producer dan
membangun dengan batu alam. Mereka membangun sebagian besar monumen
mereka granit dan batu kapur. The Great Pyramid of Cheops, satu-satunya yang
tersisa keajaiban dunia kuno, dibangun dari blok batu kapur besar sekitar 2560
SM. Pengunjung ke piramida hari takjub pada ukuran, tetapi mengakui bahwa hal
itu muncul kuning dan kasar. Bahkan dahulu prihatin dengan estetika, meskipun,
dan piramida pernah dilapisi dengan batu casing halus sempurna, yang dicuri
selama bertahun-tahun untuk membangun rumah-rumah dan kuil-kuil.
Penguburan ruang interior untuk firaun dibangun dari blok granit dipahat begitu
sempurna bahwa selembar kertas tidak dapat meluncur di antara mereka, bahkan
hari ini. Mesir kuno mungkin memendam banyak rahasia mengejutkan tentang
batu.
Kemudian kekaisaran Yunani bangkit dan mengambil penggunaan batu alam ke
ketinggian baru. Dengan marmer, mereka membangun Kuil Artemis, lain dari
keajaiban kuno dunia. Dengan kolom marmer 127, masing-masing 5 cerita tinggi,
itu pasti yang pertama dari struktur besar terbuat dari marmer. Ini masih akan
berdiri hari ini, kalau bukan sengaja dihancurkan dengan menaklukkan peradaban,
dan hanya pondasi dan beberapa kolom tetap.Orang-orang Yunani terus
menyempurnakan penggalian dan membentuk teknik mereka, dan membangun
seperti struktur marmer monumental sebagai Parthenon, yang Theseum, dan Kuil
Zeus. Bahkan, marmer yang digunakan untuk ini sangat bangunan masih digali
hari ini, dengan nama komersial Dionyssomarble.

Orang-orang Yunani adalah yang pertama untuk membawa batu alam ke dalam
rumah, dan sastra Yunani kuno mengacu pada mandi dan kolam renang yang
dilapisi dengan marmer. Banyak referensi untuk penggunaan Thassos marmer di
kamar mandi terjadi, dan marmer yang masih digali hari ini secara komersial.

Kemudian kekaisaran Romawi naik ke tampuk kekuasaan di sekitar awal abad


pertama Masehi. Bangsa Romawi dibangun secara ekstensif dengan kedua
marmer dan granit. Mereka adalah, di atas semua, pembangun jalan, dan mereka
tidak bisa menemukan yang lebih baik daripada paving stone granit. Meskipun
penggalian itu adalah pekerjaan yang sulit, mereka berjajar banyak jalan mereka
dengan granit. Pemandian umum yang populer, dan banyak yang terbuat dari
granit. Bangsa Romawi juga banyak digunakan untuk kolom granit, dan orang-
orang kuno dapat dilihat hari ini di Pantheon di Roma.

Sementara Roma mencintai granit untuk daya tahan dan kekuatan, mereka
mencintai marmer di atas segalanya karena keindahannya. Kaisar Augustus
pernah berkata menaklukkan sebuah kota, "aku menemukan kota batu bata, dan
meninggalkan sebuah kota marmer." Tidak seperti peradaban sebelumnya,
Romawi membangun struktur mereka dari batu bata dan mortir yang kuat, dan
kemudian berbaris mereka dengan lempengan marmer. Karena mereka tidak
berurusan dengan blok besar marmer berat untuk infrastruktur, mereka mampu
membangun lebih cepat. Teknik mereka masih digunakan saat ini dalam
pembangunan gedung-gedung negara, museum, dan monumen di seluruh dunia.
Bangsa Romawi digali marmer dan granit di seluruh negara mereka, tetapi sering
menemukan bahwa kelereng yang paling indah berasal dari Yunani. Mereka
memuji Cipollino marmer Karystos untuk warna hijau yang indah, dan bahwa
marmer yang sama digali dan didistribusikan hari ini.

Selama Renaissance, penggalian dan fabrikasi teknik yang lebih baik


memungkinkan penggunaan marmer dan granit lebih luas di rumah, serta bebas di
seluruh gereja, istana, dan monumen. Batu alam terus mendominasi mandi dan
lantai, tapi tidak bergerak ke dapur sampai "zaman modern."

Manfaat Batu Alam bagi Kehidupan


Sehari – Hari & Industri
Sepanjang sejarah, batu alam telah menjadi salah satu bahan konstruksi bangunan
utama di seluruh dunia. Ia menawarkan keanggunan dan daya tahan abadi pada
setiap bangunan. Hal ini menjadikan penggunaannya sebagai salah satu trend
yang terus melonjak naik.Sebagai salah satu bahan utama konstruksi bangunan,
batu alam hal tinggi karena mencerminkan karakter, stabilitas, serta kemewahan
yang unik. Variasi warna, pola, dan tekstur batu alam sangat alami, dan karena
berasal dari bumi, serta komposisi bahan yang ramah lingkungan, membuat batu
alam lebih menarik secara visual.

Keunggulan penggunaan batu alam jika dibandingkan dengan yang lainnya :

1. Batu alam memiliki berbagai variasi warna, pola, serta teksturnya.


2. Batu alam memiliki daya tahan yang lama
3. Batu alam juga ramah lingkungan. Batu alam tidak beracun, tidak ada
kandungan bahan kimia yang tercampur saat proses penggalian atau
fabrikasi. Sifat-sifat dalam batu ini masih murni, dan ia tidak mengandung
zat yang berbahaya bagi bumi dan kesehatan.
4. Batu alam merupakan kekayaan alam yang unik. Tidak ada yang bisa
menirunya, karena batu alam digali lansung dari bumi dan bukan hasil
buatan manusia. Banyak hal mempengaruhi warna utama dan batu alam,
seperti mata air bawah tanah, kandungan mineral, pergeseran bumi, suhu,
solusi alami di bumi, dan tekanan elemen dari waktu ke waktu. Tidak ada
cara untuk menduplikasikan faktor-faktor alami tersebut di laboratorium
manapun.
5. Batu alam dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Selain itu, batu
alam hanya memerlukan perawatan yang sederhana dan ia bisa tahan lama,
menjadikannya sebagai investasi seumur hidup.
6. Karena memiliki daya tahan yang lama, menjadikan faktor perawatanpun
semakin mudah.
BAB 2
PROSES PEMBENTUKAN BATU ALAM

Siklus Batuan Beserta Penjelasan, Gambar & Proses Terjadinya

Siklus bantuan dan proses terjadinya – Batu-batuan merupakan benda padat


yang terbentuk dari mineral bumi. Terdapat banyak jenis batuan yang ada
yang dibedakan bedasarkan proses terbentuk dari ciri-cirinya. Batuan juga
memiliki daur hidup sendiri yang dikenal sebagai siklus batuan.

Pengertian batuan adalah benda padat atau solid yang terbuat secara alami dari
mineral atau mineroloid. Batuan mengalami siklus alam yang dikenal sebagai
siklus batuan atau rock cucle. Dalam siklus batuan alam terdapat 3 jenis
batuan metamorf.

Batuan beku adalah batuan yang berasal dari cairan magma yang mengalami
proses pembekuan magma dari siklus batuan. Batuan sedimen adalah beku

Yang mengalami pelapukan, pengikisan dan pengendapan karena pengaruh


cuaca lebih rendah

Sementara batuan metamorf dalam siklus batuan adalah batuan sedimen yang
telah terkena penambahan suhu dan terkenan panas bumi hingga menjadi
batuan metamorf. Pada akhirnya batuan metamorf akan meleleh dan kembali
menjadi magma sebagi awal siklus batu-batuan.

(baca juga proses terjadinya)


Proses Terjadinya Siklus Batuan

Bagaimana proses terjadinya siklus batuan? Secara umum penjelasan siklus


batuan berawal dari magma yang mengkristal menjadi batuan beku, lalu
mengalami pelapukan dan erosi menjadi sedimen, yang terus mengendap menjadi
batuan sedimen, kemudian terkena tekanan dan panas bumi menjadi batuan
metamorf, yang akhirnya meleleh menjadi magma lagi.

Berikut akan dijelaskan siklus batuan di tiap langkah-langkah proses dari awal
sampai akhir beserta pembahasan lengkap dan detail.

1. Magma Mengkristal dan Membeku

Proses pertama proses terjadinya siklus batuan terjadi saat magma mengkristal.
Magma merupakan sumber utama batuan yang ada di permukaan bumi. Setelah
itu magma akan membeku dan mengkristal di gunung berapi saat mengalami
erupsi.

Magma yang keluar saat erupsi dan sampai ke permukaan bumi dikenal dengan
sebutan magma ekstrusif. Magma yang keluar akan membeku dan kemudian akan
berubah menjadi batuan beku. Jenis-jenis batuan beku pun banyak ditemui di
sekitar gunung berapi.

2. Batuan Beku Mengalami Pelaupukan dan Erosi Menjadi Sedimen

Setelah kristalisasi magma, proses kedua dalam siklus batu-batuan adalah


pelapukan batuan. Proses ini terjadi saat batuan beku mengalami pelapukan
karena pengaruh berbagai hal seiring berjalannya waktu. Perubahan cuaca
menjadi faktor utama pelapukan batuan beku.

Batuan beku yang berada di permukaan bumi mengalami pelapukan lebih cepat
karena sering terkena hujan, angin dan panas matahari. Sementara batuan beku
yang tidak ada di permukaan bumi juga akan melapuk, meski jangka waktunya
lebih lama.

Proses siklus batuan berikutnya adalah erosi. Pengertian erosi adalah proses
pengikisan padatan yang merupakan akibat dari interaksi air, udara dan hujan
serta es. Pada siklus batuan, erosi terjadi setelah batuan mengalam proses
pelapukan. Proses erosi dibantu oleh air yang akan menyingkirkan material hasil
pelapukan ke wilayah lain.

3. Endapan Material Menjadi Batuan Sedimen.

Berikutnya akan terjadi proses pengendapan pada batuan. Material yang terangkut
air hasil pelapukan dan erosi akan berkumpul pada satu tempat secara terus
menerus. Akhirnya material tersebut akan mengendap hingga menimbulkan
tumpukan material dalam satu titik.

Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras dan terus
menumpuk. Lama kelamaan endapan batuan tersebut akan membentuk batuan
sedimen atau batuan endapan. Ketika ada air atau molekul lain yang masuk, butir
batuan sedimen akan semakin terikat lebih erat satu dengan yang lain.

4. Batuan Sedimen Menerima Tekanan dan Panas Bumi Menjadi Batuan


Metamorf.

Batuan sedimen awalnya akan berada di bawah permukaan bumi, namun lama
kelamaan akan mengalami proses pengangkatan lalu akan terkubur dan bergerak
semakin dalam. Hal ini membuat batuan tersebut menerima tekanan dan energi
panas bumi yang meningkat.

Batuan sedimen kemudian akan berubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamorf
karena pengaruh tekanan dan suhu tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari
batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap
dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru.

5. Batuan Metamorf Meleleh Menjadi Magma.

Proses terakhir pada siklus batuan adalah kembali ke magma. Batuan metamorf
atau malihan juga mengalami pelapukan dan kembali berubah menjadi batuan
sedimen. Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamorf akan meleleh dan
kembali menjadi magma.

Magma yang membeku lalu mengalami pelapukan diikuti dengan erosi dan
pengendapan hingga terbentuknya sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini
akan terus berulang, dari awalnya adalah magma hingga kemudian kembali
berubah menjadi magma lagi

BAB 3
PENGGUNAAN BATU ALAM PADA BANGUNAN

Batu Alam Sebagai Bahan Bangunan

Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat sebagai
bahan bangunan, terutama untuk proses penyelesaian akhir (finishing). Kesan
alami serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu alasan batu alam
menjadi begitu populer. Keragaman jenis serta cara pemasangannya yang mampu
menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan membuat batu alam seolah
menjadi elemen wajib dalam pembangunan sebuah rumah, mulai dari taman,
pagar, bahkan kamar mandi.

Namun, tidak semua bagian rumah dapat mempergunakan material batu alam ini.
Ruangan yang mudah terkena kotoran seperti dapur atau garasi sebaiknya
menghindari pemakaian batu alam karena karakter batu alam yang akan sulit
dibersihkan apabila terkena kotoran seperti cipratan oli atau minyak.

Jenis-Jenis Batu Alam :


1. Batu Marmer

Batu alam ini banyak digunakan sebagai penutup finishing lantai atau dinding.
Harga marmer per m2 cukup mahal dan keunikan serta keindahan marmer
membuatnya lebih banyak dipakai pada rumah atau bangunan mewah dengan
biaya pembangunan yang besar. Perlu diperhatikan bahwa marmer memiliki sifat
yang sensitif terhadap perubahan cuaca, maka hindari penggunaan marmer untuk
bagian rumah yang sering terkena hujan dan panas.

2. Batu Andesit

Batu andesit adalah batu yang paling keras di antara batu alam lain yang
umumnya dipakai. Batu andesit juga memiliki tingkat porositas kecil karena
berpori rapat. Batu jenis ini berasal dari gunung berapi dan memiliki beberapa ciri
yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau hitam. Jenis batu ini sudah
sangat lama dipakai sebagai material bangunan. Sifat batu yang padat dan tahan
terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk
mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang.
3. Batu Sabak

Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali.
Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi
lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai. Pengaplikasian batu sabak
ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar (eksterior) misalnya dinding,
pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering.

4. Batu Granit

Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang populer di masyarakat.
Granit sangat cocok digunakan sebagai pelapis dinding (Wall veneer), lantai,
serta dinding kamar mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Sifatnya
yang tahan terhadap susu tinggi membuat batu jenis ini bisa digunakan di
permukaan dapur (countertops).
5. Batu Palimanan

Batu palimanan seperti namanya diproduksi di daerah Palimanan, Cirebon, dan


merupakan salah satu batu favorit. Batu palimanan sangat cocok dipasang pada
bidang eksterior maupun interior suatu bangunan. Batu ini memiliki warna yang
terang dan berpori, maka sangat disarankan apabila setelah selesai dipasang
langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan laju tumbuhnya
lumut.

6. Batu Candi

Sifatnya yang cenderung alami dan terkesan sejuk menjadi salah satu alasan
mengapa batu ini banyak digemari konsumen. Di pasaran batu candi banyak dijual
dalam bentuk lempengan. Batu candi memiliki sifat yang mudah menyerap air,
maka sebaiknya jika ingin diaplikasikan di luar ruangan (eksterior) dilapisi
dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut. Jenis batu candi yang populer adalah
Borobudur lava.

Sebenarnya masih banyak jenis batu alam lain yang tersedia di pasaran. Namun,
jenis-jenis yang telah dijelaskan di atas adalah jenis yang paling umum dan
diharapkan dapat membantu Anda untuk lebih mengenal jenis dan karakteristik
batu alam.

Kelebihan Batu Alam

• Terkesan natural, elegan, dan mewah

• Tidak cepat rusak jika dipasang pada lantai

• Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek

• Ukurannya fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan

• Rumah dapat menjadi lebih berwarna

• Harga jual rumah akan jauh lebih mahal

Kekurangan Batu Alam

• Warnanya tidak bisa seragam, namun justru di situlah keunikannya

Anda mungkin juga menyukai