1516 2721 1 SM PDF
1516 2721 1 SM PDF
ABSTRAK
karena nilai X2hitung lebih kecil dari nilai Setelah hasil pengujian
tabel. homogenitas menunjukkan data yang
Langkah selanjutnya adalah homogen dan hasil uji normalitas
melakukan pengujian homogenitas menunjukkan data yang terdistribusi
dengan menggunakan uji Bartlett normal, maka langkah selanjutnya
dengan pendekatan Chi Kuadrat. Hasil adalah melakukan pengujian perbedaan
pengujian dari data penelitian disajikan signifikansi dengan menggunakan
dalam tabel 5. pengujian dua pihak atau dua rata-rata
peningkatan hasil belajar kelompok
Tabel 5 eksperimen1 dan kelompok eksperimen2
Hasil Pengujian Homogenitas dengan menggunakan uji signifikansi
(Kesamaan Beberapa Varians) dari dua pihak atau dua rata-rata yaitu uji-t.
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Hasil pengujian kesamaan dua rata-rata
Kontrol peningkatan hasil belajar siswa pada
N Kelompo Varia X2hitu X2ta Hasil mata pelajaran sosiologi disajikan pada
o k nsi Uji tabel 6.
ng bel
Eksperim Tabel 6
1 6,0
en1 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi
Eksperim Homog Peningkatan Hasil Pembelajaran dari
2 4,6 2,63 1,71
en2 en Kelompok Eksperimen1 dan
Kelompok Eksperimen2
3 Kontrol 6,3 Kelo Vari Signi
N Thit Tta
mpo ansi fikan
o ung bel
Kriteria pengujian homogenitas k (S) si
adalah batas kritis penerimaan atau Eksp 21
penolakan hipotesis, dengan derajat 1 erim ,1 1,15
kebebasan pembilang (k-1) dan derajat en1 8 2,2 1, Signif
kebebasan penyebut (k-1) dengan taraf Eksp 20 5 99 ikan
kesalahan 5% dan derajat kebebasan 2 erim ,5 1,84
penyebut k-1 = 3-1 = 2 atau nilai X2tabel = en2 5
1,71. Jika X2hitung > X2tabel maka data
tersebut berdistribusi homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji
Berdasarkan hasil pengujian signifikansi, peningkatan hasil belajar
kesamaan beberapa varians kelompok siswa dengan menggunakan model
eksperimen1, kelompok eksperimen2 pembelajaran Problem Based Learning
dan kelompok kontrol maka dapat dan model pembelajaran kooperatif
diketahui bahwa hasil X2hitung adalah Group Investigation disajikan pada
2,63 dan X2tabel adalah 1,71. Dengan Tabel 6 yang diperoleh data rata-rata
demikian X2hitung 2,63 > X2tabel 1,71. selisih peningkatan pada kelompok
Maka dapat disimpulkan bahwa data eksperimen1 adalah 21,18 sedangkan
berdistribusi homogen. pada kelompok eksperimen2 adalah
20,55. Setelah memperoleh hasil
Sri Pujiastuti, Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan
memiliki tiga konsep utama yaitu sosiologi yang kurang tepat, yaitu pada
penyelidikan (inquiry), pengetahuan siang hari, sehingga menyebabkan
(knowladge), dan dinamika kelompok siswa kurang konsentrasi pada saat
belajar (dinamic of learning group). Cara mengikuti kegiatan belajar.
untuk mengetahui peningkatan hasil Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 14
belajar siswa pada kelas XI IPS 3 Bandung merupakan kelas yang dipilih
adalah dengan menggunakan tes sebagai kelas yang diberikan perlakuan
sebagai alat ukurnya. Tes yang dengan menggunakan model
diberikan adalah pre test sebagai alat pembelajaran konvensional dengan
ukur untuk mengetahui kemampuan metode ceramah. Cara untuk
awal siswa sebelum diberikan perlakuan mengetahui peningkatan hasil belajar
dengan model pembelajaran kooperatif siswa pada kelas XI IPS 2 adalah
Group Investigation (GI) dan post test dengan menggunakan tes sebagai alat
diberikan setelah mendapatkan ukurnya. Tes yang diberikan adalah pre
perlakuan dengan model pembelajaran test sebagai alat ukur untuk mengetahui
kooperatif Group Investigation (GI). Soal kemampuan awal siswa sebelum
yang diberikan adalah tes tulis dengan diberikan perlakuan dengan model
jumlah 30 butir soal pilihan ganda pembelajaran konvensional dan post
dengan pokok bahasan kelompok test diberikan setelah mendapatkan
sosial. perlakuan dengan model pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang konvensional. Soal yang diberikan
telah dilakukan, siswa di kelas XI IPS 3 adalah tes tulis dengan jumlah 30 butir
SMA Negeri 14 Bandung yang soal pilihan ganda dengan pokok
menggunakan model pembelajaran bahasan kelompok sosial.
kooperatif Group Investigation (GI) tidak Berdasarkan hasil penelitian yang
mengalami peningkatan hasil belajar telah dilakukan, siswa di kelas XI IPS 2
pada mata pelajaran sosiologi. Hal ini SMA Negeri 14 Bandung yang
dapat dilihat dari hasil pre test dan post menggunakan model pembelajaran
test siswa. Dengan tidak adanya konvensional dengan metode ceramah
peningkatan hasil belajar siswa di kelas tidak mengalami peningkatan hasil
XI IPS 3 dapat menunjukkan bahwa belajar pada mata pelajaran sosiologi.
model pembelajaran kooperatif Group Hal ini dapat dilihat dari hasil pre test
Investigation (GI) masih kurang efektif dan post test siswa. Dengan tidak
untuk diterapkan pada mata pelajaran adanya peningkatan hasil belajar siswa
sosiologi. Hal ini dapat terjadi karena di kelas XI IPS 2 dapat menunjukkan
kurangnya kesiapan siswa untuk bahwa model pembelajaran model
mengikuti mata pelajaran sosiologi pembelajaran konvensional dengan
dengan menggunakan model metode ceramah masih kurang efektif
pembelajaran yang berbeda dari untuk diterapkan pada mata pelajaran
biasanya. Tidak hanya itu saja, sosiologi. Model pembelajaran
penyebab lain yang membuat siswa di konvensional dengan metode ceramah
kelas XI IPS 3 tidak mengalami memang kurang memunculkan keaktifan
peningkatan hasil belajar disebabkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran
oleh waktu belajar mata pelajaran berlangsung. Siswa yang kurang
Sri Pujiastuti, Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan
siswa. Waktu untuk mengerjakan soal Pada tahap berikutnya siswa ditugaskan
berlangsung selama 45 menit. Seluruh untuk mendiskusikan artikel yang telah
siswa dapat dikondisikan dengan baik didapatkannya dan mencari
karena siswa dapat mengerjakan pre penyelesaian masalah dengan
test dengan tenang. Dengan kondisi melakukan investigasi. Kondisi kelas
kelas yang tenang, seluruh siswa dapat pada saat siswa berdiskusi dirasakan
berkonsentrasi dalam menjawab soal- gaduh, sehingga kegiatan belajar
soal yang telah disediakan. Mereka kurang kondusif. Terlihat juga beberapa
mengumpulkan kertas jawaban tepat siswa yang tidak ikut terlibat dalam
pada waktu yang telah ditentukan. diskusi bersama teman sekelompoknya.
Selesai mengerjakan pre test, peneliti Peneliti sudah mencoba menegurnya,
mulai memancing siswa untuk ikut aktif namun karena waktu belajar yang sudah
dalam pembelajaran dengan cara cukup siang membuat siswa menjadi
menanyakan apa saja yang mereka kelelahan dan berakibat pada
ketahui tentang kelompok sosial. Dari kurangnya konsentrasi siswa dalam
keselurahan siswa yang ada, hanya mengikuti pelajaran. Lalu, peneliti
terdapat beberapa siswa saja yang menugaskan siswa untuk menuangkan
cukup antusias untuk memberikan seluruh hasil temuannya dalam bentuk
argumennya. Selanjutnya, peneliti mulai laporan dan setiap kelompok diharuskan
memberikan materi dengan untuk mempresentasikan hasil
menggunakan model pembelajaran laporannya masing-masing.
kooperatif Group Investigation (GI). Pada pertemuan selanjutnya,
Peneliti memberikan salah satu contoh siswa mempresentasikan hasil
masalah kelompok sosial yang terjadi di laporannya. Siswa yang presentasi
Indonesia. Selanjutnya peneliti membagi sudah cukup baik dalam menyampaikan
siswa menjadi beberapa kelompok hasil laporannya, sedangkan siswa yang
heterogen yang terdiri dari 6-7 orang menjadi audience tidak begitu antusias
siswa. Pada pembagian kelompok ini dalam memperhatikan siswa yang
siswa sulit dikondisikan, karena sedang melakukan presentasi. Namun
kebanyakan dari mereka tidak ingin satu suasana kelas pada saat presentasi
kelompok dengan siswa yang telah sudah cukup tenang. Walaupun hanya
dipilih, namun setelah peneliti ada beberapa siswa saja yang aktif dan
memberikan arahan, akhirnya peneliti serius memperhatikan kelompok yang
dapat mengkondisikan kelas kembali. sedang presentasi, siswa lainnya
Pada pertemuan selanjutnya menghargai temannya yang sedang
peneliti mengarahkan siswa untuk presentasi dengan tidak membuat
duduk sesuai dengan kelompoknya. keributan di dalam kelas. Pada akhir
Lalu, peneliti menugaskan setiap pembelajaran peneliti mengevaluasi
kelompok untuk mencari artikel dengan memberikan kesempatan
mengenai masalah-masalah yang kepada siswa untuk menanyakan materi
berhubungan dengan kelompok sosial. yang tidak dimengerti, serta meluruskan
Setiap ketua kelompok diberikan tugas jawaban-jawaban siswa yang dianggap
untuk membagi tugas kepada setiap kurang tepat. Pertemuan selanjutnya
anggota kelompoknya masing-masing. siswa diberikan post test yang bertujuan
Jurnal Sosietas, Vol. 5, No. 1
termotivasi untuk ikut aktif terlibat dalam untuk lebih aktif saat kegiatan belajar
kegiatan belajar. berlangsung.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil belajar siswa di kelas eksperimen telah dilakukan, hasil belajar siswa yang
1 yang menggunakan model menggunakan model pembelajaran
pembelajaran Problem Based Learning Problem Based Learning berbeda tipis
berbeda dengan hasil belajar siswa di dengan hasil belajar siswa yang
kelas kontrol yang menggunakan model menggunakan model pembelajaran
pembelajaran konvensional metode konvensional dengan metode ceramah.
ceramah pada mata pelajaran sosiologi. Hasil belajar siswa di kelas kontrol lebih
Hasil penelitian menunjukkan tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
bahwa pada proses pembelajaran, siswa di kelas eksperimen 1. Hal ini
siswa di kelas eksperimen 1 yang terjadi karena kelas kontrol merupakan
menggunakan model pembelajaran kelas yang paling unggul diantara tiga
Problem Based Learning memang kelas XI IPS yang ada di SMA Negeri 14
terlihat aktif dan dapat bekerjasama Bandung.
dengan baik bersama teman-temannya. Hasil penelitian menunjukkan
Kegiatan belajar tidak lagi terpusat pada bahwa model pembelajaran kooperatif
guru, tugas guru di sini hanya menjadi Group Investigation (GI) mengharuskan
fasilitator dan motivator kegiatan belajar siswa untuk dapat ikut berpartisipasi
siswa di dalam kelas. Hal ini sejalan aktif dalam kegiatan belajar. Model
dengan pendapat Arends pembelajaran kooperatif Group
(dalamSumarji, 2009, hlm. 1) bahwa Investigation (GI) merupakan salah satu
model pembelajaran Problem Based model pembelajaran yang menuntut
Learning (berbasis masalah) adalah siswa untuk belajar mandiri, karena
suatu proses pembelajaran terkonstruksi siswa diberikan kesempatan untuk
bukan proses menerima (receptive mencari penyelesaian dari masalah
process), yang dipengaruhi oleh faktor yang ditugaskan dengan cara
internal aksi sosial dan sifat kontekstual melakukan investigasi bersama teman
dari pembelajaran. Model pembelajaran sekelompoknya. Tugas guru di sini
Problem Based Learning telah sukses adalah hanya menjadi fasilitator dan
membuat kegiatan belajar tidak lagi memantau kegiatan siswa selama
monoton. Antusiasme para siswa dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan dari
mengikuti kegiatan belajar cukup tinggi. model pembelajaran kooperatif Group
Berbeda halnya dengan kelas kontrol Investigation adalah agar siswa dapat
yang menggunakan model lebih aktif, kreatif, dan melatih siswa
pembelajaran konvensional metode untuk berani berargumen di depan muka
ceramah. Kegiatan belajar hanya umum. Namun fakta di lapangan
terpusat pada guru, di mana seluruh menunjukkan bahwa antusiasme siswa
aktivitas di kelas berada di bawah di kelas eksperimen 2 dalam mengikuti
kendali guru. Siswa hanya mata pelajaran sosiologi dengan
mendengarkan dan mencatat apa yang menggunakan model pembelajaran
ia lihat dan ia dengar. Hal ini kooperatif Group Investigation masih
menyebabkan siswa kurang termotivasi sangatlah kurang. Hal ini disebabkan
Jurnal Sosietas, Vol. 5, No. 1
oleh karakteristik siswa yang tidak dapat adalah perbedaan karateristik yang
dikumpulkan menjadi satu. Kurangnya dimiliki oleh masing-masing kelas
keakraban antar siswa menyebabkan eksperimen, kondisi kelas, dan waktu
sulitnya dalam pembagian kelompok, belajar yang turut memengaruhi hasil
sehingga kerjasama yang baik antar belajar siswa. Minat belajar siswa dari
anggota kelompok tidak terjalin. kedua kelas eksperimen saat mengikuti
Berdasarkan hasil penelitian yang kegiatan belajar pasti berbeda. Ada
telah dilakukan, hasil belajar siswa di siswa yang memiliki minat belajar yang
kelas eksperimen 2 yang menggunakan tinggi terhadap mata pelajaran sosiologi,
model pembelajaran kooperatif Group adapula siswa yang memiliki minat
Investigation (GI) lebih rendah belajar yang rendah. Namun
dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebenarnya minat belajar yang rendah
di kelas kontrol yang menggunakan dapat diatasi apabila guru dapat lebih
model pembelajaran konvensional memotivasi siswa agar terpacu untuk
metode ceramah. Hal ini terjadi karena lebih giat dalam belajar. Selain itu
pelaksanaan model pembelajaran kondisi kelas serta waktu belajar yang
kooperatif Group Investigation (GI) di tepat juga turut berpengaruh terhadap
kelas eksperimen 2 kurang persiapan hasil belajar siswa. Kondisi kelas yang
yang matang serta rendahnya nyaman dan tenang tentu saja akan
antusiasme siswa saat mengerjakan membuat siswa lebih berkonsentrasi
tugas-tugas yang mendukung dalam menyerap pelajaran. Dalam hal
pelaksanaan model pembelajaran ini dibutuhkan kerjasama antara siswa
kooperatif Group Investigation (GI). dengan guru agar tercipta suasana
Dilihat dari hasil pre test dan post kelas yang nyaman. Selain kondisi kelas
test, hasil belajar siswa di kelas yang nyaman, dibutuhkan pula waktu
eksperimen 1 mengalami peningkatan, belajar tepat, karena berdasarkan hasil
sedangkan hasil belajar siswa di kelas penelitian siswa di kelas eksperimen 1
eksperimen 2 tidak mengalami yang menggunakan model
peningkatan. Apabila dibandingkan pembelajaran Problem Based Learning
maka tentu saja hasil belajar siswa di dijadwalkan belajar sosiologi pada jam
kelas eksperimen 1 yang menggunakan pertama, yaitu pada pagi hari lebih
model pembelajaran Problem Based berkonsentrasi dalam mengikuti
Learning (PBL) lebih baik dibandingkan kegiatan belajar. Berbeda halnya
hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan siswa di kelas eksperimen 2
2 yang menggunakan model yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif Group pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI). Hal ini diperkuat oleh Investigation (GI), di mana mata
penelitian Albanese & Mitchell (dalam pelajaran sosiologi dijadwalkan pada
Dzulfikar, A, dkk., 2012, hlm. 3), siang hari, sehingga hal tersebut
menunjukkan bahwa, “PBL students membuat siswa kurang siap dan tidak
scored higher in problem solving”. fokus dalam mengikuti pembelajaran
Ada beberapa alasan perbedaan sosiologi dan berakibat pada rendahnya
hasil belajar yang diperoleh dari kedua hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
kelas eksperimen tersebut, diantaranya sudah menjadi tugas seorang guru
Sri Pujiastuti, Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan