Disampaikan pada:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat
Bandung, 2 April 2019
Sistematika
5 Kerangka Pendanaan
7 Penutup
2
Pencapaian
1 Pembangunan
Nasional
3
Pertumbuhan Ekonomi terus Menguat dengan Stabilitas Ekonomi Terjaga
Pertumbuhan ekonomi meningkat didorong oleh Inflasi stabil pada tingkat yang rendah
penguatan investasi dan konsumsi RT
5,03 5,07 5,17 12,0
10,0
(persen, yoy)
8,0 3,13
5,3
Persen
(persen, yoy)
6,0
5,2 4,0
2,0
5,1 -
(2,0)
5,0
Maret
November
Maret
November
Maret
November
Januari
Mei
Juli
Januari
Mei
Juli
Januari
Mei
Juli
September
September
September
4,9
4,8
4,7
2016 2017 2018
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
2016 2017 2018
17/05/2017
17/06/2017
17/07/2017
17/08/2017
17/09/2017
17/10/2017
17/11/2017
17/12/2017
17/01/2018
17/02/2018
17/03/2018
17/04/2018
17/05/2018
17/06/2018
17/07/2018
17/08/2018
17/09/2018
17/10/2018
17/11/2018
17/12/2018
17/01/2019
Ekspor 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48
Impor 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04
PDB 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17
4
Tingkat Pengangguran Berhasil diturunkan Seiring
Meningkatnya Penciptaan Kesempatan Kerja
• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehingga
tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang
sebesar 10 juta orang. Jumlah penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 juta
lapangan kerja, sehingga TPT diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.
%
6 5,30 5,4
140 6,5%
Juta Orang
6,18%
Juta Orang
5,17
120 5 5,2
5,94% 5,07
6,0% 5,01 5,03
100 5,61% 4 4,88 5
5,50%
5,34% 3,59
80 5,5% 2,98 2,60–2.90
5,20% 3 2,61 4,8
60 5,0% 1,87
2 4,6
40
4,80% 1 0,71 4,4
4,5% 0,37 0,52 0,58
20
121,87
114,63
122,38
114,82
125,44
118,41
128,06
121,02
131,01
124,00
7,56
7,24
7,03
7,04
7,00
0,19 0,04
0 4,2
- 4,0% 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tambahan KK
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi 5
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Terus Menurun
Persentase (%)
0,4 0,414 0,385
0,406 0,408
27 9 0,402
Indeks
0,38 0,397 0,394 0,393 0,391 0,389
0,384 0,380
26 8,5 8
0,36
0,336 0,334
25 7 0,34 0,329 0,327
0,32 0,32 0,324
0,319 0,316 0,319
28,28
27,73
28,59
28,51
28,01
27,76
27,77
26,58
25,95
25,67
24 6 0,32
23 5 0,3
Mar-14 Sept-14 Mar-15 Sept-15 Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18 Sept-18 2019 Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 2019
Jumlah penduduk miskin (juta jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) Target RKP Perkotaan Perdesaan Nasional Target RKP
• Pada Maret 2018, tingkat kemiskinan berhasil diturunkan hingga 1 • Rasio Gini menurun bertahap dari 0,414 menjadi 0,384 dalam 4
digit (9,82 persen) dan kembali turun menjadi 9,66 persen pada tahun terakhir.
September 2018.
• Rasio Gini tersebut diperkirakan dapat mencapai target tahun
• Tingkat kemiskinan diperkirakan berada pada kisaran 8,5-9,5 2019, pada kisaran 0,380-0,385.
persen di tahun 2019.
• Jika pertumbuhan ekonomi dapat lebih dinikmati oleh kelompok • Penurunan Rasio Gini nasional terutama disumbang oleh
miskin dan rentan, tingkat kemiskinan akan lebih cepat turun. penurunan Rasio Gini di perkotaan.
6
Capaian Komponen Pembentuk IPM
IPM Indonesia Terus Tahun 2017 & Target 2019-2020
Meningkat dan Sudah
Masuk Kategori Tinggi Angka Harapan Hidup Saat Lahir meningkat
71,06 tahun 71,30 tahun 71,47 tahun
(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)
8
Asumsi Makro 2020
2019
INDIKATOR 2020
APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,3 – 5,5
Inflasi (%) 2,5 – 4,5 2,0 – 4,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 15.000 14.000 – 14.400
Harga minyak mentah Indonesia
70 60 - 70
(USD/barrel)
Lifting Minyak Bumi (Rb barel/hr) 775 695 – 840
Lifting Gas (Rb barel/hr) 1.250 1.191 – 1.300
Pembangunan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan
10
Target Pembangunan Tahun 2020
11
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 2020
Pertanian:
3,77 – 3,79
C: 5,09 – 5,15 Pertambangan:
1,03 – 1,17
Industri:
LNPRT: (0,37) – 0,41 5,00 – 5,40
Listrik:
G: 4,07 – 4,21 4,25 – 4,45
PERTUMBUHAN EKONOMI Perdagangan:
5,46 -5,58
I: 7,00 – 7,32 5,3 - 5,5
Konstruksi:
5,68 – 5,72
X: 5,26 – 6,61 Infokom:
7,26 – 7,54
Jasa Keuangan:
M: 6,05 – 6,95
5,72 – 6,60
Transportasi:
*Angka exercise internal Bappenas
(Angka sementara)
7,04 – 7,12
12
3 Pokok-Pokok
RKP 2020
13
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
TEMA:
“Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”
PN
3
Kerentanan Bencana
Kesetaraan Gender Tata Kelola Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
dan Perubahan Iklim
Pengarusutamaan 14
Kebijakan dan Program Prioritas PN 1:
Pembangunan Manusia dan Pengentasan
Kemiskinan
Peningkatan Akses
PP Perlindungan Sosial PP PP Pemerataan
dan Tata Kelola dan Kualitas Layanan Pendidikan
1 Kependudukan 2 Pelayanan Kesehatan 3 Berkualitas
PP Pengentasan PP Pembangunan
Budaya, Karakter,
4 Kemiskinan 5 dan Prestasi Bangsa
15
Kebijakan dan Program Prioritas PN 2:
Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
16
Kebijakan dan Program Prioritas PN 3:
Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi
dan Kesempatan Kerja
Peningkatan
PP Penguatan PP Peningkatan Nilai PP Produktivitas Tenaga
Kewirausahaan dan Tambah dan Investasi
1 UMKM 2 di Sektor Riil 3 Kerja dan Penciptaan
Lapangan Kerja
18
Kebijakan dan Program Prioritas PN 5:
Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
PP Penanggulangan Terorisme,
Peningkatan Keamanan Siber, dan
PP Penanggulangan Narkotika
4 Penguatan Keamanan Laut 5 dan Penguatan Kamtibmas
19
Isu Strategis
20
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat
• Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dalam lima tahun terakhir cenderung
meningkat dan selalu tumbuh di atas LPE Nasional.
• Sumber terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat: sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan besar dan eceran, sektor informasi dan komunikasi, dan sektor konstruksi.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Sumber Pertumbuhan Utama Ekonomi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014-2018 Tahun 2014-2018
7,00 5,00
6,50 4,50
0,36
4,00
0,44 0,65
6,00 5,66 5,64 3,50 0,49 0,50
0,51 0,71
5,35 3,00 0,54 0,62
5,50 5,09 5,05 0,59 0,70
0,59
2,50 0,44
0,52 0,41
5,00 2,00
5,02 5,07 5,17
4,50 5,01 4,88
1,50 2,80
1,00 2,26 2,07 2,30
1,92
4,00 0,50
-
3,50 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan (%)
5,00
Pertumbuhan (%)
8,80 4,4 5,00
4,00 43,00
Share (%)
Share (%)
8,70 4,00
2,1 3,00 42,50
8,60 1,6 3,00
2,00
42,00
8,50 0,3 1,00 2,00
0,2
8,40 41,50 1,00
0,00
8,30 -1,00 41,00 0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
3,00
15,00
2,50 meningkat pada akhir tahun (2018). Sementara
14,90 2,00
14,80 1,50
pertumbuhan sektor industri mengalami peningkatan setiap
14,70
1,00 tahunnya, dan sektor perdagangan cenderung megalami
0,50
14,60 0,00 perlambatan.
2014 2015 2016 2017 2018
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 25,05 % PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 5,60 %
EKSPOR BARANG DAN JASA 37,05 % EKSPOR BARANG DAN JASA 7,55 %
IMPOR BARANG DAN JASA 38,34 % IMPOR BARANG DAN JASA 5,63 %
Perekonomian Jawa Barat dari sisi pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga, impor barang dan jasa, serta ekspor barang
dan jasa. Adanya defisit perdagangan yang ditunjukan dari kontribusi impor sedikit lebih tinggi dari ekspor. Rata-rata pertumbuhan
tertinggi adalah ekspor barang dan jasa. 23
Tingkat Kemiskinan Dibawah Rata-Rata Nasional
Pola Spasial Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat 2018 (Maret) Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2014 – 2018 (September)
12,00
4,00
2,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
JAWA BARAT NASIONAL
8,00 7,45
6,00
4,00
2,14
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 2,00
0,00
Subang
Kota Banjar
Garut
Cirebon
Indramayu
Kuningan
Kota Tasikmalaya
Kota Cimahi
Kota Bogor
Sukabumi
Kota Depok
Ciamis
Karawang
Bogor
Sumedang
Cianjur
Majalengka
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Sukabumi
Purwakarta
Pangandaran
Tasikmalaya
Bekasi
Bandung
Kota Cirebon
Bandung Barat
Angka Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat rendah dan berada dibawah rata-rata
kemiskinan nasional. Pada tangkat kabupaten/kota, beberapa masih di atas
angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan paling tinggi di Kota Tasikmalaya.
Kabupaten/Kota Jabar Nasional
24
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pola Spasial TPT Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan TPT Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2018 (Agustus)
10,00
8,72 8,89
9,00 8,45 8,22 8,17
8,00
7,00 6,18
5,94
6,00 5,61 5,50 5,34
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
10,97
8,22
8,00
6,00 5,50
4,00
3,34
2,00
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
0,00
Tingkat pengangguran Provinsi Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan rata-rata
nasional, begitu juga untuk pengangguran di kabupaten/kota sebagian besar
berada di atas TPT nasional, kecuali di Pangandaran, Bandung, Majalengka,
dan Ciamis. TPT paling tinggi terdapat di Kabupaten Bekasi dan paling rendah TPT Kabupaten/Kota TPT Nasional TPT Provinsi
di Pangandaran 25
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pola Spasial IPM Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan IPM Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2017
71 1,20
70,5 70,69 70,81 1,00
Petumbuhan IPM
70
70,05 70,18 0,80
69,5
IPM
69,5 69,55 0,60
69
68,9 0,40
68,5 68,8
68 0,20
67,5 0,00
2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan
1,20
75,00 1,00
IPM
70,00 65,49 0,80
65,00 0,60
0,40
60,00 0,20
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 55,00 0,00
Kuningan
Subang
Indramayu
Sukabumi
Garut
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Karawang
Cirebon
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Bogor
Sumedang
Ciamis
Cianjur
Majalengka
Kota Cirebon
Kota Sukabumi
Purwakarta
Bogor
Pangandaran
Tasikmalaya
Bekasi
Bandung
Bandung Barat
IPM di Jawa Barat lebih rendah dibandingkan IPM nasional. Begitu juga
untuk IPM di kabupaten/kota sebagian besar di bawah rata-rata
nasional. IPM tertinggi berada di Kota Bandung dan terendah berada di
IPM Kab./Kota IPM Nasional Pertumbuhan (%)
Kabupaten Cianjur
26
Isu Kesenjangan di Jawa Barat
• Gini rasio Provinsi Jawa Barat berada di atas angka Gini Rasio nasional, dan
meningkat cukup tajam pada tahun terakhir.
• Berdasarkan PDRB per Kapita, masih terdapat kesenjangan yang cukup jauh
antara Kota Bandung dengan Kabupaten Cianjur dan kabupaten/kota lainnya.
Perkembangan Gini Rasio Jawa Barat 2014-2018 PDRB per kapita ADHB kab/kota di Jawa Barat tahun 2017 (RP. ribu/Jiwa)
120.000
0,42 80.000
0,415
0,413 0,413
Kab. Bekasi
Kab. Bandung
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kab. Sukabumi
Kab. Subang
Kota Banjar
Kota Bandung
Kab. Karawang
Kota Bogor
Kota Bekasi
Kota Depok
Kab. Kuningan
Kab. Sumedang
Kab. Cirebon
Kab. Ciamis
Kab. Garut
Kab. Cianjur
Kota Cirebon
Kab.indramayu
Kota Sukabumi
Kab. Majalengka
Kab. Tasikmalaya
Kab. Purwakarta
Kab. Bogor
Kab. Pangandaran
0,38
0,37
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar
2014 2015 2016 2017 2018
Usulan yang Diajukan OPD Provinsi Usulan yang Diajukan OPD Kab./Kota
sebanyak 340 usulan sebanyak 1.448 Usulan
Kabupaten/Kota
81,5% Usulan Telah Diverifikasi 67,2% Usulan Telah Diverifikasi
Provinsi
Bappeda Provinsi Bappeda Provinsi
Pengembangan Kelapa Dalam Jawa Barat seluas 1.200 ha Penyaluran Bantuan Sosial KUBE sejumlah 1.500 KPM;
(peremajaan)
Pelaksanaan PKH
Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau sejumlah 10.000 ekor
Perlindungan dan Pelayanan Sosial Penyandang
Pengembangan Tanaman Pala seluas 1.100 ha Disabilitas di Masyarakat
33
Kerangka Pendanaan
Pemangku
Mekanisme Keterangan
Kepentingan
Masyarakat Melalui CSR, filantropis, waqaf, ZIS Mendukung prioritas pembangunan.
Dunia Usaha Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Infrastruktur ekonomi dan sosial yang memiliki kelayakan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) ekonomi.
35
Komitmen Pemerintah Jawa Barat
Lahan
9.94% Energi
Limbah
37
Mainstreaming PRK dalam Penyusunan KLHS
RPJMN 2020-2024
38
Bentuk Intervensi Kebijakan PRK
Peningkatan Produktivitas
Peningkatan Penggunaan
Pertanian & Efisiensi
Energi Baru & Terbarukan
Pemanfaatan Sumber Daya
serta Efisiensi Energi
39
Kemitraan Pusat dan Daerah dalam PRK
40
7 Penutup
41
Penutup
44
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, serta
keberadaan setengah penganggur masih perlu menjadi perhatian
TPT Berdasarkan Kelompok Umur dan Nasional, 2018 TPT Berdasarkan Pendidikan
30%
26,67% 14%
25% 11,24% 11,24%
12% SMK
9,55%
20% 10%
16,73% 7,95%
8% Dipl SMA
15%
6%
10% TPT Nasional SMP
6,99%
3,47% 5,34% 4%Univ 4,80%
2,49%
5% 2% SD
1,81% 1,58% 1,40% 1,25% 3,04%
0,61% 2,43%
0% 0%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+ 2014 2015 2016 2017 2018
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional
Setengah Penganggur
50 8,45% 8,48% 9%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di atas TPT
Juta orang
40 7,58% 7,55% 8% nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan 20-24 tahun
6,62% 16,73%.
30 7%
20 6% • TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut disusul
9,68 9,74 8,98 9,14 8,21 oleh lulusan SMA 7,95%.
10 5%
0 4%
• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta orang),
2014 2015 2016 2017 2018 berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengah penganggur
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja berusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
45
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
Pertumbuhan Ekonomi Terus Menguat dengan Penguatan Mitigasi
RIAU KALBAR
LPE: 2,43 LPE: 5,20
JAMBI
SULBAR GORONTALO PAPUA BARAT PAPUA
LPE: 4,77
LPE: 6,27 LPE: 6,54 LPE: 6,40 LPE: 7,47
SUMSEL
LPE: 6,03
KEP. BABEL
LPE: 4,60
SUMUT
LPE: 5,21 KALTIM
BANTEN JATENG DIY JATIM BALI NTB NTT • Skenario pertumbuhan PDB nasional
LPE: 5,85 LPE: 5,40 LPE: 6,22 LPE: 5,60 LPE: 6,38 LPE: 1,55 LPE: 5,16 5,4 persen (titik tengah)
43,01 5,05
% %
Perdagangan
Besar dan Konstruksi
Eceran
Pertanian,
Kehutanan,
15,34 dan Perikanan
Terhadap Nasional % 8,86
13,05 % %
8,86
%
51
Kontribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten-Kota
di Jawa Barat Tahun 2014-2017
Rata-rata Kontribusi Kab/Kota terhadap PDRB Jawa Barat Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Tahun 2014-2017, (%) Tahun 2014-2017
Kab. Bekasi 15,90 Kota Bandung 7,59
Kota Bandung 12,83 Kota Depok 6,96
Kab. Karawang 10,96 Kota Tasikmalaya 6,36
Kab. Bogor 10,98 Kab. Kuningan 6,29
Kab. Bandung 5,60 Kota Bogor 6,25
Kab. Indramayu 4,23 Kab. Bandung 6,08
Kota Bekasi 4,60 Kab. Bogor 6,04
Kab. Purwakarta 3,25 Kota Cirebon 5,82
Kota Depok 3,18 Kab. Majalengka 5,77
Kab. Sukabumi 3,05 Kota Bekasi 5,75
Kab. Garut 2,65 Kab. Cianjur 5,67
Kab. Cirebon 2,32 Kab. Karawang 5,48
Kab. Bandung Barat 2,21 Kota Cimahi 5,48
Kab. Cianjur 2,11 Kab. Sumedang 5,47
Kota Bogor 2,11 Kab. Ciamis 5,47
Kab. Subang 1,90 Kab. Bandung Barat 5,42
Kab. Tasikmalaya 1,67 Kota Sukabumi 5,41
Kab. Sumedang 1,62 Kab. Purwakarta 5,40
Kab. Ciamis 1,47 Kab. Sukabumi 5,40
Kota Cimahi 1,47 Kota Banjar 5,32
Kab. Majalengka 1,39 Kab. Bekasi 5,28
Kota Cirebon 1,08 Kab. Tasikmalaya 5,24
Kab. Kuningan 1,10 Kab. Subang 5,20
Kota Tasikmalaya 0,99 Kab. Cirebon 5,16
Kota Sukabumi 0,58 Kab. Garut 5,03
Kab. Pangandaran 0,52 Kab. Pangandaran 4,89
Kota Banjar 0,22 Kab. Indramayu 2,16
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00