Anda di halaman 1dari 52

POKOK-POKOK

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


NASIONAL TAHUN 2020

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan pada:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat
Bandung, 2 April 2019
Sistematika

1 1.Pencapaian Pembangunan Nasional


Kerangka Ekonomi Makro dan Target Pembangunan
2 2020

3 Pokok-Pokok RKP 2020

4 Isu Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2020

5 Kerangka Pendanaan

6 Pembangunan Rendah Karbon

7 Penutup
2
Pencapaian
1 Pembangunan
Nasional

3
Pertumbuhan Ekonomi terus Menguat dengan Stabilitas Ekonomi Terjaga
Pertumbuhan ekonomi meningkat didorong oleh Inflasi stabil pada tingkat yang rendah
penguatan investasi dan konsumsi RT
5,03 5,07 5,17 12,0
10,0
(persen, yoy)

8,0 3,13
5,3

Persen
(persen, yoy)
6,0
5,2 4,0
2,0
5,1 -
(2,0)
5,0

Maret

November

Maret

November

Maret

November
Januari

Mei
Juli

Januari

Mei
Juli

Januari

Mei
Juli
September

September

September
4,9
4,8
4,7
2016 2017 2018
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
2016 2017 2018

Rupiah menguat terhadap dolar AS


2018
Komponen Pengeluaran 2017 2018
Tw I Tw II Tw III Tw IV 16000
Konsumsi Rumah Tangga 4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05 15000
Konsumsi LNPRT 6,93 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08 14000
Konsumsi Pemerintah 2,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,80 13000 (Rupiah thd USD)
PMTB/Investasi 6,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67 12000

17/05/2017
17/06/2017
17/07/2017
17/08/2017
17/09/2017
17/10/2017
17/11/2017
17/12/2017
17/01/2018
17/02/2018
17/03/2018
17/04/2018
17/05/2018
17/06/2018
17/07/2018
17/08/2018
17/09/2018
17/10/2018
17/11/2018
17/12/2018
17/01/2019
Ekspor 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48
Impor 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04
PDB 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17
4
Tingkat Pengangguran Berhasil diturunkan Seiring
Meningkatnya Penciptaan Kesempatan Kerja
• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehingga
tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang
sebesar 10 juta orang. Jumlah penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 juta
lapangan kerja, sehingga TPT diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.

%
6 5,30 5,4
140 6,5%

Juta Orang
6,18%
Juta Orang

5,17
120 5 5,2
5,94% 5,07
6,0% 5,01 5,03
100 5,61% 4 4,88 5
5,50%
5,34% 3,59
80 5,5% 2,98 2,60–2.90
5,20% 3 2,61 4,8

60 5,0% 1,87
2 4,6
40
4,80% 1 0,71 4,4
4,5% 0,37 0,52 0,58
20
121,87
114,63

122,38
114,82

125,44
118,41

128,06
121,02

131,01
124,00
7,56
7,24

7,03

7,04

7,00

0,19 0,04
0 4,2
- 4,0% 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tambahan KK
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi 5
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Terus Menurun

Tingkat Kemiskinan Rasio Gini


30 11,25 11,22 12 0,433
10,96 11,13 0,44 0,428 0,428
10,86 10,7 10,64 0,419
29 11
Jumlah Penduuk Miskin (Juta Jiwa)

10,12 0,42 0,41 0,409 0,407


9,82 9,66 0,404 0,401
28 9,5 10 0,391

Persentase (%)
0,4 0,414 0,385
0,406 0,408
27 9 0,402

Indeks
0,38 0,397 0,394 0,393 0,391 0,389
0,384 0,380
26 8,5 8
0,36
0,336 0,334
25 7 0,34 0,329 0,327
0,32 0,32 0,324
0,319 0,316 0,319
28,28

27,73

28,59

28,51

28,01

27,76

27,77

26,58

25,95

25,67
24 6 0,32
23 5 0,3
Mar-14 Sept-14 Mar-15 Sept-15 Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18 Sept-18 2019 Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 2019

Jumlah penduduk miskin (juta jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) Target RKP Perkotaan Perdesaan Nasional Target RKP

Sumber: BPS, 2018

• Pada Maret 2018, tingkat kemiskinan berhasil diturunkan hingga 1 • Rasio Gini menurun bertahap dari 0,414 menjadi 0,384 dalam 4
digit (9,82 persen) dan kembali turun menjadi 9,66 persen pada tahun terakhir.
September 2018.
• Rasio Gini tersebut diperkirakan dapat mencapai target tahun
• Tingkat kemiskinan diperkirakan berada pada kisaran 8,5-9,5 2019, pada kisaran 0,380-0,385.
persen di tahun 2019.
• Jika pertumbuhan ekonomi dapat lebih dinikmati oleh kelompok • Penurunan Rasio Gini nasional terutama disumbang oleh
miskin dan rentan, tingkat kemiskinan akan lebih cepat turun. penurunan Rasio Gini di perkotaan.
6
Capaian Komponen Pembentuk IPM
IPM Indonesia Terus Tahun 2017 & Target 2019-2020
Meningkat dan Sudah
Masuk Kategori Tinggi Angka Harapan Hidup Saat Lahir meningkat
71,06 tahun 71,30 tahun 71,47 tahun
(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Rata-rata Lama Sekolah penduduk 25+ tahun meningkat


Perkembangan Capaian 8,10 tahun 8,30 tahun 8,39 tahun
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)
Indonesia 2014-2017 &
Target 2018-2020 Harapan Lama Sekolah penduduk 7 tahun meningkat

12,85 tahun 13,21 tahun 13,41 tahun


(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Pengeluaran per kapita disesuaikan meningkat


(dalam ribu rupiah)

10.664 11.131 11.283


(Capaian 2017) (Target 2019) (Target 2020)

Sumber: Bappenas dan BPS (perhitungan dengan metode baru) 7


2
Kerangka Ekonomi
Makro dan Target
Pembangunan 2020

8
Asumsi Makro 2020

2019
INDIKATOR 2020
APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,3 – 5,5
Inflasi (%) 2,5 – 4,5 2,0 – 4,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 15.000 14.000 – 14.400
Harga minyak mentah Indonesia
70 60 - 70
(USD/barrel)
Lifting Minyak Bumi (Rb barel/hr) 775 695 – 840
Lifting Gas (Rb barel/hr) 1.250 1.191 – 1.300

PERTUMBUHAN EKONOMI MENINGKAT DENGAN STABILITAS MAKROEKONOMI YANG TERJAGA


9
Arah Kebijakan Makro 2020

Pembangunan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan

10
Target Pembangunan Tahun 2020

Indeks Pembangunan Tingkat Pengangguran


Pertumbuhan Ekonomi
Manusia (IPM) Terbuka (TPT)
(persen)
(nilai) (persen)
72,5 5,3 - 5,5 4,8-5,1

Tingkat Kemiskinan Gini Rasio


(persen) (indeks)
8,5 – 9,0 0,375 – 0,380

11
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 2020

Pertanian:
3,77 – 3,79
C: 5,09 – 5,15 Pertambangan:
1,03 – 1,17
Industri:
LNPRT: (0,37) – 0,41 5,00 – 5,40
Listrik:
G: 4,07 – 4,21 4,25 – 4,45
PERTUMBUHAN EKONOMI Perdagangan:
5,46 -5,58
I: 7,00 – 7,32 5,3 - 5,5
Konstruksi:
5,68 – 5,72
X: 5,26 – 6,61 Infokom:
7,26 – 7,54
Jasa Keuangan:
M: 6,05 – 6,95
5,72 – 6,60
Transportasi:
*Angka exercise internal Bappenas
(Angka sementara)
7,04 – 7,12
12
3 Pokok-Pokok
RKP 2020

13
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
TEMA:
“Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”

Pembangunan RKP 2020 Stabilitas


Manusia dan Pertahanan dan
PN Pengentasan Keamanan
1 Kemiskinan PN
Infrastruktur 5
Nilai Tambah Ketahanan Pangan,
dan
Sektor Riil, Air, Energi dan
Pemerataan
Industrialisasi Lingkungan Hidup
Wilayah
PN dan
PN
2 Kesempatan
Kerja 4

PN
3
Kerentanan Bencana
Kesetaraan Gender Tata Kelola Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
dan Perubahan Iklim
Pengarusutamaan 14
Kebijakan dan Program Prioritas PN 1:
Pembangunan Manusia dan Pengentasan
Kemiskinan
Peningkatan Akses
PP Perlindungan Sosial PP PP Pemerataan
dan Tata Kelola dan Kualitas Layanan Pendidikan
1 Kependudukan 2 Pelayanan Kesehatan 3 Berkualitas

PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

PP Pengentasan PP Pembangunan
Budaya, Karakter,
4 Kemiskinan 5 dan Prestasi Bangsa
15
Kebijakan dan Program Prioritas PN 2:
Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

16
Kebijakan dan Program Prioritas PN 3:
Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi
dan Kesempatan Kerja
Peningkatan
PP Penguatan PP Peningkatan Nilai PP Produktivitas Tenaga
Kewirausahaan dan Tambah dan Investasi
1 UMKM 2 di Sektor Riil 3 Kerja dan Penciptaan
Lapangan Kerja

PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Peningkatan Ekspor Bernilai Penguatan Pilar


PP Tambah Tinggi dan Penguatan PP
Pertumbuhan dan Daya
4 Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN)
5 Saing Ekonomi
17
Kebijakan dan Program Prioritas PN 4:
Ketahanan Pangan, Air, Energi dan
Lingkungan
PP Peningkatan Ketersediaan, PP Peningkatan PP Pemenuhan Kebutuhan Energi
Akses dan Kualitas Kuantitas, Kualitas melalui Peningkatan Energi
1 Konsumsi Pangan 2 dan Aksesibilitas Air 3 Baru dan Terbarukan (EBT)

PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup

Peningkatan Daya PP Penguatan Ketahanan


PP
Dukung SDA dan Daya
4 Tampung Lingkungan 5 Bencana

18
Kebijakan dan Program Prioritas PN 5:
Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

PP Peningkatan Diplomasi Penguatan Sistem


Penguatan Kemampuan PP PP
Politik dan Kerjasama Peradilan dan Upaya Anti
1 Pertahanan
2 Pembangunan Internasional 3 Korupsi

PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

PP Penanggulangan Terorisme,
Peningkatan Keamanan Siber, dan
PP Penanggulangan Narkotika
4 Penguatan Keamanan Laut 5 dan Penguatan Kamtibmas

19
Isu Strategis

4 Provinsi Jawa Barat


Tahun 2020

20
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat

• Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dalam lima tahun terakhir cenderung
meningkat dan selalu tumbuh di atas LPE Nasional.
• Sumber terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat: sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan besar dan eceran, sektor informasi dan komunikasi, dan sektor konstruksi.

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Sumber Pertumbuhan Utama Ekonomi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014-2018 Tahun 2014-2018
7,00 5,00
6,50 4,50
0,36
4,00
0,44 0,65
6,00 5,66 5,64 3,50 0,49 0,50
0,51 0,71
5,35 3,00 0,54 0,62
5,50 5,09 5,05 0,59 0,70
0,59
2,50 0,44
0,52 0,41
5,00 2,00
5,02 5,07 5,17
4,50 5,01 4,88
1,50 2,80
1,00 2,26 2,07 2,30
1,92
4,00 0,50
-
3,50 2014 2015 2016 2017 2018

3,00 Informasi dan Komunikasi


2014 2015 2016 2017 2018 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Konstruksi
LPE Nasional Jawa Barat Industri Pengolahan
21
21
Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor PDRB

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sektor Industri Pengolahan


9,00 7,00 44,00 6,5 7,00
5,7
8,90 6,00 5,3 6,00
43,50 5,2
4,8

Pertumbuhan (%)
5,00

Pertumbuhan (%)
8,80 4,4 5,00
4,00 43,00
Share (%)

Share (%)
8,70 4,00
2,1 3,00 42,50
8,60 1,6 3,00
2,00
42,00
8,50 0,3 1,00 2,00
0,2
8,40 41,50 1,00
0,00
8,30 -1,00 41,00 0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

Share (%) Pertumbuhan Share (%) Pertumbuhan

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran


15,30 4,4 4,5 5,00 Perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan dan
4,2
15,20
3,7 4,50
4,00
sektor perdagangan besar dan eceran menurun (2014-2018),
3,3
Pertumbuhan (%)
15,10 3,50 sebaliknya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Share (%)

3,00
15,00
2,50 meningkat pada akhir tahun (2018). Sementara
14,90 2,00
14,80 1,50
pertumbuhan sektor industri mengalami peningkatan setiap
14,70
1,00 tahunnya, dan sektor perdagangan cenderung megalami
0,50
14,60 0,00 perlambatan.
2014 2015 2016 2017 2018

Share (%) Pertumbuhan 22


Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi
Pengeluaran Tahun 2014-2018

RATA-RATA SHARE PENGELUARAN RATA-RATA PERTUMBUHAN

KONSUMSI RUMAH TANGGA 64,85 % KONSUMSI RUMAH TANGGA 5,10 %

LEMBAGA LEMBAGA SWASTA NIRLABA 0,19 % LEMBAGA SWASTA NIRLABA 4,40 %

KONSUMSI PEMERINTAH 6,19 % KONSUMSI PEMERINTAH 3.91 %

PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 25,05 % PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 5,60 %

PERUBAHAN INVENTORI 4,14 % PERUBAHAN INVENTORI -3,70 %

EKSPOR BARANG DAN JASA 37,05 % EKSPOR BARANG DAN JASA 7,55 %

IMPOR BARANG DAN JASA 38,34 % IMPOR BARANG DAN JASA 5,63 %

Perekonomian Jawa Barat dari sisi pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga, impor barang dan jasa, serta ekspor barang
dan jasa. Adanya defisit perdagangan yang ditunjukan dari kontribusi impor sedikit lebih tinggi dari ekspor. Rata-rata pertumbuhan
tertinggi adalah ekspor barang dan jasa. 23
Tingkat Kemiskinan Dibawah Rata-Rata Nasional
Pola Spasial Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat 2018 (Maret) Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2014 – 2018 (September)
12,00

10,00 10,96 11,13


10,70

Penduduk Miksin (%)


10,12
9,57 9,66
8,00 9,18
8,77
7,83
6,00 7,25

4,00

2,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018
JAWA BARAT NASIONAL

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat


Tahun 2018 (Maret)
14,00 12,71
12,00
10,00 9,82

8,00 7,45
6,00
4,00
2,14
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 2,00
0,00

Subang
Kota Banjar

Garut

Cirebon

Indramayu
Kuningan
Kota Tasikmalaya
Kota Cimahi

Kota Bogor

Sukabumi
Kota Depok

Ciamis

Karawang
Bogor

Sumedang
Cianjur

Majalengka
Kota Bandung
Kota Bekasi

Kota Sukabumi

Purwakarta

Pangandaran

Tasikmalaya
Bekasi

Bandung

Kota Cirebon

Bandung Barat
Angka Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat rendah dan berada dibawah rata-rata
kemiskinan nasional. Pada tangkat kabupaten/kota, beberapa masih di atas
angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan paling tinggi di Kota Tasikmalaya.
Kabupaten/Kota Jabar Nasional
24
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pola Spasial TPT Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan TPT Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2018 (Agustus)
10,00
8,72 8,89
9,00 8,45 8,22 8,17
8,00
7,00 6,18
5,94
6,00 5,61 5,50 5,34
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018

TPT Jawa Barat TPT Nasional

TPT Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus)


12,00
10,00

10,97
8,22
8,00
6,00 5,50

4,00

3,34
2,00
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
0,00
Tingkat pengangguran Provinsi Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan rata-rata
nasional, begitu juga untuk pengangguran di kabupaten/kota sebagian besar
berada di atas TPT nasional, kecuali di Pangandaran, Bandung, Majalengka,
dan Ciamis. TPT paling tinggi terdapat di Kabupaten Bekasi dan paling rendah TPT Kabupaten/Kota TPT Nasional TPT Provinsi
di Pangandaran 25
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pola Spasial IPM Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus) Perkembangan IPM Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2017

71 1,20
70,5 70,69 70,81 1,00

Petumbuhan IPM
70
70,05 70,18 0,80
69,5

IPM
69,5 69,55 0,60
69
68,9 0,40
68,5 68,8
68 0,20
67,5 0,00
2014 2015 2016 2017

IPM Jawa Barat IPM Nasional


Pertumbuhan IPM Provinsi Pertumbuhan IPM Nasional

IPM Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017


85,00 1,60
80,00 1,40

Pertumbuhan
1,20
75,00 1,00

IPM
70,00 65,49 0,80
65,00 0,60
0,40
60,00 0,20
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 55,00 0,00

Kuningan
Subang

Indramayu
Sukabumi
Garut
Kota Depok
Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Banjar

Karawang

Cirebon
Kota Bandung
Kota Bekasi

Kota Bogor

Sumedang

Ciamis

Cianjur
Majalengka
Kota Cirebon
Kota Sukabumi

Purwakarta

Bogor

Pangandaran

Tasikmalaya
Bekasi

Bandung

Bandung Barat
IPM di Jawa Barat lebih rendah dibandingkan IPM nasional. Begitu juga
untuk IPM di kabupaten/kota sebagian besar di bawah rata-rata
nasional. IPM tertinggi berada di Kota Bandung dan terendah berada di
IPM Kab./Kota IPM Nasional Pertumbuhan (%)
Kabupaten Cianjur
26
Isu Kesenjangan di Jawa Barat

• Gini rasio Provinsi Jawa Barat berada di atas angka Gini Rasio nasional, dan
meningkat cukup tajam pada tahun terakhir.
• Berdasarkan PDRB per Kapita, masih terdapat kesenjangan yang cukup jauh
antara Kota Bandung dengan Kabupaten Cianjur dan kabupaten/kota lainnya.

Perkembangan Gini Rasio Jawa Barat 2014-2018 PDRB per kapita ADHB kab/kota di Jawa Barat tahun 2017 (RP. ribu/Jiwa)
120.000

0,43 0,426 96.123


100.000

0,42 80.000
0,415
0,413 0,413

0,414 0,407 60.000


0,41
0,402 0,403 37.722
0,408 40.000
0,406 0,398
0,40 0,402
0,393 17.083
0,397 20.000
0,39 0,394 0,393
0,391 0
0,389

Kab. Bekasi

Kab. Bandung
Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kab. Bandung Barat

Kab. Sukabumi

Kab. Subang
Kota Banjar
Kota Bandung
Kab. Karawang

Kota Bogor

Kota Bekasi

Kota Depok

Kab. Kuningan
Kab. Sumedang

Kab. Cirebon
Kab. Ciamis

Kab. Garut

Kab. Cianjur
Kota Cirebon

Kab.indramayu

Kota Sukabumi

Kab. Majalengka

Kab. Tasikmalaya
Kab. Purwakarta

Kab. Bogor

Kab. Pangandaran
0,38

0,37
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar
2014 2015 2016 2017 2018

JAWA BARAT INDONESIA KABUPATEN/KOTA Rata-rata Kabupaten/Kota

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 27


Ekspor Jawa Barat Meningkat

 Nilai ekspor Jawa Barat sedikit meningkat dari


tahun 2010 hingga 2016.
 Ekspor Jawa Barat didominasi oleh tekstil dan
furnitur, serta elektronik.
 Kontribusi tekstil dan furnitur meningkat dari tahun
2010 hingga 2016, sedangkan kontribusi produk
elektronik mengalami penurunan pada periode
yang sama.
West Java
100%
90%
Electronics
80%
70%
Machinery
60%
50%
Textiles and
40%
furniture
30%
20% Chemicals and plastics
10%
Vegetables,
foodstuffs and
0%
wood 28
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rangkuman Provinsi Jawa Barat

Sasaran Indikator Makro Pembangunan Hasil Pencapaian/Permasalahan:


Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 1. Laju pertumbuhan ekonomi Jabar banyak dipengaruhi oleh Industri
Pengolahan, Sektor Konstruksi, dan Perdagangan
2. Tingkat pengangguran tinggi diakibatkan adanya lulusan SMK yang tidak
Pertumbuhan Ekonomi terserap pada lapangan pekerjaan sehingga menghambat pertumbuhan
5,65% inklusif Jawa Barat
3. Sebagai salah satu pemasok pangan nasional terbesar, Jawa Barat
dihadapkan dengan permasalahan lahan pertanian yang semakin sempit.
Sehingga dapat mengancam produktifitas pangan nasional
Tingkat Kemiskinan 4. Capaian IPM Jawa Barat berada pada angka 70,69 dimana angka tersebut
6,68% masih dibawah nasional.
5. Perlu adanya pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Barat bagian
selatan untuk menekan angka ketimpangan.

Tingkat Pengangguran Rekomendasi:


Terbuka (TPT) 1. Dengan makin berkurangnya lahan pertanian maka Efisiensi proses produksi
7,72% pertanian perlu dilakukan sehingga dengan lahan yang semakin sedikit dapat
memenuhi produksi yang banyak
2. Akses Modal kerja untuk para lulusan SMK yang belum terserap dalam
industri kerja
Indeks Pembangunan 3. Peningkatan konektifitas antara utara Jawa Barat dengan selatan Jawa Barat
Manusia (IPM) dengan penambahan jaringan jalan dan rel kereta api
72,99
29
HASIL REKAPITULASI RAKORTEKRENBANG
PROVINSI JAWA BARAT

Usulan yang Diajukan OPD Provinsi Usulan yang Diajukan OPD Kab./Kota
sebanyak 340 usulan sebanyak 1.448 Usulan

Kabupaten/Kota
81,5% Usulan Telah Diverifikasi 67,2% Usulan Telah Diverifikasi

Provinsi
Bappeda Provinsi Bappeda Provinsi

65,0% Usulan Telah Diverifikasi 4,8% Usulan Telah Diverifikasi


Ditjen Bina Bangda Kemendagri Ditjen Bina Bangda Kemendagri

201 Usulan Dibahas dalam 40 Usulan Dibahas dalam


Rakortekrenbang 2019 dan 17,9% Rakortekrenbang 2019 dan Belum
diantaranya disetujui oleh K/L Ada yang disetujui oleh K/L
30
Highlight Hasil
Rakortekrenbang Provinsi Jawa Barat
Kementerian Sosial
Kementerian Pertanian

Pengembangan Kelapa Dalam Jawa Barat seluas 1.200 ha Penyaluran Bantuan Sosial KUBE sejumlah 1.500 KPM;
(peremajaan)
Pelaksanaan PKH
Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau sejumlah 10.000 ekor
Perlindungan dan Pelayanan Sosial Penyandang
Pengembangan Tanaman Pala seluas 1.100 ha Disabilitas di Masyarakat

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Kementerian Kesehatan


dan Menengah
Pembinaan dan Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja
Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha
(UKK) sejumlah 250 unit
Pendukungan Pembiayaan bagi Wirausaha Pemula
Pembinaan pencegahan stunting.
Revitalisasi Pasar Rakyat;
Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi Jemaah
Haji sejumlah 38.852 jemaah haji;
31
Arahan DAK Fisik 2020 Provinsi Jawa Barat

Pengentasan kemiskinan dan peningkatan IPM melalui


dukungan DAK Pendidikan dan Kesehatan
 Pendidikan  DAK Kesehatan Penugasan
 Kesehatan  DAK Kesehatan Afirmasi

Pengurangan kesenjangan wilayah dengan


peningkatan konektivitas antar wilayah melalui
dukungan DAK Fisik Jalan

Penguatan sektor agroindustri melalui dukungan DAK


Pertanian dan Perikanan, Kehutanan, Pasar, serta Industri
Kecil dan Menengah (IKM)

Pengurangan tingkat pengangguran melalui dukungan DAK


IKM dan Pasar
32
5 Kerangka
Pendanaan

33
Kerangka Pendanaan

RKP 2020 merupakan RKP transisi menuju RPJMN 2020 – 2024,


untuk itu dilakukan :
 Reviu efektivitas dan efisiensi program
 Reviu/Identifikasi kontribusi Masyarakat-Dunia Usaha-BUMN-
Pemerintah dalam pendanaan program

Pemangku
Mekanisme Keterangan
Kepentingan
Masyarakat Melalui CSR, filantropis, waqaf, ZIS  Mendukung prioritas pembangunan.
Dunia Usaha Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan  Infrastruktur ekonomi dan sosial yang memiliki kelayakan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) ekonomi.

BUMN Penugasan kepada BUMN  Mendorong pertumbuhan ekonomi


 Meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintah APBN : Memperkuat pengendalian melalui penyiapan Proyek Dirarahkan utamanya pada:
Prioritas (“satuan 3”)  Fungsi absolut pemerintah (antara lain politik, hankam).
 Pelayanan dasar (antara lain pendidikan, kesehatan,
APBD : Mengembangkan output based transfer melalui DAK perumahan) dengan Standar Pelayanan Minimal.
Penugasan dan Hibah Daerah untuk mengamankan prioritas
pembangunan di daerah 34
Pembangunan
6 Rendah
Karbon

35
Komitmen Pemerintah Jawa Barat

Lahan

9.94% Energi

Limbah

Target Penurunan Emisi CO2


Provinsi Jawa Barat MoU riset “Plastic Energy” untuk membangun
dari Business as Usual Plastic Recycling Facility di Bogor, Bekasi,
Bandung, Cirebon dan Tasikmalaya 36
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon
Pembangunan yang tidak hanya memperhatikan peningkatan pertumbuhan
ekonomi, namun juga perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek
daya dukung dan daya tampung sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk
tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditimbulkan

37
Mainstreaming PRK dalam Penyusunan KLHS
RPJMN 2020-2024

38
Bentuk Intervensi Kebijakan PRK

Reforestasi & Pengurangan


Laju Deforestasi Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup

Peningkatan Produktivitas
Peningkatan Penggunaan
Pertanian & Efisiensi
Energi Baru & Terbarukan
Pemanfaatan Sumber Daya
serta Efisiensi Energi

39
Kemitraan Pusat dan Daerah dalam PRK

Penyiapan integrasi Penyusunan dokumen


kebijakan Pembangunan Rencana Pembangunan
Rendah Karbon di daerah Rendah Karbon Daerah

Penguatan sistem online Dukungan terhadap penyiapan


Pemantauan, Evaluasi dan kegiatan Pembangunan Rendah
Pelaporan (PEP) Pembangunan Karbon
Rendah Karbon di daerah

40
7 Penutup

41
Penutup

• Pentingnya sinergi antara semua tingkat pemerintahan.


• Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Jawa Barat perlu difokuskan pada pelaksanaan
pertemuan multi sektor dan kewilayahan untuk mendukung upaya sinergi perencanaan antara
pusat dan daerah.
• Pentingnya memastikan mitigasi dan adaptasi pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, serta
mainstreaming Pembangunan Rendah Karbon ke dalam penyusunan kajian lingkungan hidup strategis
(KLHS).
• Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota perlu diperhatikan:
• Penajaman program dan proyek dan Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi
dengan program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang
diperlukan).
• Penguatan integrasi pendanaan, baik antara Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Daerah
(APBN) dengan APBD termasuk DAK, BUMN/BUMD, dan sumber-sumber pendanaan lainnya.
• Pentingnya memastikan program dan proyek yang mendukung pencapaian SDGs.
42
TERIMA KASIH
LAMPIRAN

44
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, serta
keberadaan setengah penganggur masih perlu menjadi perhatian

TPT Berdasarkan Kelompok Umur dan Nasional, 2018 TPT Berdasarkan Pendidikan
30%
26,67% 14%
25% 11,24% 11,24%
12% SMK
9,55%
20% 10%
16,73% 7,95%
8% Dipl SMA
15%
6%
10% TPT Nasional SMP
6,99%
3,47% 5,34% 4%Univ 4,80%
2,49%
5% 2% SD
1,81% 1,58% 1,40% 1,25% 3,04%
0,61% 2,43%
0% 0%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+ 2014 2015 2016 2017 2018
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional

Setengah Penganggur
50 8,45% 8,48% 9%
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di atas TPT
Juta orang

40 7,58% 7,55% 8% nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan 20-24 tahun
6,62% 16,73%.
30 7%
20 6% • TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut disusul
9,68 9,74 8,98 9,14 8,21 oleh lulusan SMA 7,95%.
10 5%
0 4%
• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta orang),
2014 2015 2016 2017 2018 berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengah penganggur
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja berusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
45
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
Pertumbuhan Ekonomi Terus Menguat dengan Penguatan Mitigasi

Kawasan timur menghadapi keterbatasan


infrastruktur dan sekaligus kerentanan bencana
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia termasuk negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Penyebabnya adalah tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana.
• Kejadian bencana 5 tahun terakhir didominasi oleh bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung..
• Dalam perencanaan, pemerintah daerah harus memastikan langkah-langkah
mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana dan perubahan iklim, kajian
lingkungan hidup strategis (KLHS) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs).
46
Memperkuat Permintaan Domestik dan Kinerja
Perdagangan Internasional
C: 5,09 – 5,15 G: 4,07 – 4,21
Konsumsi pemerintah diarahkan pada belanja operasional
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh meningkat
dan penguatan belanja produktif
• Penciptaan kesempatan kerja yang lebih berkualitas
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu
• Efektivitas Bansos X: 5,26 – 6,61
• Stabilitas harga
• Perkembangan E-commerce
Penguatan ekspor melalui diversifikasi produk ekspor,
termasuk jasa pariwisata
I: 7,00 – 7,32 • Pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas membaik tapi
terbatas.
Penguatan investasi dilakukan melalui peningkatan • Didorong oleh peningkatan investasi dan perbaikan sektor industri
investasi pemerintah (pusat dan daerah) serta swasta pengolahan
• Peningkatan sektor pariwisata
melalui perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan
• Pendalaman pasar keuangan
• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu M: 6,05 – 6,95
• Perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan (penerapan OSS, insentif
fiskal)
• Pembangunan infrastruktur terus belanjut dan mulai berdampak Impor meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas
ekonomi domestik 47
Transformasi Struktural untuk Peningkatan
Kesejahteraan
REVITALISASI INDUSTRI MANUFAKTUR MODERNISASI PERTANIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR HILIRISASI PERTAMBANGAN

INDUSTRI MANUFAKTUR PERTANIAN LISTRIK KONSTRUKSI PERTAMBANGAN

4,3 3,7 3,3 6,1


5,00 – 5,40 3,77 – 3,79 5,68 – 5,72
0,11,03 – 1,17
4,25 – 4,45
2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018
2020 2020 2020 2020 2020
Perbaikan enabling environment Meningkatkan produktivitas Melanjutkan pembangunan infrastruktur terutama Peningkatan nilai tambah pertambangan
untuk persiapan menghadapi era serta pendapatan petani dan konektivitas dan energi untuk mendukung ekspansi yang mendukung pengembangan
Industry 4.0 nelayan ekonomi dan pertumbuhan inklusif indutsri hilir

TRANSFORMASI SEKTOR JASA

TRANSPORTASI INFOKOM JASA KEUANGAN PERDAGANGAN

7,4 8,8 6,8 4,0


7,04 – 7,12 7,26 – 7,54 5,72 – 6,60 5,46 – 5,58
2015-2018 2015-2018 2015-2018 2015-2018
2020 2020 2020 2020
Mendorong sektor jasa dengan nilai tambah yang tinggi didorong oleh inovasi dan teknologi 48
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 2020

ACEH KEP. RIAU KALTARA SULTENG SULUT MALUKU UTARA


LPE: 4,64 LPE: 4,65 LPE: 6,05 LPE: 6,32 LPE: 6,01 LPE: 7,94

RIAU KALBAR
LPE: 2,43 LPE: 5,20
JAMBI
SULBAR GORONTALO PAPUA BARAT PAPUA
LPE: 4,77
LPE: 6,27 LPE: 6,54 LPE: 6,40 LPE: 7,47

SUMSEL
LPE: 6,03

KEP. BABEL
LPE: 4,60
SUMUT
LPE: 5,21 KALTIM

DKI JAKARTA LPE: 2,87


KALTENG
SUMBAR LPE: 6,01 KALSEL
LPE: 5,65 MALUKU
LPE: 5,16 LPE: 5,14
SULSEL SULTRA LPE: 5,96

BENGKULU LPE: 7,10 LPE: 6,44

LPE: 5,04 LAMPUNG JABAR


LPE: 5,29 LPE: 5,65

BANTEN JATENG DIY JATIM BALI NTB NTT • Skenario pertumbuhan PDB nasional
LPE: 5,85 LPE: 5,40 LPE: 6,22 LPE: 5,60 LPE: 6,38 LPE: 1,55 LPE: 5,16 5,4 persen (titik tengah)

Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019


*angka proyeksi sangat sementara
49
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 2020

SUMATERA KALIMANTAN MALUKU


SULAWESI
LPE: 4,62 LPE: 4,08 LPE: 6,88
LPE: 6,68 PAPUA
LPE: 7,18

JAWA-BALI • Skenario pertumbuhan PDB nasional


NUSTRA 5,4 persen (titik tengah)
LPE: 5,74
LPE: 3,12

Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019


*angka proyeksi sangat sementara
50
Rata-Rata Share Rata-rata 5 Share
Provinsi Jawa Barat Sektor Tertinggi
2014-2018 Tahun 2014-2018
Share Ekonomi
Provinsi
Terhadap Pulau
dan Nasional
Terhadap
Pulau Jawa-Bali
22,36 % Industri Transportasi dan
Pengolahan Pergudangan

43,01 5,05
% %
Perdagangan
Besar dan Konstruksi
Eceran
Pertanian,
Kehutanan,
15,34 dan Perikanan
Terhadap Nasional % 8,86

13,05 % %

8,86
%
51
Kontribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten-Kota
di Jawa Barat Tahun 2014-2017
Rata-rata Kontribusi Kab/Kota terhadap PDRB Jawa Barat Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Tahun 2014-2017, (%) Tahun 2014-2017
Kab. Bekasi 15,90 Kota Bandung 7,59
Kota Bandung 12,83 Kota Depok 6,96
Kab. Karawang 10,96 Kota Tasikmalaya 6,36
Kab. Bogor 10,98 Kab. Kuningan 6,29
Kab. Bandung 5,60 Kota Bogor 6,25
Kab. Indramayu 4,23 Kab. Bandung 6,08
Kota Bekasi 4,60 Kab. Bogor 6,04
Kab. Purwakarta 3,25 Kota Cirebon 5,82
Kota Depok 3,18 Kab. Majalengka 5,77
Kab. Sukabumi 3,05 Kota Bekasi 5,75
Kab. Garut 2,65 Kab. Cianjur 5,67
Kab. Cirebon 2,32 Kab. Karawang 5,48
Kab. Bandung Barat 2,21 Kota Cimahi 5,48
Kab. Cianjur 2,11 Kab. Sumedang 5,47
Kota Bogor 2,11 Kab. Ciamis 5,47
Kab. Subang 1,90 Kab. Bandung Barat 5,42
Kab. Tasikmalaya 1,67 Kota Sukabumi 5,41
Kab. Sumedang 1,62 Kab. Purwakarta 5,40
Kab. Ciamis 1,47 Kab. Sukabumi 5,40
Kota Cimahi 1,47 Kota Banjar 5,32
Kab. Majalengka 1,39 Kab. Bekasi 5,28
Kota Cirebon 1,08 Kab. Tasikmalaya 5,24
Kab. Kuningan 1,10 Kab. Subang 5,20
Kota Tasikmalaya 0,99 Kab. Cirebon 5,16
Kota Sukabumi 0,58 Kab. Garut 5,03
Kab. Pangandaran 0,52 Kab. Pangandaran 4,89
Kota Banjar 0,22 Kab. Indramayu 2,16

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 52

Anda mungkin juga menyukai