Anda di halaman 1dari 19

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


FRAKTUR

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Nurkhaliza Putri A. 1710913320027


Nurnidawati 1710913320028
Nurul Inayah 1710913320029
Rahmatun Ni’mah 1710913320031
Rahmi Ranita 1710913320032
Rini Astuti 1710913320034
Rosalinda Panda 1710913320036
Shintia Windy 1710913320037
Siti Rahmi 1710913320038
Vidya Kirana 1710913320040
Yayi Diah Ayu T. 1710913320041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Keperawatan Medikal Bedah III


Fraktur

a. Topik : Fraktur
b. Sub Topik : Kenali Patah Tulang dan Penangannya
c. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan
mampu memahami terkait cara mengenali patah tulang dan cara
penangannya.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, peserta penyuluhan
dapat:
a) Mengetahui pengertian fraktur
b) Mengetahui tentang penyebab fraktur
c) Mengetahui tentang tanda dan gejala fraktur
d) Mengetahuitentang macam-macam fraktur dan komplikasi
e) Mengetahui tentangpemeriksaan penunjang fraktur
f) Mengetahui tentang penatalaksanaan fraktur
d. Perencananan Penyuluhan
Waktu : 15 menit
Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2019
Tempat : RKB 3 FK ULM Banjarbaru
Sasaran : Masyarakat PSIK di RKB 3
Metode : Ceramah dan diskusi (tanya jawab)
Media : Leaflet dan power point
Tim Penyuluh :
1. Moderator : Yayi Diah Ayu T.
2. Penyaji Materi : Rahmatun Ni’mah
3. Observer : Rini Astuti

Satuan Acara Penyuluhan


Nurnidawati
4. Fasilitator : Siti Rahmi
Nurkhaliza Putri A.
Nurul Inayah
Rahmi Ranita
Rosalinda Panda
Shintia Windy
Vidya Kirana

e. Setting Tempat

Keterangan :
: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta

Satuan Acara Penyuluhan


f. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan KegiatanPeserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 3 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Meningkatkan rasa ingin 3. Mendengarkan
tahu peserta tentang 4. Mendengarkan
Fraktur 5. Menjawab
4. Menyampaikan tujuan
umum dan tujuan
khusus materi
5. Memberikan pretest
(menanyakan secara
lisan pengetahuan
peserta tentangfraktur)
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Menjawab Ceramah 9 menit
1. Menanyakan tentang pertanyaan Diskusi
pengertian fraktur 2. Menyimak dan
2. Menjelaskan pengertian mendengarkan
fraktur 3. Menyimak dan
3. Menjelaskan tentang mendengarkan
penyebab fraktur 4. Menyimak dan
4. Menjelaskan tanda dan mendengarkan
gejala fraktur 5. Menyimak dan
5. Menjelaskan tentang mendengarkan
macam-macam fraktur 6. Menyimak dan
dan komplikasi fraktur mendengarkan
6. Menjelaskan tentang 7. Menyimak dan
pemeriksaan penunjang mendengarkan
fraktur
7. Menjelaskan tentang

Satuan Acara Penyuluhan


penatalaksanaan fraktur 3 menit

Penutup 1. Sesi Tanya jawab dan 1. Menjawab Tanya 3 m


evaluasi pertanyaan jawab e
a. Memberikan 2. Menjawab post (diskusi) n
kesempatan peserta test i
untuk bertanya 3. Menjawabsalam t
terkait materi yang
disampaikan
b. Meminta peserta
penyuluhan untuk
menyebutkan
kembali tentang
materi yang telah
disampaikan
c. Menutup
penyuluhan (salam)

g. Materi Penuyuluhan (Terlampir)


h. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan peserta penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan
c) Kesiapan tim penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
2. Kesiapan media Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
c) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.

Satuan Acara Penyuluhan


d) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
e) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu
menjelaskan dengan minimal 70% jawaban benar.
i. Referensi
1. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
2. Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa,
EGC, Jakarta.
3. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner &Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta.
4. Carpenito, L J. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Ahli Bahasa
Monica Ester Edisi 10. Jakarta : EGC
5. Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ;Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit.Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
6. Henderson, J. and N. Venkatraman. 1992. Strategic Alignment: A model
for Organizational. Tranformation through Information
Technology.Transforming Organisations.T. A. Kochan and M. e. Useem.
Oxford, Oxford University Press: 97-117.
7. Brown & Edward.2005. Lewis Medical Surgical. Australian edition
8. Davis SP.1994. Nursing Orthopedic Patient
9. Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan,Edisi 3. EGC :
Jakarta.

Satuan Acara Penyuluhan


10. Helmi,Zairin Noor.2012.Buku Saku Kedaruratan di Bidang Bedah
Ortopedi.Jakarta:Salemba Medika.
11. Smeltzer, S.C., 2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta.

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran 1 (Materi Lengkap)

1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer et al, 2000).Sedangkan
menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation
menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang.
Patah Tulang Tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan
bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit
masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992).

2. Penyebab Fraktur
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan.Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh
dari tempat terjadinya kekerasan.Yang patah biasanya adalah bagian yang
paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.

3. Tanda dan Gejala Fraktur


Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat
patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga

Satuan Acara Penyuluhan


biasanya mengalami kerusakan.Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat
setelah fraktur.Sel- sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ketempat tersebut aktivitas osteoblast terangsang dan
terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus.Bekuan fibrin
direabsorbsidan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk
tulang sejati.Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang
berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat menurunkan
asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila
tidak terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan
jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya
serabut syaraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini di namakan sindrom
compartment (Brunner dan Suddarth, 2002).
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan
ketidakseimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur
tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti
tendon, otot, ligament dan pembuluh darah ( Smeltzer dan Bare, 2001). Pasien
yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara
lain : nyeri, iritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. Kurang
perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di imobilisasi, mengakibatkan
berkurangnya kemampuan prawatan diri (Carpenito, 2007). Reduksi terbuka
dan fiksasi interna (ORIF) fragmen- fragmen tulang di pertahankan dengan
pen, sekrup, plat, paku. Namun pembedahan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi. Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan
lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin
akanterpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (Price dan
Wilson, 2006).
Tanda dan gejala fraktur sebagai berikut (Smeltzer, S.C., 2013):
1. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebabkan oleh
ketergantungan fungsional otot pada kesetabilan otot.

Satuan Acara Penyuluhan


2. Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh
darah, berasal dari proses vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya
peningkatan leukosit pada jaringan di sekitar tulang.
3. Spasme otot karena tingkat kecacatan, kekuatan otot yang sering
disebabkan karena tulang menekan otot.
4. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang
meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian
fraktur.
5. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf,
dimana saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
6. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan
tulang, nyeri atau spasme otot.
7. Pergerakan abnorrmal.
8. Krepitasi, sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan sekitarny
4. Macam-macam Fraktur dan Komplikasi
a. Macam-macam fraktur
1) Fraktur komplit: Fraktur/patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal.
2) Fraktur tidak komplet: Fraktur/patah yang hanya terjadi pada sebagian
dari garis tengah tulang.
3) Fraktur tertutup: Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi
fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit.
4) Fraktur terbuka: Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat
fraktur (Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar
bisa menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh
benda asing).
Jenis khusus fraktur
1) Greenstick: Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi
lainnya membengkok.
2) Tranversal: Fraktur sepanjang garis tengah tulang.

Satuan Acara Penyuluhan


3) Oblik: Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
4) Spiral: Fraktur memuntir seputar batang tulang.
5) Kominutif: Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
6) Depresi: Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering
terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah)
7) Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada
tulang belakang).
8) Patologik: Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista
tulang, penyakit pegel, tumor).
9) Avulsi: Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada
perlekatannya.
10) Epifiseal: Fraktur melalui epifisis
11) Impaksi: Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang
lainnya.
b. Komplikasi fraktur
1) Komplikasi Awal
a) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi, CRT manurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar,
dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan
reduksi dan pembedahan.
b) Kompratement Sindrom
Sindrom kompratemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan interstial dalam sebuah ruangan terbatas yakni
kompratemen osteofasial yang tertutup.Sehingga mengakibatkan
berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan.Gejala
utama dari sindrom kompratemen adalah rasa sakit yang bertambah
parah terutama pada pergerakan pasif dan nyeri tersebut tidak
hilang oleh narkotik. Tanda lain adalah terjadinya paralisis dan
berkurangnya denyut nadi.

Satuan Acara Penyuluhan


c) Fat Embolism Sindrom
Fat embolism sindrom adalah komplikasi serius yang sering terjadi
pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak
yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai
dengan gangguan pernapasan, takikardi,hipertensi,tachypnea,
dema. Serangan baisanya 2-3 hari setelah cedera.
d) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.Pada
trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan
masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,
tapi bisa juga karena penggangguan bahan lain dalam pembedahan
seperti pin dan plat.
e) Avaskuler Nekrosis
Avaskuler nekrosis terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali
dengan adanya volkman's Iskemia.
f) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi.Ini biasnya terjadi pada fraktur.
2) Komplikasi Dalam Waktu Lama
a) Delayed Union dan nonunion
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang tidak
menyambung kembali. Delayed union adalah proses penyembuhan
yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari
normal. Nonunion dari tulang yang telah patah dapat menjadi
komplikasi yang membahayakan. Banyak keadaan yang menjadi
predisposisi dari nonunion seperti reduksi yang tidak benar akan
menyebabkan bagian-bagian tulang yang patah tetap tidak

Satuan Acara Penyuluhan


menyatu, imobilisasi yang kurang tepat baik cara terbuka maupun
tertutup.
b) Malunion
Merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau
miring. Contoh yang khas adalah patah tulang paha yang dirawat
dengan traksi dan kemudian diberi gips untuk imobilisasi dimana
kemungkinan gerakan untuk rotasi dari fragmen-fragmen tulang
yang patah kurang diperhatikan . Akibatnya sesudah gips dibuang
ternyata anggota tubuh bagian distal memutar ke dalam atau ke
luar dan penderita tidak dapat mempertahankan posisi tubuhnya
dalam posisi netral.

5. Pemeriksaan Penunjang Fraktur


a. Foto Rontgen
1) Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung
2) Mengetahui tempat dan type fraktur Biasanya diambil sebelum dan
sesudah dilakukan operasi dan selama proses penyembuhan secara
periodic
b. Skor tulang temography, skor C1, Mrl: dapat digunakan mengidentifikadi
kerusakan jaringan lunak.
c. Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
d. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menrurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
trauma multiple). Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal
setelah trauma.
e. Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah transfusi
multiple atau cedera hati (Doenges, 1999 : 76 ).

6. Penatalaksanaan Fraktur

Satuan Acara Penyuluhan


Konsep dasar penanganan fraktur, Ada empat konsep dasar dalam menangani
fraktur, yaitu :
a. Rekognisi (pengenalan)
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur (patah
tulang).Prinsipnya adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat
keparahannya, jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang
peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.
b. Reduksi (pengurangan)
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi patahan tulang seperti letak
asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang
gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama
tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok saraf
lokal.
c. Retensi (penahanan)
Setelah fraktur direduksi, Patahan tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan. Immobilisasi (mempertahankan) dapat dilakukan dengan
fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai,
traksi dan teknik fiksator eksterna.
d. Rehabilitasi (pemulihan)
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan
cara melakukan ROM (latihan) aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai
dengan kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot.Diusahakan
untuk meminimalkan atrofi (pengecilan otot) dan meningkatkan peredaran
darah.

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR OBSERVASI

Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2019


Tempat : RKB 3 FK ULM Banjarbaru
Kelompok : 6 (Enam)

Beri Tanda Check(√)

No. Kegiatan Ya Tidak

1. Pembukaan (3 menit)
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Meningkatkan rasa ingin tahu peserta tentang
Fraktur
4. Menyampaikan tujuan pokok materi
5. Memberikan pretest (menanyakan secara lisan
pengetahuan peserta tentang fraktur)

2. Pelaksanaan (9 menit)
Menjelaskan materi tentang:
1. Pengertian Fraktur
2. Penyebab Fraktur
3. Tanda dan Gejala Fraktur
4. Macam-macam Fraktur dan Komplikasi
5. Pemeriksaan Penunjang Fraktur
6. Penatalaksanaan Fraktur
3. Evaluasi dan Penutup (3 Menit)

Sesi Tanya jawab dan evaluasi


1. Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya
terkait materi yang disampaikan
2. Meminta peserta penyuluhan untuk menyebutkan
kembali tentang materi yang telah disampaikan
3. Menutup penyuluhan (salam)

Satuan Acara Penyuluhan


4. Evaluasi Struktural
1. Kesiapan peserta penyuluhan
2. Kesiapan tempat pelaksanaan
3. Kesiapan tim penyaji
4. Kesiapan materi penyaji
5. Kesiapan media Evaluasi Proses

5. Kesiapan media Evaluasi Proses


1. Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu
pelaksanaan
2. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
3. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar
dan peserta penyuluhan memahami dan
memerhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
4. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi
interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
5. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
selama kegiatan berlangsung.
.
6. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
2. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan
tentang materi penyuluhan yaitu peserta yang
menjawab pertanyaan mampu menjelaskan
dengan minimal 70% jawaban benar

Pertanyaan:
1) .....................................................................................................................
2) .....................................................................................................................
3) ......................................................................................................................

Satuan Acara Penyuluhan


Banjarbaru, 11 November 2019

Observer

……………..

Satuan Acara Penyuluhan


TABEL DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN
FRAKTUR

Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2019


Tempat : RKB 3 FK ULM Banjarbaru
Kelompok : 6 (Enam)

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai