Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN BACAAN TENTANG PEMBIDANGAN DALAM LINGUISTIK

TUGAS PERKULIAHAN

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


menyelesaikan perkuliahan “Pengantar Linguistik Umum” (IND1.61.1105) yang
diampu oleh Dra.Ellya Ratna, M.Pd

NOVIA RAHMA RINDHA

NIM 19016182

NOMOR URUT 26

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
Pembidangan dalam Linguistik
Di dalam linguistik, terdapat studi yang berhubungan dan memberi perhatian dan konsentrasi
tertentu pada aspek bahasa. Linguistik dapat dibedakan dari segi pembidangannya, yaitu
linguistik ditinjau dari ruang lingkupnya, linguistik ditinjau dari massanya, linguistik
berdasarkan struktur internal bahasanya, linguistik berdasarkan tujuannya, dan linguistik
berdasarkan aliran atau teori digunakan. Berikut akan dibahas mengenai linguistik dari segi
pembidangannya

1. Linguistik Ditinjau dari Ruang Lingkupnya.


Linguistik ditinjau dari ruang lingkupnya, dapat dibagi atas linguistik umum dan
linguistik khusus.

a. Linguistik Umum
Menurut Chaer (dalam Muliastuti, 2009:18) linguistik umum adalah linguistik
yang mengkaji berbagai bahasa, seperti bahasa Indonesia,Inggris, Jerman, Prancis,
dan sebagainya. Linguistik umum merumuskan secara umum semua bahasa
manusia yang bersifat alamiah. Pada linguistik umum diberikan ciri umum bahasa
manusia yaitu diuraikan secara sederhana, umum, tepat, dan objektif. Pada
linguistik umum memberikan informasi umum mengenai teori, prosedur kerja,
dan paham-paham yag berkembang dalam linguistik.

b. Linguistik Khusus
Menurut Chaer (dalam Muliastuti, 2009:18) linguistik khusus hanya
memfokuskan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu. Misalnya,
bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Bisa juga dilakukan terhadap satu
rumpun atau subrumpun bahasa, seperti bahasa Austronesia dan sebagainya. Pada
linguistik khusus secara umum manusia belajar secara sadar.

2. Linguistik Ditinjau dari Massanya.


Linguistik dapat ditinjau dari massanya yang terbagi atas sinkroniks dan diakroniks.

a. Sinkroniks
Menurut Chaer (dalam Muliastuti, 2019:18) Linguistik sinkroniks adalah
linguistik yang mengkaji bahasa pada masa yang terbatas atau pada waktu
bersamaan. Dalam linguistik sinkroniks setiap bahasa dianalisa tanpa
memperhatikan perkembangan yang terjadi pada masa lampau. Misalnya, bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris dapat dianalisa tanpa memperhatikan perkembangan
dari bahasa Melayu Klasik. Cara menggunakan sinkroniks adalah
membandingkan unsur-unsur internal bahasa yang dikaji misalnya, unsur fonemis,
morfologis, dan sintaksis. Linguistik sinkroniks sering disebut dengan istilah
linguistik deskriptif karena mendeskripsikan bahasa pada masa tertentu secara apa
adanya. Sinkronik bersifat mendatar atau horizontal.
b. Diakronik
Linguistik diakronik adalah linguistik yang mengkaji bahasa pada masa yang tidak
terbatas atau waktu yang berbeda. Contohnya, perkembangan struktur bahasa
Latin sejak awal kelahirannya hingga zaman punahnya bahasa tersebut. Linguistik
diakronik bertujuan untuk mengetahui sejarah struktural bahasa itu dengan segala
bentuk perubahan dan perkembangannya. Cara yang dilakukan dalam pendekatan
in adalah membandingkan perubahan dan perkembangan bahasa. Linguistik
diakronik disebut juga linguistik historis komparatif karena berusaha mempelajari
perkembangan suatu bahasa dari waktu ke waktu.

3. Linguistik Berdasarkan Struktur Internalnya


Linguistik berdasarkan struktur internalnya terdiri dari makro dan mikro yang sering
juga diistilahkan dengan makrolinguistik dan mikrolinguistik.

a. Linguistik Makro (Makrolinguistik)


Linguistik makro mengkaji suatu bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor
di luar bahasa yang berhubungan dengan ilmu lain dan bagaimana penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Linguistik makro bersifat luas dan telaahnya
eksternal sehingga linguistik makro meneropong kegiatan bahasa pada bidang-
bidang lain, misalnya pada bidang ekonomi, sejarah dan lain-lain. Pada
makrolinguistik terdapat bidang yang meliputi bidang linguistik interdispliner dan
bidang linguistik terapan (dalam Soeparno, 2002:22).

b. Linguistik Mikro (Mikrolinguistik)


Linguistik mikro (dalam Soejanto, 2002:21) adalah mempelajari bahasa dalam
rangka kepentingan ilmu lain dan tanpa memikirkan bagaimana penerapan ilmu
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada linguistik mikro bersifat lebih sempit
yang artinya bersifat internal sehingga meneropong kegiatan-kegiatan yang
dijumpai dalam bahasa saja. Linguistik mikro mengkaji struktur internal suatu
bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya. Linguistik mikro
memiliki bidang yang terdiri dari teori-teori linguistik, linguisitk historis,
perbandingan bahasa, dan deskripsi bahasa.

4. Linguistik Berdasarakan Tujuannya


Linguisitk berdasarkan tujuannya terdiri dari linguistik teoretis dan linguistik terapan.

a. Linguistik Teoretis
Linguistik teoretis (dalam Muliastuti, 2009:18) adalah linguistik yang kajiannya
hanya berusaha menghasilkan teori-teori atau hanya mengkaji bahasa untuk
kepentingan teori saja. Linguistik teoretis tidak melihat bahasa sebagai alat, tetapi
bahasa sebagai bahasa. Linguistik teoretis berbeda dengan teori linguistik, sebab
teori linguistik adalah ilmu yang berusaha menguraikan bagaimana cara yang
seharusnya dipakai kalau orang hendak mengadakan penelitian dalam bidang
bahasa.
b. Linguistik Terapan
Linguistik terapan (dalam Pateda, 2011:52) adalah ilmu yang berusaha
menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk keperluan praktis.
Linguistik terapan berusaha menyelidiki bahasa untuk kepentingan memecahkan
berbagai masalah-masalah kebahasaan di masyarakat.Pada linguistik terapan,
linguistik hanya dipakai sebagai alat.

5. Linguistik Berdasarkan Aliran atau Teori Digunakan


Berdasarkan aliran atau teori digunakan dapat terbagi atas linguistik tradisional,
linguistik struktural, linguistik transformasional dan sesudahnya.

a. Linguistik Tradisional
Linguistik tradisional disebut tata bahasa tradisional karena dimaksudkan periode
sebelum munculnya linguistik sebelum abad ke-20. Tata bahasa tradisional
menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Linguistik tradisional
didasarkan pada analisis makna dan tata bahasanya tidak memperhatikan hierarki
dalam bahasa sehingga batas antara satuan-satuan gramatik yang satu dengan yang
lain tidak jelas.
b. Linguistik Struktural
Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era tahun 1930-
1950-an adalah Blommfield. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi
behaviorisme. Menurut behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-
kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Bloomfield berusaha
menjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang bersifat empiris. Karena bunyi-
bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran
mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan
fokus perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan
sama sekali tidak pada semantik.
c. Transformasional dan Sesudahnya
Dunia ilmu termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan
kegiatan yang dinamis, berkembang terus menerus sesuai dengan filsafat ilmu itu
sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki. Linguistik transformasional
mempunyai pendekatan dan cara yang berbeda dengan linguistik struktural. Pada
linguistik transformasional orang merasa banyak kelemahannya sehingga orang
membuat model lain yang dianggap lebih baik, misalnya tata bahasa transformasi,
semantik generatif, tata bahasa kasus, dan tata bahasa relasional.

1) Tata Bahasa Transformasi


Ahli linguistik yang mencetuskan teori transformasi adalah Noam Chomsky
melalui buku yang berjudul Syntactic Structure. Dalam perkembangan
selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan
kinerjanya dicetuskannya melalui Apescts of The Theory of Syntax (1965)
karena pendekatan teori ini secara sintaksis tanpa menyinggung makna
(semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif. Menurut Chomsky salah
satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari
bahasa tersebut. Setiap tata bahasa dari suatu bahasa menuru Chomsky adalah
teori dari bahasa itu sendiri dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat,
yaitu :
a. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh
pemakai bahasa tersebut sebagai kalimat wajar dan tidak dibuat-buat.
b. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan
atau istilah yang digunakan tidak berdasrakan pada gejala bahasa tertentu
saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.

2) Semantik Generatif
Menjelang dasawarsa tujuh puluhan beberapa murid dan pengikut Chomsky,
antara lain Pascal, Lakoff, Mc Cawly, dan Kiparsky, sebagai reaksi terhadap
Chomsky, memisahkan diri dari kelompok Chomsky dan membentuk aliran
sendiri. Kelompok Lakoff ini, kemudian terkenal dengan sebutan kaum
Semantik generatif. Menurut teori semanik generatif, struktur semantik dan
struktur sintaksis bersifat homogen dan untuk menghubungkan kedua struktur
itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Struktur semantik itu serupa
dengan struktur logika berupa ikatan tidak berkala antara predikat dengan
seperangkat argumen dalam suatu proposisi.

3) Tata Bahasa Kasus


Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali diperkenalkan oleh Charles J.
Fillmore dalam karangan berjudul “The Case for Case” tahun 1968. Dalam
karangannya itu Fillmore membagi kalimat atas pertama, modalitas yang bisa
berupa unsut negasi, kala, aspek, dan adverbia, berikutnya yang kedua
proposisi yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan jumlah kasus. Pada hal
ini yang dimaksud kasus dalam teori adalah hubungan antara verba dengan
nomina. Verba sma dengan predikat sedangkan nomina sama dengan argumen
dalam teori semantik generatif.

4) Tata Bahasa Relasional


Tokoh-tokoh aliran ini, antara lain David M. Perlmutter dan Paul M.Postal.
Tata bahasa relasional berusaha mencari kaidah kesemestaan bahasa. Dalam
hal ini tata bahasa relasional banyak menyerang tata bahasa transformasi
karena menganggap teori tata bahasa transformasi itu tidak dapat diterapkan
pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut teori tata bahasa
relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional yang
melibatkan tiga macam wujud, yaitu
(a) Seperangkat simpai yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu
struktur
(b) Seperangkat tanda relasional yang merupkan nama relasi gramtikal yang
disandang oleh elemen-elemn itu dalam hubungannya dengan elemen lain
(c) Seperangkat “coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran
yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu
terhadap elemen yang lain.

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta

Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Verhaar, J.W.M. 1988. “Pengantar Linguistik”. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Muliastuti, Liliana. 2009. Bahasa dan Linguistik. Modul Linguistik Umum. Modul 1: 1-42

Anda mungkin juga menyukai