Anda di halaman 1dari 34

FLUIDA

IR. SARIADI, MT

PRODI TEKNOLOGI NPENGOLAHAN MIGAS


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2018

1
TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri


proses seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan
industri kimia (petrochemical). Pada industri proses seperti ini, memerlukan
penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas atau steam) yang mengalir
melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup (pipe) maupun
saluran terbuka (open channel). Kuantitas yang ditentukan antara lain ; laju aliran
volume (volumeflow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran
(flow velocity).
Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut
flowmeter. Pengembangan flowmeter ini melalui tahapan yang luas mencakup
pengembangan flow sensor, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik
komputasi (computation techniques), transducers dan hubungannya dengan unit
pemprosesan sinyal (signal processing units), serta penilaian dari keseluruhan
sistem di bawah kondisi ideal, kondisi gangguan (disturbed), kasar (harsh),
kondisi berpotensi meledak (explosive conditions) serta pada lokasi laboratorium
dan lapangan (field).

2.1. Definisi Fluida


Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan
apakah fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran
dalam pipa telah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
proses–proses industri.

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir tanpa mengalami disintergrasi


ika dikenakan tekanan pada zat tersebut. disiplin ilmu yang mempelajari tentang
prilaku fluida dalam keadaan diam (fluida statis) maupun fluida dan keadaan
mengalir (fluida dinamis) serta interaksi dengan media batasnya disebut mekanika

2
fluida. Adanya usaha mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
itu akan terbentuk lapisan-lapisan yang satu meluncur di atas lainnya sehingga
mencapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk terdapat tegangan geser yang
besarnya tergantung viscositas dan laju luncur fluida. Jika keseimbangan tercapai
semua tegangan geser akan hilang.

Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua cara
berlainan. Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida bertambah
secara langsung berdasarkan kecepatan fluida tersebut, sedangan pada laju aliran
tinggi maka pertambahan itu jauh lebih cepat, yaitu kira-kira menurut kuadrat
kecepatan. Perbedaan kedua jenis aliran ini pertama kali dipelajari oleh Osborne
Reynolds (1883).
Reynolds mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain, dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminer
berubah menjadi aliran turbulen, bergantung pada empat buah besaran, yaitu :
diameter tabung, viskositas, densiti dan kecepatan linier rata-rata zat cair.
Pada pengamatan selanjutnya ditunjukkan bahwa transisi dari aliran
laminer menjadi aliran turbulen dapat berlangsung pada kisaran angka Reynolds
yang cukup luas. Aliran laminer selalu ditemukan pada angka reynolds di bawah
2100, tetapi bisa terdapat pada angka Reynolds sampai beberapa ribu, yaitu dalam
kondisi khusus dimana lubang masuk tabung sangat baik kebundarannya, dan zat
cair di dalam tangki sangat tenang.
Pada kondisi aliran biasa, antara 2100 dan 4000, terdapat suatu daerah
transisi, dimana jenis aliran itu mungkin laminer dan mungkin pula turbulen,
tergantung pada kondisi di lubang masuk tabung dan jaraknya dari lubang masuk
tersebut.
Fluida biasa ditransportasikan di dalam pipa atau tabung yang
penampangnya bundar dan terdapat di pasaran dalam berbagai ukuran, tebal
dinding dan bahan konstruksi yang penggunaannya cepat dengan kebutuhan
prosesnya. Untuk menyambung potongan-potongan pipa atau tabung bergantung
antara lain pada sifat -sifat bahan yang digunakan, tetapi ditentukan juga oleh

3
tebalnya pipa. Bagian-bagian tabung yang berdinding tebal biasanya
dipersambungkan dengan penyambung ulir, flens atau las. Tabung-tabung
berdinding tipis disambung dengan solder atau dengan sambungan jolak. Pipa
yang terbuat dari bahan rapuh, seperti gelas atau besi cor dipersambungkan
dengan sambungan flens. Bila menggunakan pipa sambung berulir bagian luar
ujung pipa dibuat berulir dengan alat pembuat ulir. Untuk menjamin rapatnya
sambungan itu pada ujung berulir pipa itu dibalutkan terlebih dahulu oleh pita
politetraflouro etilen. Laju alir fluida merupakan fungsi dari waktu, disamping
merupakan fungsi diameter lubang dan panjang fluida, persamaan-persamaan
dasar fluida dan lain sebagainya.

2.2. Sifat-Sifat Fluida

Fluida itu dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak menahan
distorsi (perubahan bentuk) secara permanen.

Secara umum aliran fluida dapat dibedakan menjadi :


1. Fluida Incompressible (Fluida yang tidak dipengaruhi tekanan), tdk mampu
mamfat == cair
2. Fluida Compressible (Fluida yang dipengaruhi tekanan), mampu mamfat
gas

Fluida yang peka terhadap perubahan variable (tekanan, suhu) Bila kita mencoba
mengubah bentuk massa suatu fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk
lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, hingga
mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser
(shear stress), yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju luncur.
Tetapi bila fluida itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan
geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas segala tegangan
geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu setiap fluida mempunyai densitas
tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasa diukur dalam kilogram per-meter

4
kubik. Walupun densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan
karena variabel itu mungkin besar dan mungkin kecil.

Fluida biasanya diangkut di dalam pipa dan tabung dengan penampang


lingkaran bundar dan tersedia dalam berbagai macam ukuran, ketebalan dinding
dan bahannya. Tidak ada perbedaan antara pipa dengan tabung. Pada umumnya,
pipa mempunyai panjang yang sedang dari 20 ft - 40 ft. Tabung pada umumnya
berdinding tipis dan sering dijumpai sebagai lilitan (coils) dengan panjang
beberapa ratus feet. Pipa logam dapat dibuat ulir, sementara tabung biasanya
tidak. Dinding pipa biasanya besar, tabung mempunyai dinding yang sangat
halus. Pipa disambung dengan ulir, flange atau sambungan las. Tabung
disambung dengan sambungan tekan, fitting, flare fitting atau soldered fitting.

Pipa dan tabung dapat dibuat dari berbagai macam bahan yang meliputi
logam dan logam paduan, plastik, karet, kayu, keramik, beton, asbes.

Pengukuran aliran fluida perlu dilakukan agar dapat melakukan


pengendalian atas proses-proses industri.

Berbagai jenis meteran digunakan untuk industri termasuk diantaranya :


1. Meteran yang didasarkan atas penimbangan langsung atau pengukuran
volume.
2. Meteran dengan tinggi tekan variabel .
3. Meteran penampang aliran.
4. Meteran Arus.
5. Meteran anjakan positip.
6. Meteran magnetik.
7. Meteran Ultrasonik.
Meteran yang menyangkut penimbangan langsung dan penggunaan
volume sederhana sekali tidak akan dibahas. Meteran arus seperti anemometer
mangkuk atau anemometer sudu, menggunakan elemen yang berputar pada
kecepatan yang ditentukan oleh kecepatan aliran fluida dimana meteran itu
ditempatkan. Meteran anjakan-positif meliputi berbagai jenis pompa pengukur,

5
yang prinsipnya sama dengan pompa putar dan pompa bolak-balik. Meteran aliran
magnetik bergantung pada timbulnya potensial listrik karena gerakan fluida yang
bersifat menghantar melalui medan magnet yang seragam yang dibangkitkan dari
luar. Menurut Faraday tentang induksi elektromagnetik, tegangan listrik (voltase)
yang dibangkitkan berbanding lurus dengan kecepatan aliran fluida. Meteran
aliran magnetik yang terdapat dalam perdagangan dapat dipergunakan untuk
mengukur kecepatan pada hampir semua jenis fluida, kecuali hidrokarbon karena
konduktivitas (kehantaran) listriknya terlalu kecil. Oleh karena itu tegangan hasil
induksi itu hanya bergantung pada kecepatan saja, perubahan viskosiatas atau
density tidak mempunyai pengaruh terhadap bacaan meteran itu. Meteran
ultrasonik menggunakan pergeseran frekuensi Doppler daripada sinyal-sinyal
(isyarat) listrik yang dipantulkan dari diskontinuitas seperti gelembung atau
partikel zat padat di dalam arus zat cair. Alat ini tidak mempunyai bagian yang
bergerak, tidak menyebabkan bertambahnya penurunan tekanan dan tidak pula
mengganggu pola aliran fluida.

Yang paling banyak digunakan untuk mengukur aliran fluida adalah


beberapa jenis meteran tinggi tekan variabel dan meteran venturi, meteran orifice,
tabung pitot, dalam kelompok meteran penampang aliran tercakup rotameter
dengan berbagai rancangan. Pada prakteknya yaitu dilakukan untuk mengukur
laju alir fluida dengan menggunakan orifice.

Pengukuran aliran fluida sangat penting didalam suatu industri, kuantitas yang
ditentukan antara lain :

 Laju alir volume (volume flow rate)=m3/s


 Laju alir massa (mass flow rate)=kg/s
 Kecepatan aliran (flow velocity)=m/s

Pengukuran laju aliran fluida (flow measurement) merupakan pengukuran tertua


di bidang instrumentasi. Instrument yang mengukur kuantitas aliran fluida disebut
Flowmeter.

6
Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan mengenai aliran fluida selalu
diperlukan data-data dari fluida itu sendiri, yaitu sifat-sifat fisiknya. Diantaranya
beberapa sifat fisik yang penting.

Sifat fisik fluida


a. Viskositas (𝝁)
𝑭 𝒅𝒗
= 𝝁( )
𝑨 𝒅𝒚
dimana :
F : gaya yang diberkan oleh pelat
A : luas permukaan pelat
𝑑𝑣
: gradient kecepatan dalam arah y
𝑑𝑦
𝐹
: tegangan geser
𝐴
𝜇 : konstanta kesebandingan (viskositas)

Terlihat pada persamaan, semakin besar harga 𝜇, maka semakin besar gaya
yang diperlukan untuk menghasilkan gradient kecepatan tertentu atau gaya yang
sama akan didapat gradient kecepatan lebih kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar 𝜇 maka semakin sukar pula fluida mengalir. Fluida yang sukar
mengalir merupakan fluida yang viskos, sehingga konstanta kesebandingan
disebut konstanta viskositas atau disebut viskositas saja.
Besarnya viskositas suatu fluida dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
tegangan geser yang alami. Bila viskositas suatu fluida hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan. Maka fluida tersebut disebut fluida newtonian. Bila
temperatur dinaikkan, maka 𝜇 cairan maupun gas. Umumnya , 𝜇 gas lebih peka
terhadap perubahan tekanan dibandingkan cairan tetapi kurang peka terhadap
perubahan temperatur.

7
1. Viskositas dinamik (absolute)
𝑭
𝑨
𝝁= 𝒅𝒗
𝒅𝒚

Dimana :
𝜇 ∶ viskositas dinamik (dyne.det/cm2 atau gram/cm.det)
Didalam prakteknya, viskositas dinamik biasanya dinyatakan dengan poise
atau centipoise. 1 poise = 100 centipoise = 1 dyene.det/cm2 .

2. Viskositas kinematik (𝛾)


Viskositas kinematik dinyatakan sebagai :

𝝁
𝜸=
𝝆
Dimana :
𝛾 ∶ viskositas kinematik
𝜇 ∶ viskositas dinamik (absolute)

Didalam prakteknya, viskositas kinematik sering dinyatakan dengan


satuan stoke, dimana 1 stoke = 100 centistoke = 1 cm2/det. Didefinisikan dari
satuan centipoises dan centistoke, maka didapat hubungan :

𝝁 𝝁
𝜸= =
𝝆 𝑺𝑮

Dimana :
SG : spesifik gravity (berat jenis)
Didalam prakteknya viskositas suatu fluida ditentukan dengan menggunakan
grafik, homogram atau tabel yang sudah ada. Asalkan kondisinya diketahui.

8
b. Massa jenis atau kerapatan (density)
Density merupakan ukuran dari banyak massa pada suhu dan tekanan
tertentu yang ditempatkan didalam 1 volume :

𝒎
𝝆 = = 1/ 𝒗
𝒗
Dimana :
𝜌 ∶ densitas (kg/m3)
𝑚 ∶ massa (kg)
𝑣 ∶ volume (m3)

c. Berat jenis (spesific gravity/SG)


Berat jenis adalah perbandingan antara massa jenis suatu fluida dan massa
jenis fluida yang dipilih sebagai fluida standard.
- Berat jenis cairan

𝝆 𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅
𝑺𝑮 𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 =
𝝆 𝒘𝒂𝒕𝒆𝒓

- Berat jenis gas

𝝆 𝒈𝒂𝒔
𝑺𝑮 𝒈𝒂𝒔 =
𝝆 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂

Dimana :
SG : berat jenis
𝜌 : densitas (massa jenis)

d. Bilangan Reynolds ( NRe )


Penelitian yang dilakukan oleh osbone reynolds menunjukkan bahwa bentuk
aliran fluida didalam pipa yaitu laminar, transisi, dan turbulen. Tidak hanya
bergantung pada kecepatan, tetapi pada diameter pipa, densitas fluida, dan
viskositas.

9
𝝆. 𝑽. 𝑫
𝑵𝑹𝒆 =
𝝁
Dimana :
𝑁𝑅𝑒 = Bilangan Reynolds
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran fluida
𝜇 = viskositas

2.3. Macam-Macam Aliran Fluida Dalam Pipa

Aliran dalam fluida terdiri dari tiga tipe yaitu :

1. Aliran laminar

Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-
partikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang
bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan
aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. “Tetap”
menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.

Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran
laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen.

Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak
mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan
lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.

10
2. Aliran turbulen

Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi,
panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen
ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan
percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang
aliran.

3. Aliran Transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran


turbulen. Aliran berdasarkan bisa tidaknya dicompres :

• Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.

• Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.

Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :

o Kecepatan fluida
o Friksi/gesekan fluida dengan pipa
o Viskositas/kekentalan fluida
o Densitas/kerapatan fluida

Menurut hasil percobaan oleh Osbone Reynold, apabila Angka Reynold :

- Aliran laminar : 𝑁𝑅𝑒 < 2100 Mc Cabe = Unit Operation of CE (otk)


- Aliran transisi : 2000 ≤ 𝑁𝑅𝑒 ≤ 4000
- Aliran turbulen : 𝑁𝑅𝑒 ≥ 4000

1. Aliran steady state: untuk semua aliran yang harga dari masing-masing
kuantitasnya yang ada dalam aliran tersebut tidak berubah dengan waktu

11
2. Aliran unsteady: untuk aliran yang harga kuantitasnya berubah menurut
waktu

Gambar 2.1 Klasifikasi Fluida

2.4. Persamaan yang digunakan dalam Aliran

Persamaan Bernoulli

Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana


berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari
suatu pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir
dengan aliran yang tak turbulen.

12
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa bila tidak ada perpindahan panas dan
kerja yang dilakukan, maka energi fluida disetiap titik sepanjang pipa akan tetap
konstan. Dari prinsip kekekalan energi ini dapat diturunkan persamaan
Bernoulli. Persamaan energi aliran persatuan volume untuk fluida yang tidak
termampatkan (incompressible), adalah :
½ ρ V² + Ps + ρ.g.h = konstant

Dimana :
𝜌 = densitas fluida (kg/m3)
V = volume fluida (m3)
Ps= tekanan stagnasi (kg/cm2)
g = percepatan garavitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)

Suatu aliran fluida yang melewati suatu penghalang Orifice Plate akan mengalami
penurunan tekanan (pressure drop) pada orifice tersebut. Perubahan ini dapat
digunakan untuk mengukur flowrate dari suatu fluida. Untuk mengkalkulasi
flowrate dari suatu aliran fluida yang melintassuatu orifice plate, maka sepanjang
kecepatan aliran fluida adalah di bawah kecepatan subsonic (V < mach 0.3), maka
persamaan Incompressible Bernoulli’s di atas dapat digunakan, sehingga :

𝟏 𝟏
∆ 𝒑 = 𝒑𝟏 = 𝒑𝟐 = 𝝆. 𝒗𝟐𝟐 − 𝝆. 𝒗𝟐𝟏
𝟐 𝟐

Dimana :
𝒑𝟏 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 lokasi 1 hulu (upstream) dari orifice
𝒑𝟐 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 lokasi 2 hilir (downstream) dari orifice.
𝝆 = densitas fluida
V1= volume lokasi 1 hulu (upstream) dari orifice
V2= volum lokasi 2 hilir (downstream) dari orifice.
∆ 𝒑 = selisih tekanan

Persamaan Kontinuitas :
persamaan ini menyatakan bahwa banyaknya fluida yang memasuki penampang 1
(Q1) sama dengan banyaknya fluida yang keluar penampang 2 (Q2), yang berarti :

13
1. Persamaan kontinuitas untuk aliran incompressible :

Q1 = Q2

V1 A1 = V2 A2
Dimana :
V1 = kecepatan pada penampang 1
V2 = kecepatan pada penampang 2
A1 = luas penampang 1
A2 = luas penampang 2

2. Persamaan kontinuitas untuk aliran compressible:


m = m1 = m2
= 𝝆𝟏 𝑨𝟏 𝑽𝟏 = 𝝆𝟐 𝑨𝟐 𝑽𝟐

Dari persamaan Persamaan Bernoulli dan Persamaan Kontinuitas dapat


diturunkan persamaan yang menghubungkan antara debit aliran (Q) dengan beda
tekanan statis antara upstream dan downstream (p1 - p2). Total head pada kedua
tempat tersebut sama. Untuk fluida yang tidak termampatkan, hubungan antara
laju aliran (Q) yang diukur dengan beda tekanan (p1 - p2) adalah :

1 2
1 𝐴2 2
∆ 𝑝 = 𝜌𝑄 2 [1 − ( ) ]
2 𝐴2 𝐴1

Pemecahan untuk flowrate volumetric (Q), adalah :

𝟐∆𝑷 𝑨𝟐
𝑸= √
𝝆 𝟐
√𝟏 − (𝑨𝟐)
𝑨 𝟏

Dimana :

Q = laju alir volumetric (debit)


𝜌 = densitas fluida
∆𝑃 = selisih tekanan
𝐴1 = luas penampang pertama

14
𝐴2 = luas penampang kedua
Persamaan di atas hanya dapat diaplikasikan untuk aliran yang sempurna
(laminar, inviscid atau non viscous). Untuk aliran yang real (seperti air atau
udara), karakteristik viscosity dan turbulence berpengaruh dan mengakibatkan
konversi energi kinetik ke dalampanas. Untuk efek tersebut, suatu discharge
coefficient (Cd)diperkenalkan ke dalam persamaan tersebut di atas untuk secara
garis besar mengurangi flowrate (Q).

2∆𝑃 𝐴2
𝑄 = 𝐶𝑑 √
𝜌 2
√1 − (𝐴2 )
𝐴 1

Dimana :

Q = laju alir volumetric (debit)


𝜌 = densitas fluida
∆𝑃 = selisih tekanan
𝐴1 = luas penampang pertama
𝐴2 = luas penampang kedua
𝐶𝑑 =coefficient discharge

Oleh karena profil aliran yang nyata pada lokasi 2 (downstream) dari Orifice
adalah sangat kompleks, maka dengan demikian dibuat suatu nilai yang efektif
untuk mengganti A2 yang tidak pasti, yaitu flow coefficient(Cf).
𝐴2
𝐶𝑓 𝐴𝑂 = 𝐶𝑑
2
√1 − (𝐴2 )
𝐴 1

Dimana :
𝐴1 = luas penampang pertama
𝐴2 = luas penampang kedua
𝐶𝑑 =coefficient discharge
𝐶𝑓 =coefficient flow
𝐴𝑜 = luas penampang Orifice

Dimana Ao adalah dari orifice. Sebagai hasilnya, persamaan flowrate volumetric


(Q) untuk flow yang real, adalah :

2∆𝑃
𝑄 = 𝐶𝑓 𝐴0 √
𝜌

15
Flow coefficient (Cf) didapatkan dari eksperimen (dapat dilihat pada table yang
sudah disusun pada buku-buku reference), nilai Cf terbentang dari 0.6 sampai 0.9
untuk kebanyakan jenis Orifice. Oleh karena itu tergantung pada orifice dan
diameter pipa (seperti halnya Reynolds Nomors). Biasanya di dalam table Cf
adalah perbandingan diameter Orifice dan diameter inlet pipa, kadang-kadang
didefinisikan sebagai β, yaitu :
𝐷𝑂
𝛽=
𝐷𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡

Mass flowrate (Q mass) dapat ditentukan dengan perkalian flowrate volumetric


(Q) dengan fluid density (ρ), yaitu :
𝑄𝑚𝑎𝑠𝑠 = 𝜌. 𝑄
Catatan :
- General Process Flow Measurement :
β ratio = d / D, didalam batas 0.25 – 0.75
- Custody Transfer Flow Measurement :
Β ratio = d / D, didalam batas 0.4 – 0.6 (lebih disukai mendekati 0.5)Untuk
fluida yang termampatkan (compressible), berlaku hubungan sebagai berikut :

𝐶𝑑 𝐴2 𝛾
𝐺=
2
√1 − (𝐴2 )
𝐴1

Dimana :
G = Laju aliran massa
𝛾 = Faktor ekspansi, tergantung pada kalor jenis dan tekanan fluida.

16
2.5. Pengelompokan (Categorization)
Beberapa jenis Flowmeter yang sering digunakan di dalam industri proses
dapatdikelompokkan sebagai berikut :
NO FLOWMETER
1 Differential Pressure Orifice
Ventury Tube
Flow Nozzie
Pitot Tube (Averging)
Annubar
Elbows Taps
Wedge
V-cone
Dall Tube
2 Variable Area Rotameter
Movable Vane
Weir,Hume
3 Positif Displacement Nutating Disc
Oscillating Piston
Oval Gear
Roots
4 Turbin
5 Thermal
6 Target
7 Ultrasonic Doppler

17
Transit Time
8 Magnetic
9 Coriolis
10 Vertex

2.6. Pemasangan (Instalation)


Secara garis besar ada dua jenis metoda pemasangan dari Flowmeter yaitu
inline dan insertion. Pada model Inline pemasangan membutuhkan dua buah
connector untuk pipa bagian hulu (upstream) dan hilir (downstream), sedangkan
model insertion pemasangannya dilakukan dengan menyisipkan sensor probe
kedalam pipa.
Metode pemasangan secara insertion lebih fleksibel dan hemat, bila
dipasang pada line size yang lebih besar. Pemasangan secara inline, garis tengah
dari pipa harussama dengan ukuran garis tengah Flowmeter. Ada dua jenis metoda
penyambungan yang banyak digunakan untuk pemasangan Flowmeter secara
inline dengan pipa yaitu flanged dan wafer.

Gambar 2.2 Metoda Pemasangan Flowmeter

Pada umumnya pemasangan flowmeter pada suatu titik mempersyaratkan


pipa pada kedua sisi flowmeter (upstream dan downstream) dipasang secara lurus
pada suatu jarak tertentu.Khusus untuk alat ukur aliran jenis “pressure drop
meter” kadangkadang memerlukan pipa penyearah (straightening vane) untuk
aliran dengan distribusi kecepatan abnormal. Sumber utama adanya gangguan

18
pada profil kecepatan fluida dalam pipa adalah adanya dua elbow dan valve.
Straightening vane yang diletakkan diantara elbow dan element primer efektif
untuk menghilangkan putaran (swirls) pada aliran.

Gambar 2.3Straightening Vane

2.7. Pemilihan (Selection)

Untuk memilih suatu Flowmeter yang sesuaikan aplikasinya, banyak


faktor yang perlu untuk dipertimbangkan. Yang paling utama adalah fluid phase
(liquid, gas atau steam) dan flow condition (clean, dirty, viscous , abrasive, open
channel, dan lain-lain.).

Faktor kedua yang paling utama adalah line size dan flow rate (keduanya
berhubungan erat). Informasi ini lebih banyak dapat mengeliminasi berbagai
macam sub model pada setiap teknologi Flowmeter.

Fluid propertries lainnya mempengaruhi pemilihan dari Flowmeter antara


lain density(specific gravity), pressure, temperature, viscosity, and electronic
conductivity. Informasi lainnya adalah status dari fluida (pure atau mixed) dan
status dari aliran (constant, pulsating atau variable).

Lebih dari itu, temperatur lingkungan, lokasi pemasangan (corrosive,


explosive, indoor atau outdoor), metoda instalasi (insertion, clamped-on, atau
inline), danpenempatan dari flowmeter juga perlu untuk dipertimbangkan,
bersama dengan faktor lain yang meliputi antara lain maksimum pressure drop

19
yang diijinkan, ketelitian (accuracy) yang diperlukan, repeatability serta biaya
(pengadaan dan pemeliharaan).

2.8. Alat Ukur Aliran Fluida


Acuan secara umum untuk pengukuran aliran (flow measurement) adalah
API RP 550, “Manual on Installation of Refinery Instrument and Control
System”.Part 1, “Process Instrumentation and Control”.Section 1, “Flow”.
Di dalam pemilihan alat ukur flow (flow measuring device), berikut kondisi-
kondisiyang sangat berpengaruh dan harus diketahui untuk perhitungan, antara
lain :
1. Ukuran pipa dimana laju aliran diukur (Line Size)
2. Daerah laju aliran (Range of flow rates) ; maximum, normal dan minimum
3. Karakteristik fluida (fluid properties) :
· Liquid, gas, slurry, dll.
· Pressure
· Temperature
· Viscosity
· Specific gravity at standard and flowing conditions
· Compressibility
· Molecular weight (for gases and vapors)
· Steam quality (for steam)
4. Pengaruh korosif (untuk membantu didalam pemilihan material)
5. Apakah aliran yang diukur adalah aliran yang stabil atau aliran fluktuasi

A. Differential Pressure Flowmeters (Head Flow Meter)

20
1. Prinsip Operasi
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters) di
dasarkan pada persamaan Bernoulli yang menguraikan hubungan antara tekanan
dan kecepatan pada suatu aliran fluida.
Alat ini memandu aliran ke dalam suatu penghalang aliran (yang
mempunyai lubang dengan diameter yang berbeda dengan diameter pipa),
sehingga menyebabkan perubahan kecepatan aliran (flow velocity) dan tekanan
(pressure) antara sisi upstream dan downstream dari penghalang.Dengan
mengukur perubahan tekanan tersebut, maka kecepatan aliran dapat dihitung.

Gambar 2.4Differential Pressure Fowmeters (DP Flowmeters)

2. Spesifikasi Umum
Differential pressure atau head flow measurement merupakan metoda
pengukuran flow yang paling populer saat ini untuk mengukur aliran fluida di
industri proses.
Score Phase Condition
 Cryogenic
 Gas Clean
 Dirty

 Liquid Clean
 Dirty

 Viscous

21
 Steam Saturated
 Suoerheated
 Liquid Corrosive
 Slurry Abrassive
 : Recommended
 : Limited Aplicated
Line Size : 6 ~ 300 mm (1/4 ~ 12 inch)
Turndown Ratio : 10 : 1

3. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang
2. Dapat digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida dan
kondisi aliran).
3. Strukturnya kokoh dan sederhana

Kekurangan
1. Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~ tinggi

3. Primary Elements untuk DP Flowmeters


Berbagai jenis primary element yang tersedia dipasaran untuk DP flowmeters
antara lain : Orifice Plates, Venturi Tube, Flow Nozzle, Pitot Tube, Anubar Tubes,
Elbow Taps, Segmental Wedge, V-Cone dan Dall Tube.
Jenis yang paling banyak digunakan adalah Orifice Plate, namun element lain
menawarkan beberapa kelebihan untuk aplikasi tertentu. Kelebihan dan
kekurangan untuk berbagai jenis element tersebut dapat dilihat di bawah.

a. Orifice Plates
Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara
tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati Orifice
Platetersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan

22
tekanan.Perbedaan tekanan sebelum dan setelah Orifice Plate digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity). Prinsip Orifice Meter identik
dengan prinsip Venturi Meter, Penurunan penampang arus aliran melalui Orifice
itu menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan menurun,
dan penurunan tekanan antara kedua titik sadap diukur dengan Manometer.

Persamaan Bernoulli memberikan dasar untuk mengkorelasikan


peningkatan tinggi tekan kecepatan dengan penurunan tinggi tekan tekanan.Ada
satu kesulitan pokok yang terdapat pada Orifice Meter yang tidak terdapat pada
Venturi Meter. Oleh karena Orifice itu tajam, arus fluida itu memisah disebelah
hilir, disitu terbentuk vena kontrakta. Jet itu tidak dipengaruhi oleh dinding padat,
seperti halnya pada venturi, dan luas penampang jet itu bervariasi antara besarnya
lubang orifice dan vena kontrakta. Luas penampang pada setiap titik tertentu,
umpamanya pada posisi sadap hilir tidak mudah ditentukan, sedangkan kecepatan
jet pada lokasi sadap hilir tidak dapat dihubungkan dengan mudah dengan
diameter orifice. Koefisien Orifice lebih empirik sifatnya daripada Venturi Meter,
dan pengolahan kuantitatif untuk Orifice Meter harus dimodifikasikan
berhubungan dengan itu.

Persamaan untuk aliran Orifice adalah sebagai berikut :

Co 2 gcPa  Pb
Uo =
1 β 4 

Dimana : Uo = kecepatan fluida melalui orifice.

 = rasio diameter orifice terhadap diameter pipa.


Pa-Pb = tekanan pada titik A dan titik B.

Co = koefisien orifice.

Pada persamaan di atas Co adalah koefisien orifice, tanpa termasuk


kecepatan datang. Koefisien ini memberikan koreksi atas kontraksi jet fluida
antara orifice dan vena kontrakta , Juga terhadap gesekan dan terhadap Pa dan Pb.

23
Nilai Co selalu ditentukan d5ari percobaan. Nilainya cukup bervariasi sesuai
dengan b dan Bilangan Reynolds pada orifice, persamaan Bilangan Reynolds
sebagai berikut :
Do  U   4m
NRe = 
μ π Doμ

Dimana : Nre = Bilangan Reynold

 = Viskositas

Do = Diameter Orifice

m = Laju alir massa

U = Kecepatan fluida melalui orifice

 = Densitas

Perbedaan Orificemeter dengan Venturimeter :

Gambar 2.5 Orifice Meter

24
Gambar 2.6 Venturi Meter

Perbedaannya:

Orifice: plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana,
sehingga harganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah
kerugian headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah.

Venturi : dibuat langsung dengan pengecoran dan dihaluskan untuk memperoleh


ketentuan sesuai standar. Harganya mahal karena berat dan kapasitas
pengukurannya juga tinggi, serta kerugian headnya rendah.

Gambar 2.7. Orifice Plates

25
1. Jenis-jenis Orifice Plate
 Concentric Orifice
Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang pipa. Digunakan untuk
mengukur volume gas, liquid dan steam dalam jumlah yang besar.

Gambar 2.8. Orifice Plate jenis Concentric

Kelebihan
 Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).
 Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik.
 Harga relative murah.

26
Kekurangan
 Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.
 Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran “slurry”,karena cenderung
terjadi penyumbatan.

 Eccentric Orifice
Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis pusat dengan pusat penampang
pipa. Pemasangan lubang yang tidak konsentris ini
dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur
membawa berbagai benda padat (solid).

Gambar 2.9. Eccentric Orifice

 Segmental Orifice
Segmental orifice plates digunakan terutama pada service yang sama dengan
eccentric orifices, sehingga kelebihan dan kekurangan adalah kurang lebih sama.

Gambar 2.10. Segmental Orifice

a. Venturi Tube

27
Bentuk dari venturi tube dapat dilihat pada gambar 2.8.Perubahan di (dalam)
area / luas penampang menyebabkan perubahan kecepatan dan tekanan dari aliran
(flow).

Gambar 2.11. Venturi Tubes


Secara umum kelebihan dan kekurangan dari penggunaan Venturi Tube,
adalah sebagai berikut :
Kelebihan
 Rugi tekanan (pressure loss) permanan relatif rendah dari pada orifice atau
flow nozzle
 Dapat digunakan untuk mengukur cairan yang mengandung endapan padatan
(solids).
Kekurangan
 Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inches.
 Harga relatif mahal.

b. Flow Nozzle
Gambar 3.9.memperlihatkan flow nozzle. Alat ini terdiri dari bagian yang
berbentuk lonceng dengan profile ellips diikuti dengan leher silindris dan
diletakkan di dalam pipa untuk merubah bidang aliran sehingga menghasilkan
penurunan tekanan (pressure drop) untuk digunakan menghitung flow velocity.

28
Gambar 2.12. Flow Nozzles
Kelebihan
 Pressure loss lebih rendah dibandingkan orifice plate.
 Dapat digunakan untuk fluida yang mengandung padatan (solids).

Kekurangan
 Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 “.
 Harga lebih tinggi dibanding dengan orifice.

c. Pitot Tubes
Sebuah probe dengan open tip (pitot tube) dimasukkan ke dalam suatu bidang
aliran (flow), dimana tip tersebut sebagai titik stationary (zero velocity) dari flow.
Tekanan nya, dibandingkan dengan tekanan statis dan digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity) Pitot tabung dapat mengukur flow
velocity pada titik pengukuran.

(a) Pitot Tube (b) Averaging Pitot Tube


Gambar 2.13. Pitot Tube dan Averaging Pitot Tube
Pitot tube jarang digunakan pada process stream tetapi umumnya
digunakan pada utilities streams dimana ketelitian (accuracy) yang tinggi tidaklah
diperlukan

29
Gambar 2.14. Pitot Tube
Kelebihan
 Tidak ada pressure loss.

Kekurangan
 Akurasi kurang.
 Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
 Sensitif pada gangguan pada hulu (upstream)
d. Annubar Tubes

Karakteristik annubar element hampir sama dengan pitot tube, namun akurasi
yang dihasilkan lebih baik dari pitot tube.

Gambar 2.15. Annubar Tubes

Kelebihan
· Pressure drop dapat diabaikan.
· Dapat dipasang untuk service dengan tekanan rendah.
Kekurangan
· Tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.

30
e. Elbow Taps

Ketika suatu aliran cairan melalui sebuah Elbow, maka gaya sentrifugal
menyebabkan perbedaan tekanan antara sisi sebelah luar dan sisi sebelahdalam
dari elbow itu. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran (flow velocity). Kekurangan alat ukur ini adalah perbedaan tekanan yang
dihasilkan oleh suatu Elbow Flowmeter adalah lebih kecil dibanding dengan DP
Flowmeter lainnya, namun kelebihan Elbow Flowmeter mempunyai lebih sedikit
penghalang pada aliran fluida.

Gambar 2.16. Elbow Taps

Elbow Taps Flowmeter pada gambar di atas sangat jarang digunakan, namun
aplikasi alat ukur ini akan bermanfaat bilamana pengukuran flow diperlukan di
dalam suatu instalasi yang sudah ada (existing), dimana biaya yang tersedia
rendah dan ketelitian yang baik tidak diutamakan.

f. Segmental Wedge

31
Perubahan segmen (wedge-shaped) pada area / luas penampang darialiran
fluida menciptakan pressure drops yang digunakan untuk mengkalkulasi
kecepatan aliran fluida

Gambar 2.17Segmental Wedge

g. V-Cone

Suatu kerucut sebagai elemen penghalang yang bertindak


memodifikasipenampang dari aliran fluida dan ditempatkan di pusat dari pipa
untukmenghasilkan perbedaan tekanan yang digunakan untuk
menghitungkecepatan fluida.

Gambar 2.18. V-cone

h. Dall Tube

32
Suatu kombinasi dari Venturi Tube dan Orifice Plate. Alat ini
umumnyadigunakan untuk aplikasi dengan laju aliran yang besar

Gambar 2.19. Dall Tube

DAFTAR PUSTAKA

 DR.ENG.Y.D Hermawan. Dasar-Dasar Instrumentasi Proses. Pdf.


Ydhermawan.com. Di akses pada tanggal 28 April 2015
 Dietzel,f.1992. Turbin Pompa Dan Kompressor. Jakarta : Erlangga
 Gean, koplis, C.J.1978. Transport Process And Unit Operations, Edisi 2.
Allyyn and bacon.inc
 McCabe,W.L.,smith,J.C., dan Harriot, P.1985. Unit Operation In
Chemical Engineering,Edisi 4. New York : Mccraw Hill
 Munson and young. 2004. Fundamental Of Fluid Mechans, Edisi 4
.Jakarta : Erlangga
 Tim scribd.com. pengendalian laju alir. http //www.scribd.com.Di akses
pada tanggal 28 April 2015

33
34

Anda mungkin juga menyukai