IR. SARIADI, MT
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
fluida. Adanya usaha mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
itu akan terbentuk lapisan-lapisan yang satu meluncur di atas lainnya sehingga
mencapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk terdapat tegangan geser yang
besarnya tergantung viscositas dan laju luncur fluida. Jika keseimbangan tercapai
semua tegangan geser akan hilang.
Fluida dapat mengalir di dalam pipa atau saluran menurut dua cara
berlainan. Pada laju aliran rendah, penurunan tekanan di dalam fluida bertambah
secara langsung berdasarkan kecepatan fluida tersebut, sedangan pada laju aliran
tinggi maka pertambahan itu jauh lebih cepat, yaitu kira-kira menurut kuadrat
kecepatan. Perbedaan kedua jenis aliran ini pertama kali dipelajari oleh Osborne
Reynolds (1883).
Reynolds mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain, dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminer
berubah menjadi aliran turbulen, bergantung pada empat buah besaran, yaitu :
diameter tabung, viskositas, densiti dan kecepatan linier rata-rata zat cair.
Pada pengamatan selanjutnya ditunjukkan bahwa transisi dari aliran
laminer menjadi aliran turbulen dapat berlangsung pada kisaran angka Reynolds
yang cukup luas. Aliran laminer selalu ditemukan pada angka reynolds di bawah
2100, tetapi bisa terdapat pada angka Reynolds sampai beberapa ribu, yaitu dalam
kondisi khusus dimana lubang masuk tabung sangat baik kebundarannya, dan zat
cair di dalam tangki sangat tenang.
Pada kondisi aliran biasa, antara 2100 dan 4000, terdapat suatu daerah
transisi, dimana jenis aliran itu mungkin laminer dan mungkin pula turbulen,
tergantung pada kondisi di lubang masuk tabung dan jaraknya dari lubang masuk
tersebut.
Fluida biasa ditransportasikan di dalam pipa atau tabung yang
penampangnya bundar dan terdapat di pasaran dalam berbagai ukuran, tebal
dinding dan bahan konstruksi yang penggunaannya cepat dengan kebutuhan
prosesnya. Untuk menyambung potongan-potongan pipa atau tabung bergantung
antara lain pada sifat -sifat bahan yang digunakan, tetapi ditentukan juga oleh
3
tebalnya pipa. Bagian-bagian tabung yang berdinding tebal biasanya
dipersambungkan dengan penyambung ulir, flens atau las. Tabung-tabung
berdinding tipis disambung dengan solder atau dengan sambungan jolak. Pipa
yang terbuat dari bahan rapuh, seperti gelas atau besi cor dipersambungkan
dengan sambungan flens. Bila menggunakan pipa sambung berulir bagian luar
ujung pipa dibuat berulir dengan alat pembuat ulir. Untuk menjamin rapatnya
sambungan itu pada ujung berulir pipa itu dibalutkan terlebih dahulu oleh pita
politetraflouro etilen. Laju alir fluida merupakan fungsi dari waktu, disamping
merupakan fungsi diameter lubang dan panjang fluida, persamaan-persamaan
dasar fluida dan lain sebagainya.
Fluida itu dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak menahan
distorsi (perubahan bentuk) secara permanen.
Fluida yang peka terhadap perubahan variable (tekanan, suhu) Bila kita mencoba
mengubah bentuk massa suatu fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk
lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, hingga
mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk itu terdapat tegangan geser
(shear stress), yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju luncur.
Tetapi bila fluida itu sudah akan mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan
geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas segala tegangan
geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu setiap fluida mempunyai densitas
tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasa diukur dalam kilogram per-meter
4
kubik. Walupun densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan
karena variabel itu mungkin besar dan mungkin kecil.
Pipa dan tabung dapat dibuat dari berbagai macam bahan yang meliputi
logam dan logam paduan, plastik, karet, kayu, keramik, beton, asbes.
5
yang prinsipnya sama dengan pompa putar dan pompa bolak-balik. Meteran aliran
magnetik bergantung pada timbulnya potensial listrik karena gerakan fluida yang
bersifat menghantar melalui medan magnet yang seragam yang dibangkitkan dari
luar. Menurut Faraday tentang induksi elektromagnetik, tegangan listrik (voltase)
yang dibangkitkan berbanding lurus dengan kecepatan aliran fluida. Meteran
aliran magnetik yang terdapat dalam perdagangan dapat dipergunakan untuk
mengukur kecepatan pada hampir semua jenis fluida, kecuali hidrokarbon karena
konduktivitas (kehantaran) listriknya terlalu kecil. Oleh karena itu tegangan hasil
induksi itu hanya bergantung pada kecepatan saja, perubahan viskosiatas atau
density tidak mempunyai pengaruh terhadap bacaan meteran itu. Meteran
ultrasonik menggunakan pergeseran frekuensi Doppler daripada sinyal-sinyal
(isyarat) listrik yang dipantulkan dari diskontinuitas seperti gelembung atau
partikel zat padat di dalam arus zat cair. Alat ini tidak mempunyai bagian yang
bergerak, tidak menyebabkan bertambahnya penurunan tekanan dan tidak pula
mengganggu pola aliran fluida.
Pengukuran aliran fluida sangat penting didalam suatu industri, kuantitas yang
ditentukan antara lain :
6
Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan mengenai aliran fluida selalu
diperlukan data-data dari fluida itu sendiri, yaitu sifat-sifat fisiknya. Diantaranya
beberapa sifat fisik yang penting.
Terlihat pada persamaan, semakin besar harga 𝜇, maka semakin besar gaya
yang diperlukan untuk menghasilkan gradient kecepatan tertentu atau gaya yang
sama akan didapat gradient kecepatan lebih kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar 𝜇 maka semakin sukar pula fluida mengalir. Fluida yang sukar
mengalir merupakan fluida yang viskos, sehingga konstanta kesebandingan
disebut konstanta viskositas atau disebut viskositas saja.
Besarnya viskositas suatu fluida dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
tegangan geser yang alami. Bila viskositas suatu fluida hanya bergantung pada
temperatur dan tekanan. Maka fluida tersebut disebut fluida newtonian. Bila
temperatur dinaikkan, maka 𝜇 cairan maupun gas. Umumnya , 𝜇 gas lebih peka
terhadap perubahan tekanan dibandingkan cairan tetapi kurang peka terhadap
perubahan temperatur.
7
1. Viskositas dinamik (absolute)
𝑭
𝑨
𝝁= 𝒅𝒗
𝒅𝒚
Dimana :
𝜇 ∶ viskositas dinamik (dyne.det/cm2 atau gram/cm.det)
Didalam prakteknya, viskositas dinamik biasanya dinyatakan dengan poise
atau centipoise. 1 poise = 100 centipoise = 1 dyene.det/cm2 .
𝝁
𝜸=
𝝆
Dimana :
𝛾 ∶ viskositas kinematik
𝜇 ∶ viskositas dinamik (absolute)
𝝁 𝝁
𝜸= =
𝝆 𝑺𝑮
Dimana :
SG : spesifik gravity (berat jenis)
Didalam prakteknya viskositas suatu fluida ditentukan dengan menggunakan
grafik, homogram atau tabel yang sudah ada. Asalkan kondisinya diketahui.
8
b. Massa jenis atau kerapatan (density)
Density merupakan ukuran dari banyak massa pada suhu dan tekanan
tertentu yang ditempatkan didalam 1 volume :
𝒎
𝝆 = = 1/ 𝒗
𝒗
Dimana :
𝜌 ∶ densitas (kg/m3)
𝑚 ∶ massa (kg)
𝑣 ∶ volume (m3)
𝝆 𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅
𝑺𝑮 𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 =
𝝆 𝒘𝒂𝒕𝒆𝒓
𝝆 𝒈𝒂𝒔
𝑺𝑮 𝒈𝒂𝒔 =
𝝆 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
Dimana :
SG : berat jenis
𝜌 : densitas (massa jenis)
9
𝝆. 𝑽. 𝑫
𝑵𝑹𝒆 =
𝝁
Dimana :
𝑁𝑅𝑒 = Bilangan Reynolds
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran fluida
𝜇 = viskositas
1. Aliran laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-
partikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang
halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang
bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam pembentukan
aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. “Tetap”
menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan
aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran
laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen.
Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak
mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan
lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang lain.
10
2. Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi,
panjang skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen
ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan
percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang
aliran.
3. Aliran Transisi
• Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
o Kecepatan fluida
o Friksi/gesekan fluida dengan pipa
o Viskositas/kekentalan fluida
o Densitas/kerapatan fluida
1. Aliran steady state: untuk semua aliran yang harga dari masing-masing
kuantitasnya yang ada dalam aliran tersebut tidak berubah dengan waktu
11
2. Aliran unsteady: untuk aliran yang harga kuantitasnya berubah menurut
waktu
Persamaan Bernoulli
12
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa bila tidak ada perpindahan panas dan
kerja yang dilakukan, maka energi fluida disetiap titik sepanjang pipa akan tetap
konstan. Dari prinsip kekekalan energi ini dapat diturunkan persamaan
Bernoulli. Persamaan energi aliran persatuan volume untuk fluida yang tidak
termampatkan (incompressible), adalah :
½ ρ V² + Ps + ρ.g.h = konstant
Dimana :
𝜌 = densitas fluida (kg/m3)
V = volume fluida (m3)
Ps= tekanan stagnasi (kg/cm2)
g = percepatan garavitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
Suatu aliran fluida yang melewati suatu penghalang Orifice Plate akan mengalami
penurunan tekanan (pressure drop) pada orifice tersebut. Perubahan ini dapat
digunakan untuk mengukur flowrate dari suatu fluida. Untuk mengkalkulasi
flowrate dari suatu aliran fluida yang melintassuatu orifice plate, maka sepanjang
kecepatan aliran fluida adalah di bawah kecepatan subsonic (V < mach 0.3), maka
persamaan Incompressible Bernoulli’s di atas dapat digunakan, sehingga :
𝟏 𝟏
∆ 𝒑 = 𝒑𝟏 = 𝒑𝟐 = 𝝆. 𝒗𝟐𝟐 − 𝝆. 𝒗𝟐𝟏
𝟐 𝟐
Dimana :
𝒑𝟏 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 lokasi 1 hulu (upstream) dari orifice
𝒑𝟐 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 lokasi 2 hilir (downstream) dari orifice.
𝝆 = densitas fluida
V1= volume lokasi 1 hulu (upstream) dari orifice
V2= volum lokasi 2 hilir (downstream) dari orifice.
∆ 𝒑 = selisih tekanan
Persamaan Kontinuitas :
persamaan ini menyatakan bahwa banyaknya fluida yang memasuki penampang 1
(Q1) sama dengan banyaknya fluida yang keluar penampang 2 (Q2), yang berarti :
13
1. Persamaan kontinuitas untuk aliran incompressible :
Q1 = Q2
V1 A1 = V2 A2
Dimana :
V1 = kecepatan pada penampang 1
V2 = kecepatan pada penampang 2
A1 = luas penampang 1
A2 = luas penampang 2
1 2
1 𝐴2 2
∆ 𝑝 = 𝜌𝑄 2 [1 − ( ) ]
2 𝐴2 𝐴1
𝟐∆𝑷 𝑨𝟐
𝑸= √
𝝆 𝟐
√𝟏 − (𝑨𝟐)
𝑨 𝟏
Dimana :
14
𝐴2 = luas penampang kedua
Persamaan di atas hanya dapat diaplikasikan untuk aliran yang sempurna
(laminar, inviscid atau non viscous). Untuk aliran yang real (seperti air atau
udara), karakteristik viscosity dan turbulence berpengaruh dan mengakibatkan
konversi energi kinetik ke dalampanas. Untuk efek tersebut, suatu discharge
coefficient (Cd)diperkenalkan ke dalam persamaan tersebut di atas untuk secara
garis besar mengurangi flowrate (Q).
2∆𝑃 𝐴2
𝑄 = 𝐶𝑑 √
𝜌 2
√1 − (𝐴2 )
𝐴 1
Dimana :
Oleh karena profil aliran yang nyata pada lokasi 2 (downstream) dari Orifice
adalah sangat kompleks, maka dengan demikian dibuat suatu nilai yang efektif
untuk mengganti A2 yang tidak pasti, yaitu flow coefficient(Cf).
𝐴2
𝐶𝑓 𝐴𝑂 = 𝐶𝑑
2
√1 − (𝐴2 )
𝐴 1
Dimana :
𝐴1 = luas penampang pertama
𝐴2 = luas penampang kedua
𝐶𝑑 =coefficient discharge
𝐶𝑓 =coefficient flow
𝐴𝑜 = luas penampang Orifice
2∆𝑃
𝑄 = 𝐶𝑓 𝐴0 √
𝜌
15
Flow coefficient (Cf) didapatkan dari eksperimen (dapat dilihat pada table yang
sudah disusun pada buku-buku reference), nilai Cf terbentang dari 0.6 sampai 0.9
untuk kebanyakan jenis Orifice. Oleh karena itu tergantung pada orifice dan
diameter pipa (seperti halnya Reynolds Nomors). Biasanya di dalam table Cf
adalah perbandingan diameter Orifice dan diameter inlet pipa, kadang-kadang
didefinisikan sebagai β, yaitu :
𝐷𝑂
𝛽=
𝐷𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡
𝐶𝑑 𝐴2 𝛾
𝐺=
2
√1 − (𝐴2 )
𝐴1
Dimana :
G = Laju aliran massa
𝛾 = Faktor ekspansi, tergantung pada kalor jenis dan tekanan fluida.
16
2.5. Pengelompokan (Categorization)
Beberapa jenis Flowmeter yang sering digunakan di dalam industri proses
dapatdikelompokkan sebagai berikut :
NO FLOWMETER
1 Differential Pressure Orifice
Ventury Tube
Flow Nozzie
Pitot Tube (Averging)
Annubar
Elbows Taps
Wedge
V-cone
Dall Tube
2 Variable Area Rotameter
Movable Vane
Weir,Hume
3 Positif Displacement Nutating Disc
Oscillating Piston
Oval Gear
Roots
4 Turbin
5 Thermal
6 Target
7 Ultrasonic Doppler
17
Transit Time
8 Magnetic
9 Coriolis
10 Vertex
18
pada profil kecepatan fluida dalam pipa adalah adanya dua elbow dan valve.
Straightening vane yang diletakkan diantara elbow dan element primer efektif
untuk menghilangkan putaran (swirls) pada aliran.
Faktor kedua yang paling utama adalah line size dan flow rate (keduanya
berhubungan erat). Informasi ini lebih banyak dapat mengeliminasi berbagai
macam sub model pada setiap teknologi Flowmeter.
19
yang diijinkan, ketelitian (accuracy) yang diperlukan, repeatability serta biaya
(pengadaan dan pemeliharaan).
20
1. Prinsip Operasi
Prinsip operasi Differential Pressure Flowmeters (DP Flowmeters) di
dasarkan pada persamaan Bernoulli yang menguraikan hubungan antara tekanan
dan kecepatan pada suatu aliran fluida.
Alat ini memandu aliran ke dalam suatu penghalang aliran (yang
mempunyai lubang dengan diameter yang berbeda dengan diameter pipa),
sehingga menyebabkan perubahan kecepatan aliran (flow velocity) dan tekanan
(pressure) antara sisi upstream dan downstream dari penghalang.Dengan
mengukur perubahan tekanan tersebut, maka kecepatan aliran dapat dihitung.
2. Spesifikasi Umum
Differential pressure atau head flow measurement merupakan metoda
pengukuran flow yang paling populer saat ini untuk mengukur aliran fluida di
industri proses.
Score Phase Condition
Cryogenic
Gas Clean
Dirty
Liquid Clean
Dirty
Viscous
21
Steam Saturated
Suoerheated
Liquid Corrosive
Slurry Abrassive
: Recommended
: Limited Aplicated
Line Size : 6 ~ 300 mm (1/4 ~ 12 inch)
Turndown Ratio : 10 : 1
Kekurangan
1. Rugi tekanan (pressure drop) : sedang ~ tinggi
a. Orifice Plates
Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara
tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati Orifice
Platetersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan
22
tekanan.Perbedaan tekanan sebelum dan setelah Orifice Plate digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity). Prinsip Orifice Meter identik
dengan prinsip Venturi Meter, Penurunan penampang arus aliran melalui Orifice
itu menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan menurun,
dan penurunan tekanan antara kedua titik sadap diukur dengan Manometer.
Co 2 gcPa Pb
Uo =
1 β 4
Co = koefisien orifice.
23
Nilai Co selalu ditentukan d5ari percobaan. Nilainya cukup bervariasi sesuai
dengan b dan Bilangan Reynolds pada orifice, persamaan Bilangan Reynolds
sebagai berikut :
Do U 4m
NRe =
μ π Doμ
= Viskositas
Do = Diameter Orifice
= Densitas
24
Gambar 2.6 Venturi Meter
Perbedaannya:
Orifice: plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana,
sehingga harganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah
kerugian headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah.
25
1. Jenis-jenis Orifice Plate
Concentric Orifice
Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang pipa. Digunakan untuk
mengukur volume gas, liquid dan steam dalam jumlah yang besar.
Kelebihan
Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).
Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik.
Harga relative murah.
26
Kekurangan
Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi.
Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran “slurry”,karena cenderung
terjadi penyumbatan.
Eccentric Orifice
Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis pusat dengan pusat penampang
pipa. Pemasangan lubang yang tidak konsentris ini
dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur
membawa berbagai benda padat (solid).
Segmental Orifice
Segmental orifice plates digunakan terutama pada service yang sama dengan
eccentric orifices, sehingga kelebihan dan kekurangan adalah kurang lebih sama.
a. Venturi Tube
27
Bentuk dari venturi tube dapat dilihat pada gambar 2.8.Perubahan di (dalam)
area / luas penampang menyebabkan perubahan kecepatan dan tekanan dari aliran
(flow).
b. Flow Nozzle
Gambar 3.9.memperlihatkan flow nozzle. Alat ini terdiri dari bagian yang
berbentuk lonceng dengan profile ellips diikuti dengan leher silindris dan
diletakkan di dalam pipa untuk merubah bidang aliran sehingga menghasilkan
penurunan tekanan (pressure drop) untuk digunakan menghitung flow velocity.
28
Gambar 2.12. Flow Nozzles
Kelebihan
Pressure loss lebih rendah dibandingkan orifice plate.
Dapat digunakan untuk fluida yang mengandung padatan (solids).
Kekurangan
Terbatas pada ukuran pipa di bawah 6 “.
Harga lebih tinggi dibanding dengan orifice.
c. Pitot Tubes
Sebuah probe dengan open tip (pitot tube) dimasukkan ke dalam suatu bidang
aliran (flow), dimana tip tersebut sebagai titik stationary (zero velocity) dari flow.
Tekanan nya, dibandingkan dengan tekanan statis dan digunakan untuk
mengkalkulasi kecepatan aliran (flow velocity) Pitot tabung dapat mengukur flow
velocity pada titik pengukuran.
29
Gambar 2.14. Pitot Tube
Kelebihan
Tidak ada pressure loss.
Kekurangan
Akurasi kurang.
Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
Sensitif pada gangguan pada hulu (upstream)
d. Annubar Tubes
Karakteristik annubar element hampir sama dengan pitot tube, namun akurasi
yang dihasilkan lebih baik dari pitot tube.
Kelebihan
· Pressure drop dapat diabaikan.
· Dapat dipasang untuk service dengan tekanan rendah.
Kekurangan
· Tidak dapat diaplikasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
30
e. Elbow Taps
Ketika suatu aliran cairan melalui sebuah Elbow, maka gaya sentrifugal
menyebabkan perbedaan tekanan antara sisi sebelah luar dan sisi sebelahdalam
dari elbow itu. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk menghitung kecepatan
aliran (flow velocity). Kekurangan alat ukur ini adalah perbedaan tekanan yang
dihasilkan oleh suatu Elbow Flowmeter adalah lebih kecil dibanding dengan DP
Flowmeter lainnya, namun kelebihan Elbow Flowmeter mempunyai lebih sedikit
penghalang pada aliran fluida.
Elbow Taps Flowmeter pada gambar di atas sangat jarang digunakan, namun
aplikasi alat ukur ini akan bermanfaat bilamana pengukuran flow diperlukan di
dalam suatu instalasi yang sudah ada (existing), dimana biaya yang tersedia
rendah dan ketelitian yang baik tidak diutamakan.
f. Segmental Wedge
31
Perubahan segmen (wedge-shaped) pada area / luas penampang darialiran
fluida menciptakan pressure drops yang digunakan untuk mengkalkulasi
kecepatan aliran fluida
g. V-Cone
h. Dall Tube
32
Suatu kombinasi dari Venturi Tube dan Orifice Plate. Alat ini
umumnyadigunakan untuk aplikasi dengan laju aliran yang besar
DAFTAR PUSTAKA
33
34