HOME
PENELITIAN
MODEL DAN METODE
PENDIDIKAN
Home / Penelitian / Definisi Sampling Serta Jenis Metode dan Teknik Sampling
Pada kasus hewan ternak, kemungkinan mengambil satu ekor hewan ternak
tidak mewakili populasi karena adanya perbedaan dari setiap individu dari
masing-masing hewan. Masalah ini dapat ditangani dengan cara
mengelompokkan hewan tersebut berdasarkan makanan pokok yang
diberikan oleh peternak, berdasarkan ketinggian dan lokasi peternakan atau
berdasarkan jenis hewan yang diternakkan. Sampel yang digunakan
kemudian dicukupkan sampai seluruh karakteristik dari populasi.
2. Masalah Teknis Penelitian
Pada sebuah penelitian yang bersifat psikologi jumlah sampel besar akan
menghasilkan data yang lebih variatif dan lebih lengkap dibandingkan dengan
jumlah sampel sedikit. Semakin banyak sampel yang digunakan semakin baik
namun ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan peneliti untuk
mengakhiri jumlah sampel yang digunakan. Hal ini terkait masalah teknis
penelitian yakni terkait masalah dana, waktu dan keakuratan data. Peneliti
harus pandai melihat kondisi data yang diambil, pada saat data sudah jenuh
atau tidak menunjukkan perubahan sama sekali sebaiknya pengumpulan data
dihentikan karena hanya akan menghabiskan waktu, dan biaya. Pada kasus
tertentu beberapa peneliti bahkan bermasalah pada proses memasukkan data
karena jumlah sampel yang berlebih.
Hal yang paling penting diperhatikan dalam kasus teknis adalah data
penelitian. Penghentian dilakukan ketika data yang dikumpulkan sudah jenuh
dan tidak menunjukkan perubahan atau bisa jadi tidak ada jenis statistik
inferensi yang sesuai dengan jumlah data yang sangat besar sehingga
pengambilan data yang besar menjadi sia-sia. Sebagai contoh berdasarkan
pengalaman penulis, pada pengukuran dan analisis kualitas item soal dengan
menggunakan RASH model, Analisis data yang terdistribusi mulai dari
rantang 100 sampai dengan 1000 masih menunjukkan perubahan nilai dari
setiap item namun jika sampel yang digunakan lebih dari 1000 misalnya 1500
atau 2000 responden, hasil analisis kualitas soal tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti sehingga pengambilan kelebihan 500 responden
menjadi sia-sia.
1. Presisi
Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang
ada. Sampel yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Sebagai contoh rata-rata penghasilan di perumahan A adalah Rp 25.500.000
yang didapatkan dari dua orang sampel dengan penghasilan sampel X
sebanyak Rp 50.000.000 dan sampel Y sebanyak 1.000.000. Kesimpulan
rata-rata dari perumahan berdasarkan operasi matematis sudah benar namun
pada kajian statistik dan kesimpulan tentu saja tidak benar. Penambahan
julah sampel adalah salah satu cara untuk mengurangi kesalahan analisis
data.
2. Akurasi
Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat
teoritik. Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai
dengan keadaan populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus
memiliki kemampuan untuk mengetahui secara detail karakter dari setiap
sampel yang digunakan dan disesuaikan dengan karakter dari populasi.
D. Ukuran Sampel
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Namun
dalam penelitian yang bersifat psikologi seperti pada penelitian pendidikan,
Semakin besar jumlah akan menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari
karakteristik peneliti juga harus mempertimbangkan jumlah data yang
dibutuhkan untuk keperluan analisis Statistik. Sebagai contoh jika penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan dua bua grouph dengan satu
variabel pembanding, analisis yang dilakukan untuk data yang terdistribusi
normal adalah untuk distribusi t mengharuskan minimal jumlah data terdiri dari
30 data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan tidak
lebih dari 60 data.
Gay dan Diehl (1992) pada kajian penelitian untuk kelas bisni dan manajemen
memberikan sara ukuran sampel minimal:
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20
Isaac dan Michael memberikan gambaran mengenai metode pengambilan
sampel disesuaikan dengan taraf signifikansi dari penelitian yakni 1%, 5%,
dan 10%. Jumlah sampel sampel selanjutnya dihitung dengan persamaan
Keterangan:
s : Jumlah Sampel
x2 : Nilai tabel untuk Chi Square
P = Q = 0.5
d = Taraf Siginifikansi
Berdasarkan Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan dengan
rumus :
keterangan :
S : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e = taraf Siginifikansi
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau sampling adalah
seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian. Unsur-unsur khusus yang
melekat pada pribadi tentu saja perlu diperhatikan karena individu dengan
kemampuan khusus dalam sampel akan membawa bias data dan tentu saja
mempengaruhi distribusi data yang ada. Kesesuaian karakteristik daerah,
tingkatan, dan juga kecenderungan khusus juga perlu dipertimbangkan dalam
memilih teknik sampling yang sesuai
F. Jenis dan Metode Sampling
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok,
yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability
sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono
adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1) Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah
mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah
ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur
harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis
Probability sampling adalah sebagai berikut :
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
a) Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja,
atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya
sampai 100.
b) Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127)
dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan
data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi,
pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok.
Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah
5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas
sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004:
27) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan
lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu
dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai
unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang
dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
d) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono
(2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut
yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan
kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria
tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya, akan
melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka sampel yang dipilih
adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan pegawai.
e) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
f) Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin
besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan
snowball sampling. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and.
Management, MacMillan Publishing Company, New York
Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E. anderson, R.L.Tatham, (2006).
Multivariate Data Analysis, 6 Ed., New Jersey : Prentice Hall
Krejcie, R. V., & Morgan, D. W. (1970). Determining sample size for research
activities. Educational and Psychological Measurement, 30, 607-610.
ARTIKEL LAIN
Telusuri
RANDOM
RANDOM