Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA PENANGKAPAN IKAN NELAYAN


Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan
Universitas Diponegoro
Semarang

Di susun oleh :

M. IQBAL NOVERY 40040417060069


ARQHAB WALZTHY 40040417060070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatakan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang bertemakan “ bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja pada penangkapan ikan nelayan”. Makalah ini disusun guna
menyelesaikan tugas mata kuliah mesin perkakas . Semoga pembahasan yang ada dalam makalah
ini dapat memberi manfaat bagi tiap pembacanya dan menambah wawasan mengenai kesehatan,
keselamatan kerja.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 12 September 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH ..................................................................................... 1
BAB. II
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ......................................................................... 2
B. IDENTIFIKASI BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PENANGKAPAN IKAN NELAYAN ................................................................................................... 3
C. ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA NELAYAN SESUAI STANDAR OPERSIONAL
PROSEDUR............................................................................................................................................. 4
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 7
B. SARAN ............................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di negara-negara yang sedang berkembang masih banyak manusia demi untuk dapat bertahan
hidup justru mengorbankan kesehatan dan keselamatannya dengan bekerja di tempat yang penuh
dengan berbagai macam bahaya yang mempunyai resiko langsung maupun yang baru diketahui
resikonya setelah waktu yang cukup lama. Dalam resikonya perkembangan pasar dunia bebas,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah menjadi isu global dan mempunyai kedudukan
strategis karena selain menjamin keselamatan dan kesehatan dalam bekerja juga merupakan salah
satu pilar tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM).
Nelayan termasuk warga negara Indonesia sangat kontras sekali dengan perannya sebagai
pahlawan protein bangsa. Sekarang ini banyak ditemukan praktik penangkapan ikan dengan kapal
besar menggunakan troll dalam posisi demikian, nelayan tradisional sangat sulit sekali beraktifitas
melakukan penangkapan ikan yang berkelanjutan. Selain itu situasi dimana rezim pasar hari ini
tidak menguntungkan bagi nelayan. Misalnya, ada persyaratan sertifikasi perikanan untuk industri.
Inilah beberapa masalah yang terjadi pada nelayan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja.


2. Apa saja peralatan-peralatan pelindung diri pada nelayan.
3. Apa saja bahaya yang dapat dialami nelayan saat melakukan kegiatan penangkapan ikan.

C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:


1. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang peranan peralatan keselamatan kerja pada
nelayan.
2. Untuk memanbah pengetahuan terhadap pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja.
3. Untuk menambah pehaman keselamatan dalam berkerja
4. Untuk memberikan gambaran khususnya kepada pembaca tentang hal-hal yang akan
terjadi apabila tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja.
5. Sebagai bahan pemikiran kepada perusahan pelayaran tentang pentingnya alat keselamatan
kerja.

1
BAB. II

PEMBAHASAN

A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik
jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal,
peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan. Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan
pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal. Secara
khusus prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu
dipahami dengan benar oleh seluruh awak kapal didalam menjalankan tugasnya.
Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja
adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi awak kapal,
utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja
ini telah di standarisasi baik secara nasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan
ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin.
Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan
yang diakibatkan karena factor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan
resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.

B. IDENTIFIKASI BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA


PENANGKAPAN IKAN NELAYAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara menyeluruh dapat dijelaskan bahwa setiap
pekerja berhak memperoleh pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja terlepas dari status
sektor ekonomi formal atau informal, besar kecilnya perusahaan, dan jenis pekerjaan. Salah
satu aktivitas pekerjaan yang mempunyai bahaya K3 adalah kegiatan penangkapan dan
penyortiran ikan yang dilakukan oleh nelayan. Faktor penyebab kecelakaan dalam proses
kerja dapat berupa material yang ber-hazard, prosedur dan keterampilan kerja, serta mesin.
Faktor manusia seperti tingkat pendidikan yang rendah, gizi kurang, dan peralatan pelindung
diri yang tidak sesuai juga turut andil dalam kecelakaan yang timbul. Berdasarkan observasi
ditemukan gambaran umum potensi bahaya pada K3 nelayan meliputi bahaya K3 fisik, bahaya
K3 ergonomi, bahaya K3 biologi, bahaya K3 kimia, dan bahaya K3 psikososial. Hazard atau
potensi bahaya pada lingkungan kerja juga termasuk aspek ergonomi, aspek manajemen,
aspek komunikasi dan psikososial.

2
Kegiatan-kegiatan pada profesi nelayan secara garis besar terbagi atas:
1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan yang dilakukan oleh nelayan pada saat menuju lokasi penangkapan
(fishing ground) meliputi kegiataan pengecekan bahan bakar, oli mesin kompresor dan
tabung kompresor, mengecek alat tangkap dan kerincingan, pengecekan sambungan selang
udara dan meluruskan selang yang menggelintir serta pemasangan mouth piece pada selang
udara. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya pada aktivitas persiapan ditemukan bahaya
(hazard) sebagai berikut:
 Ergonomi
Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.
 Fisika
Kebisingan, terpeleset atau tergelincir karena lantai kapal yang licin, tekanan selang
api yang korosif, tekanan udara yang tinggi, hantaman dan tuas starter yang licin.
 Mekanik
Ledakkan tekanan udara yang tinggi pada tabung kompresor.
 Kimia
Peralatan dan kerangka kapal yang sudah berkarat, gas-gas kimia beracun sisa
pembakaran, kontaminasi bahan kimia berupa oli dan bahan bakar.
 Biologi
Tertusuk duri ikan, terkena racun dari ikan dan biota laut lainnya.

2. Tahap Pengecekan Arus


Berdasarkan hasil identifikasi bahaya pada aktivitas pengecekan arus ditemukan bahaya
sebagai berikut:
 Fisika
Temperatur udara yang tinggi, terkena hantaman maupun goresan dari karang dan
tekanan udara yang ekstrim.
 Mekanik
Kekurangan pemasukan udara dari kompresor, mechanical failure meliputi selang
lapuk atau menekuk dan visibility yang jelek.
 Kimia
Keracunan gas karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) dan nitrogen.
 Biologi
Tertusuk duri ikan, terkena racun dari ikan dan biota laut lainnya.

3. Tahap Pemasangan Jaring Tangkap


Pemasangan jaring kantong yang diturunkan dari sampan dipasang di dasar perairan
dengan kondisi berlawanan dengan arah arus agar mulut kantong dapat terbuka dengan
sempurna. Bahaya yang teridentifikasi pada tahapan ini antara lain:
 Ergonomi
Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.
 Fisika
Terkena hantaman maupun goresan dari karang (struck againts), tekanan ekstrim dan
temperatur dingin.
 Mekanik

3
Ledakkan tekanan udara yang tinggi pada tabung kompresor, selang lapuk, selang
udara menekuk, visibility yang jelek dan bagian baling-baling yang berputar.
 Kimia
Keracunan gas CO, CO2 dan nitrogen.
 Biologi
Tertusuk duri ikan, gigitan maupun biota laut yang beracun.

4. Tahap Penggiringan Ikan


Pada kegiatan penggiringan ikan bahaya yang ditemukan berdasarkan hampir sama dengan
bahaya yang teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap.

5. Tahap Penarikan Jaring Kantong (Hauling)


Potensi bahaya yang ditemukan pada aktivitas pengangkatan hasil tangkap hampir sama
dengan bahaya yang teridentifikasi pada tahapan pemasangan alat tangkap dan
penggiringan ikan.

6. Tahap Penyortiran kan


Terdapat 2 bahaya yang teridentifikasi pada tahap ini, yaitu:
 Ergonomi
Posisi menunduk dan posisi jongkok yang terlalu lama dan berulang.
 Biologi
Tertusuk duri ikan dan terkena gigitan biota laut selain ikan yang ikut tertangkap,
misalnya ular laut.

C. ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA NELAYAN SESUAI STANDAR


OPERSIONAL PROSEDUR
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja.Dan juga mengurangi resiko akibat kecelakaan. Adapun fungsi dan
jenis alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010. Yaitu:
1. Alat pelindung kepala
Fungsi Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang
melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan
kimia, jasad renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim. Jenis Jenis alat pelindung kepala
terdiri dari : helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman
rambut, dan lain-lain.

2. Alat pelindung mata dan muka.


Fungsi Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel
yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas,

4
5
radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. Jenis Jenis alat pelindung mata
dan muka terdiri dari: kacamata pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield),
masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).

3. Alat pelindung telinga.


Fungsi Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis Jenis alat pelindung telinga terdiri dari
sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff). Alat pelindung pernapasan beserta
perlengkapannya. Fungsi Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang
berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya. Jenis Jenis alat pelindung
pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather,
Airline respirator, Continues Air Supply Machine = Air Hose Mask Respirator, tangki selam
dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus atau SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.

4. Alat pelindung tangan.


Fungsi Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis-Jenis pelindung tangan terdiri dari
sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan
sarung tangan yang tahan bahan kimia.

5. Alat pelindung kaki.


Fungsi Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin,
uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik,
tergelincir. Jenis Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan,
bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya
binatang dan lain-lain.

6. Pakaian pelindung.
Fungsi Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian
badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda
panas, percikan bahanbahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan (impact)
dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari
57
manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis Jenis
pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian
pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.

7. Alat pelindung jatuh perorangan.


Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak
masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja
yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi
pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis Jenis alat pelindung jatuh
perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali
pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan
jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

8. Pelampung
Fungsi Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan
(buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau
melayang (neutral buoyant) di dalam air. Jenis Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan
(life jacket), rompi keselamatan (life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control
Device).

68
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peningkatan kualitas perlengkapan nelayan dan fasilitas pemasaran. Perlunya dukungan
kelengkapan tekhnologi perahu maupun alat tangkap, agar kemampuan nelayan Indonesia bisa
sepadan dengan nelayan bangsa lain. Begitupula fasilitas pengolahan dan penjualan ikan, sehingga
harga jual ikan bisa ditingkatkan. Dan yang paling penting adalah penggunaan alat pelindung diri
(APD) yang memadai bagi seorang nelayan.
perlunya sebuah kebijakan sosial dari pemerintah yang berisikan program yang memihak nelayan.

B. SARAN
Penulis mengajukan saran sebagai upaya yang dapat direalisasikan dalam usaha mencapai
tingkat keselamatan kerja yang tinggi di kapal yaitu Disiplin di kapal penangkapan ikan harus
diterapkan terutama dalam melakukan suatu pekerjaan harus selalu menggunakan alat-alat
keselamatan kerja yang sesuai dengan standar opersional prosedur, sehingga seluruh nelayan dapat
terhindar dari akibat fatal kecelakaan bekerja.

7
DAFTAR PUSTAKA
Dimas Ari Dharmawirawan, Robiana Modjo. 2012. “Identifikasi Bahaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Penangkapan Ikan Nelayan Muroami”. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional 6 (4), 187-191.
http://warungbidan.blogspot.com/2017/01/makalah-penggunaan-alat-pelindung-diri.html
World Health Organization. Bali Statement on Occupational Health and Safety in the Informal
Sector. International Conference on Occupational Health and Safety in the Informal Sector,
Bali 1997. Geneva: World Health Organization; 1995. hal. 15.

Anda mungkin juga menyukai