Anda di halaman 1dari 14

Satuan Acara Penyuluhan

Tentang Glaukoma

Di Ruang Poli Klinik Mata Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :

Kelompok 13

Dadang Susilo 1930014


Melati Budiarti 1930027
Nita F. Robi 1930034
Solihatul Hasanah 1930046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

2019/2020

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Satuan Acara Penyuluhan tentang Glaukoma di ruang Poli Klinik Mata telah
disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat : Ruang 5 Poli Klinik Mata

Malang, 2019

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

............................................... ...............................................

Kepala Ruang Poli Klinik Mata

...............................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GLAUKOMA

Topik Penyuluhan : Glaukoma


Sub Tema : Pencegahan Glaukoma
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari, tanggal : Jumat, 01 November 2019
Waktu : 07.30 WIB – 08.00 WIB
Tempat : Ruang 5 Poli Klinik Mata RSSA Malang

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Glaukoma di ruang 5 Poli Klinik Mata
RSSA Malang selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat memahami
mengenai Glaukoma.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penyakit glaukoma, pasien dan
keluarga pasien dapat memahami dan mengetahui tentang:
1. Menyebutkan pengertian Glaukoma
2. Menyebutkan penyebab Glaukoma
3. Menyebutkan tanda dan gejala Glaukoma
4. Menyebutkan pencegahan Glaukoma
5. Menyebutkan penatalaksanaan Glaukoma
III. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien di ruang 5 Poli Klinik Mata RSSA Malang
IV. Materi
(terlampir)
V. Media
Powerpoint dan leaflet
VI. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
VII.Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Semua materi diberikan sesuai alokasi waktu
b. Peserta aktif mengikuti sampai dengan selesai
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
d. Jumlah peserta minimal sesuai kuorum ( ±10 orang )
e. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan (mampu bertanya kepada
penyuluh dan menjawab pertanyaan dari penyuluh)
2. Evaluasi hasil
a. Peserta memahami tentang penyakit Glaukoma
b. Peserta mendapat leaflet

VIII. Kegiatan Penyuluhan


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan :

 Mengucapkan salam.  Menjawab


 Memperkenalkan diri salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarka
dari penyuluhan n
 Memperhatika
n

2. 25 menit Pelaksanaan :
a. Menyampaikan materi  Memperhatika
tentang Glaukoma n
b. Mengajukan pertanyaan  Menjawab
c. Menjawab Pertanyaan pertanyaan
d. Membagikan leaflet  Mengajukan
pertanyaan
 Menerima
leaflet

3. 3 menit Terminasi :

 Memberikan  Memperhatika
reinforsemen n
 Mengucapkan salam  Menjawab
salam

IX. Pengorganisasian
a. Pemateri : Solihatul Khasanah
b. Moderator : Nita F Robi
c. Notulen : Melati Budiarti
d. Observer : Dadang Susilo
MATERI

GLAUKOMA

A. Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama
akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang ditandai dengan berkurangnya
lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus kerusakan ini berhubungan dengan
peningkatan TIO yang terlalu tinggi.
B. Etiologi Glaukoma
1. Primer
a. Akut : Dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik : Dapat disebabkan oleh keturunan dalam keluarga, seperti : Diabetes
Militus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : katarak, perubahan lensa, kelainan
uvea, pembedahan, pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata
yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai
steroid secara rutin lainnya.
C. Faktor Resiko Glaukoma
a. Umur diatas 45 tahun
b. Riwayat glaukoma keluarga
c. Keturunan ras hitam
d. Diabetes Mellitus
e. Riwayat peningkatan tekanan dalam mata
f. Nearsightedness (derajat tinggi dari myopia), adalah ketidakmampuan untuk melihat
jelas benda-benda yang jauh
g. Riwayat luka mata
h. Pemakaian cortisone (steroids), di mata atau secara sistimatis (melalui mulut atau
disuntik)
i. Farsightedness (hyperopia), adalah melihat benda-benda jauh lebih jelas dari yang
dekat (orang dengan penglihatan jauh mungkin mempunyai filtering angles yang
sempit, yang memberikan mereka kecenderungan mendapat serangan akut (tiba-tiba)
dari closed-angle glaucoma).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang umum biasanya :
a. Tekanan intraokuler meningkat
b. Defek lapang pandang yang khas
c. Penggaungan patologis papil saraf optik.
Manifestasi klinis galukoma berdasarkan klasifikasi :
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
1) Kerusakan visus yang serius
2) Lapang pandang mengecil
3) Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
1) Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
2) Timbulnya halo disekitar cahaya
3) Pandangan kabur
4) Sakit kepala
5) Mual, muntah
6) Kedinginan
2. Glaukoma Sekunder
1) Pembesaran bola mata
2) Gangguan lapang pandang
3) Nyeri didalam mata
3. Glaukoma Kongenital
Gangguan penglihatan
4. Glaukoma Absolut
1) Mata keras seperti batu
2) Sering terasa sakit sekali
3) Injeksi siliar
4) Kornea jernih atau keruh dan ada edema
5) Bilik mata depan dangkal
6) Pupil lebar
7) Iris kelabu
8) Lensa keruh
9) TIO meninggi
E. Penatalaksanaan Glaukoma
a. Farmakologi
Pemilihan pengobatan glaukoma dapat dibagi berdasarkan jenis glaukomanya
sebagai berikut :
1. Glaukoma Primer
a) Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior.Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan
atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau
dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
b) Glaukoma Sudut Tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma.Bisa juga diberikan inhibitor karbonik
anhidrase (misalnya acetazolamide/ diamox).Tetes mata pilocarpine
menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang
tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
blocker.Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta
inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.Pada kasus yang berat,
untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui
pembuluh darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah
serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan
pembedahan untuk membuat lubang pada iris.Jika kedua mata memiliki
saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya
terjadi pada salah satu mata.
2. Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika
penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil.Kadang dilakukan pembedahan.
Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan
intra-okular dengan cepat utuk mencegah kerusakan nervus optikus, menjernihkan
korea, menurunkan inflamasi intra-okular, miosis, serta mencegah terbentuknya
sinekia anterior perifer dan posterior. Kegagalan hasil pengobatan dapat
disebabkan oleh kesalahan dalam teknik pemaaian obat walaupun pasien memakai
semua obat sesuai resep. Masalah yang nyata adalah waktu pemberian obat yang
bermacam-macam disertai dengan menutup saluran keluar yang mengalirkan obat
ke rongga hidung (kanal nasolakrimalis).
Penutup saluran nasolacrimal berguna karena bila obat diteteskan pada
mata, obat akan masuk ke rongga hidung dan masuk ke dalam peredaran darah dan
bagian tubuh yang lain sehingga akan memberikan efek samping. Untuk mencegah
hal ini maka pada saat meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat
masuk ke hidung (punctumlakrimal) ditutup dengan jari selama 1-2 menit.
Biasanya 50% dari obat akan masuk ke dalam mata yang efeknya akan sangat baik
dan waktu kerjanya akan lebih lama.Aturan pemakaian obat diperlukan pada
pemakaian berbagai macam obat tetes yang diberikan. Sebaiknya antara
pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15 menit. Obat yang diteteskan dalam
waktu dekat tidak efisien karena obat yang pertama diteteskan dibilas oleh obat
tetes yan berikutnya.
b. Non-Farmakologi
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1) Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai
2) Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan
laser terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3) Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan
diskus yang berat.
Operasi biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma
kongenital maupun glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting
mengingat efek yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan
bleb, resiko katarak di kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan
dengan laser maupun teknik bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan
menurunkan TIO, diantaranya trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur
non-penetrasi TIO, implantasi jalan pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma
kongenital dan glaukoma sudut tertutup dan ablasi badan silar. Prosedur lain seperti
iridektomi dan gonioplasti diperuntukkan untuk gangguan sudut dan drainase cairan.
a. Operasi untuk glaukoma sudut terbuka
1. Laser trabekuloplasti
Laser trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi
laser yang dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang berbeda.
Biasanya salah satu dari pinggir anyaman trabekula (1800). Ada berbagai cara
yang tersedia diantaranya, argon laser trabekuloplasti (ALT), diodor laser
trabekuloplasty dan selektif laser trabekuloplasty (SLT).LTP diindikasikan
pada pasien glaukoma yang telah mendapat dosis maksimalobat yang bisa
ditoleransi dimana dengan gonioskopi merupakan glaukoma sudut terbuka dan
menuntun penurunan TIO. Selain efektif pada pasien dengan glaukoma sudut
terbuka, LTP juga efektif pada pasien dengan pigmentasi glaukoma dan pasien
dengan sindrom pengelupasan kulit. Namun, pasien pada afakia atau
pseudoafakia tidak terlalu memberikan respon yang baik. LTP juga tidak
efektif untuk mengobati glaukoma tekanan rendah dan glaukoma sekunder
seperti uveitis glaukoma. LTP dapat menurunkan sekitar 20-25% TIO awal
pasien. Kontraindikasi ITP adalah pada pasien dengan inflamasi glaukoma,
iridokornal endothelial (ICE), glaukoma neovaskularisasi atau sinekia sudut
tertutup pada pasien dengan glaukoma yang progresif.
2. Selective laser trabeculoplasty
Selective laser trabeculoplasty (SLT) adalah prosedur laser yang
menggunakan frekuensi ganda dengan target melanin intraseluler. Prosedur
laser iniaman dan selektif dengan hasil penurunan TIO yang hampir sama
dengan ALT. Komplikasi utama dari LTP ini adalah peningkatan TIO yang
temporer yang terjadi pada sekitar 20% pasien. TIO yang pernah dilaporkan
sekitar 50-60 mmHg dan peningkatan TIO temporer ini bisa menyebabkan
kerusakan saraf optik. Dilaporkan sekitar 80% pasien glaukoma sudut terbuka
dengan terapi medis yang tidak terkontrol menunjukkan penurunan TIO.
3. Trabekulektomi
Trabekulektomi merupakan suatu cara yang konservatif dalam
penanganan glaukoma. Trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk
mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada
glaukoma sudut terbuka. Pada trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk
normal akan tetapi, pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas.
Tujuannya agar cairan mata bisa melewati anyaman trabekula menuju ruang
subkonjungtiva dimana pada saat bersamaan tekanan intraokuler optimal tetap
dipertahankan ( tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah ) sebagaimana
mempertahankan bentuk bulat mata ( mencegah pendangkalan bilik mata
depan). Teknik ini dimulai dengan melakukan beberapa tahapan, yaitu:
eksposure, robekan konjungtiva, flap sclera, parasintesis, sklerostomi,
iridektomi, pentupan flap sclera, pengaturan aliran dan penutupan konjungtiva.
b. Operasi untuk glaukoma sudut tertutup
1. Laser iridektomi
Teknik bedah ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli
ogtalmologi Jerman bernama Albrecht von Graefe tahun 1857 pada pasien
glaukoma akut. Iridektomi merupakan prosedur operasi yang aman dan
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi sekitar 80% pada penderita
glaukoma sudut tertutup primer. Tujuan yang ingin dicapai adalah terbukanya
drainase cairan mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan dan
mengurangi tekanan yan tnggi di bilik mata belakang akibat blok pupil yang
relatif. Dengan demikian memungkinkan pupil untuk bergerak mundur ke
belakang sehingga membuka sudut glaukoma.
Indikasi iridektomi yaitu adanya blok pupil dan kebutuhan untuk
menentukan adanya blok pupil. Laser iridektomi juga diindikasikan untuk
mencegah blok pupil pada mata yang beresiko tinggi pada pemeriksaan
gonioskopi karena serangan glaukoma sudut tertutup pada mata yang di
sebelahnya. Sementara itu, kontraindikasi laser iridektomi adalah adanya
rubeosis iridis yang aktif dan pemakaian antikoagulan sistemik termasuk
aspirin.Pada glaukoma sudut tertutup akut, sulit untuk dilakukan laser
iridektomi karena kondisi kornea yang keruh, ruang yang dangkal, dan iris
yang “tenggelam”. Dokter harus menangani dulu serangan ini secara medis
kemudian baru dilanjutkan terapi bedah.
2. Laser genioplasti atau iridoplasti perifer
Genioplasti atau iridoplasti adalah teknik untuk memperdalam sudut.
Adakalanya ini berguna pada glaukoma sudut tertutup akibat iris plateau.
Stroma dibakar dengan argon laser pada bagian perifer iris untuk membuat
kontraksi dan membuat datar iris. Kontraindikasi laser genioplasti dan
irioplasti sama dengan laser iridektomi.
3. Pembedahan Insisi
Diantaranya adalah iridektomi perifer, ekstraksi katarak, pendalaman
COA, dan goniosinekialisis. Dilakukan apabila bedah laser tidak memberikan
hasil.
4. Operasi untuk glaukoma kongenital
Untuk kasus-kasus glaukoma yang terjai selama tahun-tahun pertama
kehidupan terapi pembedahan adalah terapi yang secara umum efektif
disbanding terapi farmakologis. Goniotomi dan trabekulektomi merupakan
prsedur pilihan dalam glaukoma primer kongeital ini. Goniotoromi hanya
dapat dilakukan pada mata dengan kornea yang relatif jernih. Sedangkan
trabekulektomi dapat dilakukan meskipun kornea jernih atau keruh. Apabila
dua pilihan terapi diatas gagal, maka perlu dipikirkan untuk terapi pembedahan
gabungan dengan pembedahan trabekulektomi dan tubes shunt.
Prinsip kerja goniotomi adalah menginsisi anyaman trabekula dari
dalam bola mata. Sementara itu, trabekulekomi adalah mengkanalisasi anal
Schlemm dari permukaan luar bola mata dan memotong anyaman trabekula
dari kanal tersebut menuju balik depan mata.
Keuntungan dari goniotomi adalah:
1. Tingkat efektivitas yang tinggi
2. Sedikit tindakan invasive sehingga jarang menyebabkan trauma
3. Resiko komplikasi yang rendah
4. Meningkatkan aliran cairan mata lebih baik daripada prosedur lain
5. Mencadangkan knjungtiva untuk operasi filtrasi
Keuntungan trabekulektomi adalah:
1. Dapat dilakukan meskipun kornea keruh
2. Teknik pembedahan lebih mudah.
3. Menurunkan resiko trauma intraocular
4. Akses menuju kanal Schlemm lebih tepat
F. Komplikasi Glaukoma
Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat.Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk
menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata
karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
G. Pencegahan Glaukoma
Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk bisa terhindar dari glaukoma.
Berikut ini adalah langkah alami yang perlu Anda lakukan sejak dini :
1. Mengontrol Kadar Gula Darah
Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada
lensa yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma dan
umumnya memang jarang disadari. Karena itu hal penting yang harus Anda lakukan
adalah memiliki pola kebiasaan makan makan yang baik.Hindari terlalu sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula berlebihan dan
biji-bijian.Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas misalnya
seperti nasi, pasta, sereal, kentang dan roti putih.
2. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko
tekanan pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar
komputer. Latihan atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit glaukoma
akibat kondisi metabolisme yang buruk seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
3. Melindungi Mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau
pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata.Anda bisa menggunakan
kacamata khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat asing
maupun tekanan berlebihan.Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi memang sangat
diperlukan.
4. Hindari Makanan Mengandung Lemak Trans
Kebiasaan mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung lemak
trans akan membuat kesehatan mata Anda beresiko tinggi terkena glaukoma. Lemak
akan membuat sistem lensa mata menjadi lebih buruk terutama jenis lemak yang
didapatkan dengan cara dibakar dan digoreng. Karena itu hindari semua jenis makanan
yang mengandung lemak atau makan dalam jumlah yang sangat terbatas saja.
5. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata seharusnya memang sudah dilakukan sejak awal. Meskipun
glaukoma bisa terjadi pada usia lebih dari 42 tahun namun ada beberapa kasus dimana
usia muda terserang glaukoma. Karena itu pemeriksaan secara teratur harus dilakukan
untuk mengetahui gejala sejak awal.Bahkan orang yang memiliki riwayat glaukoma
dalam keluarga harus melakukan pemeriksaan secara teratur.
6. Kurangi Karbohidrat dan Gula
Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengurangi semua jenis asupan makanan
yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi. Karbohidrat dan gula berperan penting
dalam meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga, membuat kebutuhan insulin
sangat tinggi. Jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan diabetes.Bahaya
diabetesakan membuat kesehatan mata menurun karena meningkatkan penumpukan
kadar gula dalam lensa mata.
7. Hindari Stres
Stres ternyata juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mata. Stress akan
membuat tekanan lensa mata jauh lebih kuat dan besar. Akibatnya maka lensa dan
retina mata tidak bisa bekerja dengan baik.Tekanan mata juga membuat tekanan pada
lensa mata mengalami perubahan.Jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan
glaukoma. Untuk cara mengatasi stres maka bisa mencoba untuk yoga, olahraga atau
rekreasi.
8. Buat Mata Santai
Melihat komputer, layar gadget, atau menyetir dalam waktu yang panjang
ternyata akan membuat mata menjadi sangat lelah. Ketika mata lelah maka tekanan
pada lensa terus dipaksa agar bisa mendapatkan fokus maksimal.Sekarang Anda harus
mencoba untuk membuat mata menjadi lebih santai dan sesering mungkin. Berikut
cara untuk membuat mata bisa santai dan tetap nyaman :
a. Buat mata berkedip lebih sering. Berkedip akan membantu mata untuk berlatih dan

memberikan cairan yang lebih banyak ke dalam mata. Karena mata tidak
kekeringan maka penurunan tekanan lensa menjadi lebih mudah.Tutup mata
sesekali selama satu menit ketika bekerja di depan komputer. Menutup mata
selama satu menit akan membuat oto mata menjadi sangat rileks. Anda bisa
melakukan langkah ini ketika merasa mata sudah lelah
b. Bersihkan mata dengan menggunakan air dingin. Lakukan cara ini setiap pagi
setelah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. Cara ini akan membantu mata
agar tetap nyaman.
c. Jika terus menerus bekerja di depan komputer maka luangkan waktu selama 5
menit setiap jamnya untuk tidak melihat komputer. Anda bisa berdiri mengambil
minuman atau melihat ke sekitar yang jauh dari komputer.
d. Buat mata menjadi lebih santai dengan menerapkan irisan mentimun dan letakkan
pada mata. Timun memiliki rasa dingin yang menyegarkan sehingga akan
membuat mata Anda menjadi lebih santai.
e. Atur layar komputer Anda dengan jarak sekitar 30 cm dari mata. Cara ini akan

tetap menjaga kesehatan mata sehingga mata tidak terlalu kering.


f. Gunakan pelindung layar antiradiasi pada layar komputer. Untuk Anda yang harus
bekerja berlama-lama di depan komputer maka pelindung layar akan mencegah
agar mata tidak terlalu lelah.
REFERENSI

Arif, mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculpius.
Brooker, Christine. 1997. Kamus Saku Keperawatan. E/31. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis
dan Evaluasi. Ed 5 Vol3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai