Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN


GANGGUAN MATA PADA ANAKDI DESA BANASU

1. Yuhana Damantalm
2. Irsyan
3. Katrina Febby Lestari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2016
PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENYUKUHAN TENTANG DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN


GANGGUAN MATA PADA ANAKDI DESA BANASU

1. Yuhana Damantalm
2. Irsyan
3. Katrina Febby Lestari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2016
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Pengabdian : Penyuluhan Tentang


deteksi Dini Dan Mencegah
2. Ketua Tim Pengususul
a. Nama : Yuhana Damantalm
b. NIK :
c. Jabatan/ Golongan :
d. Program Studi :
e. Bidang Keahlian :
f. Alamat Kantor :
3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 2 anggota
b. Nama Anggota/bidang keahlian : Irsyan dan Katrina Febby
Lestari
c. Mahasiswa yang terlibat : 2 orang
4. Lokasi Kegiatan
a. Wilayah (Desa/kecamatan) :
b. Kabupaten/ Kota :
c. Propinsi :
d. Jarak PT ke Lokasi :
5. Luaran yang dihasilkan
6. Jangka Waktu pelaksanaan :
7. Biaya Total : Rp. 2.960.000:

Palu, 15 Maret 2016

Mengetahui
Ketua Prodi Ketua Pelaksana

Elifa Ihda Rahmayanti, S. Kep, M. Kep Yuhana Damantlm


NIK. 20120901025
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................

DAFTAR TABEL .............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................


1.2 Tujuan kegiatan .....................................................................
1.3 Manfaat kegiatan ...................................................................

BAB II SOLUSI DAN TERGET LUARAN

2.1 Solusi yang ditawarkan .........................................................


2.2 Target luaran .........................................................................

BAB III METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan ............................................


3.2 Sarana Dan Alat Yang Digunakan ........................................
3.3 Pihak-Pihak terlibat ................................................................
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah .............................................
3.5 Khalayak Sarana ....................................................................

BAB IV KELAYAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kinerja lembaga pengabdian masyarakat ..............................


4.2 Jenis kepakaran yang diperlukab dalam menyelesaikan
Persoalan mitra ......................................................................

BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1 Anggaran Biaya .....................................................................


5.2 Jadwal Pengabdian ................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

5.1 Anggaran Biaya Pengabdian Kepada Masyarakat ................


5.2 Jadwal kegiatan pengabdian ..................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan hasil survei World
Health Organization (WHO), penyebab utama kebutaan tahun 2002
adalah katarak (47,8%), glaukoma (12,8%), penyakit yang
berhubungan dengan degeneratif (8,7%), kekeruhan kornea (5,1%),
diabetes retinopati (4,8%), trakhoma (3,6%) dan lain-lain (17,6%)
(Resnikoff & Pascolini, 2004). Prevalensi nasional glaukoma
adalah 0,5% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 9
provinsi mempunyai prevalensi glaukoma di atas prevalensi
nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur,
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Riset
Kesehatan Dasar, 2007). Berdasarkan Survei Departemen
Kesehatan Indonesia tahun 1996, dari 0,2% kebutaan akibat
glaukoma, terdapat 0,16% kebutaan pada kedua mata dan 0,04%
kebutaan pada satu mata (Ilyas, 2011). Di Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, prevalensi kebutaan akibat glaukoma mencapai
0,094% (Asnita, 2004 dalam Herman, 2009). Glaukoma adalah
penyakit saraf optik jangka panjang yang ditandai oleh adanya
kerusakan struktur diskus optikus atau serabut saraf retina,
kelainan lapangan pandang dan biasanya disertai peningkatan
tekanan intraokular (Salmon, 2008). Hampir 60 juta orang terkena
glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk Indonesia terkena
glaukoma dan menjadikan penyakit ini sebagai penyebab utama
kebutaan yang dapat dicegah. Glaukoma tidak hanya dapat
disebabkan tanpa disertai dengan penyakit lainnya tetapi juga dapat
disebabkan oleh penyakit lokal pada mata dan penyakit sistemik.
Secara khusus, beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa
tekanan darah sistemik yang tinggi dikaitkan dengan adanya sedikit
peninggian TIO (Costa, Arcieri & Harris, 2009). Hipertensi adalah
keadaan dimana peningkatan tekanan darah yang memberi gejala
yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada
otak, penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan
ventrikel kiri
hipertensi pada otot jantung (Guyton & Hall, 2007). Tiap
tahunnya, 7 juta orang meninggal akibat hipertensi. Problem
kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan
menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2000 saja hampir 1
miliar penduduk dunia menderita hipertensi dan jumlah ini
diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025.
Prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 31,7% artinya hampir 1
dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi (Riset
Kesehatan Dasar, 2007). Prevalensi hipertensi di Sumatera Utara
menurut Riskesdas tahun 2007 adalah 5,8% dari seluruh penduduk
dan menduduki urutan keempat dari sepuluh penyakit tidak
menular di Provinsi Sumatera Utara (Riset Kesehatan Dasar,
2007). Oleh karena tingginya angka prevalensi kebutaan akibat
glaukoma dan prevalensi hipertensi, peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan mengenai hubungan hipertensi yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma di Poliklinik
Mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP H.
Adam Malik), Medan. Sebagaimana juga diketahui bahwa RSUP
H. Adam Malik, Medan merupakan rumah sakit rujukan utama di
provinsi Sumatera Utara.

1.2 Tujuan Kegiatan


a. Untuk meningkatkan pengetahuan orang tua di desa Banasu
bagaimana cara mendeteksi dini dan mencegah gangguan
mata pada anak.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan orang tua di desa Banasu
mengenai gangguan mata pada anak.
c. Untuk meningkatkan kesadaran orangtua di desa Banasu
pentingnya menjaga kesehatan mata pada anak dengan baik
sehingga dapat mengubah pola perilaku anak yang dapat
merusak mata

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama kalanagan
orang tua mengenai pentingnya mendeteksi dini dan
mencegah gangguan mata pada anak.
b. Memberikan masukan kepada Dinas kesehatan mengenai
evektivitas program yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan pentingnya mencegah gangguan mata pada
anak terutama di desa Banasu.
c. Melalui peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya mencegah gangguan mata di harapkan
kedepannya anak anak yang mengalami gangguan mata
dapat berkurang ataupun tidak ada lagi.
BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi Yang ditawarkan


a. Memberikan penyuluhan kesehatan berupa kegiatan penyuluhan
tentang deteksi dini dan mencegah gangguan mata pada anak.
2.2 Target Luaran
a. Meningkatkan pengetahuan peserta mengeani deteksi dini dan
mencegah gangguan mata pada anak.
b. Meningkatkan kesadaran orang tua untuk mencagah kesehatan mata
anak anak mereka agar terhindar dari ganguan mata sehingga dapat
mengubah pola perilaku anak anak dalam hubungannya dengan
gangguan mata.
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


kegiatan ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di desa Banasu
kegiatan ini dilakukan selama 1 hari.

3.2 Sarana dan Alat yang Digunakan


Sarana yang digunakan dalam penyuluhan tentang deteksi dini dan
mencegah gangguan mata pada anak di desa Banasu yaitu pelaksanaan
kegiatan berupa pemberian materi mengenai deteksi dini dan mencegah
gangguan mata pada anak melalui media promosi kesehatan yaitu
penyuluhan dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Sedangkan alat
yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Berikut bahan dan alat untuk
kegiatan ini yaitu :
1. Leaflet
2. Spanduk
3. Pengeras suara

3.3 Pihak-pihak yang Terlibat


Kegiatan ini melibatkan staf dosen STIKes Widya Nusantara palu dan
masyarakat di desa Banasu. Kedua instansi yang terlibat ini mendapat
keuntungan secara bersama-sama. (mutual benefit).
1. Desa Banasu sebagai tempat pelaksanan kegiatan akan
menyediakan SDM berupa orang tua orang tua di desa tersebut.
Dalam hal ini memperoleh manfaat dalam hal peningkatan SDM
terutama dalam hal pengetahuan dan pemahaman mengenai
gangguan mata pada anak.
2. STIKes Widya Nusantara Palu melalui lembaga pengabdian pada
masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung
pelaksanaan dharma ketiga dari tri Dharma Perguruan Tinggi.

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah

Kurangnya pengetahuan Tingginya kejadian terkait


orang tua mengenai deteksi gangguan mata pada anak
dini dan cara mencegah
gangguan mata pada anak

Peningkatan pengetahuan Tingginya kejadian terkait


orangtua mengenai gangguan gangguan mata pada anak
mata pada anak dan cara
mendeteksinya

penyebaran informasi tentang Peningkatan pemngetahuan


cara mendeteksi dan masyarakat mengenai
mencegah gangguan mata mendeteksi dini dan
pada anak. mencegah gangguan mata
pada anak

3.5 Khalayak Sasaran


Sasaran dari pelatihan ini adalah masyarakat di desa Banasu
terutama para orangtua yang berada di tempat itu yang seluruhnya
berjumlah 30 orang. Diharapkan melalui orang tua yang telah
mendapatkan pelatihan dan pendampingan tersebut, dapat berperan
sebagai sumber informasi mengenai cara mendeteksi dan mencegah
gangguan mata pada anak untuk masyarakat di sekitarnya. Masyarakat
yang dipilih pada program ini adalah masyarakat yang memiliki beberapa
karakteristik seperti : mudah bergaul, dapat berkomunikasi yang baik,
sosialisasinya baik, memiliki banyak jaringan pertemanan, biasanya jadi
tempat curhat, orang tua yang tidak tahu menjaga kesehatan mata anak dan
hanya membiarkannya. Orangtua yang belum mengetahui cara mendeteksi
dan mencegah gangguan mata di ambil agar orang tua tersebut setelah di
beri pelatihan daat mempraktikkan pada keluarga dan orang sekitarnya dan
dapat membantu mengurangu anak anak yang akan terkena gangguan mata
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kinerja Lembaga Pengabdian Masyarakat STIKes Widya
Nusantara Palu
STIKes Widya Nusantara Pelu merupakan perguruan tinggi swasta
dan lingkup penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dikelolah
oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) yang telah banyak menyelenggarakan kegiatan hibah
penelitian dan pengabdian masyarakat baik menggunakan dana
internal STIKes Widya Nusantara Palu maupun yang langsung
terpusat pada kementrian riset dan teknologi (kemenristek) Dikti.
Selain itu LPPM mempunyai dedikasi tinggi dalam program
pengembangan dosen untuk kegiatan pengabdian masyarakat
merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun dan
merangkul seluruh prodi yang ada di STIKes Widya Nusantara Palu.
Melalui penyebaran informasi yang merata.

4.2 Jenis Kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan


persoalan mitra.
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra sangat erat kaitannya
dengan menejemen penyakit gangguan mata. Untuk itu diperlukan
narasumber atau pakar yang mampu memaparkan cara mencegah
terjadinya penyakit gangguan mata ke arah yang lebih serius. Secara
profesional, tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat memiliki
keilmuan dan keahlian yang sangat terkait dengan kegiatan ini
meliputi bidang ilmu menejemen keperawatan dan keperawatan
medikal bedah. Tim pelaksana pengabdian pada msayarakat ini juga
sering terlibat dalam pertemuan ilmiah/seminar/konferensi sebagai
narasumber dalam kegiatan keperawatan ataupun kesehatan
masyarakat. Berbasis kepakaran tersebut, maka substansi materi dan
modul penyuluhan ini akan disusun oleh ti pelaksana kegiatan
pengabdian tersebut yang telah memiliki pengalaman akademik dan
klinik dalam pengelolaan penyakit.
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
5.1 Anggaran Biaya
Adapun aggaran biaya yang akan digunakan pengabdian kepada
masyarakat adalah seperti terlihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1 anggaran biaya pengabdian kepada masyarakat
No Jenis pengeluaran Biaya yang diusulkan (RP)
1. Gaji dan upah (30%) Rp. 879.600;
2. Bahan habis pakai dan peralatan (50%) Rp. 1. 486.000;
3. Perjalanan (10%) Rp. 297. 200;
4. Lain-lain (10%) Rp. 297.200;
Jumlah Rp. 2.960.000;

5.2 Jadwal Pengabdian


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari senin tanggal Maret 2016
di Desa Banasu kegiatan ini dilakukan selama 1 hari.
I BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
KETUA
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Yuhana Damantalm
2. Jabatan Fungsional
3. NIDN/NIK
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Alamat Rumah
6. Nomor telefon/Fax/hp
7. Alamat Kantor
8. Nomor Telefon/Fax
9. Alamat e-mail

Anggota I

A. Identiitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jabatan Fungsional
3. NIDN/NIK
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Alamat Rumah
6. Nomor telefon/Fax/hp
7. Alamat Kantor
8. Nomor Telefon/Fax
9. Alamat e-mail
10 Mata kuliah yang diampu

Palu, 15 Maret 2016


Yang Menyatakan

Nur Indang, S.Si, M.Sc

NIK.
Anggota II

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jabatan Fungsional
3. NIDN/NIK
4. Tempat Tanggal Lahir
5. Alamat Rumah
6. Nomor telefon/Fax/hp
7. Alamat Kantor
8. Nomor Telefon/Fax
9. Alamat e-mail
10 Mata Kuliah yang Diampu

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
C. Penelitian dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judu Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
II PETA LOKASI
Desa Banasu merupakan salah satu desa

Anda mungkin juga menyukai