Anda di halaman 1dari 3

Terdapat 9 kriteria suatu penelitian bersifat kausalitas berdasarkan

prinsip Hill”s Postulates antara lain:

1. Stength of Association (Kekuatan Asosiasi)

Besar angka menunjukkan seberapa kuat hubungan paparan dan


kejadian penyakit. Semakin besar angka menunjukkan semakin kuat
hubungan dan menyatakan bahwa hubungan tersebut bersifat
kausalitas. Ukuran untuk menilai hubungan paparan dan penyakit
berupa Resiko Relatif (RR) atau Rasio Odds (OR). Kriteria kekuatan
Asosiasi bersifat mutlak untuk menunjukan suatu penelitian bersifat
kausalitas.

Contoh : Sebuah studi pada kelompok perokok (terpapar) dan tidak


perokok (tidak terpapar) dengan jumlah sampel masing-masing
kelompok 20 orang. Studi diikuti selama 5 tahun untuk mengetahui
kejadian Kanker Paru (Studi Kohort). Dalam waktu 5 tahun tersebut
terdapat 5 penderita kanker paru-paru dari 20 orang pada kelompok
terpapar dan pada kelompok tidak terpapar terjadi kasus 1 penderita
kanker paru-paru dari 20 sampel. Berdasarkan kasus tersebut
didapatkan nilai Resiko Relatif sebesar 5. Dapat disimpulkan bahwa
kelompok perokok lebih beresiko 5 kali terkena kanker paru
dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok.

2. Consistency of the Observed Association (Konsisten)

Kosinten hasil penelitian walaupun penelitian sejenis dilaksanakan pada


waktu dan tempat yang berbeda. Ini menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang bersifat kausalitas. Kriteria konsistensi bersifat mutlak
untuk menunjukan suatu penelitian bersifat kausalitas.

Contoh: Penelitian mengenai kelompok perokok dan tidak perokok yang


dilakukan di Surabaya tahun 2015 menunjukan bahwa nilai Resiko
Relatif sebesar 4. Pada tahun 2017 dilakukan penelitian sejenis yang
menunjukan nilai Resiko Relatif sebesar 5. Disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwa merokok merupakan faktor risiko
terjadinya kanker paru. Meskipun nilai resiko relatifnya berbeda.
3. Specificity (Spesifitas)

Spesifitas adalah kemampuan satu variabel bebas menjadi faktor risiko


dari berbagai macam penyakit. Contoh : Rokok merupakan faktor risiko
kanker paru, rokok merupakan faktor risiko jantung koroner, rokok
merupakan faktor risiko stroke.

4. Temporality (Hubungan temporal)

Menunjukan bahwa penyebab (exposure) mendahului (hasil) secara


berurutan. Kriteria Temporality bersifat mutlak untuk menunjukan
bahwa penelitian tersebut bersifat kausalitas.

Contoh: Penyakit kanker paru pada seseorang didahului oleh merokok


selama 5 tahun. Jadi perilaku merokok merupakan faktor resiko
terjadinya kanker paru.

5. Biologic Gradient (Terdapat tingkatan Gradasi Biologi).

Paparan yang semakin kuat menyebabkan seseorang dalam waktu


singkat dapat menderita penyakit tersebut lebih cepat. Kriteria ini
bersifar mutlak untuk menunjukan suatu penelitian bersifat kausalitas.

Contoh: Si A merokok setiap hari sebanyak 2 batang setelah 5 tahun


mengidap kanker paru, Si B merokok setiap hari sebanyak 5 batang
setelah 2 tahun mengidap kanker paru. Ini menunjukan bahwa si B
terpapar asap rokok lebih banyak dibandingkan si A. Sehingga si B lebih
cepat menderita penyakit kanker Paru.

6. Biologic Plausibility (Secara biologi dapat dimengerti)

Melalui Biologi dapat dijelaskan runtutan kejadian suatu penyakit (tidak


bertetangan dengan ilmu Biologi). Kriteria ini juga berisfat mutlak untuk
menunjukan penelitian menunjukan hubungan kausalitas.

Contoh : Penyakit Kanker Paru diawali dengan asap rokok yang memiliki
kadar Nikotin yang masuk ke Paru-Paru. Nikotin yang masuk
menyebabkan rusaknya epitel. Maka epitel akan terus regerasi secara
terus menerus. Kejadian yang terjadi secara terus menerus
menyebabkan sel apietel lepas kontrol dan terjadilah Kanker paru.

7. Coherence (Koherensi)

Koherensi pada perjalanan penyakit, biologi, dan epidemiologi sehingga


pada akhirnya memberikan pemahaman yang sama. Namun, kriteria
koherensi bukan merupakan syarat mutlak penelitian dinyatkan sebagai
kausalitas.

Contoh : Merokok dapat menyebabakan terjadinya kanker paru yang


sesuai dengan riwayat alamiah penyakit, Biologi dan epidemiologi

8. Experiment

Bantuan kekuatan hubungan kausalitas dapat diperoleh dengan medical


record trial, intervensi, dan studi pada hewan.

9. Analogy

Dapat dianalogikan (disamakan) dengan penelitian sejenis. Contoh:


thaladomine dapat mengurangi mual pada ibu hamil pada lima tahun
berikutnya banyak ibu-ibu anaknya mengalami kecacatan. kemudian
dianalogikan dengan rubella (morbili Jerman) bayi tersebut mengalami
mengalami kelainan. Karena memiliki dampak yang efek yang sama
maka ditelusuri thaladomine. dari hasil penelususran menunjukan RR:
3,1 dibandingkan dengan ibu ibu yang tidak menggunakan thaladomine.
sifat ini dianggap membantu hubungan asosiasi dan tidak mutlak harus
ada.

Anda mungkin juga menyukai