Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya protein total terdiri dari 60% albumin dan
40% globulin. Penggunaan pemeriksaan protein total serum dibatasi
kecuali dilakukan pemeriksaan elektroforesis protein. Albumin
berperan penting dalam mempertahankan tekanan osmotic koloid
serum. Gamma globulin adalah antibodi tubuh yang memberikan
imunitas.
Protein merupakan metabolit primer yang terdiri dari asam-
asam amino yang diikat oleh peptide, protein berfungsi sebagai
menjaga tekanan osmotik, sebagai sumber asam amino, sebagai
sistem imun dan sebagai transportasi nutrisi ke sel. Protein total
adalah kadar dari semua protein yang terdapat dalam serum.
Metodenya dengan menggunakan metode biuret ( pereaksi biuret ).
Dimana prinsipnya protein bersama dengan ion tembaga
membentuk kompleks warna ungu-biru dalam larutan basa.
Absorbansi warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi. Reagen
yang digunakan pada protein yaitu TPR (Total protein reagen).
Albumin merupakan komponen protein yang membentuk
lebih dari setengah protein plasma. Albumin disintesa oleh hepar.
Albumin meningkatkan tekanan osmotik yang dibutuhkan untuk
mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum akan
mengakibatkan cairan dari pembuluh vaskular ke jaringan-jaringan
menyebabkan edema. Metodenya dengan pengujian secara
fotometer menggunakan bromkresol hijau, Prinsipnya adanya
bromkresol hijau dalam suasan sedikit asam, terjadi perubahan
warna akibat indikator dari kuning-hijau ke biru-hijau. Reagen yang
digunakan pada albumin yaitu reagen albumin yang terdiri dari
buffer sitrat, standard dan bromkresol hijau.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum adalah untuk mengetahui
pemeriksaan protein total dan albumin dalam serum darah
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum adalah untuk melakukan
pemeriksaan protein total dan albumin dalam serum darah,
menghitung nilai dan interpretasi data.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur
pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan
mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein
plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur
pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk
mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama, yaitu (Sloane
2003, h.122) :
1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai
60%, tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati
dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
a. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm,
sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1
nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid.
b. Tekanan osmotik koloid (atau tekanan onkotik) dintentukan
berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini
merupakan suatu ukuran “daya tarik” plasma terhadap difusi air
dari cairan ekstraselular yang melewati membran kapilar.
2. Globulin, membentuk sekitar 30% protein plasma.
a. Alfa dan beta globulin disintesis dihati, dengan fungsi utama
sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai
substrat dan zat penting tubuh lainnya.
b. Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima jenis
imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi
dalam imunitas.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan
merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan
darah.
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. bahan
interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya
terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah. Volume darah secara
keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan
atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan,
sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini
dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat
volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh
tekanan osmotic dalam pembuluh darah dan dalam jaringan
(Pearce 2008, h.88).
Karakteristik darah adalah (Sloane 2003, h.122) :
1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen
pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).
2. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini
memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).
3. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua
kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah
merah.
4. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran
rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini
bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan
jumlah jaringan adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi
sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.
Susunan darah, serum darah atau plasma darah terdiri atas
(Pearce 2008, h.88) :
1. Air : 91,0 persen
2. Protein : 8,0 persen (Albumin, globulin, protrombin, dan
fibrinogen)
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
3. Mineral : 0,9 persen (Natrium klorida, natrium bikarbonat,
garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi dan seterusnya).
4. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik, yaitu : glukose, lemak,
urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino.
5. Plasma juga berisi : oksigen dan karbondioksida, hormon-hormon,
enzim dan antigen.
6. Banyak obat yanng bereaksi dengan protein plasma, jaringan atau
makromolekul lain seperti melanin dan DNA membentuk suatu
kompleks obat-makromolekul. Pembentukan kompleks ini sering
disebut ikatan obat protein. Ikatan obat protein dapat merupakan
proses reversibel atau irreversibel. Ikatan obat protein yang
irreversible umummnya merupakan hasil aktivasi kimia obat yang
kemudian berikatan kuat dengan protein atau makromolekul
dengan ikatan kimia kovalen. Sebagai contoh hepatotoksisitas dari
asetaminofen dosis tinggi disebabkan oleh pembentukan metabolit
antara yang reaktif yang berinteraksi dengan protein hati (Shargel
2012, h.22).
7. Sebagian besar obat berikatan atau membentuk kompleks dengan
protein dengan proses reversibel. Ikatan obat yang reversibel ini
menunjukkan bahwa obat mengikat protein dengan ikatan kimia
yang lebih lemah, seperti ikatan hidrogen atau gaya Van Der
Waals. Asam-asam amino yang menyusun rantai protein
mempunyai gugus hidroksi, karbokisl, atau gugus lain yang tersdia
untuk berinteraksi dengan obat secara reversibel (Shargel 2012,
h.22).
8. Komponen utama protein plasma yang bertanggung jawab
terhadap ikatan obat adalah albumin. Protein lain seperti globulin yang
dapat berikatan dengan obat-obat hanya merupakan bagian terkecil
dari keseluruhan ikatan protein plasma. Albumin adalah protein
dengan berat molekul 69.000 dan disintsis oleh hati. Dalam tubuh
albumin didistribusikan secara vaskular dalam kulit, otot dan beberapa
jaringan lain. Obat-obat asam lemah seperti salisilat, fenilbutazon, dan
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
penisilin terikat kuat dengan albumin. Kekuatan ikatan obat dengan
albumin berbeda untuk masing-masing obat. Obat-obat basa lemah
seperti propanolol dan lidokain juga berikatan, khususnya α 1-asam
glikoprotein dan lipoprotein (Shargel 2012, h.22).
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti
utama atau pertama. Protein merupakan komponen penting atau
komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena itu sel
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Toha 2016, h.66).
Nilai normal albumin yaitu 3,5-5,0 g%, SI 35-50 g/L. Albumin
disintesis oleh hati untuk mempertahankan keseimbangan distribusi
air dalam tubuh (tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport
beberapa komponen darah seperti ion, bilirubin, hormon, enzim dan
obat (Kemenkes RI 2011, h.55).
Nilai albumin akan meningkat pada keadaan dehidrasi, dan akan
menurun pada keadaan malnutrisi, sindroma absorbsi, hipertiroid,
kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema,
asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan pendarahan (Kemenkes
RI 2011, h.55).
2.2 Uraian Sampel
Serum darah atau plasma darah terdiri atas (Ganiswara, 2014).
a. Air : 91 %
b. Protein : 8 % ( albumin,globulin,protrombin dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9 % ( natrium klorida,natrium bikarbonat, garam
kalsium,fosfor, magnesium dan besi )
d. Bahan organik : 0,1 % (glukosa, asam amino, kolesterol, hormon,
enzim, gas oksigen dan karbon dioksida dan sel darah.
2.3 Uraian Bahan
Air suling (Ditjen POM 1979)
Nama : Aqua destillata

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.

Rumus molekul : H2O


Rumus struktur :

2.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2019)


a. Protein total
1. Penyiapan Serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifug selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
d. Diambil serum darah.
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet.
c. Ditambahkan 1000 µL regean TPR.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
3. Pengukuran absorban standar
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet.
c. Ditambahkan 1000 µL regean TPR.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
4. Pengukuran absorban sampel
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL serum darah ke dalam kuvet.
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
c. Ditambahkan 1000 µL regean TPR.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
b. Albumin
1. Penyiapan Serum
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge.
c. Disentrifug selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
d. Diambil serum darah.
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet.
c. Ditambahkan 1000 µL regean Albumin.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
3. Pengukuran absorban standar
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet.
c. Ditambahkan 1000 µL regean Albumin.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
4. Pengukuran absorban sampel
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 10 µL serum darah ke dalam kuvet.
c. Ditambahkan 1000 µL regean Albumin.
d. Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit.
e. Diukur absorban spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
mikropipet, rak tabung, spektrofotometer, Sentrifuge, tabung reaksi,
tabung sentrifuge.
3.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aquadest, darah, mata mikropipet, reagen albumin dan reagen TPR.
3.3 Cara kerja
a. Protein Total
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 6000 rpm.
4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 30µL aquadest ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
III. Pengukuran absorban standar
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 30µL larutan standar ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
IV. Pengukuran absorban sampel
1) Disiapkan alat dan bahan
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
2) Dipipet 30µL serum dalam kuvet
3) Ditambahkan 3000 µL reagen TPR
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 11 menit 30 detik.
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.
b. Albumin
I. Penyiapan serum
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 6000 rpm.
4) Diambil serum darah
5) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
II. Pengukuran absorban blanko
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 24µL aquadest ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 2880 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30 detik
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 620 nm.
III. Pengukuran absorban standar
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 24µL larutan standar ke dalam kuvet
3) Ditambahkan 2880 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30 detik
5) Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 620 nm.
IV. Pengukuran absorban sampel
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet 24µL serum dalam kuvet
3) Ditambahkan 2880 µL reagen albumin
4) Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30 detik
5) Diukur absorban pada spektrofotomete
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
a. Tabel Pengamatan
Protein total
Klp Abs standar Abs sampel Nlai g/dL
3 0,393 0,111 1,69

Albumin
Klp Abs standar Abs sampel Nlai g/dL
3 1,022 0,525 2,568

4.2 Pembahasan
Protein total adalah suatu pengukuran kuantitatif konsentrasi
dari seluruh protein yang terdapat pada serum (tidak termasuk faktor
pembekuan) yaitu albumin dan globulin. Tes protein total berguna
untuk mengukur jumlah total dari berbagai jenis protein dalam
darah. Banyak orang dewasa atau bahkan remaja (terutama atlet
atau binaragawan) mengkonsumsi asupan protein yang tinggi,
terutama karena ingin meningkatkan massa otot dan kekuatan otot.
Mengkonsumsi protein yang tinggi akan meningkatkan kadar protein
total darah dan akan bertampak buruk bagi tubuh, diantaranya
gangguan pada tulang dan homeostasis kalsium, kelainan dari
fungsi ginjal, peningkatan resiko kanker, dan kelainan fungsi hati.
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin
disintesis di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan
tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan
protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi
dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu
mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular.
peningkatan kadar albumin dalam darah dapat diindikasikan dan
dikaitkan dengan kekurangan cairan atau dehidrasi yang terjadi

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
dalam tubuh sebab albumin berperan dalam pengaturan tekanan
osmosis, kemudian diikuti dengan diare dan muntah. sebaliknya
penurunan kadar albumin dapat mengindikasikan ketidak
seimbangan beberapa nutrisi dalam tubuh (malnutrisi) atau
gangguan hepatik.
Digunakannya spektrofotometer pada analisis karena
spektrofotometri merupakan pengukuran jauhnya penyerapan
energy cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungsi dari
panjang gelombang.
Pemeriksaan kadar protein total dan albumin diawali dengan
penyiapan serum dengan cara darah disentrifuge dengan
menggunakan alat sentrifuge dengan kecepatan 6000 rpm selama
15 menit. darah disentrifuge dengan alasan untuk memisahkan
plasma dan serum yang terdapat dalam darah. digunakan serum
dalam hal ini sebab serum mengandung lebih banyak nutrisi dan
kandungan yang akan diteliti juga serum tidak mengandung faktor
pembekuan darah sehingga tidak akan menghalangi dalam proses
pemeriksaan.
Alasan di inkubasi untuk memberikan waktu pada reagen
dan sampel untuk bereaksi sempurna.
Pada pemeriksaan kadar protein, dilakukan penyiapan untuk
absorbansi blanko dan standar terlebih dahulu sebab alat yang
digunakan yaitu spektrofotometer sehingga membutuhkan blanko
dan standar agar dapat ditentukan absorbansi sampel yang akan
diukur. pemeriksaan kadar protein menggunakan reagen TPR (Total
Protein Reagent) berdasarkan reaksi biuret dimana protein akan
membentuk kompleks berwarna biru jika bereaksi dengan tembaga
yang terdapat dalam reagen TPR dalam suasana basa yang
disebabkan oleh natrium hidroksida dalam reagen. diukur pada
panjang gelombang 546 nm yang merupakan panjang gelombang
visible hal ini dikarenakan larutan yang dihasilkan berwarna maka
absorbansi dari warna akan berbanding lurus dengan konsentrasi
RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt
15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
yang ada dalam sampel. Hasil yang didapatkan yaitu kadar protein
total dalam serum sebesar 1,69 g/dL dengan interpretasi bahwa
kadar protein total dalam serum sangat rendah dari nilai rujukan
normal yaitu 6,0 – 8,0 g/dL, penurunan kadar protein total
mengindikasikan beberapa gangguan dalam sistem tubuh seperti
penyakit hati, ginjal, sindroma nefrositik, pendarahan, luka bakar,
malnutrisi, dan malabsorpsi. peningkatan kadar protein total
mengindikasikan multiple myeloma, inflamasi atau infeksi kronis
penyakit HIV, Hepatitis B dan C.
Pada pemeriksaan kadar albumin, dilakukan penyiapan
absorbansi blanko dan standar terlebih dahulu untuk digunakan pada
saat perbandingan absorbansi sampel. pemeriksaan kadar albumin
menggunakan reagen albumin atau reagen bromkresol hijau.
bromkresol hijau dalam suasana asam akan merubah larutan sampel
menjadi hijau. sampel akan diukur absorbansinya pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang visible 620nm. Hasil
yang diperoleh untuk kadar albumin dalam serum darah yaitu
sebesar 2,568 g/dL dengan interpretasi bahwa kadar albumin yang
rendah dalam serum sebab nilai rujukan normal yaitu 3,5 – 5,0 g/dL.
Penurunan kadar albumin mengindikasikan Penyakit hati, ginjal,
sindroma nefrotik, malnutrisi/ kekurangan gizi, peradangan/
inflamasi. Sedangkan peningkatan kadar albumin mengindikasikan
terjadinya ketidakseimbangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi.
Pemeriksaan protein total dan albumin sangat penting
mengingat banyaknya fungsi tubuh yang dijalankan oleh beberapa
protein serta albumin dalam tubuh yang berperan aktif dalam
proses terjaganya fluiditas atau tekanan osmotik cairan dalam
tubuh.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil Protein total
yang didapatkan untuk relawan yaitu 1,69 g/dL berdasarkan nilai
normal protein total 6,0 – 8,0 g/dL menyatakan bahwa kadar protein
totalnya rendah sedangkan albumin yang didapatkan pada relawan
2,568 berdasarkan nilai normal 3,5-5,0 g/dL menyatakan bahwa
kadar albuminnya kurang.
5.2 Saran
Diharapkan agar alat dan bahan yang akan digunakan telah
dipersiapkan terlebih dahulu agar praktikum dapat terlaksana dengan
mudah.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2019, Penuntun Kimia Klinik Dasar, Fakultas Farmasi UMI :
Makassar

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Depkes


RI.

Ganiswara. 2014, Farmakologi dan Terapi Ed.5. UI-Press : Jakarta

Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2011, “Pedoman Interpretasi


Klinik”, Jakarta.

Shargel., Leon, 2012, Biofarmaseutika dan Farmakokinetik Terapan Edisi


Kelima, Airlangga University Press : Surabaya.
Sloane. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Pearce, Evelyn, 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT.


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Toha, A, H., 2016, Biokimia Metabolisme Molekul, Alfabeta : Jakarta.

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
LAMPIRAN
1. Perhitungan
Rumus :
Absorban sampel
Protein total = x Konsentrasi standar (gr/dL)
Absorban standar

Absorban sampel
Albumin = x Konsentrasi standar (gr/dL)
Absorban standar

Kelompok
0,111
Protein Total = x 6 gr/dL = 1,69 gr/dL
0,393
0,525
Albumin = x 5 gr/dL = 2,568 gr/dL
1,022

RITA PERMASARI IKHSAN ZAINAL ABIDIN,S.Farm. M.Farm, Apt


15020160028

Anda mungkin juga menyukai