Anda di halaman 1dari 8

Disusun Oleh:

Kelompok Dahlia
1. Safril Eza Mahendra 29

2. Viona Azza Zahira Nuha 30

3. Zahwa Azzalina Valandani 31

4. Haidar Agung Laksono 32

5. Alyadillah Fitri Ambara 33


KOPERASI
A. Sejarah Koperasi

Koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Pada umumnya koperasi dimulai dari
hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang
rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan. Secara spontan mereka
ingin merubah hidupnya.
Di Indonesia ide ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada
tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang
tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo. Dr Sutomo sangat memiliki
peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat.
Pada tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve
Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.
Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. Pada tahun 1929
berdiri Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk
penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia. Lalu jepang mendirikan koperasi
yang diberi nama koperasi kumiyai.
Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya. Hari itu kemudian
ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan :


1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia [SOKRI]
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung.
Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :
1. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutam koperasi
2. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian
yang bermodal kecil.

B. Perkembangan Koperasi di Indonesia

1. Perkembangan Koperasi Dalam Sistem Ekonomi Terpimpin


Peraturan konsep pengembangan koperasi secara misal dan seragam dan dikeluarkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Menyesuaikan fungsi koperasi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol RI
tanggal 17 Agustus 1959, dimana koperasi diberi peranan sedemikian rupa sehingga
kegiatan dan penyelenggaraannya benar-benar dapat merupakan alat untuk melaksanakan
ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala Indonesia, sendi kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia dan dasar untuk mengatur perekonomian rakyat guna mencapai taraf
hidup yang layak dalam susunan masyarakat adil dan makmur yang demokratis.
b. Bahwa pemerintah wajib mengambil sikap yang aktif dalam membina Gerakan Koperasi
berdasarkan azas-azas demokrasi terpimpin, yaitu menumbuhkan, mendorong,
membimbing, melindungi dan mengawasi perkembangan Gerakan Koperasi.
c. Bahwa dengan menyerahkan penyelenggaraan koperasi kepada inisiatif Gerakan Koperasi
sendiri dalam taraf sekarang bukan saja tidakk mencapai tujuan untuk membendung arus
kapitalisme dan liberalism, tetapi juga tidak menjamin bentuk organisasi dan cara bekerja
yang sehat sesuai dengan azas-azas koperasi yang sebenarnya.

2. Perkembangan Koperasi Pada Masa Orde Baru


Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada
tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal
dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No. 12/1967
tersebut adalah sebagai berikut ;
a. Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung pikiran-
pikiran yang nyata-nyata hendak :
1) Menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada politik.
Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.
2) Menyelewengkan landasan-landasan, azas-azas dan sendi-sendi dasar koperasi dari
kemurniannya.
b. Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai dengan
semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-ketepatan MPRS
Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi koperasi mendapatkan
kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai wadah organisasi perjuangan
ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.
c. Bahwa koperasi bersama-sama dengan sector ekonomi Negara dan swasta bergerak di
segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan kehidupan
ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha-usaha untuk mewujudkan
masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang adil dan makmur di ridhoi
Tuhan Yang Maha Esa.
d. Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu dicabut
dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas menyatakan,
bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang sesuai dengan susunan
perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada ketentuan itu dan untuk mencapai
cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai kewajiban membimbing dan membina
perkoperasian Indonesia dengan sikap “ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun
karsa, tut wuri handayani“. Di bidang idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-satunya
wadah untuk menyusun perekonomian rakyat berazaskan kekeluargaan dan kegotong-
royongan yang merupakan cirri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak
memandang golongan, aliran maupun kepercayaan yang dianut seseorang. Kiperasi sebagai
alat pendemokrasian ekonomi nasional dilaksanakan dalan rangka dalam rangka politik
maupun perjuangan bangsa Indonesia. Menurut pasal. 3 UU No. 12/1967, koperasi
Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata azas kekeluargaan. Penjelasan
pasal tersebut menyatakan bahwa “ koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang
sebagai manusia secara bersamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan
ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat”.

3. Perkembangan Koperasi Pada Masa Reformasi


Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasiyang
otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang
tinggi seperti jasakeuangan, pelayananinfrastruktur serta pembelian bersama. Dengan
otonomiselain peluang untuk memanfaatkan potensisetempat juga terdapat potensi benturan
yang harus diselesaikan di tingkat daerah.
Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengem-bangan jaringan informasi serta
pengembangan pusat inovasi dan teknologimerupakan kebutuhan pendukung untuk kuat-nya
kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendo-rong pengem-bang-an lembaga
penjamin kredit di daerah. Pemusatan koperasi di bidang jasa keuangan sangat tepat untuk
dilakukan pada tingkat kabupaten/kota atau “kabupaten dan kota” agar menjaga arus dana
menjadi lebih seimbang dan memperhatikan kepentingan daerah (masyarakat setempat).
Fungsi pusat koperasi jasa keuangan ini selain menjaga likuiditas juga dapat memainkan
peran pengawasan dan perbaikan manajemen hingga pengembangan sistem asuransi tabungan
yang dapat diintegrasikan dalam sistem asuransi secara nasional. Pendekatan pengembangan
koperasi sebagai instrumen pembangunan terbukti menimbulkan kelemahan dalam menjadikan
dirinya sebagai koperasi yang memegang prinsip-prinsip koperasi dan sebagai badan usaha
yang kompetitif. Reformasi kelembagaan koperasi menuju koperasi dengan jatidirinya akan
menjadi agenda panjang yang harus dilalui oleh koperasi di Indonesia.
Dalam kerangka otonomi daerah perlu penataan lembaga keuangan koperasi (koperasi
simpan pinjam) untuk memperkokoh pembiayaan kegiatan ekonomi di lapisan terbawah dan
menahan arus ke luar potensi sumberdaya lokal yang masih diperlukan. Pembenahan ini akan
merupakan elemen penting dalam membangun sistem pembiayaan mikro di tanah air yang
merupakan tulang punggung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat.

4. Perkembangan Koperasi Saat ini


Dari hasil survey kondisi koperasi di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan.
Sebanyak 27 persen dari 177.000 koperasi yang ada di Indonesia atau sekitar 48.000 koperasi
kini tidak aktif. Hal itu mengindikasikan kondisi koperasi di Indonesia saat ini masih
memprihatinkan. “Angka koperasi yang tidak aktif memang cukup tinggi. Saat ini jumlah
koperasi di Indonesia ada sekitar 177 ribu dan yang tidak aktif mencapai 27 persen,” jelas
Guritno Kusumo, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. Ia mengatakan, ada bebeapa
faktor penyebab banyaknya koperasi tidak aktif, di antaranya pengelolaan yang tidak
profesional. Namun demikian hingga kini kementerian masih melakukan pendataan untuk
mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini, kementrian terus melakukan pengkajian. Rencananya
koperasi yang tidak sehat tersebut akan dipilah sesuai kondisinya. Namun bila sudah tidak ada
pengurusnya, koperasi yang tidak aktif tersebut akan dibubarkan.
C. Lambang Koperasi Indonesia

Pada tanggal 23 Mei 2012 Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah meluncurkan
lambang koperasi Indonesia yang baru dalam “International Year of Cooperatives” Indonesia di
Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Perubahan lambang koperasi Indonesia didasarkan pada Surat Keputusan Dewan Koperasi
Indonesia (Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang
Perubahan Lambang Koperasi Indonesia.
Setelahnya Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan menerbitkan Peraturan Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang
penggunaan Lambang Koperasi Indonesia yang baru.

Lambang koperasi lama dan artinya

 Gerigi roda / roda bergerigi "Gear" menggambarkan kerja keras dan konsistensi / upaya
keras yang ditempuh terus menerus.
 Rantai di sebelah kiri melambangkan ikatan kekeluargaan, persatuan dan persaudaraan
yang kuat.
 Padi dan kapas disebelah kanan melambangkan ketahanan pangan dan kebutuhan sandang.
 Timbangan daiatas melambangkan Keadilan sosial yang dijunjung tinggi.
 Bintang dalam perisai dimaksud adalah Pancasila, lima sila yang melambangkan mendasari
idealisme koperasi.
 Pohon Beringin mencerminkan lambang kehidupan yang makmur dan sejahtera, itulah
tujuan koperasi, mensejahterakan anggotanya.
 Tulisan “Koperasi Indonesia” yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia.
 Warna Merah Putih menggambarkan sifat nasionalisme Indonesia, sesuai dengan bendera
kebangsaan Indonesia.

Lambang koperasi baru dan artinya

Bentuk gambar bunga memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan perkoperasian di
Indonesia. Bentuk gambar 4 sudut pandang ini melambangkan mata angin yang maksudnya
adalah bahwa Koperasi Indonesia menyalurkan aspirasi para anggotanya, sebagai dasar
perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan, yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai
kemandirian,keadilan kebersamaan, dan demokrasi, serta diharapkan dapat selalu menuju
pada keunggulan di dalam pasar global. Tulisan Koperasi Indonesia adalah identitas lambang
itu sendiri, bahwa koperasi adalah milik seluruh masyarakat Indonesia, dan mencerminkan
semangat kebangsaan Indonesia. Warna Hijau Pastel memberi kesan kalem sekaligus
berwibawa, mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi namun tetap senantiasa merakyat.

Sumber:
http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di.html
http://rororori.blogspot.co.id/2015/11/tugas-1-perkembangan-koperasi-di.html
http://www.etrade.id/2016/05/koperasi-indonesia-pengertian-landasan-asas-dan-tujuan.html

Disusun Oleh:
Kelompok Dahlia
1. Safril Eza Mahendra 29
2. Viona Azza Zahira Nuha 30
3. Zahwa Azzalina Valandani 31
4. Haidar Agung Laksono 32
5. Alyadillah Fitri Ambara 33

Anda mungkin juga menyukai