Anda di halaman 1dari 9

KEPALA DESA ……

KABUPATEN BARITO KUALA

PERATURAN DESA ………….


NOMOR ............ TAHUN ………

TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP DESA)
TAHUN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ................. ,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah,


pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat, perlu disusun Rencana Kerja Pemerintah
Desa Tahun 2020 yang merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka menengah Desa ………………Tahun 20…
sd 20…;
b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (2) Peraturan
Bupati Barito Kuala Nomor 64 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa di Kabupaten Barito
Kuala, yang menyatakan bahwa RPJM Desa dan RKP Desa
ditetapkan dengan Peraturan Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Desa……………... tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa
Tahun 2019;
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4846);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 159);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 Tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 569);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.07/2019 tentang
Pedoman Penggunaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk
Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan
Stunting Terintegrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 530);
16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1012);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 6 Tahun 2016
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa,
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 24),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah nomor 9
Tahun 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun
2017 Nomor 46);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 15 Tahun
2016 tentang Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 33);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 6 Tahun 2017
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2017 Nomor 43);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Barito Kuala Tahun 2017-2022 (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2018 Nomor 26);
22. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 111 Tahun 2017 tentang
Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2017 Nomor 111);
23. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 62 Tahun 2018 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa (Berita Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2018 Nomor
62);
24. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 64 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa di
Kabupaten Barito Kuala (Berita Daerah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2018 Nomor 64);
25. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 65 Tahun 2018 tentang
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2018 Nomor 65);
26. Peraturan Desa ….. Nomor … Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa ….. Tahun 2015 sd 2021
(Lembaran Desa…………. Tahun 2015 Nomor ….) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Desa
………… Nomor ….. Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Desa ….. Nomor … Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa ….. Tahun 2015 sd 2021
(Lembaran Desa…………. Tahun 2019 Nomor ….)
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …………….
dan
KEPALA DESA ………………….

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA KERJA


PEMERINTAH DESA (RKP Desa) TAHUN 2020

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud :

1. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
2. Bupati adalah Bupati Barito Kuala
3. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat
Kecamatan
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu P erangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disebut BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
8. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
9. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa, yang selanjutnya disebut
Musrenbang Desa adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya
masyarakat Desa, dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
10. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten di Kecamatan yang selanjutnya disingkat Musrenbang RKPD
Kabupaten di Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholders Tingkat
Kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari Desa serta
menyepakati kegiatan lintas Desa di wilayah Kecamatan tersebut, sebagai
dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten.
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
12. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
13. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
14. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
15. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
16. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa.
17. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat
RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun yang memuat visi dan misi Kepala Desa, rencana
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat dan arah kebijakan
pembangunan Desa;
18. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa
merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
19. Kondisi Obyektif Desa adalah kondisi yang menggambarkan situasi yang ada
di Desa, baik mengenai sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun
sumber daya lainnya, serta dengan mempertimbangkan, antara lain, keadilan
gender, pelindungan terhadap anak, pemberdayaan keluarga, keadilan bagi
masyarakat miskin, warga disabilitas dan marginal, pelestarian lingkungan
hidup, pendayagunaan teknologi tepat guna dan sumber daya lokal,
pengarusutamaan perdamaian, serta kearifan lokal.
20. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, yang dibahas dan
disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
23. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
24. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber
daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di
dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai
dan tidak kaku.
25. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang
meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia,
kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan
permasalahan yang dihadapi di desa.
26. Visi Kepala Desa adalah suatu gambaran tantangan masa depan yang
berisikan cita- cita yang ingin diwujudkan oleh Kepala Desa pada saat
pencalonan berdasarkan keadaan obyektif Desa.
27. Misi Kepala Desa adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan
oleh Kepala Desa agar Visi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik atau
merupakan penjabaran dari Visi sehingga Visi dapat terwujud secara efektif
dan efisien.
28. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 6 (enam) Tahunan.
29. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan,
berupa hasil pembangunan Desa yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) program.
30. Strategi adalah langkah berisikan program-program sebagai prioritas
pembangunan Desa untuk mencapai sasaran.
31. Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk
menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis
Desa yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi.
32. Prioritas Pembangunan Desa adalah fokus penyelenggaraan pemerintah Desa
yang dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai sasaran RPJMDesa.
33. Program adalah penjabaran kebijakan Pemerintah Desa dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan tugas dan
fungsi.
34. Program pembangunan Desa adalah program strategis Desa yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sebagai instrumen arah kebijakan untuk
mencapai sasaran RPJMDesa.
35. Kegiatan adalah serangkaian aktifitas pembangunan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa untuk menghasilkan keluaran (output) dalam rangka
mencapai hasil (outcome) suatu program.
36. Lembaga Kemasyarakatan Desa, yang selanjutnya disebut LKD, adalah
wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan, dana pengawasan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat.
37. Lembaga Adat Desa, yang selanjutnya disebut LAD, adalah lembaga yang
menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli
Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.
38. Pelaksana kegiatan anggaran adalah kepala urusan dan kepala seksi yang
melaksanakan pengelolaan keuangan Desa.
39. Tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa selanjutnya disebut
TP-PBJ adalah Tim yang dibentuk untuk membantu kaur dan kasi dalam
melaksanakan kegiatan yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh pelaksana kegiatan anggaran.
40. Utusan atau perwakilan RT/RW adalah orang yang dipilih dan disepakati
serta memiliki kapasitas untuk mewakili semua unsur yang ada ditingkat
Rt/RW.
41. Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang
untuk menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.
42. Lokakarya Desa adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan ditingkat
Desa untuk membahas hasil musyawarah RT/RW dan unsur masyarakat
ditingkat Desa
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) RKP Desa Tahun 2020 disusun dengan maksud untuk memberikan arah dan
pedoman perencanaan dalam menggerakkan seluruh sumberdaya yang
dimiliki dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan Desa serta
sebagai tindaklanjut dari musyawarah perencanaan pembangunan Desa.
(2) RKP Desa Tahun 2020 disusun dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai
pedoman dalam dalam pelaksanan dan penyelenggaraan pembangunan Desa
dan sebagai bahan masukan dalam penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa tahun 2020.

BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RKPDESA
Pasal 3
(1) RKP Desa……….. Tahun 2020 disusun dengan Sistematika sebagai berikut :
a. BAB. I : Pendahuluan, memuat materi tentang Latar Belakang, Landasan
Hukum, Maksud dan Tujuan, Hubungan RKP Desa dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Alur Penyusunan dan
Sistematika RKP Desa.
b. BAB II : Gambaran Umum Desa, memuat sejarah Desa, kondisi umum
desa, struktur dan Tata Pemerintah Desa, dan Isu Strategis yang
dihadapi Desa.
c. BAB III : Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya, memuat
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Pada RKP Desa sebelumnya,
Identifikasi Masalah Berdasarkan RPJMDesa, Identifikasi masalah
berdasarkan Analisis Keadaan Darurat dan Identifikasi Masalah
Berdasarkan Prioritas Pembangunan.
d. BAB IV : Kebijakan Keuangan Desa, memuat Evaluasi keuangan Desa
tahun sebelumnya. proyeksi pendapatan desa, pengelolaan belanja
desa dan pembiayaan desa.
e. BAB V : Prioritas Program dan Kegiatan, memuat tentang Prioritas
program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa,
Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola
melalui kerja sama antar Desa dan pihak ketiga, Rencana program,
kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai
kewenangan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah kabupaten.
g. BAB VI : Pelaksana Kegiatan, memuat tentang Pelaksana Kegiatan
Anggaran, Tim Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa, dan kaedah
pelaksanaan.
h. BAB VII : Penutup memuat materi kesimpulan dan saran
(2) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri :
a. Matrik Program dan Kegiatan beserta Plafon dan Sumber Dana
b. Daftar Usulan RKP Desa (DU-RKP) usulan ke Musrenbang Kecamatan
c. Berita Acara Musrenbangdes RKP Desa
d. Keputusan Kepala Desa tentang Delegasi Desa
e. Berita Acara Penyusunan Rancangan RKP Desa
f. Daftar Program dan Kegiatan Yang akan Masuk ke Desa
g. Pagu indikatif Desa
h. Keputusan Kepala Desa tentang Tim RKPDesa
i. Berita Acara Musdes Penyusunan RKP Desa
Pasal 4
RKP Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 3 menjadi dasar bagi pemerintah
Desa dalam Penyusunan Rancangan APBDesa.

BAB IV
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA

Pasal 5
(1) RKP Desa ……….Tahun 2020 merupakan landasan dan pedoman bagi
Pemerintahan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
publik.
(2) Penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan secara transparan,
partisipatif dan akuntabel.

Pasal 6

RKP Desa …………. Tahun 2020 berisi arah kebijakan pembangunan atau program
pembangunan dan indikator Kinerja beserta kerangka pedomannya yang disusun
berdasarkan hasil musyawarah desa dan musyawarah perencanaan pembangunan
Desa sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan Desa ini.

BAB V
PERUBAHAN RKP DESA

Pasal 7
(1) RKP Desa dapat diubah dalam hal:
a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,
dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah.
(2) Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Kepala Desa melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
a. berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan
terkait dengan kejadian khusus;
b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena
dampak terjadinya peristiwa khusus;
c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan Rencana
Anggaran Biaya; dan
d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
(3) Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar atas
kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Kepala
Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan/atau pemerintah daerah;
b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena
dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan/atau Pemerintah Daerah;
c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan Rencana
Anggaran Biaya; dan
d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan
(4) Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa
yang diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan
dan penyepakatan perubahan RKP Desa

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa………………..

Ditetapkan di Desa ................


pada tanggal …………………….
KEPALA DESA …………………,

………………………………..

Diundangkan di Desa ………………….


pada tanggal ………………..

SEKRETARIS DESA …………….,

…………………………

LEMBARAN DESA ……………… TAHUN ……… NOMOR ….

Anda mungkin juga menyukai