Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI SERAT TEKSTIL

“Pengujian Kandungan Air dalam Serat (Regain)”

NAMA : LOLA DWI AGUSTINI


NPM : 17010051
GROUP : 1T3
DOSEN : Irwan, S.Teks.
ASISTEN : 1. Abdurrochman S.,S.T.
2. Amat Bin Atma

POLITEKNIK STT TEKSTIL


BANDUNG
2018
PENGUJIAN KANDUNGAN AIR DALAM SERAT (REGAIN)

I. Maksud dan Tujuaan


1. Praktikan mampu untuk melakukan pengujian kandungan air dalam serat.
2. Praktikan mengetahui kandungan air dalam serat.

II. Dasar Teori


2.1 Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang terkandung dalam udara. Besarnya
kelembaban udara berpengaruh pada kandungan uap air pada bahan tekstil. Kandungan uap air dalam
bahan tekstil mempengaruhi hasil pengujian bahan tekstil. Banyaknya uap air di udara dapat dinyatakan
dalam tiga cara yaitu:
1. Tekanan persil yaitu tekanan uap air dalam mm Hg, cm Hg, atau inci Hg.
2. Kelembaban mutlak yaitu berat uap air per unit volume.
3. Kelembaban relative (Relative Humidity / RH) yaitu persen berat uap air per unit volume
terhadap berat uap air jenuh per unit volume yang sama pada suhu dan tekanan yang sama pula
atau kandungan uap air dari satu ruangan dibandingkan kandungan uap air jenuh (disini uap air
mulai mengembun.
2.2 Regain
Regain adalah kandungan uap air pada bahan tekstil yang dinyatakan dalam satuan persen (%).
Banyak sedikitnya kandungan air dalam bahan tekstil mempengaruhi pula sifat-sifat bahan tekstil itu,
maka dengan sendirinya akan mempengaruhi pula hasil-hasil pengujian bahan tekstil yang berhubungan
dengan sifat-sifat tersebut. Kemampuan serat menyerap uap air (sifat higroskops) dipengaruhi oleh
struktur kimia dari seratnya, sebagai contoh serat selulosa dapat menyerap uap air dikarenakan banyaknya
gugus hidroksil yang dikandungnya. Kadar uap air dalam serat biasanya dinyatakan dinyatakan dalam
moisture regain (MR) atau moisture content (MC) yang dinyatakan dengan rumus :
1. Moisture Content ( MC )
Moisture content (MC) adalah jumlah uap air dalam suatu bahan tekstil terhadap berat basah
dinyatakan dalam persen.

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑀𝐶 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
2. Moisture Regain ( MR )
Moisture regain (MR) adalah jumlah uap air dalam suatu bahan tekstil terhadap berat kering
dinyatakan dalam persen.

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑀𝑅 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

Hubungan RH dengan Regain


 RH tinggi maka regain tinggi dan apabila RH rendah maka RH juga rendah.
 Regain standar adalah presentase regain yang diperoleh dari pengujian MC dan MR yang dilakukan
dalam kondisi standar.

2.3 Pengaruh Regain terhadap Sifat Serat


1. Dimensi serat
Absorbsi lembab mempengaruhi dimensi serat,Penggembungan atau swelling sebagian besar
adalah tranversal,karena molekul-molekul air masuk kedalam rantai-rantai molekul yang kurang lebih
paralel dan menimbulkan kekuatan kearah luar.
2. Sifat-sifat mekanisme
Pengaruh umum dari molekul-molekul air didalam serat adalah mengurangi besarnya kekuatan
yang menyatukan rantai molekul,sehingga melemahkan serat. Perkecualian yang penting adalah serat
kapas yang makin kuat oleh air.Lain-lain sifat mekanis yang dipengaruhi regain adalah :Mulur,Crease
recovery,Flexsibility dan kemampuan setting pada proses pinishing.
3. Sifat-sifat listrik
Pengaruh kelembaban terhadap sifat-sifat listri yang sangat besar.Perbandingan tahanan pada
regain rendah dan tinggi dapat berbanding ratusan ribu dan satu. Hal ini digunakan dalam pembuatan
disegn dari alat-alat pengukuran kelembaban dengan menggunakan listrik (moisture meter ) dengan dasar
pengukuran ketahanan listrik dari serat-serat tekstil.
Sifat-sifat listrik yang lainnya dipengaruhi oleh kelembaban oleh serat tekstil adalah karakteristik
dielektrik dan kemungkinan mendapatkan kesukaran-kesukaran listri statik.Perubahan-perubahan dalam
karakteristik dielektrik merupakan sumber error dalam pengukuran kerataan sliver.Roving dan benang
dengan menggunakan capacity tipe tester seperti Fielden walker,yarn eveness, dan uster evenes tester.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Regain
1. Relative huminity
Kondisi ruangan pada RH tertentu
2. Waktu
Bahan tekstil yang dtempatkan pada atmosper tertentu membutuhkan waktu untuk mencapai
keseimbangan kecepatan konditioning,tergantung beberapa faktor seperti : bentuk dan ukuran
bahan,jenis bahan, kondisi ekstern dan lain-lain.
3. Suhu
Pengaruh suhu terhadap regain adalah kecil,maka praktis tidak terlalu penting Jadi yang lebih
penting adalah pengaruh kelembaban.Suatu perubahan suhu sebesar 100c memberi perubahan
regain.Serat kapas hanya +- 0,3% dan mengingat perubahan suhu pada ruangan-ruangan pemintalan
hanya berkisar antara 250C hingga 35 0 C maka pengaruh suhu dapat diabaikan.
4. Keadaan sebelumnya
Kondisi bahan sebelum Kondisioning dapat mempengaruhi keseimbangan regain.Sebagai
contoh adalah pengaruh histeresis.Prosesing juga mempengaruhi keseimbangan regain.

III. Metodologi Penelitian


3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi:
1. Oven (tungku pengering) harus dapat mencapai suhu 105˚-120˚C dan konstan.
2. Botol timbang (weight bottle)
3. Eksikator
4. Penjepit
5. Neraca dengan ketelitian 0.1 mg

3.2 Cara Kerja


1. Timbang 3 gram serat kapas pada neraca analitik.
2. Timbang botol timbang kosong.
3. Masukkan serat 3 gram tersebut pada botol timbang.
4. Masukkan botol timbang ke dalam oven dalam keadaan tutup botol terbuka pada suhu 120˚
selama 1 jam.
5. Keluarkan botol timbang menggunakan penjepit, lalu masukkan botol timbang + serat kedalam
eksikator selama 15 menit.
6. Timbang botol timbang dan serat kering (Berat kering 1).
7. Masukkan kembali botol timbang + serat pada oven selama 30 menit.
8. Kemudian setelah dikeluarkan dari oven masukkan botol timbang + serat ke dalam ekstikator
selama 15 menit.
9. Timbang kembali botol timbang + serat (Berat kering 2).

IV. Data Percobaan


1. Berat kapas = 3,000 gram
2. Berat botol timbang kosong = 103,296 gram
3. Berat kering 1 = 106,098 gram
Berat kering 2 = 106,082 gram
∑ Berat Kering = 212,18 gram
𝑥̅ Berat Kering = 106,09 gram

V. Perhitungan
Berat Basah = (Berat serat kapas + Botol timbang kosong)-Berat botol timbang
= (3,000 gram + 103,296) – 103,296 gram
= 115,751 – 112,751 gram
= 3,0 gram

Berat Kering = (Berat serat kapas - Berat botol timbang kosong


= (106,09 gram - 103,296 gram
= 2,794 gram
1. Moisture Regain (MR)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑀𝑅 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
3,000 − 2,794
= 𝑥 100%
2,794
= 7,37 %
2. Moisture Content (MC)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑀𝐶 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
3,000 − 2,794
𝑀𝐶 = 𝑥 100%
3,000
= 6,9%
VI. Diskusi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada serat kapas siria didapatkan hasil MC sebesar
6,9% dan MR sebesar 7,37% dengan selisih antara keduanya adalah 0,47 (tidak terlalu jauh). Nilai
presentase regain pada serat kapas pada kondisi standar adalah 8,5%. Sedangkan yang praktikan dapat
adalah 6,9% dan 7,37%. Walaupun hasilnya tidak terlalu jauh, namun ketidaktepatan hasil ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Ketidaktelitian praktikan pada saat menimbang.
2. Waktu pemanasan dalam oven tidak sesuai dengan prosedur.
3. Waktu penyimpanan dalam desikator tidak sesuai dengan prosedur.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan agar hasil yang didapat praktikan sesuai dengan nilai
regain dari serat kapas.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh :
1. Moisture Content (MC) = 6,9 %
2. Moisture Regain (MR) = 7,37%

VIII. Daftar Pustaka


1. Tina Martina, Totong, Siti Rohmah dan Widayat.2006.Bahan Ajar Praktikum
Evaluasi Tekstil I (Serat).Bandung:Sekolah Teknologi Tekstil
2. Novidianti. Laporan Praktikum Serat Tekstil.
https://novidianti97.wordpress.com/2014/06/11/laporan-praktikum-serat-tekstil-mcmr/
Diakses Juni 2014.
PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT KAPAS

I. Maksud dan Tujuaan


1. Praktikan mampu untuk menentukan kehalusan serat kapas
2. Praktikan mampu untuk melakukan kalibrasi alat uji micronaire.
3. Praktikan mampu untuk menghitung kehalusan serat kapas dalam satuan (micronaire per inchi,
denier dan militex) beserta faktor koreksinya.

II. Dasar Teori


2.1 Pengertian Kehalusan
Kehalusan serat (fiber fineness) didefinisikan sebagai kehalusan serat (weight fineness)dari
serat berat per panjang contoh nya untuk cotton dinyatakan dalam micronaire (microgram atau 0,000001
gram per inch) atau dapat dinyatakan dalam diameter contoh untuk serat woll dalam micron (0,001).
Salah satu alat yang digunakan pada pengujian kehalusan serat adalah micronaire,cara ini
prinsipnya adalah mengukur tahanan terhadap aliran udara dalam keadaan tertentu dari sumbatan serat
tersebut dengan menggunakan manometer pengukur kekuatan aliran udara dapat diketahui
nilai micronairnya.
Serat pengisi yang besar /kasar mudah ditembus udara dari pada yang halus.Makin halus serat
maka kecilah jumlah pori-pori yang dapat dilalui udara.Maka dalam pengujian ini yang diukur adalah
tahanan dari sumbatan serat terhadap aliran udara.
Standar kehalusan serat kapas yang dikeluarkan oleh United States Departement of Agriculture (
USDA ) dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel -1 Standar Kehalusan Serat Kapas
Mikrogram/inchi Kehalusan
<3 Sangat Halus
3,0 – 3,9 Halus
4,0 – 4,9 Sedang/Cukup
5,0 – 5,9 Kasar
>6,0 Sangat Kasar
Sumber: Grover,et al,1969
2.2 Prinsip Pengujian
Prinsip pengujian kehalusan serat didasarkan pada kemampuan serat kapas dengan berat dan
volume tertentu dalam menghambat aliran udara. Makin halus suatu serat kapas, makin sukar untuk
dilalui udara. Pengukuran dilakukan terhadap serat kapas terurai dengan berat tertentu yang ditempatkan
dalam tabung dan ditekan sehingga mempunyai volume tertentu. Udara dengan tekanan tertentu
dihembuskan melalui kapas tersebut dan kecepatan aliran menempatkan penunjuk pada skala yang
menyatakan harga micronaire.

Gambar 6.1 Skema Micronaire


Keterangan Gambar :
1. Ruang kompresi serat 12. Kran pemasukan udara
2. Sumbat utama 13. Skala tekanan udara
3. Sumbat kalibrasi 14. Selang pemasukkan udara
4. Pelampung 15. Magnetic Shut-off Valve
5. Skala Micronaire 16. Kran pembuangan air
6. Pengatur penera bawah 17. Skala micronaire
7. Pengatur penera atas 18. Soket Voltage supply
8. Sumbat penera air raksa 19. Soket pedal
9. Kran pemasukan udara untuk air raksa 20. Tutup manometer air raksa
10. Pedal pemasukan udara 21. Skala manometer
11. Penyaring udara 22. Pengatur skala manometer
III. Metodologi Penelitian
3.1 Alat dan Bahan
1. Micronaire
2. Shadowgraph
3. Kompressor
4. Kapas standar

3.2 Cara Kerja


1. Bersihkan kotoran dari kapas dengan menggunakan tangan, bersihkan serat dari kotoran-kotoran
yang berukuran besar.
2. Buat sample sebanyak 5.
3. Timbang kapas sebesar 3.24 gram.
4. Lakukan kalibrasi pada micronaire.
 Manometer air raksa : Memasukkan sumbat utama pada ruang kompresi serat dan masukan
udara dengan menginjak pedal pemasukan udara hingga air raksa menunjukkan skala 3 cmHg
dengan mengatur tombol pengatur tekanan udara.
 Tekanan Udara : Tekanan udara sebesar 1,75 kg/cm2 diatur dengan memutar kran pemasukan
udara.
 Menetapkan batas atas pada skala Micronaire
 Memasukkan sumbat kompresi untuk kapas pada ruang kompresi serat, kemudian injak pedal
pemasukkan udara. Perhatikan posisi pelampung agar ada pada skala 6,2 𝜇𝑔/𝑖𝑛𝑐𝑖 dengan
mengatur tombol penera batas atas.
 Menetapkan batas bawah pada skala Micronaire : Setelah didapat batas atas, tetapkan batas
bawah dengan menutup lubang yang terdapat pada sumbat kompresi dan atur posisi
pelampung agar ada pada skala 2,8 𝜇𝑔/𝑖𝑛𝑐𝑖 dengan mengatur tombol pengatur batas bawah.
5. Masukkan kapas yang sudah bersih pada alat micronaire.
6. Tutup dengan sumbat kompresi utama dan kunci
7. Tekan pedal menggunakan kaki
8. Baca skala pada alat micronaire.
9. Hentikan injakan untuk menghentikan aliran udara.
10. Buka kunci compressor. Tekan pedal kembali untuk mengeluarkan kapas.
11. Lakukan langkah-langkah tersebut sebanyak 5 kali.
IV. Data Percobaan
1. Kehalusan kapas standar tertulis = 3,39 microgram/inci
2. Kehalusan kapas standar hasil uji = 3,45 microgram/inci
3. Faktor Koreksi
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 (𝐹𝐶) =
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
3,39
= = 0,98
3,45

V. Perhitungan
No Skala Terbaca Mg/” x Fk (𝑥1 − 𝑥̅ )2
1. 4,3 4,3 x 0,98 = 4,214 (4,214 – 4,194) 2 = 0,0004
2. 4,3 4,3 x 0,98 = 4,214 (4,214 – 4,194) 2 = 0,0004
3. 4,3 4,3 x 0,98 = 4,214 (4,214 – 4,194) 2 = 0,0004
4. 4,2 4,2 x 0,98 = 4,1164 (4,116 – 4,194) 2 = 0,0006
5. 4,3 4,3 x 0,98 = 4,214 (4,214 – 4,194) 2 = 0,0004
Jumlah (∑) 20,9724 0,0616
̅)
Rata-rata (𝒙 4,194

1. Standar Deviasi

∑(𝑥1 − 𝑥̅ )2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1

0,0616
=√
5−1

= √0,0154
= 0,124 mg/’’

2. CV
𝑆𝐷
CV = 𝑥100%
̅
𝒙
0,124
= 4,194 𝑥100% =2,95%

3. Kehalusan (denier)
𝑏
𝐷𝑒𝑛𝑖𝑒𝑟 =
̅̅̅̅̅̅
2,82
4,194
=
̅̅̅̅̅̅
2,82
= 1,487
4. Kehalusan (militex)
Militex = b x 39,37
= 4,194 x 39,37
= 165,117 militex

VI. Diskusi
Kehalusan serat erat kaitannya dengan nomor benang. Nomor benang menyatakan kehalusan
serat dengan panjang per berat atau berat perpanjang. Pada uji kehalusan benang dilakukan dengan cara
mengalirkan udara sehingga ketika serat yang halus dapat dengan baik dan mudah dilewati aliran udara
sedangkan untuk serat yang kasar akan sukar untuk dilewati aliran udara. Maka pada uji kehalusan serat
akan didapatkan pada nilai skala alat micronaire, jika skala lebih dari 6,2 𝜇𝑔/inchi dan kurang dari 2,8
𝜇𝑔/inchi maka percobaan diulangi.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat dilihat data yang diperoleh hanya berkisar dari 4,2-
4,3 microinare yang artinya praktikan telah melakukan praktikum dengan benar karena hasil dari
kehalusan sama atau hampir sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah:
1. Dalam pembersihan serat, harus dilakukan secara bersih karena kotoran akan mempengaruhi berat
serat saat ditimbang.
2. Saat melakukan penimbangan harus dilakukan secara teliti pada berat 3,24 gram.
3. Setelan pada alat micronaire untuk air raksa 3 cmHg , setelan harga atas 6,2 µ /inch dan bawah 2,8 µ
/inch.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan agar hasil yang didapat praktikan sesuai dengan
kehalusan serat kapas standar.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kehalusan serat kapas siria
adalah 4,194 dan kapas siria kehalusannya sedang/cukup.

VIII. Daftar Pustaka


Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat , “ Bahan ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 ( Serat).
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , 2006
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN MULUR
SERAT KAPAS PER BUNDEL

I. Maksud dan Tujuaan


1. Praktikan mampu untuk menentukan kekuatan serat kapas perbundel dengan alat uji pressley dan
stelometer.
2. Praktikan mampu menentukan dan menghitung mulur serat kapas.
3. Praktikan mampu melakukan kalibrasi uji stelometer
4. Praktikan mampu menghitung koreksi kekuatan tarik dan tenacity

II. Dasar Teori


Kekuatan serat adalah kekuatan dari serat per bundle/ perhelai untuk menahan gaya yang
diberikan. Pengujian kekuatan serat penting dilakukan di industri pemintalan karena kekuatan serat
merupakan faktor penentu kekuatan hasil produksi akhir baik itu merupakan benang atau kain. Kekuatan
serat juga mempengaruhi regangan, drape dan sifat lainya pada kain. Jika sifat-sifat lainya tetap, maka
makin kuat pula benang dan kainya. Pengujian kekautan serat kapas per bundel memerlukan contoh uji
lebih sedikit dan memberikan korelasi yang baik dengan kekuatan benang yang dihasilkan. Terutama
untuk kekuatan per bundle dengan jarak jepit 1/8 inci.
Tingginya kekuatan serat kapas diasosiasikan dengan tingginya derajat kristalinitas, karena itu
serat yang kuat akan lebih kaku daripada serat yang sedang atau kurang kekuatanya. Macam cara
pengujian serat pada garis besarnya adalah pengujian kekuatan serat perhelai dan pengujian kekautan
tarik perbundle.
Pengujian serat perhelai diperlukan untuk mengetahui variasi kekuatan serat ,mengetahui
hubungan stress dan strain. Cara ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tarik serat setiap helainya
baik pada serat yang belum dipintal atau serat yang telah dipinpintal dengan cara melakukan
mengurai serat dari benangnya, Serat –serat tersebut ditarik dengan pemberian gaya (beban) dengan
kecepatan 120,5 inch per menit sambil diamati perubahan panjang setiap penambahan gaya (beban)
sampai putus. Sehingga dapat diketahui kurva stress dan strain.
Pengujian kekuatan serat per berkas pada prinsipnya memutus kan serat yang sejajar dan tertentu
panjangnya.Dengan mengetahui beban untuk memutuskan dan berat serat setelah ditimbang,maka dapat
diperhitungkan juga tenacity atau tensile strength-nya. Kekuatan serat perberkas tidak boleh dianggap
sama dengan sekian kali serat dari pengujian perhelai.
III. Metodologi Penelitian
3.1 Alat dan Bahan
1. Stelometer
 Jarak jepit 1/8 inch
 Clamp Vice
 Pengatur jarak (spacer) tebal 0,125 ± 0,001 inch (3,2 ± 0,02 mm).
 Kunci penguat jepitan (clamp wrench)
2. Penjepit Serat (fibre clamp)
3. Neraca (microbalance) dengan ketelitian 0,01 mg.
4. Sisir kasar dengan ±8 buah gigi / inchi (3 gigi/cm)
5. Sisir halus dengan ± 52 buah gigi / inchi (20 gigi/cm)
6. Papan buludru hitam
7. Pisau pemotong
8. Kapas kalibrasi

3.2 Cara Kerja


1. Ambilah serat, lalu sisir dan ratakan. Hilangkan nep yang berada pada kapas dan sejajarkan serat
sehingga panjangnya sama rata.
2. Jepit serat diletakkan pada clamp vise kemudian dikuatkan, contoh uji yang sudah diklip,
diletakkan pada clamp, salah satu ujung dijepit pada penjepit vise, sejajar letak serat dan
usahakan contoh uji terletak ditengah.
3. Tutup clamp dan keraskan sekrup dengan kunci penguat. Clamp dilepaskan dari vise.
4. Potong kedua ujung serat diluar sampai rata dengan permukaan clamp.
5. Clamp yang telah diisi contoh uji dipasang pada alat uji, alat penarik ditekankan pisau sampai
serat terputus. Beban putus dapat dibaca pada skala gaya dalam satuan (kp) dan mulur dibaca
pada skala mulur dalam satuan (%).
6. Buka clamp lalu serat diambil dengan pinset dan ditimbang.
7. Sebelumnya kapas kalibrasi diuji untuk mencari faktor koreksi.
8. Percobaan diulang apabila :
 Tidak semua serat putus
 Serat putus tetapi tidak rata

 Kekuatan memutus 3kp  x  6,5kp

 Mulur  5% dan  12%


IV. Data Percobaan
1. Nilai Kapas Standar
 Kekuatan = 30,8
 Mulur = 6,4%

2. Hasil Uji Kapas Standar


 Kekuatan = 4,7 kp
 Mulur = 13,5%
 Berat = 2,86 gram

V. Perhitungan
1. Tenacity HUKS
Kekuatan
Tenacity HUKS = Berat
x 14,9
4,7
= 2,86 x 14,9

= 24,49

2. Faktor Koreksi (Kekuatan)


nilai kapas standar
FK =
HUKS
30,8
= 24,49

= 1,25 g/tex
3. Faktor Koreksi (Mulur)

nilai kapas standar


FK =
HUKS

6,4%
= 13,5%

= 0,47%
Tabel-1 Perhitungan
Mulur M (%) x
No. K (kp) B (mg) Tenacity (g/tex) ̅ )2
(𝐱 – 𝒙 (y – 𝑦̅)2
(%) Fk
1 4,4 4,133 19,82 6,125 5,17 1,988 0
2 4 4,594 16,216 1,274 7,05 0,221 0
3 5 5,2 16 1,809 7,52 0,884 0
𝑥̅ = 17,345 ∑ = 9,208 𝑥̅ = 6,58 ∑ = 3,093

1. Tenacity1 1. Mulur1
Kekuatan Mulur = M x FK
Tenacity = Berat
x 14,9 x Fk
4,4 = 11 x 0,47%
= 4,133
x 14,9 x 1,25
= 5,17%
= 19,82 g/tex 2. Mulur2
2. Tenacity2 Mulur = M x FK
Kekuatan
Tenacity = Berat
x 14,9 x Fk = 15 x 0,47%
4 = 7,05%
= x 14,9 x 1,25
4,594

= 16,216 g/tex
3. Mulur2
3. Tenacity3
Mulur = M x FK
Kekuatan
Tenacity = x 14,9 x Fk
Berat = 16 x 0,47%
5
= x 14,9 x 1,25 = 7,52%
5,2

= 17,90 g/tex

Standar defiasi tenacity Standar defiasi mulur


∑(x – 𝑥̅ )2 ∑(yi – y)2
=√ =√
n−1 n−1
9,208 3,093
=√ 2
=√ 2

= 2,15 = √1,5465
= 1,24
CV tenacity CV mulur
defiasi tenacity defiasi mulur
= 𝑥̅ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 .𝐹𝐾
x 100% = 𝑦̅ 𝑚𝑢𝑙𝑢𝑟.𝐹𝐾
x 100%
2,15 1,24
= x 100% = 6,58 x 100%
17,345

= 12,39% = 18,84%

VI. Pembahasan
Sebelum diuji serat kapas terlebih dahulu diurai dan disisir dengan sisir kapas dengan ± 20 buah
gigi/inchi. Sisir membantu untuk mensejajarkan serat kapas dan menghilangkan nap pada serat kapas
crame. Setelah jepit serat kapas dan uji kekuatannya. Praktikan melakukan uji coba sebanyak 3x.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah:
1. Sebelum menggunakan fibre clamp serat harus dibuka dan disisir terlebih dahulu agar sejajar.
2. Pastikan saat fibre clamp terpasang pada vise clamp dalam keadaan terkunci rapat.
3. Saat alat stellometer digunakan lihat skala pada kekuatan dan mulur.
4. Percobaan harus diulang apabila tidak semua serat putus, serat putus tetapi tidak rata, kekuatan
memutus ≤ 3 kPa dan ≥ 6,5 kPa dan serat mulur ≤ 5 % dan ≥ 12 %.
5. Timbanglah contoh uji serat pada microbalance dengan teliti.

VII. Kesimpulan
Pada uji kekuatan tarik dan mulur serat kapas per bundel dapat disimpulkan bahwa kekuatan tarik
serat merupakan daya tahan dari serat per bundel ataupun per helai untuk menahan gaya yang diberikan
sedangkan mulur serat merupakan kemampuan serat untuk memanjang hingga putus. Dan didapatkan
beberapa nilai sebagai berikut:
1. Hasil pengujian kapas crame
 Rata-rata Tensile strength = 85,445 /1000 p.si
 Rata-rata Tenacity = 42,21 gram/tex
 Rata-rata Tenaciy = 105,442 milimeter/tex
 Sd tenacity = 1,93
 Cv tenacity = 4,57%

VIII. Daftar Pustaka


Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat , “ Bahan ajar Praktikum Evaluasi Tekstil 1 ( Serat).
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , 2006

Anda mungkin juga menyukai