Anda di halaman 1dari 11

Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Terintegrasi dengan Program Pemuliaan

Sumarno1 dan Nani Zuraida2


1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor
2
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor

ABSTRACT ABSTRAK
Plant breeding, as an applied of plant genetics, is based and is Pemuliaan tanaman merupakan ilmu genetika terapan yang
supported by various subdisciplines of genetic sciences, didukung oleh berbagai cabang ilmu kegenetikaan, termasuk
includeing plant germplasm, classical genetics, molecular plasma nutfah, genetika klasik, genetika molekuler, sitogene-
genetics, cytogenetics, gene-transformation techniques, etc. tika, dan genetika transformasi. Keterpaduan antara pengelola-
Linkage and team work system between plant germplasm an plasma nutfah dengan pemuliaan tanaman tidak dapat di-
management and plant breeding program is most required, tawar, karena keberhasilan pemuliaan sangat tergantung dari
since the success of plant breeding maybe obtained from the ketersediaan sumber gen yang disediakan oleh pengelola plas-
contribution of gene donor parents, derived from the germ- ma nutfah. Tanpa kontribusi sumber gen dari pengelola plasma
plasm management. Without the flow of genes from the germ- nutfah, hasil pemuliaan tanaman mengalami penyempitan
plasm collection, varieties produced by the plant breeder kandungan genetik, atau terjadi gejala leher botol genetik. Pe-
would suffer a narrow genetical based or a bottle-necking nelitian plasma nutfah merupakan bagian integral dari pengelo-
genetic based. Plant germplasm research is an integral part of laan materi plasma nutfah, bertujuan untuk (1) menggali keka-
the germplasm management, aimed to (1) evaluate the genetic yaan sifat genetik plasma nutfah guna penyediaan tetua per-
variation of the germplasm collection, to be readily available silangan dan bahan publikasi ilmiah, (2) menelusuri asal-usul
for the breeding program and to be used for scientific spesies tanaman, (3) melepas secara resmi plasma nutfah se-
publications, (2) tracing the origin of plant species, and (3) bagai sumber gen yang diakui kepemilikannya. Keterkaitan pe-
officially release a selected germplasm, containing new econo- ngelolaan plasma nutfah dengan program pemuliaan dapat di-
mic gene (s). The linkage between germplasm management laksanakan melalui (1) pemanfaatan langsung aksesi plasma
and plant breeding research program could be facilitated nutfah elit untuk dilepas sebagai varietas unggul, (2) pemur-
through the following activities (1) identifying an elit germ- nian dan pemantapan populasi aksesi plasma nutfah sebagai
plasm for varietal release, (2) selection and stabilization of a calon varietas, (3) pemanfaatan aksesi plasma nutfah sebagai
promising germplasm accession for possible varietal releases, donor gen untuk rekombinasi gen-gen unggul adaptif, (4) plas-
(3) use of germplasm accession as a gene donor parent to ma nutfah sebagai donor gen spesifik, (5) plasma nutfah seba-
incorporate adaptive genes into improved variety, (4) use of gai bahan perluasan latar belakang genetik varietas melalui
germplasm accession for a specific donor gene, (5) use of proses introgresi dan nobilisasi, (6) pemanfaatan plasma nutfah
germplasm to broaden the genetical base of varieties through
untuk perbaikan genetik populasi seleksi, dan (7) pembentukan
an introgression and nobilization, (6) use of germplasm to
populasi dasar yang mengandung keragaman genetik luas me-
improve the genetic value of the breeding population, and
lalui persilangan banyak tetua. Fungsi pengelolaan plasma nut-
(7) to develop multiple crossess involving many parents to
fah lainnya adalah melestarikan sumber daya genetik untuk ke-
broaden the genetical base of the breeding population. Another
butuhan gen di masa depan, agar dapat menyediakan gen-gen
important function of the germplasm management is to
untuk mengantisipasi perubahan ras patogen dan tipe baru se-
conserve accessions carrying genes which may be useful in the
rangga hama yang bersifat dinamis, serta penyediaan gen guna
future, to anticipate the dynamic changing of biological and
environmental stresses on crop. Germplasm management is mengatasi cekaman abiotik alamiah. Pengelolaan plasma nut-
considered successfully conducted when it is continously fah dinilai berhasil apabila telah mampu menyediakan aksesi
supplying donor gene parents to breeders for parental crosses plasma nutfah sebagai sumber gen donor dalam program pe-
on their breeding program, conversely, breeding program in muliaan. Pemuliaan tanaman berhasil secara optimal apabila
considered successfully managed, when it uses the rich genetic telah memanfaatkan keragaman genetik sifat yang diinginkan,
variability available on the germplasm collection. Separating yang tersedia dalam koleksi plasma nutfah. Keterpisahan ke-
the organizational units among the breeding program, germ- lembagaan antara unit kerja pengelolaan plasma nutfah dengan
plasm management and molecular genetic research, is only for program pemuliaan tidak boleh membatasi keterpaduan prog-
enhancing the intensity of the research, but should not separate ram penelitian antara kedua cabang disiplin keilmuan tersebut.
the linkage program of the research. Kata kunci: Plasma nutfah, pemuliaan, keterpaduan program,
Key words: Germplasm, plant-breeding, linkage program, perluasan latar belakang genetik, pelepasan plas-
broadening genetical base, germplasm release. ma nutfah.

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 57


PENDAHULUAN hasil penelitian. Nuansa kerja tim secara intrinsik
terbangun dengan sendirinya, karena semua peneliti
Seiring dengan semakin tingginya spesialisasi bekerja dalam satu program.
disiplin ilmu pemuliaan dan genetika tanaman, da- Dengan adanya pemisahan berbagai subdisip-
lam dua dekade terakhir terjadi diferensiasi ilmu lin ilmu kegenetikaan pada berbagai Balai Peneliti-
teknologi kegenetikaan menjadi pemuliaan konven- an dan Kelompok Penelitian sejak tahun 1990-an,
sional, pemuliaan molekuler, pengelolaan plasma dikhawatirkan berakibat terjadinya divergensi prog-
nutfah, genetika klasik, genetika molekuler, sitoge- ram yang satu dengan lainnya tidak saling komple-
nik molekuler, molekuler-genetik mapping, gene- menter, masing-masing subdisiplin membuat prog-
tika transformasi, dan sebagainya. Di bidang gene- ram secara terpisah. Hal demikian akan mengurangi
tika aplikatif yang secara keseluruhan disebut ilmu efektifitas penggunaan sumber daya dan dana yang
pemuliaan tanaman, juga terjadi diferensiasi menja- semakin terbatas (Zuraida dan Sumarno 2007,
di disiplin ilmu plasma nutfah tanaman, atau plant Cooper et al. 2001).
germplasm/plant genetic resources, dan pemuliaan Dari sisi lain terdapat beberapa manfaat yang
tanaman atau crop genetic improvement. Antara diperoleh dari pemisahan pengelolaan plasma nut-
berbagai subbidang ilmu tersebut terjadi pemisahan fah dari program pemuliaan, antara lain (1) pena-
dan jarak yang sangat nyata, disebabkan oleh ada- nganan pengelolaan plasma nutah menjadi lebih in-
nya perbedaan kelembagaan, peneliti pelaku, lokasi tensif, (2) fasilitas kerja pengelolaan plasma nutfah
penelitian, peralatan yang digunakan, pendalaman dapat lebih banyak tersedia, (3) peneliti melakukan
ilmu spesialisasi, dan perbedaan jurnal sebagai wa- penelitian plasma nutfah secara penuh waktu, (4)
dah publikasi hasil penelitian. Namun anehnya, sa- ruang kerja menjadi terpisah dan lebih luas, sehing-
saran akhir dari berbagai program penelitian subbi- ga tidak terjadi percampuran benih terhadap koleksi
dang ilmu tersebut pada umumnya sama, yaitu di- plasma nutfah, dan (5) alokasi dana penelitian men-
perolehnya “varietas unggul” atau perbaikan gene- jadi lebih besar. Oleh karena itu, pemisahan kelem-
tik tanaman. bagaan penelitian plasma nutfah dari pemuliaan ta-
Para peneliti yang menangani subbidang tek- naman lebih bertujuan untuk peningkatan mutu dan
nologi kegenetikaan yang berbeda tersebut pada da- intensitas, bukan harus terjadi pemisahan program
sarnya menyadari bahwa aspek yang berbeda hanya penelitian dan arah pemanfaatan materi plasma
teknik operasionalnya, tetapi objek penelitian saling nutfah.
terkait, dan tujuan akhir penelitian dapat dikatakan Keterpaduan antara penelitian pengelolaan
sama. Tanpa sumber gen dari koleksi plasma nut- plasma nutfah dengan program pemuliaan merupa-
fah, hasil pemuliaan tanaman mengalami penyem- kan satu kebutuhan bersama dengan tujuan yang sa-
pitan kandungan genetik, atau terjadi gejala “leher ma, karena pemuliaan memerlukan dukungan keter-
botol genetik”, disebabkan oleh rendahnya ragam sediaan plasma nutfah (Cooper et al. 2001). Secara
genetik populasi sebagai bahan seleksi (Spillane faktual, integrasi dan keterpaduan program berbagai
dan Gepts 2001). subbidang kegenetikaan (pengelolaan plasma nut-
Kondisi penelitian saat ini sangat berbeda de- fah, genetika molekuler, pemuliaan tanaman) meru-
ngan kondisi pada era sebelum tahun 1990-an, yang pakan keharusan karena masing-masing subbidang
pada umumnya penelitian berbagai aspek kegene- penelitian tersebut secara sendiri-sendiri tidak
tikaan dan pengelolaan plasma nutfah dilakukan mungkin dapat menghasilkan varietas unggul secara
oleh pemulia tanaman, sebagai bagian integral dari optimal.
kegiatan program rutin pemuliaan tanaman. Peneli-
tian genetika dan sitogenetika, apabila dipandang
perlu untuk dilakukan, juga dilakukan oleh staf pe- MANFAAT PENELITIAN
neliti pemulia tanaman. Sistem kerja berbagai ke- PLASMA NUTFAH
giatan dalam satu program tersebut memudahkan
terbangunnya kerja tim, mengefisiensikan sumber Penelitian plasma nutfah merupakan bagian
daya dan dana, serta mengefektifkan pemanfaatan integral dari pengelolaan plasma nutfah, yang ber-

58 Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008


tujuan untuk menggali informasi kekayaan sifat ge- dan pemulia bekerja secara terpadu dalam mem-
netik dari materi koleksi plasma nutfah, baik untuk bentuk varietas unggul adaptif terhadap lingkungan
tujuan penyediaan tetua persilangan maupun bahan target, (3) mengeksploitasi sumber gen baru guna
publikasi ilmiah. Berbagai tujuan lain dari peneliti- membentuk varietas yang kandungan genetiknya
an plasma nutfah antara lain untuk (1) penelusuran cukup beragam agar dapat mengurangi kerawanan
keaslian varietas yang diragukan, (2) studi asal usul tanaman terhadap perubahan cekaman biotik dan
spesies tanaman, dan (3) pelepasan plasma nutfah abiotik.
secara resmi sebagai sumber gen yang memiliki Program pemuliaan yang tidak didukung oleh
nilai ekonomis. Penelitian plasma nutfah pada da- ketersediaan plasma nutfah sebagai sumber gen
sarnya adalah penelitian keragaman genetik sifat akan berakibat terjadinya penyempitan kandungan
yang terkandung dalam koleksi plasma nutfah, yang genetik varietas yang dihasilkan, yang berarti me-
merupakan dasar kegiatan program pemuliaan. nuju kondisi penyeragaman latar belakang plasma
Dengan bertambah majunya teknologi genetika mo- nutfah varietas yang ditanam. Varietas dengan latar
lekuler, penggalian informasi dan konstruksi gene- belakang plasma nutfah yang sempit (narrow germ-
tik sifat-sifat pada tingkat molekul DNA dapat dila- plasm based varieties) akan sangat riskan dan ber-
kukan, sehingga diperoleh pustaka DNA, DNA- bahaya oleh adanya sifat peka terhadap serangan
finger printing, gene-sequencing, molecular gene hama penyakit dan cekaman lingkungan, karena
mapping, dan teknik molekuler gen lainnya. Kegiat- menurunnya daya sangga genetik (genetic buffering
an ini dapat dilakukan oleh peneliti plasma nutfah capacity) dan berkurangnya plastisitas varietas yang
secara rutin. Dengan demikian, penelitian plasma bersangkutan (Borlaug 1981). Terjadinya perubah-
nutfah menekankan pada ragam genetik dan karak- an yang sangat cepat strain penyakit dan biotipe ha-
terisasi genetik yang merupakan tahap awal dari ke- ma, mengisyaratkan perlunya disediakan varietas
giatan program pemuliaan. Keterpaduan antara pe- baru secara berkelanjutan, yang memiliki kandung-
nelitian plasma nutfah dengan program pemuliaan an genetik berbeda, berasal dari plasma nutfah yang
tanaman dapat dilihat dari contoh pemanfaatan plas- beragam. Oleh karena itu, keharusan adanya keter-
ma nutfah sebagai berikut: paduan antara penelitian plasma nutfah dengan pe-
nelitian pemuliaan tanaman merupakan keharusan
Perluasan Latar Belakang Genetik yang bersifat otomatis (Fehr 1987).
Varietas Tanaman
Menentukan Keaslian dan
Pemuliaan tanaman untuk perbaikan tanaman Hubungan Kekerabatan Varietas
(crop genetic improvement) selalu dimulai dengan
pemilihan tetua sebagai donor gen, yang berasal da- Berpindahnya varietas unggul nasional ke
ri kekayaan koleksi plasma nutfah. Tanpa keterse- berbagai negara sering menimbulkan perselisihan
diaan reservoir gen pada koleksi plasma nutfah, hak kepemilikannya. Penelusuran asal usul varietas
mustahil untuk melakukan program pemuliaan guna dapat dilakukan dengan melihat persamaan sifat
memperbaiki dan memperluas latar belakang gene- morfologis dan genetisnya, dibandingkan dengan
tik varietas tanaman (Cooper et al. 2001). varietas asli asal Indonesia, menggunakan teknik
Anjuran dari kesepakatan FAO/Global Plan analisis genetika molekuler terhadap varietas yang
of Action for the Conservation and Sustainable use bersangkutan. Hal demikian dapat dilakukan apabi-
of Plant Genetic Resource for Agriculture, dalam la dalam koleksi plasma nutfah terdapat aksesi va-
hal pemanfaatan plasma nutfah adalah sebagai be- rietas asli Indonesia yang dapat digunakan sebagai
rikut (Duwayri dan Hawtin 2001): (1) meningkat- pembanding terhadap varietas yang diperselisihkan.
kan ketersediaan pilihan varietas yang paling sesuai Pada saat ini banyak varietas tanaman pangan
untuk lingkungan spesifik dan preferensi bagi pe- seperti padi, kedelai, umbi-umbian, dan varietas
tani dengan memanfaatkan plasma nutfah yang tanaman buah-buahan Indonesia seperti rambutan,
adaptif sebanyak mungkin, (2) mendorong dan me- durian, manggis, dan nangka yang berada dan dita-
ningkatkan kemampuan pengelola plasma nutfah nam di luar negeri, yang mungkin akan diklaim se-

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 59


bagai varietas mereka. Guna membuktikan “hak ke- gene pool primer mengindikasikan telah lamanya
pemilikan” maka varietas tersebut dapat dibanding- spesies yang bersangkutan beraklimatisasi, berkem-
kan dengan varietas asli pada koleksi plasma nutfah bang biak, dan mengalami evolusi genetik di wila-
nasional. yah terkait, atau dapat dipostulasikan daerah yang
bersangkutan merupakan pusat asal tanaman.yang
Bahan Studi Pusat Asal Tanaman bersangkutan.
Kekayaan plasma nutfah suatu spesies di Pelepasan Plasma Nutfah sebagai Donor Gen
suatu wilayah atau kepulauan, yang terdiri dari tipe
liar, land races, subspesies, kerabat spesies dalam Penemuan gen yang bersifat spesifik dan me-
genus yang sama, segregat alam, bentuk alloploid miliki potensi ekonomi tinggi dapat dinilai sama
(triploid, pentaploid, heksaploid), mutan alamiah, seperti halnya penemuan varietas komersial. Apabi-
transgenonik (silangan antarspesies), bentuk auto- la peneliti plasma nutfah dapat menemukan sumber
ploid (tetraploid, heksaploid), tipe delisi kromoso- gen baru yang belum ditemukan sebelumnya, se-
mal (monosomik, trisomik) merupakan tanda bahwa perti gen tahan penggerek batang padi, gen tahan
spesies yang bersangkutan telah lama (ratusan ribu virus tungro, gen penambat nitrogen pada padi, gen
tahun) mengokupasi dan hidup di suatu wilayah. yang dapat mengubah tanaman padi C3 menjadi ta-
Atas dasar terdapatnya kekayaan berbagai bentuk naman padi C4, gen pengatur sintesis protein atau
keragaman genetik spesies tersebut, dapat dipostu- vitamin, maka plasma nutfah yang mengandung gen
lasikan bahwa wilayah yang bersangkutan merupa- penting tersebut dapat dipatenkan dan atau dilepas
kan pusat asal spesies yang dimaksud (Harlan secara resmi. Di Eropa dan Amerika Serikat, temu-
1992). an gen ekonomis pada plasma nutfah tanaman dapat
Penelitian kekayaan keragaman genetik spe- dilepas sebagai germplasm released dan dilindungi
sies tanaman dalam habitat asli belum pernah dila- kepemilikan gen-nya (Hawkes 1981).
kukan terhadap spesies yang diduga berasal dari Persyaratan untuk melepas aksesi plasma nut-
Indonesia seperti padi, tebu, pisang, salak, rambut- fah tanaman sebagai donor gen secara resmi dengan
an, nangka, durian, kelapa, dan sebagainya, sehing- SK Menteri Pertanian belum ada di Indonesia, na-
ga pembuktian bahwa Indonesia merupakan pusat mun dapat dibuat dengan mengacu Undang-Undang
berbagai spesies tanaman tersebut belum pernah di- yang telah ada, dan disarankan berdasarkan ketentu-
lakukan secara ilmiah oleh penelitian bangsa Indo- an sebagai berikut:
nesia sendiri. Ketentuan dan persyaratan untuk pelepasan
Harlan dan de Wet (1971) membuat klasifi- materi plasma nutfah:
kasi spesies tanaman menjadi tiga tingkat gene a. Gen pada aksesi plasma nutfah yang ditemukan
pool-sumber daya genetik, yaitu (1) gene pool pri- bersifat baru, belum pernah digunakan dalam
mer (GP-1), apabila antar subspesies, antarvarietas, pemuliaan dan berfungsi sebagai gen donor yang
dan strain dapat saling bersilang sehingga dapat diperlukan oleh program pemuliaan.
membentuk keragaman genetik spesies yang sangat b. Aksesi plasma nutfah pembawa gen donor dapat
luas, (2) gene pool sekunder (GP-2), apabila anggo- disilangkan dengan genotipe/varietas yang akan
ta spesies penyusun plasma nutfah dapat saling si- diperbaiki sifatnya [germplasm with transferable
lang dengan beberapa kesulitan, sehingga keterse- gene(s)].
diaan keragaman genetik tidak luas, (3) gene pool c. Plasma nutfah pembawa gen baru dapat dan
tersier (GP-3), apabila anggota spesies penyusun telah dibuktikan keberadaan gen-nya mengikuti
plasma nutfah sulit disilangkan melalui teknik kon- prosedur penelitian yang sesuai dengan kaidah
vensional, tetapi masih dapat bersilang dengan tek- ilmiah, termasuk usulan pemberian kode gen-
nik tertentu seperti melalui bridging, penyelamatan nya.
embrio, dan sebagainya, dan keragaman genetik d. Gen baru yang ditemukan telah diteliti karakter
yang tersedia sempit atau miskin. Terdapatnya ke- gen aksinya (mode of gene action) dan cara pe-
ragaman plasma nutfah yang mewakili kelompok warisannya (gene enheritance), menggunakan

60 Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008


teknik segresasi Mendel atau teknik genetika akibatkan oleh adanya keterpaduan penelitian plas-
molekuler. ma nutfah dengan program pemuliaan, yang didu-
e. Aksesi plasma nutfah pembawa gen yang ber- kung oleh kekayaan koleksi plasma nutfah (Hawkes
sangkutan belum pernah dilepas secara resmi, 1981). Pada tahap awal program pemuliaan tanam-
belum pernah dipublikasikan oleh instansi di da- an, fungsi koleksi plasma nutfah bahkan sangat do-
lam negeri, negara lain atau oleh Lembaga Pene- minan, karena varietas unggul tidak jarang berasal
litian Internasional. dari seleksi atau ekstraksi genotipe elit yang terda-
f. Plasma nutfah yang mengandung gen yang di- pat pada koleksi plasma nutfah (Gambar 1). Kondisi
maksudkan, apabila diambil dari “kepemilikan” demikian masih dilakukan pada pemuliaan tanaman
masyarakat, harus ada persetujuan masyarakat ubi jalar, ubi kayu, padi ketan, kacang panjang, ta-
sesuai dengan prinsip Prior Informed Consent naman buah-buahan, dan sayuran asli Indonesia.
dari ketentuan CBD (1992).
g. Hak kepemilikan plasma nutfah oleh seseorang KETERKAITAN PENGELOLAAN PLASMA
atau lembaga harus dapat dimanfaatkan bagi
NUTFAH DENGAN PROGRAM
kemaslahatan masyarakat luas, melalui peman-
PEMULIAAN
faatan gen dalam program pemuliaan tanaman.
Bukti empiris telah menunjukkan bahwa ke- Pengelolaan plasma nutfah dinilai berhasil
berhasilan program pemuliaan di negara-negara ma- apabila dapat menyediakan materi tetua donor gen
ju seperti Korea, Jepang, Eropa, Amerika Serikat, bagi pemulia tanaman, dalam rangka pembuatan
dan di Pusat Penelitian Pertanian Internasional se- varietas unggul. Tanpa keterkaitan program kerja
perti IRRI, CIMMYT, AVRDC, dan ICRISAT di-

Asal koleksi plasma nutfah Kegiatan penelitian Hasil langsung Sasaran

Penelitian biologi evolusi asal Kelimpahan populasi plasma Postulasi asal


spesies nutfah wilayah spesies tanaman

Skrining genotipe elit Genotipe unggul harapan Varietas unggul adaptif

Ketersediaan keragaman ge-


netis di lahan pertanian, ha- Pemurnian, stabilisasi populasi Genotipe terpilih Varietas unggul adaptif
bitat asli, koleksi plasma nut-
fah yang telah ada, introduksi
Pengelolaan Identifikasi tetua elit Persilangan dan seleksi Varietas unggul
dari berbagai sumber di luar
negeri, galur, spesies liar,
land races, varietas lokal, Koleksi plasma
nutfah spesies Identifikasi tetua donor gen Persilangan balik dengan Varietas unggul dengan
segregat alam, mutasi ala- varietas unggul perbaikan sifat khusus
miah, varietas lama, varietas tanaman
unggul, transgenik, autoploid, Penelitian
subspesies, kerabat dalam Identifkasi sifat genetik Karakterisasi dan cara Pelepasan dan perlindungan
genus, varietas komersial da- spesifik baru pewarisan gen aksesi plasma nutfah
ri perusahaan benih, varietas
lokal terisolasi.
Pemanfaatan spesies liar, Introgresi ke genom Varietas unggul dengan
subspesies, kerabat jauh varietas unggul basis plasma nutfah luas

Analisis genetik molekuler, Pengelompokan Asal-usul varietas


peta genom dan biosistematika genetik-varietas

Pertukaran plasma nutfah Perjanjian-MTA Hubungan diplomatik


antarnegara dipermudah

Gambar 1. Keterkaitan erat antara penelitian plasma nutfah dengan berbagai penelitian penggunaan plasma nutfah oleh pemulia, ahli
bioteknologi, dan disiplin penelitian lainnya.

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 61


antara pengelola plasma nutfah dengan pemulia leksi dan pembuatan galur serta uji daya hasil
tanaman, maka program pengelolaan plasma nutfah untuk mendapatkan galur harapan sebagai calon
dapat dikatakan gagal. varietas unggul baru. Varietas unggul kedelai
Pemanfaatan plasma nutfah tanaman secara Orba berasal dari persilangan varietas introduksi
langsung atau tidak langsung dalam program pemu- Wakashima dengan varietas lokal adaptif Garut,
liaan pada dasarnya terbagi lima kategori. yang bernama Davros. Varietas kedelai Wilis
1. Pemanfaatan secara langsung aksesi plasma berasal dari persilangan varietas unggul adapatif
nutfah elit berupa genotipe atau strain unggul Orba dengan varietas introduksi No. 1682 asal
adaptif AVRDC Taiwan (Sumarno 1984).
Pada tahap awal program pemuliaan, koleksi 4. Plasma nutfah sebagai donor gen spesifik
plasma nutfah sering diandalkan sebagai sumber Perbaikan sifat genetik tahan hama, penyakit, ce-
calon varietas unggul, yang secara cepat dapat kaman abiotik, mutu hasil, sifat nonsensitif ter-
dilepas dan dianjurkan untuk ditanam petani. hadap fotoperiodisitas, dan sifat-sifat spesifik
Misalnya padi varietas Pandanwangi, Rojolele, lain yang belum dimiliki oleh varietas unggul,
dan Mentik adalah kekayaan plasma nutfah yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan gen pem-
langsung dapat dianjurkan untuk ditanam petani, bawa sifat yang dimaksud dari plasma nutfah
karena mutu nasinya yang enak. Pada tanaman donor untuk direkombinasikan ke dalam genom
menyerbuk silang, genotipe unggul yang tidak varietas unggul. Untuk mengidentifikasi aksesi
terkontaminasi gen-gen dari luar populasi me- koleksi plasma nutfah yang memiliki gen-gen
mungkinkan juga dilepas sebagai varietas unggul spesifik tersebut, peran peneliti plasma nutfah
anjuran, seperti jagung Genjah Madura dan ja- sangat penting. Peneliti plasma nutfah yang ber-
gung Pulut. Hampir semua varietas tanaman hasil mengidentifikasi sumber gen spesifik yang
buah-buahan asli Indonesia yang dilepas berasal memiliki manfaat bagi perbaikan genotipe ta-
dari koleksi kekayaan plasma nutfah (PKBT naman dapat melakukan pelepasan plasma nut-
2005). fah (germplasm release) secara formal, dan pe-
2. Pemurnian populasi aksesi plasma nutfah seba- neliti yang bersangkutan berfungsi sebagai “pe-
gai calon varietas milik” sumber gen tersebut. Peraturan tentang
peneliti penemu gen spesifik di Indonesia me-
Populasi atau genotipe dari kekayaan koleksi
mang belum ada, sehingga perlu dibuat keten-
plasma nutfah yang memperlihatkan sifat-sifat
tuannya, seperti yang telah lama diberlakukan di
unggul tetapi belum seragam dapat dilakukan se-
negara lain.
leksi penotipe, secara massa positif atau massa
negatif, atau galur murni (khusus untuk tanaman 5. Plasma nutfah sebagai bahan perluasan latar
menyerbuk sendiri) dan keturunannya dapat dija- belakang genetik varietas (broadening genetic
dikan calon varietas unggul anjuran. Sebagai base of variety)
contoh, kedelai varietas Shakti yang dilepas pada Koleksi plasma nutfah berupa spesies liar, land
tahun 1965 berasal dari pemurnian varietas intro- race, varietas lokal, dan varietas kuno, apabila
duksi yang ada dalam koleksi plasma nutfah disilangkan (sebagai tetua betina) dengan varie-
(Somaatmadja 1985). tas unggul baru, diikuti dengan tiga sampai lima
kali silang balik menggunakan tetua varietas
3. Plasma nutfah adaptif sebagai tetua persilangan
unggul, akan menghasilkan genotipe yang mem-
untuk memperoleh rekombinasi gen-gen unggul
punyai sitoplasma berasal dari plasma nutfah do-
Plasma nutfah berupa varietas lokal adaptif, va- nor, dan introgresi gen-gen kepada varietas ung-
rietas introduksi yang memiliki sifat-sifat unggul gul baru (Sumarno 1988). Penggantian sitoplas-
spesifik, dan varietas unggul lama dapat dijadi- ma dan penambahan gen-gen berasal dari varie-
kan tetua dalam program pemuliaan, disilangkan tas liar ke dalam genom varietas unggul baru ini
dengan varietas unggul, untuk menggabungkan disebut sebagai “introgresi plasma nutfah” yang
sifat-sifat baik, yang selanjutnya dilakukan se- dapat memperluas latar belakang genetik varie-

62 Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008


tas baru yang dihasilkan (Spoor dan Simmonds Untuk mengatasi masalah tersebut harus di-
2001). Mengingat varietas unggul yang ada pada buat persilangan menggunakan tetua yang tidak me-
saat ini masih memiliki kelemahan sifat yang miliki common ancestors, yaitu tetua yang diguna-
perlu diperbaiki, maka semakin banyak kekaya- kan benar-benar tidak memiliki hubungan kekera-
an plasma nutfah semakin besar kemungkinan batan dengan varietas unggul padi dalam periode
untuk dapat menyediakan gen-gen pembawa 1970-2007. Untuk dapat merealisasikan program
sifat-sifat spesifik yang diinginkan. Sebagai con- tersebut, peneliti plasma nutfah memiliki peran
toh, pada tanaman padi diperlukan gen tahan ter- yang besar, yang tidak dapat digantikan oleh pemu-
hadap bakteri hawar daun yang berasal dari padi lia tanaman.
liar (Oryza longistaminata), gen tahan virus Dengan kekayaan plasma nutfah yang terse-
tungro yang berasal dari Oryza nivara (Abdullah dia, peneliti plasma nutfah dapat membuat
2006). polycrosses (persilangan banyak tetua) menggu-
Tujuan program pemuliaan tanaman pangan nakan plasma nutfah yang belum pernah digunakan
jangka pendek pada umumnya mengharuskan pe- dalam program pemuliaan. Spoor dan Simmonds
mulia menggunakan tetua varietas-varietas unggul (2001) menganjurkan dilakukan perluasan kandung-
yang sudah tersedia, agar populasi bastar bahan se- an genetik varietas tanaman dengan teknik “intro-
leksi mengandung genotipe-genotipe yang sudah gressi dan inkorporasi”, memanfaatkan strain liar
unggul. Strategi ini dari satu sisi dapat dipahami ra- dan spesies primitif dari tanaman yang bersangkut-
sionalnya, tetapi dari sisi konstruksi genetik terda- an untuk dijadikan donor gen yang tidak dapat di-
pat kelemahan, karena varietas baru yang dihasilkan peroleh dari varietas yang dibudidayakan. Program
akan memiliki latar belakang genetik yang sempit. pemuliaan untuk perbaikan ketahanan varietas padi
Sebagai dampak program pemuliaan jangka pendek terhadap virus tungro dan untuk ketahanan bakteri
tersebut, hubungan kekerabatan antarvarietas yang hawar daun, perbaikan tebu untuk ketahanan penya-
dilepas sejak 1970-2007 menjadi relatif sangat de- kit virus, perbaikan ketahanan penyakit karat pada
kat, karena semua varietas menggunakan atau me- terigu adalah contoh-contoh penerapan proses intro-
miliki tetua yang “sekerabat” (common parentages gresi tipe liar ke dalam genome varietas yang dibu-
atau common ancestors). didayakan. Pada tanaman tebu, proses pemuliaan
Kondisi konstruksi genetik tanaman di mana menggunakan tipe liar disebut sebagai pemuliaan
varietas-varietas masa lalu dan yang ada pada masa nobilisasi (Spoor dan Simmonds 2001). Perluasan
kini memiliki hubungan kekerabatan genetik yang latar belakang genetik dan introgresi plasma nutfah
dekat, mengakibatkan kemampuan daya sangga ge- liar ke dalam genom varietas unggul dapat dilihat
netik terhadap perubahan lingkungan menjadi le- pada Gambar 2.
mah (weak genetic buffering capacity). Apabila ter-
jadi perubahan strain atau biotipe baru dari serang- 6. Plasma nutfah untuk perbaikan mutu genetik
ga hama atau patogen penyakit karena mengalami populasi seleksi
”seleksi adaptasi” sejak beberapa puluh tahun yang Populasi dasar bahan seleksi atau disebut sebagai
bersifat lebih ganas, maka seluruh varietas yang ada populasi seleksi harus memiliki keragaman ge-
pada masa kini akan menjadi sangat rentan secara netik yang sangat luas untuk semua sifat-sifat
bersamaan. Sifat rentan terhadap BLB (bacterial yang akan diseleksi. Populasi seleksi yang bersi-
leaf blight, bakteri hawar daun) semua varietas ung- fat demikian disebut broad genetic base popu-
gul padi pada kurun waktu tiga puluh tahun ter- lation atau populasi seleksi dengan latar bela-
akhir, kemungkinan besar disebabkan oleh lemah- kang genetik yang luas. Kegunaan populasi se-
nya daya sangga genetik varietas terhadap ragam leksi dengan latar belakang genetik yang luas
patogenesitas strain BLB yang telah mengalami se- adalah untuk (1) memperoleh rekombinasi gen-
leksi adaptasi terhadap gen-gen varietas unggul. gen yang berasal dari banyak genotipe, sehingga
Apabila hal ini diteruskan hingga 30-40 tahun ke diperoleh genotipe elit yang juga berlatar bela-
depan, ada kemungkinan seluruh varietas unggul kang genetik luas, (2) memperoleh rekombinasi
padi akan sangat rentan terhadap penyakit BLB. gen-gen baru pembawa sifat yang diinginkan,

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 63


Perluasan latar Varietas
belakang genetik unggul

Materi koleksi plasma nutfah


● Varietas lokal Varietas unggul
● Tipe liar berbasis genetik
● Strain primitif luas dengan sifat
● Spesies terkait unggul baru

Introgressi Varietas Back


unggul adaptif cross

Gambar 2. Pemanfaatan plasma nutfah tipe liar untuk perluasan latar belakang genetik dan
pemasukan gen spesifik ke dalam genome varietas unggul.
Sumber: Spoor dan Simmonds 2001.

(3) memperbesar ketersediaan keragaman gene- Pada tanaman menyerbuk silang, multi
tik sifat yang diinginkan, (4) membentuk reser- crosses banyak tetua dapat dilakukan lebih
voir gen-gen yang diinginkan, dan (5) mencegah mudah dengan berbagai pilihan persilangan,
terjadinya inbreeding (pada populasi tanaman seperti benih dari banyak tetua dibulk (disa-
menyerbuk silang). Populasi dengan latar bela- tukan) sebelum ditanam, kemudian disilang-
kang genetik yang luas dapat dilestarikan seba- kan dari tanaman ke tanaman dan hasil biji
gai aksesi plasma nutfah, di samping dapat dipa- dibulk, demikian diulang hingga 3-4 generasi.
kai sebagai populasi dasar bahan seleksi. Untuk Cara lain adalah membiarkan tanaman bulk
memenuhi dua keperluan tersebut maka benih berasal dari benih banyak tetua melakukan
populasi dasar sebelum ditanam dibagi dua, se- persilangan terbuka sampai 4-5 generasi.
bagian untuk koleksi/aksesi plasma nutfah, dan Varietas asal introduksi yang cukup adaptif
sebagian untuk seleksi. Pada tanaman menyer- dapat dimasukkan sebagai bahan persilangan
buk silang populasi yang dibentuk dari pesilang- banyak tetua, baik pada tanaman menyerbuk
an banyak tetua disebut pool (Subandi 1984). silang maupun tanaman menyerbuk sendiri.
7. Pembentukan populasi dasar Persilangan banyak varietas sebagai tetua
Pembentukan populasi dasar berlatar belakang telah diterapkan pada tanaman jagung dan
genetik luas dapat dilakukan dengan cara beri- populasi yang dibentuk diberi nama Pool-1,
kut: Pool-2, Pool-3, dan Pool 4. Dari masing-
a. Persilangan beberapa generasi banyak tetua masing Pool telah dikembangkan banyak
(multi crosses) varietas unggul (Subandi 1984).
Sebanyak 8-24 tetua atau bahkan lebih, saling b. Multi crosses varietas lokal
disilangkan secara acak, atau secara silang Varietas lokal pada umumnya bersifat adaptif
dialel, kemudian biji F1 ditanam dan saling lingkungan spesifik dan memiliki gen ke-
disilangkan lagi, begitu seterusnya sampai tahanan terhadap hama penyakit tertentu.
empat generasi persilangan. Perlu diketahui, Apabila 8-16 varietas lokal saling disilangkan
biji hasil persilangan antar-F1 harus cukup 3-4 generasi, maka akan terjadi rekombinasi
banyak agar dapat menampung rekombinasi gen-gen yang berasal dari varietas lokal terse-
genetik asal empat tetua, dan semakin banyak but, yang dapat dijadikan reservoir gen-gen
lagi biji F1 diperlukan pada persilangan gene- adaptif. Populasi dari rekombinasi gen-gen
rasi ke-2 (menampung/rekombinasi delapan varietas lokal dapat dijadikan tetua persilang-
tetua) dan persilangan generasi ke-3 (menam- an dengan varietas unggul, dan juga dapat di-
pung rekombinasi enam belas tetua) jadikan populasi dasar bahan seleksi. Popu-
(Sumarno 1991). lasi dasar yang demikian dapat dibentuk pada

64 Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008


tanaman menyerbuk sendiri maupun menyer- Seiring dengan berjalannya waktu, lingkung-
buk silang. Persilangan menggunakan banyak an dan hama penyakit akan berubah, karena meng-
tetua varietas lokal (multi crosses) belum per- alami evolusi dan adaptasi. Varietas unggul dengan
nah dilakukan di Indonesia, kemungkinan di- gen-gen tahan terhadap strain atau biotipe hama
nilai tujuannya kurang jelas atau tidak dapat penyakit tertentu akan berubah menjadi tidak tahan
secara cepat dimanfaatkan. Persilangan atau menjadi peka, karena terjadinya perubahan
menggunakan banyak tetua varietas lokal ju- strain dan biotipe. Ketersediaan aksesi plasma nut-
ga merupakan strategi konservasi genetik se- fah yang jumlahnya sangat banyak diharapkan akan
cara terpadu terhadap keragaman varietas- mampu menyediakan gen-gen ketahanan baru, yang
varietas lokal. selama ini belum dimanfaatkan.
c. Populasi dasar mengandung gen-gen asal tipe Pelestarian kekayaan plasma nutfah jangka
liar panjang (longterm conservation) adalah upaya un-
Aksesi plasma nutfah berupa tipe liar dan tuk menyediakan gen-gen bermanfaat bagi tujuan
strain primitif dapat disaling-silangkan de- pemuliaan jangka panjang di masa depan, yang be-
ngan varietas unggul dan varietas lokal guna lum diketahui pada saat ini, permasalahan yang
membentuk populasi dasar yang memiliki ke- akan timbul. Negara yang memiliki kesiapan dan
ragaman genetik luas. Silang balik menggu- koleksi plasma nutfah tanaman terbanyak, seperti
nakan varietas unggul dan varietas lokal Amerika Serikat, Jepang, India, Cina, dan Australia
adaptif diperlukan agar populasi dasar yang akan memiliki kesiapan dan kemampuan yang besar
terbentuk memiliki sifat agronomis yang cu- dalam menghadapi perubahan lingkungan di masa
kup baik (Spoor dan Simmonds 2001, depan (Tabel 2).
Sumarno 1988). Dalam menghadapi permasalahan pertanian
Berbagai contoh tersebut menunjukkan bah- di masa depan, Indonesia tertinggal jauh dibidang
wa pengelolaan plasma nutfah dengan penelitian kesiapan pemilikan plasma nutfah dibandingkan
pemuliaan sebenarnya merupakan satu program dengan negara lain. Pemilikan plasma nutfah yang
yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya keter- tidak banyak akan lebih mengkhawatirkan lagi
kaitan erat antara industri besi baja dengan industri apabila pengelolaan dan pemanfaatannya kurang
mobil. Penelitian pemuliaan tanaman tanpa meman- efektif, terutama karena kurangnya keterpaduan
faatkan keragaman genetik plasma nutfah akan ber- dengan penelitian pemuliaan tanaman. Oleh karena
jalan mundur, bukan berkembang lebih baik. Seba- itu, diperlukan kebangkitan kesadaran bagi semua
liknya, pengelolaan plasma nutfah tanpa dibarengi pihak akan pentingnya hal-hal berikut:
penyerahan aksesi terpilih sebagai tetua donor gen 1. Perlunya pengkayaan koleksi plasma nutfah ta-
sama dengan timbunan sampah yang tidak dimanfa- naman ekonomis dengan cara mengkoleksi va-
atkan. Tanpa kerja sama, kedua program penelitian rietas lokal, strain liar, subspesies, dan kerabat
tersebut akan terhenti dan menghadapi kegagalan dalam satu genus.
misi. 2. Perlunya melakukan eksplorasi dan koleksi ke
wilayah yang diperkirakan memiliki kekayaan
keragaman genetik plasma nutfah, yang belum
PLASMA NUTFAH SEBAGAI CADANGAN pernah dilakukan eksplorasi.
GEN MASA DEPAN 3. Perlunya melakukan introduksi plasma nutfah
tanaman ekonomis penting, yang koleksi pada
Koleksi plasma nutfah tanaman di Indonesia plasma nutfah nasional masih miskin dengan
tegolong sedikit bila dibandingkan dengan koleksi cara tukar menukar antarnegara.
plasma nutfah dunia. Jumlah koleksi tanaman eko- 4. Perlunya pengelolaan palsma nutfah yang ada
nomis Indonesia, tidak temasuk tanaman perkebun- secara profesional, guna pengkayaan aksesi ko-
an besar hanya sekitar 12.370 aksesi (Tabel 1), atau leksi agar terus bertambah, bukan justru tejadi
hanya 0,2% dari total koleksi dunia (Tabel 2). pemiskinan, dengan cara pembentukan Pusat
Pengelolaan Plasma Nutfah Nasional yang di-

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 65


Tabel 1. Kekayaan koleksi plasma nutfah tanaman ekonomis di Indonesia 2005-2006.
Banyaknya aksesi
Spesies tanaman ekonomis Institusi penanggungjawab
koleksi plasma nutfah
Padi 3.800 BB-Biogen
Padi liar 93 BB-Biogen
Jagung 875 BB-Biogen
Sorgum 211 BB-Biogen
Terigu 65 BB-Biogen
Kedelai 771 BB-Biogen
Kacang tanah 900 BB-Biogen
Kacang hijau 917 BB-Biogen
Ubi kayu 450 BB-Biogen
Ubi jalar 1.732 BB-Biogen
Kacang-kacangan minor 159 BB-Biogen
Tembakau 1.042 Puslitbang Perkebunan
Kapas 669 Puslitbang Perkebunan
Jarak 175 Puslitbang Perkebunan
Wijen 70 Puslitbang Perkebunan
Lada 62 Puslitbang Perkebunan
Vanili 27 Puslitbang Perkebunan
Jahe 27 Puslitbang Perkebunan
Mete 230 Puslitbang Perkebunan
Rami 101 Puslitbang Perkebunan
Total 12.376
Sumber: BB-Biogen (2006) dan Luntungan et al. (2005).

Tabel 2. Kekayaan pemilikan plasma nutfah tanaman negara-negara di dunia secara global.
Regional/negara Jumlah pemilikan PNT (aksesi) Total (%) Banyaknya bank gen
Negara-negara Afrika 353.523 6 124
Amerika Selatan dan Caribia 642.405 12 227
Amerika Serikat dan Canada 762.061 14 101
Eropa dan Mediterania1 2.262.537 41 476
Australia 112.225 2 6
CGIAR2 593.191 11 12
Cina 300.000 5 25
India 165.403 3 30
Asia (kecuali India dan Cina) 350.784 5,8 257
Indonesia 12.376 0,2 6
Total 5.554.505 100
1 = termasuk negara-negara bekas Uni Sovyet dan Eropa Timur, 2 = CGIAR: Lembaga Penelitian Pertanian
Internasional, seperti IRRI, ICRISAT, CIMMYT, IITA, ICARDA, CIAT, CIP
Sumber: PGRFA-FAO (1998).

lengkapi dengan SDM, prasarana, dan sarana Perhatian dunia dan bangsa Indonesia terha-
yang mencukupi. dap plasma nufah tanaman memang telah surut, ti-
5. Menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk dak setinggi seperti pada periode 1980-1990-an.
secara partisipatif mengkoleksi varietas lokal Namun plasma nutfah tanaman tetap sangat pen-
dan tipe liar, untuk selanjutnya mengirimkannya ting, guna memperoleh daya adaptasi tanaman ter-
ke Pusat Koleksi Plasma Nutfah Nasional. hadap lingkungan tumbuh yang terus berubah. Pe-
6. Perlunya pemahaman tentang plasma nutfah bagi manasan global dan anomali iklim yang akan terjadi
para pejabat dan ilmuwan, LSM, dan masyara- di masa mendatang memerlukan perubahan kon-
kat, agar tindakan yang mereka lakukan guna struksi genetik tanaman, agar dapat menyesuaikan
menyelamatkan kekayaan plasma nutfah menjadi dengan lingkungan tersebut. Untuk memperoleh pe-
lebih efektif.

66 Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008


rubahan genetik tersebut diperlukan koleksi plasma CAB. International Wallingford, Oxon, UK.
nutfah yang banyak. p. xv-xvi.
Fehr, W.R. 1987. Principle of cultivar development.
Macmillan Publishing Co. New York.
KESIMPULAN Harlan, J.R. 1992. Crops and Man, 2nd edition. ASA, and
CSSA. American Society of Agronomy. Wisconsin,
Pengelolaan plasma nutfah merupakan pene- USA.
litian awal dalam program pemuliaan tanaman, dan Harlan, J.R. and J.M.J. de Wet. 1971. Toward a rational
classification of cultivated plants Taxon 20:509-517.
keduanya tidak dapat berdiri sendiri apabila meng- Hawkes, J.G. 1981. Germplasm collection, preservation and
inginkan pencapaian kinerja yang optimal. use. In Frey, K.J. (Eds.). Plant Breeding II. The Iowa
Pemisahan unit keja pengelolaan plasma nut- State University Press. Amer. Iowa, USA. p. 57-83.
fah dengan unit kerja pemuliaan tanaman tidak ha- Luntungan, H.T., E. Kamawati, dan S. Hartati. 2005. Pe-
rus memisahkan keterpaduan program penelitian ngelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat Peneli-
kedua unit kerja. tian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.
PGRFA-FAO. 1998. The state of the world’s plant genetic
Peneliti plasma nutfah semestinya dapat dan
resources for food and agriculture. FAO, Rome.
berhak mengajukan pelepasan plasma nutfah secara Pusat Kajian Buah Tropika. 2005. Deskripsi plasma nutfah/
resmi, sebagai sumber gen yang diakui dan dilin- varietas tanaman buah. Pusat Kajian Buah Tropika,
dungi kepemilikannya. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat,
Peneliti plasma nutfah dan peneliti kegene- Institut Pertanian Bogor.
tikaan tanaman, termasuk pemulia tanaman, peneliti Somaatmadja, S. 1985. Peningkatan produksi kedelai me-
genetika molekuler, dan genetika klasik disarankan lalui perakitan varietas. Dalam Somaatmadja, S.,
M. Ismunadji, Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung,
memiliki satu wadah publikasi, yang saling dapat
dan Yuswadi (Eds.). Kedelai. Pusat Penelitian dan
dikuti oleh peneliti kegenetikaan dari berbagai ca- Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. hlm. 243-
bang subdisiplin. 262.
Spoor, W. and N.W. Simmonds. 2001. Base broadening:
Introgression and incorporation. In Cooper, H.D., C.
DAFTAR PUSTAKA Spillane, and Hodgkin (Eds.). Broadening the
Genetic Base of Crop Production. CABI Publishing,
Abdullah, B. 2006. Potensi padi liar sebagai sumber genetik FAO, IPGRI. Biddles Ltd. Guildford. U.K. p. 71-80.
dalam pemuliaan padi. IPTEK Tanaman Pangan Spillane, C. and P. Gepts. 2001. Evolutionary and genetic
1(2):143-162. perspectives on the dynamics of crop gene pools. In
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Cooper, H.D., C. Spillane, and T. Hodgkin (Eds.).
dan Sumberdaya Genetik Pertanian. 2006. Grand Broadening the Genetic Base of Crop Production.
design pengelolaan plasma nutfah lingkup Badan CABI Publishing, FAO and IPGRI. CAB Interna-
Litbang Pertanian. Balai Besar Penelitian dan tional, Walkingford, Oxon, UK. p. 25-70.
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Subandi. 1984. Performance of corn gene pools and
Genetik Pertanian. Bogor. selected half-sib families. Contributions No. 72.
Borlaug, N.E. 1981. Increasing and stabilizing food produc- Central Research Institute for Food Crops Bogor.
tion. In Frey, K.J. (Ed.). Plant Breeding II. Iowa Sumarno. 1984. Pembentukan varietas unggul kedelai Wi-
State University Press. Iowa, USA. p. 467-492. lis. Buletin Agronomi XV(3):21-31.
Cooper, H.D., C. Spillane, and T. Hodgkin. 2001. Broad- Sumarno. 1988. Introgression germplasm of soybean wild
ening the genetic base of crops: An overview. In type into a breeding population through back-
Cooper, H.D., C. Spillane, and T. Hodgkin (Eds.). crosses. Indon. J. Crop Sci. 3(1-2):1-7.
Broadening the Genetic Base of Crop Production. Sumarno. 1991. Pemanfaatan teknologi genetika untuk
CABI Publishing, FAO-IPGRI. CAB. International peningkatan produksi kedelai. Orasi Pengukuhan
Wallingford, Oxon, UK. p. 1-24 Ahli Peneliti Utama. Puslitbang Tanaman Pangan,
Duwayri, M. and G. Hawtin. 2001. The importance of Bogor.
improving conservation and genetic diversity of crop Zuraida, N. dan Sumarno. 2007. Pengelolaan plasma nut-
varieties. In Cooper, H.D., C. Spillane, and T. fah secara terpadu menyertakan industri perbenihan.
Hodgkin (Eds.). Broadening the Genetic Base of IPTEK Tanaman Pangan 2(2):243-242.
Crop Production. CABI Publishing, FAO-IPGRI.

Buletin Plasma Nutfah Vol.14 No.2 Th.2008 67

Anda mungkin juga menyukai