SEDIAAN OBAT
BAB 1 PENDAHULUAN
5. Detektor
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan
yaitu : detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara
umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti
detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa dan
golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi
analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-VIS,
detektor flouresensi dan elektrokimia (Rohman, 2009).
Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut : (1) mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan
reprodusibel; (2) mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu
mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil; (3) stabil dalam
pengoperasiannya; (4) mempunyai sel volume yang kecil sehingga
mampu meminimalkan pelebaran pita; (5) signal yang dihasilkan
berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang
luas (kisaran dinamis linier); dan (6) tidak peka terhadap perubahan
suhu dan kecepatan air fase gerak (Rohman, 2009).
Idealnya profil setiap kromatogram HPLC merupak an suatu
garis tegak lurus bagi masing-masing linarut. Akan tetapi keadaan
demikian tidak akan dijumpai pada pelaksanaan analisis dengan
HPLC. Kromatogram HPLC merupakan hubungan antara waktu
sebagai absis dan tanggap detektor sebagai ordinat pada sistem
koordinat cartesian, dimana titik nol dinyatakan sebagai saat
dimulainya injeksi sampel. Molekul-molekul sampel yang
diinjeksikan menuju kolom analisis tidak langsung secara serempak
molekul-molekulnya berkumpul pada satu titik. Demikian pula tiap-tiap
molekul linarut akan mengalami hambatan fasa diam didalam kolom
dengan waktu yang berbeda. Oleh karena itu semua molekul linarut
tidak serempak keluar dari kolom, keluarnya molekul linarut dari kolom
keluar secara acak dan demikian pula untuk respon detektor terhadap
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasa pahit
2. Asam asetat (Ditjen POM, 1979 : 42)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Nama lain : Asam asetat glacial
RM/BM : C2H2O2 / 60,05
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau
khas, tajam, jika diencerkan dengan
air, rasa asam
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan
etanol (95%) P dan dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
2.1 Prosedur Kerja (Anonim 2016)
1. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar
Ekstrenal
a. Menggunakan kolom ODS (oktadesisilen,C18) : diameter 4,6
mm dan panjang 150 mm.
Concentration of paracetamol
Area of chromatographic peak
standard solution mg/100 mL
0.5044 17 994
1.009 36 109
1.513 54 121
2.018 71 988
2.522 89 984
Pers. Liner : y = 35656,585x + 80,803 ; r = 1,000
d. Timbangan berat 20 tablet parasetamol yang dianalisis, adalah
12,1891 gram
e. Serbuk tablet diambil 150,5 mg dilarutkan dengan asam asetat
0,05 M dalam labu takar 250 mL, lalu disaring
f. Dipipet 25 mL alikot dan encerkan dengan asam asetat 0,05 M
sampai 100 mL dalam labu takar. Selanjutnya, larutan
diencerkan lebih lanjut dengan mempipet 10 mL ke dalam labu
takar 100 mL dengan larutan asam asetat 0,05 M sampai
tanda batas
Concentration of paracetamol
Area of chromatographic peak
standard solution mg/100 mL
0.5044 17 994
1.009 36 109
1.513 54 121
2.018 71 988
2.522 89 984
Tabel 12.4
Concentration
of miconazole Area of Area of
Area miconazole
in calibration miconazole econazole
Area econazole
solution mg/ peak peak
100 mL
12.09 70 655 123 563 0.5718
16.12 96 218 125 376 0.7674
20.15 119 793 126 783 0.9449
24.18 151 310 127 889 1.183
28.21 166 673 125 436 1.329
4.1.2 PERHITUNGAN
1. Penetapan kadar tablet paracetamol dengan metode standar
adisi eksternal
y : 35656,585x + 80,803
dik : Luas area = 45.205
Dit % kadar ?
y = 35656,585x + 80,803; r=1,000
y= 45.205
y= a + bx
𝑦−𝑎
C= 𝑏
45.205 𝑥 80,803
C= 35656,585
C= 1,265 ppm
𝑉 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% kadar = 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,265 𝑥 250 𝑚𝐿 𝑥 40
= 𝑥 100%
15,05
= 84,05 %
2. Penetapan kadar krim Miconazole dengan metode standar
internal econazole
x= 20 ppm
𝑋 𝑥 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
% kadar = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
20 𝑥 250𝑥
= 𝑥 100%
200
= 2500%
4.2 Pembahasan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa kadar paracetamol dengan menggunakan metode
standar eksternal adalah 84,05% dan kadar krim meconazole dengan
metode standar internal econazole adalah 2500%. Hal ini tidak sesuai
dengan yang tertera pada farmakope Indonesia yaitu acetaminophen
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%.
Dan untuk krim miconazole mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera pada etiket.
5.2 Saran
Sebaiknya, setiap selesai praktikum diadakan diskusi
perkelompok dengan asisten terkait perhitungan sehingga praktikan
mahir dan praktikum berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
LAMPIRAN
Skema Kerja
1. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar
Ekstrenal
Ditimbang 125 mg parasetamol baku
Dilarutkan dengan asam asetat 0,05 M dalam labu takar 250 mL,
lalu disaring