Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ALAT UKUR FISIKA

“MULTIMETER & OHM-METER”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

dalam Mata Kuliah Alat Ukur Fisika

Dosen Pengampu: Dr. Karya Sinulingga, M. Si

Oleh :

Kelompok 2

Afrida Khairani Rangkuti (4192421002)

Ayu Masytah Dewi (4191121012)

Bintama Sihotang (4192421023)

FISIKA DIK A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kelompok kami sanggup menyusun Makalah yang
berjudul “Multimeter & Ohm-meter” ini semaksimal mungkin.

Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Alat Ukur
Fisika yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M. Si . selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Alat
Ukur Fisika ini.

Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan baik
dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang kami miliki.

Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan terhadap makalah selanjutnya. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi kami dan para pembaca.

Medan, 29 Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


A. Multimeter ............................................................................................................ 3
B. Ohm-Meter ........................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, saya membahas tentang multimeter. Alat ukur ini sekarang sudah
banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur
wajib yang mereka gunakan untuk keperluan teknis yaitu multimeter. Untuk melakukan
pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu
di perlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :

1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)

2. BesaranTegangan listrik dalam satuan Volt (V)

3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (Ω).

Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa digunakan
untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat
yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami perubahan,
tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju ke alat ukur yang
lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan
gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter.

Tapi sekarang ternyata multimeter masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika
dahulu orang hanya mengenal multmeter analog maka akhir-akhir ini perkembangan
multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni multimeter digital. multimeter
digital tentunya lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi
dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur
membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog
ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multimeter
analog karena merasa sudah terbiasa dan selain itu harganya lebih murah daripada harus
membeli multimeter versi digital.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dari pembahasan makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian dari Multimeter ?


2. Apa saja jenis-jenis Multimeter ?
3. Bagaimana prinsip perja Multimeter?
4. Apa Pengertian dari Ohmmeter?
5. Apa saja jenis-jenis Ohmmeter?
6. Bagaimana prinsip kerja ohmmeter?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan permasalahan dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian Multimeter.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Multimeter.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja Multimeter.
4. Untuk mengetahui pengertian Ohmmeter.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Ohmmeter.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja Ohmmeter

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Multimeter
A. Defenisi Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah komponen
suatu hal yang berkaitan dengan listrik. Multitester juga disebut sebagai multimeter atau
dapat juga dikenal dengan sebutan AVO meter yang berarti dapat berfungsi sebagai
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut
'range') pada setiap langkah ukurnya mempunyai pilihan AC atau DC. Pada saat ini
multitester sangat membantu dan meringankan pekerjaan yang berhubungan dengan
kelistrikan atau elektronika. Multitester perangkat genggam yang berguna untuk
menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur
dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.

Multimeter saat ini dibagi menjadi dua yaitu multimeter analog dan multimeter
digital. Namun kini multimeter digital lebih sering digunakan daripada multitester analog
karena multimeter digital lebih akurat daripada multimeter analog, hanya saja multimeter
digital lebih mahal daripada multimeter analog. Pada multimeter digital memiliki
kelebihan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi
dan frekuensi.

Multimeter digital yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya berupa digit
angka, yang menggunakan layar. Multimeter digital hasil pengukurannya lebih akurat
dibandingkan dengan multimeter analog. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi,
dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog yaitu
memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang
lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan Umumnya sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :

1. Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.


2. Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan
masukkan pada nilai yang diinginkan.

3
3. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang
sebanding.
4. Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan
pengukuran tahanan.
5. Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari
instrument tersebut.
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

a. Multimeter Analog

Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Multitester analog umum digunakan untuk mengukur alat elektronika. Untuk


menggunakannya kita harus mengetahui bagian-bagian dari alat tersebut dan fungsinya.

Bagian dari multitester analog dan fungsinya :

1. Papan skala berfungsi untuk melihat nilai pengukuran.


2. Jarum penunjuk berfungsi untuk menunjukkan nilai suatu alat komponen yang kita
ukur.
3. Pengatur jarum skala berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
4. Knop pengatur nol ohm berfungsi untuk memutar jarum saat dikalibrasi pada posisi
nol ohm.
5. Saklar pemilih berfungsi untuk memilih pengukuran dan batas ukurnya.

4
6. Kabel warna merah berfungsi sebagai tempat masuknya test kutub (+)
7. Kabel warna hitam berfungsi sebagai tempat masuknya test kutub (-)

 Cara Menggunakan Multimeter Analog


1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC
mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke
jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

b. Multimeter digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-

5
bengkel komputer dan kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak
stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.

 Cara Menggunakan Multimeter Digital


1. Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display
4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
2. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan
alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital. Penyambungan probe tidak lagi
menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat
memberitahu.

 Mengukur tegangan DC
1. Atur Selektor pada posisi DCV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.

 Mengukur tegangan AC
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya hubungkan atau tempelkan
probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter
boleh terbalik.
4. Baca hasil ukur pada multimeter.

6
 Mengukur kuat arus DC
1. Atur Selektor pada posisi DCA.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus
yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan
putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti
dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan
AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-)
pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.

 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap


1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan
nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)


1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

7
 Mengecek hubung-singkat / koneksi
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.

 Mengecek diode
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan
menyala.
5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda
baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-)
pada katoda.
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika
bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

 Mengecek transistor NPN


1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor tidak
diperlukan.

 Mengecek transistor PNP


1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

9
2. OHM METER
A. DEFENISI OHM METER

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan hambatan listrik yang
merupakan suatu sumber daya yang mampu mengalirkan listrik pada konduktor Ohm
meter juga merupakan instrumen elektronika yang berfungsi untuk mencari nilai
resistansi di mana ada elektronika atau alat elektronika Ohm meter digunakan untuk
mengukur resistansi komponen atau rangkaian Ohm meter juga dapat digunakan untuk
mengetes saklar, kabel dan sekering untuk mengetahui apakah terputus serta rangkaian
terbuka. Sedang pada ohm meter digunakan untuk mengukur nilai resistansi resistor
Besar yang dihitung oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik yang melewati batas listrik (R),
yang kemudian dikalibrasikan kesatuan ohm.

Ohmmeter harus memiliki sendiri baterai karena ohmmeter mengukur resistansi


dengan mengalirkan arus melalui resistor. Oleh karena itu pada saat mengetes komponen
atau rangkaian dengan menggunakan ohmmeter, sumber catu daya harus diputus. Skala
dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa
peningkatan, arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri,
oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terkait.

Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
konstan (I) melalui penghubung, dan sirkuit lain yang mengukur voltase (V) melalui
sambungan. Menurut persamaan berikut, yang dikeluarkan dari hukum Ohm nilai dari
pertentangan (R) dapat ditulis dengan: R = frac {V} {I}

10
V menyatakan potensial listrik (voltase / tegangan) dan I menyatakan aliran listrik
yang mengalir.

B. Prinsip Kerja
Pada Dasar Prinsip Kerja dari ohm-meter adalah arus listrik yang mengalir melalui
penghantar logam pada rangkaian. Besarnya satuan yang ditentukan oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter dalam menggunakan galvanometer untuk
mengukur arus listrik yang mengalir pada (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan
ohm.

George Simon menemukan sebuah persamaan yang simpel, menjelaskan bagaimana


hubungan antara tegangan, arus ,dan hambatan yang saling berhubungan.Hambatan listrik
adalah antara tegangan listrik dari komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus
listrik yang melewatinya.

C. Bagian- bagian Ohmmeter


Bagian-bagian ohmeter dan fungsinya:
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (sekrup penyetel nol), dirancang untuk
kursi jarum penunjuk dengan cara membalikkannya ke kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih keci
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan nol (Tombol Penyesuaian Nol
Ohm), pengatur jarum penunjuk pada posisi nol
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), dioperasikan untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu
4. Posisi W (Ohm) berarti multimeter digunakan sebagai ohmmeter, yang terdiri dari
tiga batas ukur x 1; x 10; dan K W
5. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter yang digunakan sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur 10; 50; 250; 500; dan 1000
6. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter yang digunakan sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur 10; 50; 250; 500; dan 1000
7. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter yang digunakan sebagai mili
amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur 0,25; 25; dan 500
8. Tapi ke empat batas ukuran di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang
lain batas ukurannya belum tentu sama.

11
9. Lubang kutub (terminal VAW), bekerja sebagai tempat masuknya yang berwarna
merah memimpin tes kutub.
10. Lubang kutub (terminal umum), bekerja sebagai tempat masuknya test lead kutub-
yang berwarna hitam
11. Saklar pemegang polaritas (Polaritas Selector Switch), Bekerja untuk memilih
polaritas DC atau AC.
12. Kotak meter (Cover Meter), bekerja sebagai tempat komponen- komponen
ohmeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife -edge Pointer), bekerja sebagai penunjuk besaran
yang dibutuhkan.
14. Skala (Skala), bekerja sebagai skala pembacaan meter.

D. CARA MENGGUNAKAN OHM-METER


Cara menggunakan ohmmeter sebagai berikut:
1. Pastikan posisi membaca alat ukurnya
2. Pastikan membaca dari kanan ke kiri.
3. Tentukan sistim perkalian yang digunakan
4. Periksa kedua ujung probe
5. Kalibrasi sebelum dulu untuk menentukan angka 0 ", (dengan tetap kedua ujung
probe terhubung) dengan cara memungkinkan potensio kalibrasi
6. Setelah yakin jarum menunjuk angka "0" lepas ujung probe yang terhubung, siap
untuk digunakan mengukur tahanan / hambatan / resistor Jika yang dipilih adalah
pengali.
Cara menghitung ohmmeter: jika yang dipilih adalah pengali 1 (x1). Jarum menunjuk
pada angka 20, kemudian terbaca hasil pengukuran adalah 20, tetapi jika dipilih adalah
pengali 10 (xl0 Maka terbaca hasil pengukuran adalah 200 Q.
Fungsi dan Tujuan Kalibrasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk Memperbaiki Persyaratan instrumen dan bahan ukur tetap sesuai dengan
spesifikasinya.
2. Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu
instrumen ukur.
3. Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error.

12
E. Jenis-jenis Ohmmeter
Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu ohm-meter analog dan bentuk ohm-meter
digital Ohmmeter Analog

a. Ohm-meter analog,lebih banyak digunakan untuk kegunaan sehari-hari, seperti


TV satelit atau komputer yang menggunakan jenis analog. Kekurangannya
adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi ketika
menggunakan naik-turun, gunakan tegangan yang menggunakan analog ohm-
meter.
b. Ohm-meter digital, memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan analog.Yaitu memiliki unit tambahan
tambahan yang lebih teliti dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak
terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Ohm meter digital biasanya dipakai
pada penelitian atau kerja-kerja mengukur hambatan pada kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan pusat layanan
yang memakai ohm-meter digital. Kelebihannya adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih sederhana. Sementara
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk mengukur yang
dibutuhkan ketelitian tinggi menggunakan ohm meter digital .

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OHM-METER


Lebih banyak kelebihan dan kekurangan pada ohm-meter analog dan digital adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan Ohm-meter Digital
Kelebihannya mudah dicari dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih
sederhana. Sementara kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang diminta ketelitian tinggi menggunakan ohm-meter digital

B. Kekurangan Ohm-meter Analog


Ohm-meter analog yang dapat digunakan pada penelitian atau kerja-kerjabengkel-
bengkel komputer dan service center yang memakai ohm meter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jika
melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan
ohm-meter analog

13
G. Perawatan / pemeliharaan Ohm-meter
Ada beberapa hal yang juga harus dibahas di dalam penggunaan ohmmeter, antara
lain adalah
1. Untuk melindung ohmeter terhadap kerusakan elektronis yang praktis, ikuti
langkah -langkah pemakaian dengan benar
2. Jangan lakukan pengukuran resistensi (tahanan) sementara masih terkait aliran
listrik, karena dapat merusak Alat Ukur atau sistem (terjadi hubungan pendek) dan
bahkan berbahaya bagi penggunanya
3. Simpan di tempat yang terhindar dari medan magnet luar, alat ukuran akan
terhambat jika di sekitar terdapat hantaran yang bermuatan atau berarus tinggi, ada
medan magnet yang lebih besar.
4. Simpan pada Temperatur kelilingi alat ukur kurang dari 20. C

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
Avometer adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi yaitu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat ukur tegangan disebut
Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter.

Avometer atau multimeter dibagi menjadi dua yaitu avometer analog dan avometer
digital. Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke range-
range yang kita ukur dengan probe sedangkan multimeter digital hampir sama fungsinya
dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital.
Bagian-bagian dari avometer itu sendiri Adalah Papan skala, Jarum penunjuk, Tombol
pengatur jarum penunjuk nol, Pemutar jarum, Zero ohm ajusment (pengkalibrasi), LED
indicator, Selektor putar, Lubang probe hitam, Lubang probe merah.

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua
cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya
pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara
tersebut

B. Saran
Semoga makalah yang penulis buat dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang
Multimeter dan Ohmmeter ini kepada pembaca. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini.Oleh karena itu,Kami meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Listiyarinih,Ratih. 2018. Dasar Listrik Dan Elektronika. Sleman: Deepublish.

Rizky,Muhammad dan Emy Aditia. 2017. Penggunaan Alat Ukur (E1). Jurnal Elektronika
Dasar. Volume 1.

Setiawan. 2018. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Yokyakarta: Relasi Inti Media.

Widodo,Sri Teguh dan Winih Wicaksono. 2019. Dasar-Dasar Pengukuran Listrik. Klaten:
Saka Mitra Kompetensi.

16

Anda mungkin juga menyukai