Oleh :
Kelompok 2
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kelompok kami sanggup menyusun Makalah yang
berjudul “Multimeter & Ohm-meter” ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Alat Ukur
Fisika yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M. Si . selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Alat
Ukur Fisika ini.
Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan baik
dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang kami miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan terhadap makalah selanjutnya. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi kami dan para pembaca.
Penyusun
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, saya membahas tentang multimeter. Alat ukur ini sekarang sudah
banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur
wajib yang mereka gunakan untuk keperluan teknis yaitu multimeter. Untuk melakukan
pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu
di perlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :
Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa digunakan
untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat
yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami perubahan,
tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju ke alat ukur yang
lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan
gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter.
Tapi sekarang ternyata multimeter masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika
dahulu orang hanya mengenal multmeter analog maka akhir-akhir ini perkembangan
multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni multimeter digital. multimeter
digital tentunya lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi
dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur
membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog
ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multimeter
analog karena merasa sudah terbiasa dan selain itu harganya lebih murah daripada harus
membeli multimeter versi digital.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dari pembahasan makalah ini, yaitu:
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan permasalahan dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian Multimeter.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Multimeter.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja Multimeter.
4. Untuk mengetahui pengertian Ohmmeter.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Ohmmeter.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja Ohmmeter
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Multimeter
A. Defenisi Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah komponen
suatu hal yang berkaitan dengan listrik. Multitester juga disebut sebagai multimeter atau
dapat juga dikenal dengan sebutan AVO meter yang berarti dapat berfungsi sebagai
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut
'range') pada setiap langkah ukurnya mempunyai pilihan AC atau DC. Pada saat ini
multitester sangat membantu dan meringankan pekerjaan yang berhubungan dengan
kelistrikan atau elektronika. Multitester perangkat genggam yang berguna untuk
menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur
dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
Multimeter saat ini dibagi menjadi dua yaitu multimeter analog dan multimeter
digital. Namun kini multimeter digital lebih sering digunakan daripada multitester analog
karena multimeter digital lebih akurat daripada multimeter analog, hanya saja multimeter
digital lebih mahal daripada multimeter analog. Pada multimeter digital memiliki
kelebihan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi
dan frekuensi.
Multimeter digital yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya berupa digit
angka, yang menggunakan layar. Multimeter digital hasil pengukurannya lebih akurat
dibandingkan dengan multimeter analog. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi,
dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog yaitu
memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang
lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan Umumnya sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :
3
3. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang
sebanding.
4. Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan
pengukuran tahanan.
5. Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari
instrument tersebut.
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
a. Multimeter Analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
4
6. Kabel warna merah berfungsi sebagai tempat masuknya test kutub (+)
7. Kabel warna hitam berfungsi sebagai tempat masuknya test kutub (-)
b. Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-
5
bengkel komputer dan kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak
stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.
Mengukur tegangan DC
1. Atur Selektor pada posisi DCV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.
Mengukur tegangan AC
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya hubungkan atau tempelkan
probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter
boleh terbalik.
4. Baca hasil ukur pada multimeter.
6
Mengukur kuat arus DC
1. Atur Selektor pada posisi DCA.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus
yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan
putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti
dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan
AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-)
pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
7
Mengecek hubung-singkat / koneksi
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.
Mengecek diode
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan
menyala.
5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda
baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-)
pada katoda.
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika
bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
9
2. OHM METER
A. DEFENISI OHM METER
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan hambatan listrik yang
merupakan suatu sumber daya yang mampu mengalirkan listrik pada konduktor Ohm
meter juga merupakan instrumen elektronika yang berfungsi untuk mencari nilai
resistansi di mana ada elektronika atau alat elektronika Ohm meter digunakan untuk
mengukur resistansi komponen atau rangkaian Ohm meter juga dapat digunakan untuk
mengetes saklar, kabel dan sekering untuk mengetahui apakah terputus serta rangkaian
terbuka. Sedang pada ohm meter digunakan untuk mengukur nilai resistansi resistor
Besar yang dihitung oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik yang melewati batas listrik (R),
yang kemudian dikalibrasikan kesatuan ohm.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus
konstan (I) melalui penghubung, dan sirkuit lain yang mengukur voltase (V) melalui
sambungan. Menurut persamaan berikut, yang dikeluarkan dari hukum Ohm nilai dari
pertentangan (R) dapat ditulis dengan: R = frac {V} {I}
10
V menyatakan potensial listrik (voltase / tegangan) dan I menyatakan aliran listrik
yang mengalir.
B. Prinsip Kerja
Pada Dasar Prinsip Kerja dari ohm-meter adalah arus listrik yang mengalir melalui
penghantar logam pada rangkaian. Besarnya satuan yang ditentukan oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter dalam menggunakan galvanometer untuk
mengukur arus listrik yang mengalir pada (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan
ohm.
11
9. Lubang kutub (terminal VAW), bekerja sebagai tempat masuknya yang berwarna
merah memimpin tes kutub.
10. Lubang kutub (terminal umum), bekerja sebagai tempat masuknya test lead kutub-
yang berwarna hitam
11. Saklar pemegang polaritas (Polaritas Selector Switch), Bekerja untuk memilih
polaritas DC atau AC.
12. Kotak meter (Cover Meter), bekerja sebagai tempat komponen- komponen
ohmeter.
13. Jarum penunjuk meter (Knife -edge Pointer), bekerja sebagai penunjuk besaran
yang dibutuhkan.
14. Skala (Skala), bekerja sebagai skala pembacaan meter.
12
E. Jenis-jenis Ohmmeter
Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu ohm-meter analog dan bentuk ohm-meter
digital Ohmmeter Analog
13
G. Perawatan / pemeliharaan Ohm-meter
Ada beberapa hal yang juga harus dibahas di dalam penggunaan ohmmeter, antara
lain adalah
1. Untuk melindung ohmeter terhadap kerusakan elektronis yang praktis, ikuti
langkah -langkah pemakaian dengan benar
2. Jangan lakukan pengukuran resistensi (tahanan) sementara masih terkait aliran
listrik, karena dapat merusak Alat Ukur atau sistem (terjadi hubungan pendek) dan
bahkan berbahaya bagi penggunanya
3. Simpan di tempat yang terhindar dari medan magnet luar, alat ukuran akan
terhambat jika di sekitar terdapat hantaran yang bermuatan atau berarus tinggi, ada
medan magnet yang lebih besar.
4. Simpan pada Temperatur kelilingi alat ukur kurang dari 20. C
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
Avometer adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi yaitu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter, sedangkan alat ukur tegangan disebut
Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter.
Avometer atau multimeter dibagi menjadi dua yaitu avometer analog dan avometer
digital. Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke range-
range yang kita ukur dengan probe sedangkan multimeter digital hampir sama fungsinya
dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital.
Bagian-bagian dari avometer itu sendiri Adalah Papan skala, Jarum penunjuk, Tombol
pengatur jarum penunjuk nol, Pemutar jarum, Zero ohm ajusment (pengkalibrasi), LED
indicator, Selektor putar, Lubang probe hitam, Lubang probe merah.
Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua
cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya
pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara
tersebut
B. Saran
Semoga makalah yang penulis buat dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang
Multimeter dan Ohmmeter ini kepada pembaca. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini.Oleh karena itu,Kami meminta saran dan kritik dari para pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rizky,Muhammad dan Emy Aditia. 2017. Penggunaan Alat Ukur (E1). Jurnal Elektronika
Dasar. Volume 1.
Setiawan. 2018. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Yokyakarta: Relasi Inti Media.
Widodo,Sri Teguh dan Winih Wicaksono. 2019. Dasar-Dasar Pengukuran Listrik. Klaten:
Saka Mitra Kompetensi.
16