Anda di halaman 1dari 23

RUANG LINGKUP PERBANKAN

Makalah ini diajukan untuk melengkapi tugas Matakuliah Treasury dan Alma di
Program Studi Perbankan Syariah yang diampu oleh Via Irhamny Az-Zahra , M.
M.

Oleh:

Dea Larasati
Devah Rahmi Baroroh
Erwin Mulyadi
Parhan phaturohman
Rizky Ahmadi Abdul Hamid

S1 PERBANKAN SYARIAH
KELOMPOK 4

PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI GARUT
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, serta tidak lupa
shalawat serta salam pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ruang
lingkup perbankan”.
Pada kesempatan ini juga, tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini
terutama kepada ibu Via Irhamny Az-Zahra , M. M. selaku dosen pengampu Mata
kuliah Treasury Dan Alma.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan ke depannya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Garut, 12 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Manajemen Passiva .............................................................................................. 3
B. Fungsi Sumber Dana Bagi Bank ......................................................................... 6
C. Produk-Produk untuk Menghimpun Dana Masyarakat .................................. 7
D. Fund Pricing/Fund Transfering Pricing ........................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................ 18
PENUTUP ....................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
B. Saran......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah


menghimpun dana bagi masyarakat dan menyalurkanya dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainya. Meghimpun dana maksudnya
adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,tabungan dan deposito. Sedangkan
menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat
simpanan giro ,tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman
(kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi
bank yang berdasarkan prinsip bank syari’ah.

Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan , dana merupakan


darah dalam tubuh badan dan persoalan paling utama. Dana bank/loanablefund
merupakan sejumlah uang yang dimiliki atau aktiva lancer yang dikuasai suatu
bank dalam kegiatan operasionalnya dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang
tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri, tetapi
juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang
sewaktu-waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun berangsur-angsur.

Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi khususnya dalam penyaluran


kredit mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian secara
keseluruhan dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Dimana pada level
ekonomi makro bank merupakan alat dalam menetapkan kebijakan moneter
sedangkan pada level mikro ekonomi, bank merupakan sumber utama pembiayaan
bagi para pengusaha maupun individu.Dalam makalah ini, pemakalah akan
membahas Ruang lingkup Manajemen Sumber Dana Perbankan

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Passiva?
2. Bagaimana fungsi sumber dana bagi bank ?
3. Apa saja produk-produk untuk menghimpun dana masyarakat?
4. Apa yang dimaksud dengan Fund pricing ?
C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui tentang Manajemen Passiva
2. Mengetahui fungsi sumber dana bagi bank
3. Mengetahui produk-produk untuk menghimpun dana masyarakat
4. Mengetahui tentang Fund pricing

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Passiva
1. Pengertian Manajemen Passiva

Sumber – sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana
dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai
lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak di bidang
keuangan, maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan.1

Manajemen pasiva adalah suatu proses dimana bank berusaha


mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman di
pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara
menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan kredit. Pendekatan
manajemen pasiva dalam perbankan dewasa ini adalah berkaitan erat dengan sisi
penggunaannya di sisi assets, jadi tidak dapat dipisahkan antara bagaimana
mendapatkan dana dari pihak ketiga dan kemudian mengoptimalkan dana yang
dihimpun tersebut untuk mendapatkan keuntungan bagi bank Dalam arti sempit
manajemen pasiva diartikan dengan kebutuhan likuiditas, yaitu aktivitas mencari
dana pada waktu yang diperlukan.

Keberhasilan bank dalam menghimpun dana atau mobilisasi dana sangat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Kepercayaan masyarakat pada suatu bank.


2) Ekspektasi, yaitu prakiraan pendapatan yang akan diterima nasabah
dibandingkan dengan alternatif investasi lainnya dengan tingkat risiko
yang sama.
3) Keamanan.

1
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2005), hlm. 61.
3
4) Ketepatan waktu pengembalian simpanan nasabah harus selalu tepat
waktu.
5) Pelayanan yang cepat, akurat dan fleksible.
6) Pengelolaan dana yang hati-hati.
2. Sasaran Manajemen Pasiva
 Meminimumkan biaya bunga atas dana yang dihimpun
 Menjalin hubungan yang baik dengan kreditur
 Pemeliharaan pergerakan sumber dana akibat kondisi ekonomi dan
moneter
 Menciptakan surat-surat berharga dalam rangka purchased funds, sehingga
kebutuhan likuiditas bisa terpenuhi
 Meningkatkan hubungan koresponden dgn lembaga keuangan lain supaya
money market line bisa dipertahankan

3. Sumber Dana dalam Manajemen Pasiva

1) Dana Yang Bersumber Dari Bank Itu Sendiri (Internal)


 Setoran modal dari pemegang saham, yaitu yaitu jumlah uang yang
disetor secara efektif oleh oleh para pemegang saham pada waktu bank
berdiri. Dalam perbankan syari’ah, mekanisme penyertaan modal
pemegang saham bisa dilakukan melalui musyarakah fi sahmal-syarikah
atau equity participation pada saham perseroan bank.2
 Cadangan-cadangan bank, yaitu cadangan-cadangan laba pada tahun lalu
yang tidak dibagikan kepada pemegang saham
 Laba yang belum di bagi, laba yang belum dibagi merupakan laba yang
memang belum di bagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
2) Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas (Eksternal)

2
Syukri Iska, System Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Yogyakarta:Fajar Media Press, 2012), hlm.
107
4
Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik
perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan
berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat
merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi
bank sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam
masyarakat. Dana masyarakat tersebut dihimpun oleh bank dengan produk-
produk simpanan sebagai berikut:3

 Simpanan Giro (Demand deposit)


 Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
 Simpanan Deposito (Time Deposit)
3) Dana yang bersumber dari lembaga lain

Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank


mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana
yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar
transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat
diperoleh dari:

 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia(BLBI), merupakan kredit yang


diberikan bankIndonesiakepda bnk-bank yang mengalami kesulitan
likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-
sektor usaha tertentu.
 Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring
dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat
jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan
dengan pinjaman lainnya.
 Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh
oleh perbankan dari pihak luar negeri.
3
https://fhanincredible.wordpress.com/2011/03/21/manajemen-sumber-dana-bank/diakses
pada hari senin,07 Oktober 2019, pukul.18.30

5
 Suratberharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SPBU
diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga
masyarakat tertarik untuk membelinya.
B. Fungsi Sumber Dana Bagi Bank
a. Sebagai alat pembayaran kegiatan usahanya.

Dana yang dihimpun memiliki karakteristik yang berbeda baik dari jangka
waktu maupun harga (tingkat bunga) maupun cara penarikannya. Alokasi dana
tersebut diperuntukkan sebagai berikut:

 Demand Depost hanya untuk membiayai kebutuhan dana jangka pendek


seperti primary reserve, secondary reserve serta kredit jangka pendek.
 Saving Deposit hanya untuk membiayai kebutuhan penanaman jangka
pendek berupa primary reserve dan kredit jangka panjang.
 Time Deposit hanya untuk membiayai secondary reserve, kredit jangka
menengah dan surat berharga.
 Capital Deposit hanya dapat dipakai untuk membiayai kredit jangka
panjang, perdagangan surat berharga dan aktiva tetap.
b. Dana berfungsi sebagai sumber likuiditas bank.

Dana yang dihimpun selain untuk membiayai kegiatan usahanya yang


bersifat produktif, juga untuk memelihara likuiditas bank. Pemeliharaan likuiditas
bisa dicermati dari dana yang ditempatkan pada kas atau giro wajib (giro BI) atau
bahkan pada secondary reserve berupa marketable security berjangka pendek.
Semakin banyak sumber dana yang ditempatkan pada pos-pos tersebut, maka
semakin likuid bank yang bersangkutan, sebaliknya semakin mengecil dana yang
ditempatkan pada pos tersebut mengindikasikan likuiditas bank yang
bersangkutan relatif tetap.

c. Sebagai tolok ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank yang


bersangkutan.
6
Volume dana pihak ketiga dapat dijadikan indikasi tingkat kepercayaan
masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin tinggi volume dana pihak ke
tiga mengindikasikan bahwa masyarakat relatif percaya kepada bank yang
bersangkutan. Sebaliknya bila volume dana pihak ketiga semakin mengecil maka
mengindikasikan masyarakat semakin tidak percaya pada bank tersebut. Memang
ada bank yang tertalu money center, artinya terlalu mengandalkan sumber dana
pasar uang. Namun terlalu fokus pencarian dana ke pasar uang juga terlalu
beresiko. Oleh karena itu sumber dana pihak ketiga yang relatif kecil tetap
pertanda bahwa bank tersebut memang kurang mendapat kepercayaan masyarakat
atau calon deposan.4

C. Produk-Produk untuk Menghimpun Dana Masyarakat

Bank adalah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hiduf
masyarakat. 5

Penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank


untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan disalurkan kepada
pihak kreditur dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai intermediasi antara
pihak deposan dengan pihak kreditur.

Produk-produk penghimpunan dana masyarakat di bank syariah yaitu:

1. Giro

Giro dalam undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah


ada dua macam yaitu prinsip bagi hasil (mudharabah) atau prinsip titipan
(wadi’ah). Dengan demikian dalam perbankan syariah di kenal adanya produk
berupa giro wadi’ah dan giro mudharabah. Secara singkat giro wadiah di artikan
sebagai bentuk simpanan yang penarikannya di lakukan setiap saat, artinya bahwa

4
Taswan, Manajemen Perbankan,( Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm. 32-33.
5
Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 77.
7
yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi
berbagai persyaratan yang di tetapkan.

Penarikan uang di rekening giro dapat menggunakan sarana penarikan, cek


dan bilyet giro. Apabila penarikan dilakukan secara tunai, maka sarana
penarikannya dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk penarikan nontunai
dengan menggunakan bilyet giro. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah
adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini,
Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro
yang benar secara syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiah
dan mudharabah.

Ketentuan al-quran mengenai prinsip wadi’ah terdapat dalam surat an-nisa


: 58

‫ان هللا يآ مركم ان توءدا االمانات الي اهلها‬

“sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan)


kepada yang berhak menerimannya”

2. Tabungan

Selain giro, produk perbankan syariah di bidang penghimpunan dana


(founding) adalah tabungan. Berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 1998
tentang perubahan atas undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang


dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah
Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang
dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.

 Tabungan Wadiah
8
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai
dengan kehendak pemiliknya. Terkait dengan produk tabungan wadiah, Bank
Syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah
bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk
menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank
Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak
untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai
konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut
serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya (nasabah) menghendaki. Di sisi
lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil pemanfaatan harta
titipan tersebut.

Dalam tabungan wadiah, bank dengan nasabah tidak boleh mensyaratkan


pembagian hasil keuntungan atas pemanfaatan harta tersebut. Namun bank
diperbolehkan memberikan bonus (fee) kepada pemilik harta titipan (nasabah)
selama tidak disyaratkan dimuka. Dengan kata lain, pemberian bonus (fee)
merupakan kebijakan bank yang bersifat sukarela.

 Tabungan Mudharabah

Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang


dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah sendiri mempunyai dua
bentuk, yakni mudharabah mutalaqah dan mudharabah muqayyadah, perbedaan
yang mendasar diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan
yang diberikan pemilik harta kepada pihak bank dalam mengelola hartanya.
Dalam hal ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana). Bank Syariah
dalam kapasitasnya sebagai mudharib berhak untuk melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya,
termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Namun, di sisi lain,
Bank Syariah juga memiliki sifat sebagai seorang wali amanah yang berarti bank

9
harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.

Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagikan


hasil kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal
akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak
bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi bukan akibat kelalaiannya.
Namun, bila yang terjadi adalah miss management (salah urus), bank bertanggung
jawab penuh atas kerugian tersebut.

Dalam mengelola harta mudharabah, bank menutup biaya oprasional


tabungan dengan hasil nisbah yang menjadi hak nasabah pemilik dana. Disamping
itu, bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah penabung
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. PPH bagi hasil tabungan mudharabah dibebankan langsung ke rekening
tabungan nasabah pada saat penghitungan bagi hasil.

3. Deposito

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 depositi


didefinisikan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat
jatuh tempo. Deposito dapat berupa deposito berjangka, sertifikat deposito dan
deposito on call yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak ketiga dengan bank.6

Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang


dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional
MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang
dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.

Dalam hal ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam

6
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 21.
10
kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya,
termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga.

Dengan demikian, Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib


memiliki sifat sebagai wali amanah yakni harus bertindak hati-hati atau bijaksana
serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat
kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, Bank Syariah juga bertindak sebagai
kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh
keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar aturan syariah.

Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagikan


hasil keuntungan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
di awal akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak
bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi bukan akibat kelalaiannya. Namun,
apabila yang terjadi adalah miss management (salah urus), maka bank
bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pemilik dana terhadap bank,


terdapat dua bentuk mudharabah, yaitu:

 Mudharabah Mutalaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)

Dalam deposito mutalaqah, pemilik dana tidak memberikan batasan atau


persyaratan tertentu kepada pihak Bank Syariah dalam mengelola investasinya,
baik berkenaan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata
lain, Bank Syariah mempunyai hak dan kebebasan penuh dalam mengelola dan
menginvestaikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan
memperoleh keuntungan.

 Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA)

Berbeda dengan deposito mudharabah mutalaqah, dalam deposito


mudharabah muqayyadah, pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan

11
tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik berkenaan
dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah
tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana
RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh
keuntungan.

D. Fund Pricing/Fund Transfering Pricing

Dalam industri perbankan, produk yang ditransfer dalam sebuah institusi


yaitu berupa dana, sehingga dinamakan fund transfer pricing. Fund Transfer
Pricing (FTP) adalah sebuah alat dalam akuntansi manajemen yang digunakan
dalam industri perbankan, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
profitabilitas Sistem FTP dilaksanakan berdasarkan harga transfer. Harga
transfer merupakan suku bunga internal yang digunakan untuk menghitung
besarnya transfer pendapatan atau beban yang timbul akibat adanya aliran dana
dalam suatu intitusi keuangan. Sama seperti pendapatan bunga yang dicatat oleh
bagian akuntansi berdasarkan suku bunga yang dikenakan, pendapatan atau beban
transfer dana antar divisi atau unit bisnis dihitung berdasarkan harga transfer.
Harga transfer ini menjadi dasar untuk pengalokasian kontribusi kepada margin
keseluruhan sebuah institusi keuangan. Melalui sistem FTP, sebuah bank dapat
menganalisis net interest margin-nya dengan lebih baik. Net interest margin
sendiri merupakan persentase pendapatan bunga bersih terhadap earning asset
rata-rata.

FTP dikenakan kepada seluruh earning asset untuk merefleksikan cost of


funding yang sebenarnya. Sebaliknya, FTP kredit juga dikenakan kepada seluruh
kewajiban yang berbunga untuk merefleksikan keuntungan bank dari
pengumpulan dana. Untuk pemberian kredit, semakin lama jangka waktunya,
semakin tinggi pula cost of fund yang ditimbulkan, sehingga tarif FTP yang
dikenakan juga semakin besar. Demikian pula untuk deposito, semakin lama
jangka waktunya, semakin tinggi pula cost of borrowing yang ditimbulkan,
sehingga tarif FTP kredit yang dikenakan juga semakin besar.

12
 Manfaat Fund Transfer Pricing

FTP digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan


membuat akuntabilitas manajemen untuk komponen net interest margin
berdasarkan nilai dan risiko yang melekat (inherent value and risk) yang
berhubungan dengan penggunaan dana dalam proses intermediasi finansial . Jadi
dengan menggunakan FTP, sebuah bank juga mengontrol beban yang ada, yaitu
cost of fund, Tarif FTP yang dikenakan ke berbagai produk juga membuat bank
dapat mengelola risiko suku bunga.
Tidak hanya memungkinkan penghitungan profitabilitas atas kredit yang
diberikan, deposito, dan produk lainnya, FTP juga memungkinkan pengukuran
pendapatan bunga berdasarkan cabang, lini bisnis, dan nasabah. Pada tahun 2001,
Coffey menyatakan bahwa FTP mengukur profitabilitas sampai kepada tingkat
produk dan nasabah individual. Dengan begitu, informasi yang diberikan sistem
FTP sangat bernilai bagi manajemen yang dapat membantu mereka dalam
membuat keputusan bisnis. Kumpulan informasi tersebut memberikan dasar untuk
mengukur profitabilitas dari keseluruhan hubungan dengan nasabah (kredit yang
diberikan, deposito, dan jasa perbankan lainnya).

 Metode Penentuan Fund Transfer Pricing


a) Metode Single Pool

Metode single pool merupakan pendekatan FTP yang paling mendasar


karena berdasarkan konsep bahwa hanya ada satu kelompok pembelian dan
penjualan dana, serta semua transaksi diperlakukan sama, sehingga dimasukkan
ke dalam satu kelompok dana. Penyedia dana akan menempatkan dananya ke
dalam kelompok dana, kemudian pengguna dana akan mengambil dana dari
kelompok dana tersebut. Maka dari itu, penyedia dan pemakai dana dikenakan
bunga dengan tingkat yang sama.

Metode ini biasanya menggunakan rata-rata suku bunga tertimbang dari


produk-produk bank yang ada sebagai dasar penentuan harga transfer. Harga
transfer tersebut kemudian akan dikalikan dengan besaran saldo produk. Nilai
13
saldo yang dipakai merupakan rata-rata untuk suatu periode tertentu. Dengan
menggunakan metode single pool ini, bank tidak memerlukan investasi yang besar
untuk sistem data karena database yang diperlukan kecil. Perhitungan matematis
pun mudah dilakukan dan laporannya mudah untuk dibaca serta dimengerti. Oleh
karena itulah metode ini sangat mudah untuk digunakan dan diimplementasikan.

Meskipun sangat mudah digunakan, metode inilah yang paling banyak


mempunyai kelemahan. Metode single pool meninggalkan seluruh risiko tingkat
suku bunga pada unit, produk, atau konsumen. Hal ini dikarenakan instrumen
keuangan dengan jangka waktu panjang akan terkena fluktuasi tingkat suku bunga
bulanan. Kelemahan lainnya yaitu tidak adanya pemisahan antara risiko kredit dan
risiko tingkat suku bunga. Dengan menggunakan metode ini, maka sebuah bank
tidak mungkin menciptakan insentif untuk mencari deposito tanpa menciptakan
juga disinsentif untuk menyalurkan kredit, dan begitu pula sebaliknya. Jika
dikaitkan dengan pengukuran kinerja manajemen, pendekatan ini juga tidak dapat
menyediakan perhitungan yang adil untuk pengukuran kinerja cabang atau lini
bisnis. Oleh karena segala kelemahan-kelemahan tersebut, metode ini hanya
direkomendasikan untuk bank dengan ukuran yang relatif kecil, tidak mempunyai
banyak cabang atau lini bisnis, dan mempunyai sumber dana yang stabil, dengan
sedikit penyedia dan pemakai dana.

b) Metode Split Single Pool

Untuk menanggulangi kelemahan tersebut, harga transfer juga dapat


dihitung dengan mengenakan harga transfer yang berbeda untuk dana yang
disalurkan dan untuk penyedia dana. Produk yang dimiliki oleh bank
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kredit dan deposito. Dalam metode split single
pool atau sering disebut juga double pool, harga transfer yang digunakan untuk
pinjaman ditentukan berdasarkan rata-rata cost of fund dan harga transfer yang
digunakan untuk deposito ditentukan berdasarkan rata-rata yield on earning assets.

Dengan menggunakan pendekatan split single pool, evaluasi profitabilitas


dapat dilakukan dengan lebih baik. Metode ini juga dapat diterima karena
14
tergolong mudah dimengerti. Akan tetapi, pendekatan ini menyebabkan adanya
perbedaan antara harga transfer aset dan kewajiban yang tidak dialokasikan ke
produk manapun. Kelemahan lainnya yaitu pengakuan atas jangka waktu dan
karakterikstik produk lainnya masih belum tercakup dalam pendekatan split single
pool ini. Produk yang memiliki jangka waktu pendek dikenakan harga transfer
yang sama dengan produk yang memiliki jangka waktu panjang.

c) Metode Multiple Pool

Metode multiple pool membagi semua produk dari bank, baik aset maupun
kewajiban, menjadi beberapa kelompok. Pembagian ini didasarkan oleh beberapa
kriteria, contohnya yaitu berdasarkan jatuh tempo awal atau repricing term, tipe
produk, dan atribut lainnya.

Pendekatan multiple pool ini memerlukan juga suatu set harga transfer,
yaitu satu harga transfer untuk masing-masing kelompok. Harga transfer ini dapat
ditetapkan berdasarkan rata-rata suku bunga aset dan kewajiban seperti dalam
pendekatan single pool dan split single pool, namun cara ini kurang objektif dan
dapat berdampak pada pengambilan keputusan bisnis oleh manajemen yang salah.
Metode yang jauh lebih baik untuk mencari harga transfer ini yaitu dengan
menggunakan harga transfer pasar. Harga transfer pasar memberikan verifikasi
yang objektif atas kebijakan pricing produk, sehingga kinerja manajemen juga
dapat dievaluasi dengan lebih baik. Oleh karena itu, harga transfer ini harus
merefleksikan suku bunga pasar atas instrumen keuangan yang ada seperti
treasuries, pinjaman antar bank, atau derivatif. Pendekatan yang lebih baik agar
kredibilitas proses funds transfer pricing tetap terjaga yaitu dengan menggunakan
rata-rata tertimbang cost of fund. Pendekatan ini memang lebih rumit untuk
dilakukan, namun masih dapat diterapkan, apalagi dengan software atau program-
program komputer yang telah canggih saat ini.

Dengan menggunakan metode multiple pool, risiko suku bunga dapat lebih
baik dialokasikan. Suku bunga yang dikenakan pun lebih merefleksikan kenyataan
di pasar. Kelebihan lainnya yaitu metode ini memperhatikan struktur jangka
15
waktu aset dan kewajiban, serta memungkinkan adanya penyesuaian lainnya.
Metode ini juga menyebabkan evaluasi kinerja yang lebih objektif. Sistem funds
transfer pricing dengan menggunakan metode multiple pool ini direkomendasikan
untuk bank dengan banyak cabang dan bisnis, berbagai penyedia atau sumber
dana dan pemakai dana, serta portofolio produk yang kompleks.

Namun ditengah segala kelebihan yang ada, pendekatan multiple pool


masih mempunyai banyak kelemahan, yaitu profitabilitas produk dipengaruhi oleh
perubahan suku bunga pasar, risiko suku bunga tidak dipisahkan dari risiko kredit,
memerlukan sumber daya teknologi yang lebih daripada metode single pool dan
double pool. Metode ini juga tidak cocok untuk transaksi dengan suku bunga tetap
jangka panjang (long term fixed rate).

d) Metode Matched Rate

Metode matched rate merupakan pendekatan penentuan harga transfer


yang lebih spesifik lagi dari metode multiple pool. Hal ini dikarenakan harga
transfer langsung ditentukan untuk setiap transaksi bank pada pendekatan ini, dan
bukan menggunakan kelompok-kelompok transaksi lagi. Hal ini memberikan
harga transfer yang menggambarkan suku bunga pasar dengan lebih baik.
Dampak utama dari metode matched rate ini terhadap cabang dan unit
bisnis yaitu seluruh margin dari pinjaman dan deposito menjadi konstan selama
durasi transaksi. Pada saat terjadinya transaksi, harga transfer ditentukan
berdasarkan karakteristik repricing, dengan tujuan untuk ‘membekukan’
keuntungan suku bunganya. Sebagai akibatnya, unit bisnis mengetahui net interest
margin sebuah transaksi pada awal terjadinya sehingga memungkinkan analisis
kontribusi profit yang lebih rinci. Kontribusi tersenbut dapat diukur pada level lini
bisnis, level cabang, dan level nasabah tanpa adanya bias dari keberagaman suku
bunga pasar. Hal ini merupakan perubahan yang signifikan dalam pengevaluasian
hasil bisnis, jika dibandingkan dengan pendekatan multiple pool.

Dalam pendekatan ini, risiko kredit dan risiko suku bunga telah
dipisahkan. Unit penjualan hanya bertanggung jawab atas risiko kredit saja, dan
16
risiko suku bunga disentralisasikan dan dipindahkan ke unit lain yang
bertanggung jawab. Evaluasi keputusan bisnis juga menjadi tidak bias. Hal ini
membuat perencanaan keuangan dapat diatur dan dievaluasi walaupun terjadi
perubahan kondisi pasar. Perkiraan hasil bisnis tetap dapat dikatakan valid,
walaupun jika pada kenyataannya nanti suku bunga sangat berbeda dari
prediksinya.Metode matched rate menawarkan kelebihan yang signifikan, namun
membutuhkan biaya yang besar untuk mengimplementasikannya. Metode ini
terutama direkomendasikan untuk bank-bank yang berukuran besar, yang
mempunyai database rinci.

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Manajemen pasiva adalah suatu proses dimana bank berusaha
mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui
pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk
digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan
kredit.
2) Fungsi Sumber Dana Bagi Bank
 Sebagai alat pembayaran kegiatan usahanya.
 Dana berfungsi sebagai sumber likuiditas bank.
 Sebagai tolok ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank yang
bersangkutan.

3). Produk-produk penghimpunan dana masyarakat di bank syariah yaitu:

 Giro
 Tabungan
 Deposito

4). Fund Transfer Pricing (FTP) adalah sebuah alat dalam akuntansi
manajemen yang digunakan dalam industri perbankan, yang dapat
digunakan untuk meningkatkan profitabilitas Sistem FTP dilaksanakan
berdasarkan harga transfer. Harga transfer merupakan suku bunga internal
yang digunakan untuk menghitung besarnya transfer pendapatan atau
beban yang timbul akibat adanya aliran dana dalam suatu intitusi
keuangan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang jelas bahkan
makalah ini jauh dari sempurna kami mohon maaf. Kritik dan saran yang

18
membangun senantiasa diharapkan agar lebih baik lagi dalam makalah
selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Setiawan Utomo.2016.Perbankan Syariah .Jakarta: Raja Grafindo Persada

https://fhanincredible.wordpress.com/2011/03/21/manajemen-sumber-dana-bank/

Iska,yukri.2012. System Perbankan Syari’ah di Indonesia.Yogyakarta:Fajar


Media Press

Kasmir.2005.Dasar-dasar Perbankan.Jakarta:Raja Grafindo Persada

Pandia,Frianto.2012.Manajemen Dana dan Kesehatan Bank.Jakarta: Rineka Cipta

Taswan.2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

20

Anda mungkin juga menyukai