Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL KESEHATAN

MENINGITIS STREPTOCOCCUS SUIS MENGANCAM BALI

Meningitis stroptooccus suis merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penularanya dari babi ke
manusia. Pada manusia selain menyebabkan peradangan otak , juga dapat menyebabkan peradangan
pada jantung dan sel darah. Cara penularannya melalui makanan ( produk babi yang masih mentah
misalnya darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi), dan juga melalui luka lecet saat
mengolah/memasak danging babi yang terinfeksi.

(10/3 10:46) Dr.Tjok Parwati : info dari Lab Mikro Sanglah menemukan kultur darah positif bakteri
Streptococcus suis kiriman sampel darah RSU Badung, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR.
Temuan ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

Menurut dr.Made Susilawati, SpS . Masa inkubasi penyakit ini beberapa jam-14 hari (biasanya 2-4 hari)
setelah makan produk/olahan babi yang terinfeksi misalnya lawar merah atau olahan lain yang setengah
matang. Gejala klinis sesuai dengan gejala meningitis bacterial akut atau radang akut otak seperti
panas, kaku kuduk, sakit kepala, perubahan kesadaran dan sering menimbulkan tuli saraf derajad sedang
bilateral. Ditambahkannya, cara mencegah penularan penyakit ini yaitu jika membeli daging babi
ditempat resmi sehingga dapat dipastikan babi yang dipotong sehat, saat mengolah daging babi pastikan
tangan tidak ada lukaatau tutup luka dengan baik, pastikan masakan daging babi yang kita makan benar-
benar matang, dan bila disekitar kita ada peternak babi yang memiliki babi yang sakit, mohon diinfokan
jangan menjual ke pengepul untuk mencegah penularan.

Untuk dapat hidup sehat lakukanlah prilaku hidup bersih dan sehat salah satunya adalah mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktifitas, jaga pola makan,
istriahat cukup dan olah raga teratur, karena factor prilaku memiliki andil 30-35% terhadap derajat
kesehatan.

Penulis

I Ketut Sudiada
ARTIKEL KESEHATAN.

SETELAH FOGGING TERJADI PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak hanya menjadi masalah di Indonesia tetapi sudah
menjadi masalah dunia. Penyakit ini sering mewabah terutama di Negara- Negara berkembang yang
beriklim tropis, pada saat musim hujan. Bila sudah DB menyerang, biasanya masyarak panic dan cepat-
cepat minta di semprot/ fogging. Menurut warga dibeberapa daerah fenomena aneh terjadi, setelah
difogging jumlah nyamuk semakin banyak dan jumlah kasus DBD juga meningkat . Hal ini terjadi di
wilayah Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan Bali pada pertengahan tahun 2016,
sekitar bulan Mei sampai Juni telah terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah yang sangat signifikan.
Awalnya beberapa warga di desa ini menderita Demam Berdarah dan menjalani rawat inap di RS
Tabanan dan klinik swasta di Kabupaten Tabanan dan di klinik Kabupaten Badung. Beberapa warga desa
mendesak kepala desa untuk melakukan pencegahan melalui fogging. Atas desakan warganya, Kepala
Desa dan jajaranya melakukan fogging atau pengasapan secara swadaya. Anehnya setelah disemprot
semakin banyak, warga desa sakit karena DB.

Tindakan penanggulangan penyakit ini melalui beberapa tahapan yang diawali dengan tindakan
penyelidikan epidemiologi (PE) dan PSN radius 100 M dari focus kasus oleh Tim petugas puskesmas dan
kadus. Untuk tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah, yang paling efektif
dilaksanakan adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN ) secara berkala seminggu sekali
melalui 3M plus ( menguras, menutup, mendur ulang sampah plastic atau ban bekas serta memakai
lotion anti nyamuk, memelihara ikan pada kolam hias, dan menaburkan bubuk abate pada tempat
penampungan air yg tdk mungkin di kuras), sedangkan fogging focus untuk membunuh nyamuk dewasa.
Berdasarkan laporan hasil PE, dinas kesehatan kabupaten/kota akan pertimbangkan untuk dilakukan
fogging atau tidak. Sesuai standar operasional prosedur (SOP) kegiatan fogging dilakukan jika ada
penderita positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, ditemukan penderita panas tanpa
sebab, dan adanya jentik nyamuk dirumah penduduk (SE Kadikes Kab/Kota).

Fogging merupakan salah satu kegiatan penanggulangan DBD melalui penyemprotan insektisida daerah
sekitar kasus DBD yang bertujuan memutuskan mata rantai penularan penyakit. Sasaran fogging adalah
rumah serta bangunan dipinggir jalan yang dapat dilalui mobil di desa endemis. Fogging bertujuan
membunuh nyamuk dewasa. Fogging dilaksanakan dalam bentuk fogging focus dan fogging massal.
Fogging focus adalah pemberantasan nyamuk DBB dengan cara pengasapan terfokus pada daerah
tempat ditemukanya penderita/ tersangka DBD, sedangkan fogging massal dilakukan secara serentak
dan memyeluruh pada saat terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD. Fogging hanya bisa dilaksanakan
oleh petugas kesehatan atau pihak swasta yang sudah menjadi anggota IPPHAMI dan mendapat
rekomendasi dari dinas Kabupaten/Kota. Alat yang dipergunakan yaitu mesin swing fog SN 1 untuk
bangunan, dan mesin ULV ( ultra low volume) untuk perumahan, sedangkan bahan yang dipergunakan
adalah malation dalam campuran solar dosis 438 g/ha ( 500 m malation 96% technical grade/ha).
Malation yang digunakan dengan cara pengasapan ( Kasumbogo,2004)

Aedes Agypty berkembang biak dengan cepat pada genangan air yang tidak kontak langsung dengan
tanah, seperti bak kamar mandi, tempat minum burung , ayam atau hewan peliharaan, ban bekas,
sampah plastik tempat makanan atau minumam, batok kelapa atau potongan bamboo, dll.. Nyamuk
yang mempunyai siklus hidup 6-7 hari menyebarkan virus Dengue dari orang sakit ke orang sehat yang
digigitnya, jika orang yg terinfeksi virus dengue dalam kondisi lemah, maka virus dengue akan
berkembang biak dengan pesat dan menimbulkan gejala demam yang disertai gejala perdarahan pada h
penderita. Seseorang dikatagorikan positif demam berdarah, jika terdapat gejala panas tinggi 2-7 hari ,
ramplit tes positif, hasil pemeriksaan darah trombosit < 100.000 ui/dl, terjadi peningkatan pembekuan
darah (hematokrit) > 30 kali dari pemeriksaan pertama, dan titer antibody IgG dan IgM positif (SE Kadis
Kab/Kota) .

Angka bebas Jentik (ABJ) menggambarkan jumlah jentik nyamuk yang ada disekitar rumah. Idealnya ABJ
adalah > 95%. ABJ yang rendah mencerminkan banyaknya jentik nyamuk yang ditemukan di rumah
penduduk. Hal ini bisa terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat melakukan PSN di lingkungan
rumahnya. PSN yang efektif adalah PSN yang dilakukan dengan 3M Plus, secara berkala.

Jadi, foging tidak akan efektif jika tidak di ikuti dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
secara berkala oleh semua komponen masyarakat. Jadilah Jumantik dirumah sendiri.

Penulis

I ketut sudiada

Puskesmas marga II Tabanan Bali

Anda mungkin juga menyukai