Anda di halaman 1dari 47

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah aktivitas untuk meningkatkan taraf

ekonomi sebuah negara dan rakyatnya supaya dapat hidup dengan lebih

sempurna. Pembangunan ekonomi dipacu melalui upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan berdampak untuk

memperlancar proses pembangunan ekonomi. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Faktor tersebut

diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,

dan keahlian atau kewirausahaan.

Industri berperan strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang

cukup tinggi secara berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas masyarakat.

Industri juga berperan menciptakan lapangan usaha serta memperluas kesempatan

kerja, meningkatkan serta menghemat devisa, mendorong pembangunan daerah,

meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat dan mengentaskan

kemiskinan. Proses industrialisasi dalam pembangunan industri juga penting

dalam mendukung berlangsungnya perubahan tata nilai masyarakat dan pranata

sosial yang lebih dinamis dan berkualitas.

Keberadaan industri pada setiap daerah akan membawa perubahan

terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Diantaranya terjadi peningkatan

kegiatan sosial maupun kegiatan ekonomi industri. Industri rumah panggung

merupakan salah satu dilakukan masyarak minahasa secara turun-temurun seperti

yang di lakukan oleh masyarakat di Desa Mokobang Kab. Minahasa Selatan, di

1
2

Desa Woloan Kota Tomohon dan di Desa Tombasian Atas Kec. Kawangkoan

Barat.

Usaha pembuatan rumah panggung ini meskipun merupakan mata

pencaharian yang turun-temurun. Rumah panggung ini sudah berabad-abad

lamanya dan yang menjadi perbedaan dengan usaha rumah panggung lainnya

usaha rumah panggung di desa tombasian atas masih dengan mempertahankam

adat dimana rumah panggung yang di buat masih dengan warna alami atau warna

dasar kayu rumah panggung ini digunakan untuk tempat tinggal dan rumah

panggung ini telah teruji tahan gempa.Industri kerajinan yang mempunyai prospek

pengembangan yang baik salah satunya adalah industri kerajinan Rumah

Panggung di Desa Tombasian Atas yang pada saat ini menunjukan lebih

meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Seiring dengan perkembangan

waktu dan teknolgi penduduk mampu mengembangkan rangkain produk rumah

panggung yang desain dan dibangun dengan teknik modern tanpa menghilangkan

unsur tradisional dari rumah panggung ini.

Faktor-faktor yang mempengarui rumah panggung di Desa Tombasian

Atas adalah modal, tenaga kerja, bahan baku, transportasi dan pemasaran.

Pengusaha rumah panggung sering dihadapkan pada kesulitan dalam

mendapatkan modal, khususnya pada saat membayar upah tenaga kerja. Tenaga

kerja dalam pembuatan rumah panggung merupakan tenaga kerja yang sudah

menekuni pekerjaannya sebagai tukang, jadi dengan kata lain tenaga kerja rumah

panggung di Tombasian Atas adalah tukang yang tidak memiliki pekerjaan lain.
3

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Aktivitas

Industri Rumah Panggung di Desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan

Barat.

1.3. Tujuan

Tujuan penelitihan ini adalah untuk menganalisisaktivitas industri rumah

panggung di Desa Tombasian Atas Kecamatan Kawngkoan Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Menjadi sumber informasi bagi pemerintah setempat untuk mengetahui

bagaimana aktivitas rumah panggung di Desa Tombasian Atas, Kecamatan

Kawangkoan Barat.

2. Bagi peneliti sebagai salah satu cara untuk mengetahui aktivitas rumah

panggung di Desa Tombasian Atas, Kecamatan Kawangkoan Barat

3. Bagi mahasiswa atau yang memerlukan, dapat dijadikan referensi kajian

dalam bidang serupa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri

Istilahindustri berasal dari bahasa Latin, yaitu industria yang artinya

buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan luas,

yaitu semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam

rangka mencapai kesejahteraan. DefinisiIndustrimenurut Sukirno (1995) adalah

perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor

sekunder. Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan

pabrik pembuatan rokok. Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang

mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi

untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya.

Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu kegiatan ekonomi

yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan

rancang bangun dan perekayasaan industri.

Secaraumum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang

jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan

atau assembling dan juga reparasiadalah bagian dari industri. Hasil industri tidak

hanya berupa barang, tetapi jugadalam bentuk jasa.

Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman dan

tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit),

industri kimia danbahan bangunan (industri kertas, percetakan, penebitan,

4
5

barang-barang karet danplastik), industri kerajinan umum (industri kayu, rotan,

bambu dan barang galianbukan logam) dan industri logam (mesin, listrik, alat-

alat ilmu pengetahuan, barangdan logam dan sebagainya).

Menurut Badan Pusat Statistik (2017) industri manufaktur (pengolahan)

didefinisikan sebagaisuatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah

suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehinggga menjadi

barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.

Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan.

Jasa Industri didefinisikan sebagai kegiatan industri yang melayani

keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain,

sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya denganmendapat

imbalan sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya

perusahaan penggilingan padi yang melakukan kegiatan menggiling padi/gabah

petani dengan balas jasa tertentu.

Perusahaan Industri Manufaktur (Pengolahan) dikelompokkanmenjadi 4

(empat) jenis, yaitu :

1. Industri Besar didefinisikan sebagai perusahaan industri yang mempunyai

tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2. Industri Sedang didefinisikan sebagai perusahaan industri yang mempunyai

tenaga kerja 20 - 99 orang.

3. Industri Kecil didefinisikan sebagai perusahaan industri yang mempunyai

tenaga kerja 5 - 19 orang.


6

4. Industri Rumah Tanggaadalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga

kerja 1 - 4 orang.

Pengelompokkan perusahaan industri manufaktur/pengolahan ini

didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan

apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa

memperhatikan besarnya modal perusahaan (BPS, 2017).

2.2 Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku kerja untuk tugas

sebagaimana mestinya, atau adanya suatu keadaan yang menggambarkan

tersedianya pekerjaan (lapangan pekerjaan) untuk diisi oeh para pencari kerja,

Tohar M. (2000). Penyerapan tenaga kerja sering disebut juga sebagai permintaan

tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan perusahan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga

kerja dipegaruhi permintaan hasil Sumarsono dalam Saptro (2014). Permintaan

tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah.

Perubahan tingkat upah akan mempengarhi tinggi rendahnya biaya

produksi perusahan. Apabila digunaka asumsi tingkat upah naik maka terjadi hal-

hal sebagai berikut: (1) Naiknya tingkat upah akan menaikan biaya produksi

perusahan selanjutnya akan meningkat pula harga per unit produksi. Bisanya para

konsumen akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga

barang, mmenrangi konsumsi atau bakhan tidak membeli sama sekali. Akibatnya

banyak hasil produksi yang tidak terjual dan produsen akan mengalami hasil

produksinya. (2) Turunnya target produksi mengakibatkan berkurangnya tenaga


7

kerja yang dibutuhkan. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena

pengaruh turunnya skala produksi atau scale effect.

Produsen akan lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk

produksinya dan menggantikan tenaga kerja dengan barang-barang modal seperti

mesin dan lain-lain. Kondisi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya

pergantian atu penambahan penggunaan mesin-mesin disebut efek subtitusi kerja.

1. Perubahan permintaan hasil akhir produksi oleh konsumen

Apabila permintaan akan hasil produksi perusahan meningkat,

perusahan cenderung untuk menambah kapasitas produksinya, untuk

maksud tersebut perusahan akan menambah penggunaan tenaga kerjanya.

2. Harga barang modal turun

Apabila harga barang modal turun maka biaya produksi turun dan

tentunya mengakibatkan harga barang per unit ikut turun. Pada keadaan ini

perusahan cenderung meningkat produksi karena permintaan hasil

produksi bertambah, akibatnya permintaan tenaga kerja akan meningkat

2.3 Tenaga Kerja

Mulyadi dalam Saputri (2011) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah

penduduk dalam usia kerja (berusia 15-60 tahun) jumlah penduduk dalam suatu

negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

Menurut penyamaan Simajuntak dalam Agusmidah (2010), tenaga kerja

(manpower) adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang

bekerja mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti

bersekolah dan mengurus rumah tangga.


8

Tenaga kerja terdiri dari angkatan dan buka angkatan kerja. Angkatan

kerja atau labour force terdiri dari:

1) Golongan yang bekerja, dan

2) Golongan yang menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari:

1) Golongan yang bersekolah.

2) Golongan yang mengurus rumah tangga, dan

3) Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.

Golongan yang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya atau

terutama bersekolah. Golongan yang mengurus rumah tangga adalah mereka yang

mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah. Sedangkan yang tergolong

dalam lain-lain ini ada 2 macam yaitu: Golongan penerima pendapatan, yaitu

mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh

pendapatan seperti tunjangan pension, bunga atau simpanan uang atau sewa atas

milik mereka dalam hidupnya tergntung dari orang lain misalnya karena lanjut

usia, cacat atau sakit kronis.

Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja ini kecuali mereka

yang hidupnya tergantung dari orang lain sewaktu-waktu dapat menawarkan

jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering juga dinamakan

sebagai Potential Labour Force (PLF).

2.4 Pendapatan

Menurut Pelle C. M. (2012), pendapatan merupakan hasil pengurangan

antara jumlah penerimaan dengan biaya yang di keluarkan, semakin besar

produksi yang dipasarkan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh,


9

besarnya jumlah pendapatan mempunyai fungsi untuk pemenuhan kebutuhan

hidup sehari-hari, apabila pendapatan meningkat maka sebagian pendapatan akan

disimpan dalam bentuk tabungan.

Pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang di

terima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non-fisik

bekerja atau berusaha, Nababan (2009).

2.5 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Makawekes (2019) harga adalah

sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau jumlah nilai uang

yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang

berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan (Tjiptono dalam Aboka, 2016).

2.6 Upah

Upah atau imbalan yang diberikan oleh pengusaha terhadap pekerja untuk

satu pekerja untuk suatu pekerja atau jasa yang telah dilakukan atau akan

dilakukan, dinilai dalam bentuk ruang yang di tetapkan dalam suatu persetujuan.

Dalam undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja

dielaskan bawah upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan.
10

Menurut Alam S. (2006) Penghitungan upah:

1) Upah menurut waktu, setiap tenaga kerja dibayar dalam satuan waktu.

Misalnya sekian rupiah per bulan, per hari atau per jam.

2) Upah satuan pada sistem ini tenaga kerja dibayar berdasarkan jumlah satuan

unit produksi yang dapat diselesaikannya. Makin banyak satuan unit produksi

yang dikerjakan, makin banyak upah yang terima.

3) Upah borongan, ialah upah yang dibayarkan berdasarkan suatu unit pekerjaan

secara keseluruhan. Pekerjaan yang menggunakan sistem upah borongan

biasanya adalah pekerjaan yang berkaitan dengan proyek-proyek tertentu

seperti proyek pembangunan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneltian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai Juni

2019 mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan penelitian. Tempat

penelitian adalah Desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan Barat.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

15 Sampel yang diambil yaitu pemilik industri rumah panggung yang

merupakan masyarakat Desa Tombasian Atas secara keseluruhan.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survey data yang

dipakai meliputi data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang di peroleh

langsung dari responden yaitu pemilik industri Rumah Panggung yang ada diDesa

Tombasian Atas dengan cara mewawancarai langsung menggunakan kuisioner.

Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari kantor desa.

3.4 Konsep Pengukuran Variabel

1. Karakteristik Responden Pemilik Usaha Meliputi

a. Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai

sekarang.

b. Pendidikan adalah proses pendidikan formal yang diikuti.

c. Pekerjaan responden melihat pekerjaan utam responden

d. Jenis Kelamin merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan sejak

seorang lahir.

11
12

2. Aktivitas yang terjadi dalam industri rumah panggung

a. Persiapan bahan baku merupakan bahan-bahan yang diperoleh untuk

digunakan dalam proses produksi.

b. Jenis bahan baku kayu apa yang digunakan dalam pembuatan rumah

panggung.

c. Sumber bahan baku melihat bahan baku yang akan digunakan berasal

darimana.

d. Harga bahan baku biaya yang dikeluarkan pemilik dalam penjualan rumah

panggung

3. Penyerapan tenaga kerja

a. Upah tenaga kerja imbalan yang akan diberikan pada pekerja per hari

kerja/per borongan kerja (Rp).

b. Desain cara membuat desain dalam pembuatan rumah panggung

4. Produksi kegiatan produksi pengubahan bahan baku menjadi bahan jadi

melalui penggunaan tenaga kerja

5. Pemesanan proses pembelian konsumen kepada penjual

a. Proses pemesanan cara pemesanan industri rumah panggung

b. Proses penentuan harga yang dilakukan dalm industri rumah panggung

6. Pemasaran dan distribusi

a. Pemasaran secara langsung dan secara online

b. Proses distribusi bagaimana pengiriman barang dal proses industri ruma

panggung
13

7. Pendapatan industri rumah panggung

a. Keuntungan bagi pemilik

b. Keuntungan bagi desa

c. Keuntungan bagi masyarakat daerah sekitar

3.5 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitaif yang

ditabelkan laludideskripsikan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa

Desa Tombasian Atas atau “Tou In Wasian” yang merupakan legenda

Minahasa, kononnya tempat dahulu kala tumbuh pohon sangat besar yang

bernama wasian, pohon wasian ini sebesar lapangan sepak bola.Tombasian Atas

adalah Desa di Kecamatan Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa, yang

sebagian besar penduduk Desa Tombasian Atas memiliki keahlian dalam

pengolahan nira aren menjadi alkohol berkualitas tinggi (cap tikus) yang

mempunyai kadar alkohol hingga 80%.

Selain itu masyarakat Desa Tombasian Atas mengembangkan

keterampilan mereka dalam bidang konstruksi bangunan rumah kayu (rumah

panggung) yang saat ini pemasaran penjualannya telah sampai keluar daerah.

Desa Tombasian Atas memanfaatkan air tanah dari pegunungan Rindengan yang

murni sebagai kebutuhan sehari-hari. Bahkan saat ini telah ada anggota

masyarakat yang telah memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan di bidang

pengisian ulang air minum.

4.1.2 Letak Wilayah

Desa Tombasian Atas adalah sebuah Desa yang terletak diwilayah

Kecamatan Kawangkoan Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Terdiri Dari 5 jaga/dusun yaitu Jaga I, Jaga II, Jaga III, Jaga IV, dan Jaga V

dengan batas wilayah yaitu:

14
15

Sebelah Utara : Desa Tombasian Atas Satu

Sebelah Timur : Desa Kanonang Satu

Sebelah Selatan : Pegunungan Rindengan

Sebealah Barat : Desa Tombasian Bawah

4.2 Karakteristik Responden Pemilik Usaha

4.2.1 Umur Responden

Tingkat umur merupakan salah satu factor yang mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas maupun konsep berpikir.

Responden yang berumur muda tentunya memiliki kondisi fisik lebih kuat

dibandingkan dengan responden yang berumur tua. Secara umum dapat dikatakan

bahwa makin tinggi umur maka makin berkurang kemampuan berprestasi sebagai

tenaga keraja. Umur responden dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Responden menurut Umur

No. Umur (Tahun) Jumlah Responden (orang) Persentase(%)

1. 30 – 40 6 40

2. 41 – 50 6 40

3. 51 – 60 3 20

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer diolah, 2019

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden pada interval umur 30–40 tahun

sama banyak dengan responden interval umur 41–50 tahun dengan persentase

sebesar 40%, sedangkan respondengan dengan interval umur 51-60 tahun hanya

sebesar
16

4.2.2 Pendidikan RespondenPemilik

Perkembangan suatu usaha dalam bidang apapun haruslah ditunjang oleh

faktor pendidikan baik formal maupun non formal. Tingkat pendidikan responden

pemilik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang) Persentase

1. Tidak Bersekolah - -

2. SMP 1 6

3. SMA 10 67

4. Perguruan Tinggi 4 27

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer diolah, 2019

Tabel 2 menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki responden

yang paling banyak yaitu tingkat SMA sebanyak 67% responden, tingkat

perguruan tinggi sebanyak 27%, tingkat SMP sebanyak 6% responden.


17

4.2.3 Pekerjaan Responden Pemilik

Tabel 3. Jumlah Responden yang memiliki pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (orang) Persentase(%)

1. Pegawai Negeri Sipil 3 20

2. Tukang 2 14

3. Mengurus rumah tangga 2 14

4. Pegawai Swasta 1 6

5. Petani 5 33

6. Aparat 2 13

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer diolah, 2019

Tabel 3 menujukan pekerjaan tetap dari responden, sehingga industri

rumah panggung menjadi usaha sampingan bagi responden, dari 6 kategori jenis

pekerjaan dari responden pemilik, yaitu PNS, tukang, mengurus rumah tangga,

pegawai swasta, petani, Aparat. Kategori tukang kayu dan petani merupakan jenis

pekerjaan terbanyak dari responden pemilik yaitu dengan persentense sebesar

33%, jenis pekerjaan pegawai negeri sipil dengan persentense sebanyak3 orang

20%, jenis pekerjaan mengurus rumah tangga 14%, dan Aparat 2 orang presentase

sebesar 13%, dan sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit yaitu pegawai

swasta dengan persentense sebesar 6%.


18

4.2.4 Jenis Kelamin

Berdasarkanjenis kelamin di Desa Tombasian Atas Kecamatan

Kawangkoan Barat, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Responden menurut jenis kelamin

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (orang) Persentase(%)

1. Laki-laki 11 73

2. Perempuan 4 27

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer diolah, 2019

Tabel 4 menunjukan bahwa jumlah responden jenis kelamin laki-laki lebih

lebih banyak dengan persentase 73 persen dari responden pemilik dan jumlah

responden perempuan lebih sedikit dengan persentase 27 persen responden

pemilik.

4.3 Aktivitas Produksi Industri Rumah Panggung

Industri Rumah Panggung yang ada di Desa Tombasian Atas merupakan

Industri yang tergolong dalam industri kecil. Sesuai dengan penjelasan

Widyamanti dan Natalia (2006), ciri-ciri industri kecil yaitu modal yang besar

berasal dari industri rumah tangga, teknologi masih sederhana, pembagian kerja

belum jelas dan tenaga kerja anatara 5-19 orang. Dan industri Rumah Panggung di

Tombasian Atas termasuk pada ciri-ciri tersebut.

Industri Rumah Panggung yang ada di Desa Tombasian Atas sendiri masih

merupakan Industri yang dikelolah oleh rumah tangga, dalam arti lain belum ada
19

Perusahan atau CV yang kelolah. Akivitas Industri Rumah panggung dapat kita

lihat pada uraian berikut ini.

4.3.1 Persiapan Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling penting didalam

perusahan yang secara terus menerus di peroleh, diolah (input) yang kemudian

dijual (output) kembali. Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh

untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara

langsung dari sumber daya alam yang ada didaerah.

4.3.2 Jenis Bahan Baku

Jenis bahan baku pada Industri Rumah Panggung yang paling utama Kayu,

yang merupakan Ikon dari Rumah Panggung di Desa Tombasian Atas.

Pemilik/Tukang tentunya sebelum membuat industri Rumah Panggung sudah

terlebih dahulu mengetahui berapa banyak kayu yang akan digunakan untuk

pembuatan rumah panggung. Pemilik melakukan pemotongan pohon tetapi

menanam kembali 100 pohon dan itu sudah menjadi budaya di Desa. Kayu adalah

hal penting dalam pembuatan rumah panggung jadi masyarakat memelihara dan

melindungi pohon serta menanamnya agar dimasa mendatang kayu tidak akan

punah. Setiap kayu yang dihasilkan sebagai bahan baku dari rumah panggung

sesuai dengan kebutuhan pembangunan rumah panggung. Hampir tidak ada yang

terbuang atau tidak terpakai dari semua bahan baku kayu yang dihasilkan.

Setiap tukang tahu untuk memilih kayu dalam memilih kayu yang terbaik

dalam mendirikan rumah panggung. Sehingga kayu yang digunakan adalah kayu

yang berkualitas dan yang terbaik berdampak baik bagi kualitas dari rumah
20

panggung. Dari hasil wawancara 15 responden pemilik usaha rumah panggung

keseluruhanya mengatakan untuk kayu yang di gunakan dalam usaha rumah

panggugung di Desa Tombasian Atas keseluruhannya seperti pintu, konseng,

jendela, plavon dll menggunakan kayu cemapaka karena selain kualitasnya bagus

kayu cempaka merupakan kayu yang selalu digunakan dalam industri rumah

panggung.

Bahan baku selanjutnya yaitu Seng yang merupakan atap dari rumah

panggung dan jenis seng yang digunakan yaitu Cap Gajah karena seng gelombang

cap gajah ini lebih cocok pada industri rumah panggung dibandingkan dengan

seng-seng lainnya. Kemudian bahan baku selanjutnya yaitu paku, jenis paku yang

digunakan yaitu paku yang berukuran 1 inch, 1,5 inch, 2 inch, 2,5 inch dan 4 inch.

Jenis bahan baku selanjutnya yaitu batu teras dan semen yang digunakan

untuk dasar Rumah Panggung. Fungsi dari batu teras dan semen agar tiang pada

rumah panggung tidak tersentuh langsung dengan dasar tanah. Jenis semen yang

digunakan yaitu semen tiga roda. Bahan baku lainnya itu engsel pintu, engsel

jedela, grendel jendela, kaca jendela, tarikan jendela, baut dan dan kunci pintu.

4.3.3 Sumber bahan baku

Desa Tombasian Atas merupakan desa yang dikenal dengan tumbuhan dan

tanaman yang subur, karena Desa Tombasian Atas berada pada tingkat ketinggian

yang jauh dari permukaan laut. Dalam hal ini dari 15 responden pemilik usaha

Rumah Panggung setelah diwawancarai, 10 responden mengatakan dalam

mendapatkan sumber bahan baku dasar (kayu) untuk rumah panggung bisa

didapat di dalam Desa Tombasian Atas karena pemilik usaha memiliki kebun

kayu sendiri yang ada di Desa Tombasian Atas. Sedangkan 5 responden lainnya
21

menjawab karena tidak mempunyai kebun kayu sendiri pemilik membeli di desa

tetangga atau di pengelolan kayu Desa Tareran.

Sedangkan sumber bahan baku lainnya seperti batu teras berasal dari desa

Tombasian Atas sendiri yang lokasinya tepat pada tempat pemajangan hasil-hasil

industri rumah panggung. Dan untuk bahan baku seperti Seng, Paku, grendel

pintu, engsel pintu, engsel jendela, kaca jendela, tarikan, baut, dan kunci dibeli di

Toko Bangunan yang berasal dari desa tetangga di Kayuuwi dan di Toko

Bangunan di Kawangkoan.

4.3.4 Harga bahan baku

Dari hasil wawancara selain 10 orang pemilik usaha rumah panggung

memiliki kebun kayu sendiri tetapi 5 diantaranya pemilik usaha rumah panggung

membeli kayu langsung pada pengelola kayu di Desa Tareran dengan harga jual 7

m2 sebesar Rp.2.500.000. 13 m2 sebesar Rp.3.750.000. 18 m2 sebesar

Rp.5.000.000, harga yang digunakan sudah termasuk transportasi (terima di

tempat). 7 m2 kayu bisa menghasilkan satu jenis rumah panggung dengan 1

kamar, 13 m2 kayu bisa menghasilkan satu jenis rumah panggung dengan 2

kamar, 18 m2 bisa menghasilkan satu jenis rumah panggung dengan 3 kamar.

Untuk harga bahan baku seperti paku 1 inch, 1,5 inch, 2 inch harga 1kg

dapat diperoleh seharga Rp. 22.000,- dan untuk ukuran 2,5 inch dan 4 inch

seharga Rp. 18.000,-/kg. Harga baut yaitu Rp. 4.500,-, kemudian engsel pintu

seharga Rp. 27.000,-/buah, engsel jendela Rp. 21.000,-/buah, grendel jendela Rp.

10.000,-/buah, kaca jendela seharga Rp. 69.000,-/lembar, tarikan Rp. 10.000,- dan

kunci Rp. 100.00,-/buah.


22

4.3.5 Membuat Desain

Pembuatan desain dalam industri rumah panggung di Desa Tombasian

Atas bervariasi, terdiri dari: Rumah tempat tinggal, Villa, Cottage, Tempat Kos,

dan Perkantoran. Pembuatan desain ini tidak menggunakan arsitektur hanya

menggunakan keahlian dari tukang rumah panggung. Tetapi tidak menutup

kemungkinan juga untuk menggunakan arsitektur jika konsumen sudah memesan

rumah panggung dan membuat sesuai keinginan sendiri.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 15 responden atau pemilik

usaha rumah panggug semuanya menjawab design yang paling laris untuk industri

rumah panggung yang ada di Desa Tombasian Atas, yaitu Rumah Panggung

sebagai tempat tinggal karena industri rumah panggung yang ada di Tombasian

Atas memiliki ciri khas yang tahan gempa dan nyaman untuk dijadikan tempat

tinggal. Sementara, untuk desain lainnya seperti Villa, Cotage, Tempat Kos dan

Perkantoran juga menjadi daya tarik tersendiri dari industri rumah panggung

Tombasian Atas dan akandibuat ketika ada konsumen yang memesan.

Ketika desain yang akan dibuat oleh pemilik industri rumah panggung

yang belum dipesan oleh konsumen, tentunya pemilik akan menyesuaikan dengan

bahan baku khusunya kayu yang tersedia dengan design yang akan dibuat. Agar

tidak menyulitkan pemilik industri rumah panggung saat proses produksi.

4.3.6 Proses Produksi

Pada proses produksi yang terdapat dalam kegiatan produksi yaitu proses

pengubahan baku menjadi bahan jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan

fasilitas produksi lainnya. Pembuatan rumah panggung merupakan bentuk

kerajinan adat Minahasa dan dalam pembuatan rumah panggung kita harus
23

menentukan tenaga kerja, ukuran rumah panggung, lama produksi, dan upah

tenaga kerja. Jenis produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam menentukan tempat tinggal.

Proses produksi yang pertama yaitu pembuatan pondasi yang berasal dari

campuran batu teras dan semen. Pondasi yang dibuat sebanyak tiang-tiang pada

rumah panggung. Selanjutnya mulai dengan membersihkan kulit kayu atau proses

menyerut kayu agar kayu terlihat bersih. Proses ini menggunakan mesin serut

kayu agar hasilnya rapih, tetapi untuk melicinkan kayu menggunakan serut

manual. Kemudian proses selanjutnya mulai dengan membat pola untuk dipahat,

fungsinya untuk mengkaitkan tiang satu dan lainnya agar menjadi satu ikatan. Ini

juga menjadi ciri khas industri rumah panggung yang ada di Desa Tombasian

Atas, yang untuk mengkaitkan tiang tidak seutuhnya menggunakan paku, agar

ketika gempa bumi rumah panggung tetap berdiri kokoh.

Setelah selesai dengan proses pembersihan kayu dan memahat dilanjutkan

dengan proses penyusunan rumah panggung. Proses yang pertama yaitu peletakan

batu pertama, ketika akan memulaikan proses pembuatan rumah panggung,

pemilik industri rumah panggung ini akan menghubungi Pendeta untuk

melaksanakan ibadah peletakan batu pertama yang tandanya sudah akan dimulai

proses peyusunan rumah panggung. Selanjutnya proses yang biasanya dikenal

oleh masyarakat desa Tombasian Atas dengan “bakancing” proses ini sudah

menjadi adat istiadat masyarakat setempat sebelum memulaikan mendirikan

rumah panggung, proses mapalus “bakancing” sudah turun temurun tetapi sampai

saat ini masih dijaga oleh masyarakat desa setempat. Ketika diwawancarai kepada

seorang bapak pada saat penelitian, jika proses “bakancing” ditentukan harga bisa
24

memakan anggaraan sebesar Rp. 3.000.000,-. Tetapi proses ini dilakukan oleh

masyarakat setempat tanpa diberi upah. Hanya saja yang disediakan yaitu makan

siang buat pekerja dan minum sore. Biasanya proses “bakancing” sampai pada

semua rangka tersusun, dan jika pekerjanya banyak bisa sampai pada proses

pengatapan atau memasang seng.

Selanjutnnya lanjut dengan proses pemasangan lantai sementara tukang

lainnya membuat lantai rumah, tukang yang lainnya membuat tangga untuk

rumah. Setelah selesai lanjut dengan pemasangan dinding rumah. Proses yang

terakhir yaitu proses pembuatan pintu dan jendela.

Lama proses pembuatan rumah panggung dengan ukuran 1 kamar (6.5 x 5.5

m) memakan waktu 1 bulan, ukuran rumah 2 kamar (7 x 9 m) memakan waktu 2

bulan dan untuk ukuran rumah 3 kamar (7 x 12) memakan waktu sampai 3 bulan

tergantung banyaknya tenaga kerja yang membuat.Berikut dapat dilihat jumlah

tenaga kerja, ukuan rumah dan lama produksi pada tabel 5.


25

Tabel 5. Ukuran rumah, jumlah tenaga kerja dan lama produksi

No Ukuran Rumah Jumlah Tenaga Kerja Lama Produksi

1 1 kamar (6 x 5) 4-5 orang 1 bulan

2 2 kamar (7 x 9) 5 orang 1 bulan

3 3 kamar (7 x 12) 3 orang 1 bulan

4 2 kamar (7 x 9) 5 orang 2 bulan

5 3 kamar (7 x 12) 5 orang 3 bulan

6 2 kamar (7 x 9) 3-5 orang 2 bulan

7 1 kamar (6 x 5) 4 orang 1 bulan

8 2 kamar (7 x 9) 4 orang 2 bulan

9 2 kamar (7 x 9) 3-5 orang 2 bulan

10 1 kamar (6 x 5) 5 orang 1 bulan

11 1 kamar (6 x 5) 4 orang 1 bulan

12 2 kamar (7 x 9) 5 orang 2 bulan

13 1 kamar (6 x 5) 3-5 orang 1 bulan

14 2 kamar (7 x 9) 4 orang 2 bulan

15 1 kamar (6 x 5) 4 orang 1 kamar

Sumber : Data Primer diolah, 2019

Tabel 5 menunjukaan bahwa 15 reponden pemilik usaha rumah panggung

mengatakan dalam pembuatan rumah panggung masing-masing responden

berbeda dalam penyefdiaan Jumlah tenaga kerja, Ukuran rumah panggung dan

lama pembutan.
26

4.3.7 Pemesanan

Pemesanan adalah proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen kepada

penjual sebelum konsumen mendapatkan barang. Kata order saat ini sangat sering

digunakan untuk transaksi jual beli. Jika dulu kita mengenal dan sering

mengatakan pesanan saat akan membeli barang, namun sekarang kita lebih

mengenal namanya order. Kata order diartikan sebagai pesanan baik barang atau

jasa yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual.

4.3.7.1 Proses Pemesanan

Proses pemesanan pada industri Rumah Panggung di Tombasian Atas dari

hasil penelitian 15 responden pemilik usaha rumah panggung mengatakan dimana

sebagian besar pemesanan dilakukan setelah rumah panggung sudah selesai dibuat

dan dipajang di lokasi industri rumah panggung, tetapi ada juga pemesanan

dengan cara menggunakan lewat perantara dengan alat bantu media komunikasi

atau telepon genggam (HP)dan memesan langsung kepada pemilik usaha sesuai

kriteria rumah panggung yang diinginkan.

4. 3. 8 Proses Penentuan Harga

Tabel 6. Ukuran rumah dan harga

No Ukuran Rumah Harga

1 1 kamar (6,5 x 5,5) Rp 45.000.000,

2 2 kamar (7 x 9) Rp 75.000.000,

3 3 kamar (7 x 12) Rp 120.000.000,

Dalam proses penentuan harga rumah panggung di Desa Tombasian

Atas,pemilik usaha rumah panggung sudah menentukan harga per unit rumah
27

panggung. Untuk harga per 1 unit rumah panggung dengan ukuran 1 kamar (6,5 x

5,5) sebesar Rp. 45.000.000, ukuran 2 kamar (7 x 9) sebesar Rp.75.000.000,

ukuran 3 kamar (7 x 12) sebesar Rp.120.000.000. Harga yang telah dipatok oleh

pemilik usaha adalah harga dimana konsumen menerima barang di tempat (terima

kunci). Namun, harga dari rumah panggung yang ada masih bisa di negosiasikan

konsumen dan pemilik, untuk mendapatkan keputusan bersama dalam penetuan

harga.

4.3.9 Proses Dsitribusi

Proses distribusi sangat di butuhkan oleh para konsumen agar dapat

memperoleh barang-barang yang telah dihasilkan oleh produsen. Dari 15

responden pemilik usaha Rumah Panggung menyatakan bahwasaat ini penjualan

industri rumah panggung di Desa Tombasian Atas sudah mencakup Sulawesi

Utara, pulau Jawa, Papua, dan lain-lain. Untuk pengiriman barang usaha rumah

panggung yang telah terjual pemilik sudah menentukan harga sejauh mana produk

akan di bawahkan untuk pengiriman barang di Sulawesi utara pemilik sudah

menyiapkan kendaraan yang akan dipakai dan sudah menentukan harga, tetapi

konsumen juga bisa memakai kendaraan sendiri untuk proses pengiriman barang.

Untuk distribusi di luar daerah atau antar pulau distribusinya menggunakan kapal

laut dan biayanya ditanggung oleh pembeli/konsumen.

4.4 Pemasaran

Setiap produsen akanberusaha agar produksi yang dihasilkannya dapat

terjual dengan harapan agar mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, produsen

harus dapat melaksanakan aktivitas usahanya secara maksimal. Salah satu

aktivitas yang penting dilakukan melakukan pemasaran baik dan tepat, karena
28

besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung pada pola pemasaran yang

dilakukan. Pola pemasaran hasil produksi dapat dilihat dari tiga sisi yakni, system

distribusi produk, kesepakatan harga, dan lingkup pemasaran.

Semakin banyak menggunakan saluran distribusi maka semakin tinggi

harga barang bagi konsumen, begitu juga sebaliknya. Sedangkan jika

menggunakan saluran langsung dari produsen ke konsumen akan dapat

menghemat biaya pemasaran. Untuk industri rumah panggung sebagian besar

menggunakan sistem penyaluran langsung sebab kebanyakan dari konsumen yang

mendatangi dan memesan kepada pengerajin industri, artinya pengerajin tersebut

langsung bertransaski dengan konsumen. Untuk sistem kesepakatan harga dari

hasil produksi dilakukan dengan sistem kesepakatan kedua belah pihak, artinya

terjadi tawar-menawar antara pemilik dan konsumen demi tercapainya kepuasaan

antara keduannya.

Lingkup pemasaran hasil industri rumah panggung di Desa Tombasian

Atas sebagian besar mencakup dalam daerah sendiri saja. Hampir di seluruh

Sulawesi Utara menjadi lingkup pemasaran industri rumah panggung. Selain di

Sulawesi Utara usaha industri rumah panggung juga tingkat pemasarannya sudah

sampai di pulau jawa, papua dll. Hal tersebut juga menunjukan bahwa industri

rumah panggung di kenal dimata Indonesia. Jadi secara umum tingkat pemasaran

industri rumah panggung tidak mengalami kendala.

Pemasaran adalah suatu usaha terhadap aliran produk secara fisis dan

ekonomik dari produsen ke konsumen. Dari 15 responden pemilik usaha Rumah

Panggung menyatakan untuk pemasaran industri rumah panggung yang berada di


29

Desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan Barat memiliki beberapa bentuk

pemasaran:

a. Pemasaran Secara Langsung

Pemasaran secara langsung merupakan pemasaran yang dilakukan langsung

oleh produsen ke konsumen seperti pemilik usaha rumah panggung menjual

langsung produk yang ada kepada konsumen tanpa melalui perantara atau

konsumen sendiri datang ke tempat produksi usaha rumah panggung yang

berada di Jln. Raya Kawangkoan-Amurang untuk melihat sendiri unit rumah

panggung.

b. Pemasaran Secara Online

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sehingga

memudahkan semua usaha, baik itu usaha kecil, menengah, dan usaha besar

dalam melakukan pemasaran melalui internet secara langsung. Dengan

melihat perkembangan teknologi yang begitu pesat pemilik usaha membuat

suatu pemasaran secara online dengan menggunakan buka lapak, facebook

yang di dalamnya dicamtumkann tentang penjualan industri rumah

panggung.Bentuk dan cara pemasaran secara online konsumen harus

mencamtumkan barang yang di pesan dan memberi alamat yang lengkap serta

nomor televon yang bisa di hubungi untuk proses berjalan dengan lancar.

4.5 Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri Rumah Panggung

Terserapnya tenaga kerja dalam dalam industri rumah panggung

dikarenakan banyak masyarakat putus sekolah dan lokasi untuk bekerja dekat

dengan tempat tinggal mereka, pekerjaan sebagai tukang di industri rumah


30

panggung ini sudah turun temurun dari nenek-moyang di Sulawesi Utara,

sehingga mengakibatkan masyarakat enggan memilih pekerjaan yang lain dan

mereka lebih memilih menjadi tukang karena memiliki pengetahuan dalam

pertukangan secara otoditak juga gaji atau upah yang diterima terasa cukup.

Dalam suatu industri rumah panggung untuk memisahkan antara bahan

baku (material) yang akan diolah dengan sumber tenaga kerja, hal ini disebabkan

karena kedua faktor ini adalah faktor yang sangat menunjang dalam menjalankan

suatu industri untuk mencapai tujuan.

Dari hasil penelitian, 15 responden pemilik usaha rumah panggung

mengatakan tenaga kerja dalam industri kerajinan rumah panggung di Desa

Tombasian Atas keseluruhan berjenis kelamin laki-laki. Dalam industri kerajinan

rumah panggung sebagian pengerajin ikut terjun langsung dalam industri

kerajinan itu sendiri. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semua pekerja

berasal dari Desa Tombasian Atas sendiri. Sehingga tenaga kerja dalam industri

rumah panggung memanfaatkan sumber daya manusia yang terdapat di dalam

Desa tersebut.

Keadaan tersebut akan berdampak positif, sebab hal tersebut akan

mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di Desa. Jumlah tenaga kerja

dalam setiap industri kerajinan bervariasi antar industri. Dari hasil penelitian

diketahui sebagian besar jumlah tenaga kerja industri kerajinan berjumlah 3 orang

keatas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja dalam

industri rumah panggung bervariasi. Untuk pembuatan 1 jenis rumah panggung 1

kamar berukuran 6.5 x 5,5 menggunakan 4 tenaga kerja lama pembuatan 1 bulan,
31

2 kamar ukuran 7 x 9 menggunakan 4 tenaga kerja lama pembuatan 2 bulan, 3

kamar ukuran 7 x 12 menggunakan 4 tenaga kerja lama pembuatan 3 bulan.

4.5.1 Upah Tenaga Kerja

Upah atau imbalan yang diberikan oleh pengusaha terhadap pekerja untuk

satu pekerja pada suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan atau akan

dilakukan, upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan. Dari 15

reponden pemilik usaha Rumah Panggung semua responden mengatakan jenis

upah yang diberikan kepada tenaga kerja di usaha rumah panggung di Desa

Tombasian Atas terdiri dari:

a. Upah harian

Dijelaskan menurut waktu, setiap tenaga kerja dibayar dalam satuan waktu

misalnya sekian rupiah per bulan atau per hari. Misalnya pembayaran dihitung

perhari kerja 1 hari dihitung kepala bass Rp 175.000, kenek Rp 125.000, dan

cara pembayaran dilakukan per mingu dihitung berapa hari kerja dalam satu

minggu dan dibayar pada hari kerja terakhir pada minggu yang berjalan.

b. Upah Borongan

Upah borongan ialah upah yang di bayarkan berdasarkan suatu unit pekerjaan

secarah keseluruhan. Pekerjaan yang menggunakan sistem upah borongan

adalah usaha industri rumah panggung. Untuk pembayan misalnya tukang atau

pekerja sudah menentukan harga borongan per unit rumah panggung yang

akan di buat. Harga borongan per 1 unit rumah panggung 1 kamar sebesar Rp.

10.000.000,-, 2 kamar sebesar Rp. 18.000.000,- dan 3 kamar sebesar

Rp.22.000.000.
32

4.6 Pendapatan Industri Rumah Panggung

4.6.1 Keuntungan bagi Pemilik

Dengan adanya industri rumah panggung memberikan keuntungan bagi

pemilik yang memiliki usaha rumah panggung karena usaha rumah panggung

yang ada di Desa Tombasian atas masih dengan milik sendiri atau pribadi, usaha

rumah panggung sangat juga menguntungkan, dikarenakan ada pemilik usaha juga

sebagai tukang selain itu rumah panggung juga membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat yang tidak bekerja ataupun juga banyak yang beralih pekerjaan dari

pekerjaan petani beralih ke pekerjaan tukang.Perkembangan industri rumah

panggung ini memberikan motivasi yang sangat besar bagi masyarakat untuk tetap

mengelolah dan mengembangkan industri ini karena saat ini industri rumah

panggun merupakan salah sumber pendapatan yang sangat menguntungkan bagi

perekonomian masyarakat/keluarga.

4.6.2 Keuntungan Bagi Desa

Perkembangan industri rumah panggung memberikan dampak positif

terhadap keuntungan yang diperoleh Desa Tombasian Atas, karena didalam

pembangunan industri rumah panggung keuntungan yang didapat dimana jika

suatu usaha rumah panggung terjual maka akan memberikan pajak per unit untuk

desa dimana 1 unit rumah panggung dikenakan pajak sebesar Rp.75.000. 2 unit

rumah panggung sebesar Rp.100.000. 3 unit rumah panggung sebesar Rp.150.000,

pajak yang diperoleh akan dikelola untuk pembangunan desa kedepan.


33

4.6.3 Keuntungan Bagi Masyarakat didaerah Industri

Keuntungan bagi masyarakat diartikan bahwa didalam penjualan rumah

panggung pasti ada proses distribusi. Proses distribusi ini menggunakan

transportasi atau kendaraan dimana masyarakat yang memilki kendaraan roda

empat/mobil pickup mendapat keuntungan jika didalam penjualan unit rumah

panggung pemilik tidak mempunyai kendaraan maka pemilik akan mencari atau

menyewa kendaraan untuk proses ditribusi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas industri rumah panggung di

Desa Tombasian Atas secara langsung maupun lewat online (media social),

design secara umum ditentukan oleh pemilik tetapi tidak menutup kemungkinan

bagi konsumen yang memiliki design sendiri. Sumber bahan baku berasal dari

perkebunan di desa Tombasian Atas sendiri dan juga berasal di Desa Tareran.

Pemasaran pada umumnya dipajang langsung dan dipromosikan di media social,

untuk distribusi sudah sampai dalam daerah dan luar daerah Sulawesi Utara.

industri rumah panggung memberikan keuntungan bagi pendapatan bagi Desa

Tombasian Atas

5.2 Saran

Bagi pemilik usaha rumah panggung di Desa Tombasian Atas, agar terjadi

peningkatan aktivitas produksi rumah panggung maka proses promosi/pemasaran

melalui media online harus ditingkatkan misalnya dengan membuat website usaha

rumah panggung serta terus menjaga kualitas dan ketersediaan bahan baku rumah

panggung agar aktivitas produksi terus berjalan.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

Agusmidha. 2010. Dinamika Hukum Ketenagakerjaam Indonesia. Usu Press.


Medan.

Ayu Fitria. F. 2008. Analisis Partisipasi Dan Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja
Wanita Pada Industri Kecil Krupuk Kedelai di Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Alam, S. 2006. Ekonomi Jilid 1. Esis. Semarang.

Aripin. Z. 2014.Analisis Harga Pokok Produksi Tahu-Tempe pada Home


Industri Lela Jaya Manna, Bengkulu Selatan. Skripsi. Jurusan Manajemen
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

Girindea. K. 2012. Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Promosi, Distribusi,


Kualitas Produk, dan Segmentasi Pasar Terhadap Keberhasilan Produk
Sepeda Motor Yamaha di Kota Semarang (Studi Kasus pada Dealer
Yamaha Motor Agung Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.

Gustarina. E. 2014. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar


Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Menerapkan Model Picture
and Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi. Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu.

Hutabarat. L. 2010. Pengaruh PDB Sektor Industri Terhadap Kualitas Lingkungan


Ditinjau dari Emisi Sulfur dan CO2 di Lima Negara Anggota ASEAN
Periode 1980-2000. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.

Ir. Shinta. A, M.P. 2011.Manajemen Pemasaran. UB Press. Malang.

Kalangi, Y. 2015. Kontribusi Pendapatan Industri Rumah Panggung


terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat di Desa Woloan Satu
Utara, Kec. Tomohon Barat. Skripisi. Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi Manado.

Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. Andi Offset. Yogyakarta.


36

Lindaan, M. 2016. Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Industri


Rumah Panggung di Desa Tombasian Atas, Kecamatan Kawangkoan
Barat, Kabupaten Minahasa. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi Manado.

Makawekes, A.D. 2019. Analisis Keuntungan Usaha Rumah Kayu CV Tumou


Pratama Di Kelurahan Woloan 1 Kecamatan Tomohon Barat. Skripsi..
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Munifa. 2013. Analisis Tingkat Pendapatan Masyarakat Sekitar PTPN XI


Pabrik Gula Padjarakan Kecamtan Pajajaran Kabupaten Probolinggo.
Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univesitas Jember.

Nain, Ahmad. S. M dan Yusoff, R. MD. 2003 Konsep, Teori, Dimensi dan Isu
Pembangunan Edisi 3. Universiti Teknologi Malaysia. Malaysia.

Nababan. C. D. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Petani Jagung Di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo.Skripsi.
Universitas Sumatra Utara.

Pelle C.M. 2012. Potensi Tabungan Rumah Tangga Petani Di Desa Poopo
Utara Kecamatan Ranoyapo. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi Manado.

Saputri, O. D. 2011. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota


Salatiga.Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Saputro. R. A. 2014. Analisis Sektor UKM Terhadap Penyerapan Tenaga


Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.

Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua,Jakarta: PT.
Karya Grafindo Persada. hlm. 54.

Supardi, I. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.Cetakan Ke-3.PT


Alumni. Bandung.
37

Supartama.M dkk 2013.Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Padi


Sawah Di Subak Baturiti Desa Balinggi Kecamatan Balinggi Kabupaten
Parigi Moutong. Jurnal. Agrotekbis 1 (2) : 166-172, Juni 2013 ISSN :
2338-3011.

Tohar. M. 2000. Membuka usahakecil.Kanisius.Yogyakarta.Isbn 979-672-568-1.

Uria D. 2009. Produktifitas tenaga Kerja Sektor Pertanian Di Kab.


Bolaang Mongondow. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi
Manado.
38

LAMPIRAN
REKAPAN

NO NAMA JENIS UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN

RESPONDEN KELAMIN

1 Steven Ondang Laki-laki 46 Tahun SMA Tukang

2 Andris Jansen Laki-laki 49 Tahun SMA Petani

3 Jootje Wilar Laki-laki 57 Tahun SMA Petani

4 Frida Assa Perempuan 52 Tahun SMA Aparat Desa

5 Livita Pantow Perempuan 42 Tahun SMA Mengurus Rumah

Tangga

6 Sstery Assa Laki-laki 32 Tahun SMA Tukang

7 Merdy Lomboan Laki-laki 37 Tahun SMA Petani

8 Steven Mundung Laki-laki 44 Tahun SMA Aparat

9 Donald Jansen Laki-laki 47 Tahun SMA Petani

10 Andri Momongan Laki-laki 34 Tahun S1 PNS

11 Allen Ondang Laki-laki 35 Tahun S1 PNS

12 Bryan Koampa Laki-laki 32 Tahun S1 PNS

13 Julita Langi Perempuan 31 Tahun S1 Pegawai Swasta

14 Sam Rau Laki’laki 40 Tahun SMP Petani

15 Nona Mangindaan Perempuan 60 Tahun SMP Mengurus Rumah

Tangga

39
40

1. Pemesanan

Responden

1. Proses pemesanan pajang langsung dan lewat perantara tetapi konsumen juga

melihat langsung ke tempat pembuatan. Dan penentuan harga dilakukan oleh

pemilik namun masi bisa di bicarakan lagi tawar-menawar negosiasi untuk

menentukan harga yang diinginkan.

2. Proses pemesanan media online dan pajang langsung setelah melihat online

konsumen datang langsung di tempat pembuatan rumah panggung memesan

sesuai keinginan. Untuk harga ditentukan oleh pemilik namun masih bisa di

bicarakan lagi tawar-menawar negosiasi untuk mendapatkan harga yang

diinginkan.

3. Proses pemesanan pajang langsung dan lewat perantara setelah memesan

lewat perantara konsumen datang langsung ke tempat pembuatan rumah

panggung untuk melihat sesuai pesanan yang diinginkan. Untuk harga pemilik

tentukan harga namun bisa tawar-menawar negosiasi untuk mendapatkan

harga yang diinginkan.

4. Proses pemesanan online melalui FB namun setelah pesan online lewat

facebook konsumen datang langsung di tempat untuk melihat pesanan sesuai

yang diinginkan. Penentuan harga oleh pemilik namun bisa di negosiasi untuk

mendapatkan harga yang diinginkan.

5. Proses pemesanan pajang langsung dan online setelah memesan online

konsumen datang langsung ke tempat pembuat untuk melihat pesanan.


41

Penentuan harga di lakukan oleh pemilik namun bisa di negosiasi untuk

penentuan harga.

6. Proses pemesanan pajang langsung konsumen datang melihat langsung untuk

memesann sesuai keinginan. Penentuan harga ditentukan oleh pemilik namun

bisa di negosiasi untuk menetukan harga yang diinginkan.

7. Proses pemesanan lewat perantara dan pajang langsung namun konsumen

tetap datang langsung di tempat pembuatan rumah panggung dan memesan

sesuaib keinginan. Penentuan harga ditentukan oleh pemilik namun bisa

dinegosiasi untuk menentukan harga yang diinginkan.

8. Proses pemesanan online setelah memesan online konsumen datang langsung

ke tempat pembuatan rumah panggung dan memesan sesuai yang diinginkan.

Penetuan harga ditentukan oleh pemilik namun bisa di negosisai untuk

menentukan harga yang diinginkan.

9. Proses pemesanan langsung dan online setelah memesan online konsumen

datang ke tempat industri untuk melihat pesanan sesuai yang diinginkan.

Penentuan harga pemilik tentukan harga namun bisa di negosiasi untuk

menetukan harga yang diinginkan.

10. Proses pemesanan lewat maklar setelah memesan lewat maklar konsumen

datang langsung memesan sesuai yang diinginkan. Penentuan harga

ditentukan oleh pemilik namun bisa di negosiasi untuk penetuan harga yang

diinginkan.

11. Proses pemesanan online setelah pesan lewat online konsumenn datang

langsung ke tempat pembuatan rumah panggung. Penentuan harga di tentukan

oleh pemilik namun bisa di negosisasi untuk penentuan harga.


42

12. Proses pemesanan online setelah pesan lewat online konsumenn datang

langsung ke tempat pembuatan rumah panggung. Penentuan harga di tentukan

oleh pemilik namun bisa di negosisasi untuk penentuan harga

13. Proses pemesanan langsung dan online setelah memesan online konsumen

datang ke tempat industri untuk melihat pesanan sesuai yang diinginkan.

Penentuan harga pemilik tentukan harga namun bisa di negosiasi untuk

menetukan harga yang diinginkan.

14. Proses pemesanan lewat perantara dan pajang langsung namun konsumen

tetap datang langsung di tempat pembuatan rumah panggung dan memesan

sesuaib keinginan. Penentuan harga ditentukan oleh pemilik namun bisa

dinegosiasi untuk menentukan harga yang diinginkan.

15. Proses pemesanan pajang langsung dan lewat perantara setelah memesan

lewat perantara konsumen datang langsung ke tempat pembuatan rumah

panggung untuk melihat sesuai pesanan yang diinginkan. Untuk harga pemilik

tentukan harga namun bisa tawar-menawar negosiasi untuk mendapatkan

harga yang diinginkan.


43

2. Membuat Design

NO PENENTUAN DESIGN DESIGN PALING JENIS DESIGN

LARIS

1 Pemilik, bisa konsumen Tempat tinggal Tempat kost, tempat tinggal

2 Pemilik Tempat tinggal Tempat tiggal

3 Pemilik, bisa konsumen Tempat tinggal Tempat tinggal

4 Pemilik, bisa konsumen Tempat tinggal Tempat tinggal, villa, kost

5 Pemilik, bisa konsumen Tempat tinggal Tempat tinggal, kost, villa,

cottage

6 Pemilik, bisa designer Tempat tinggal Tempat tinggal, kost, villa,

cottage

7 Pemilik Tempat tinggal Tempat tinggal, kost

8 Tergantung pesanan Tempat tinggal Tempat tinggal, perkantoran,

cottage, kost

9 Pemilik Tempat tinggal Tempat tinggal, kost, villa

10 Pemilik Tempat tinggal Tempat tinggal, kost

11 Pemilik, bisa konsumen Tempat tinggak Tempat tinggal, kost

12 Pemilik Tempat tinggal Tempat tingga

13 Pemilik, bisa designer Tempat tinggal Tempat tinggal, kost, villa,

cottage

14 Pemilik Tempat tinggal Tempat tinggal

15 Pemilik, bisa konsumen Tempat tingal Tempat tinggal, kost, villa.

3. Persiapan Bahan Baku


44

NO JENIS BAHAN BAKU SUMBER BAHAN BAKU JUMLAH BAHAN BAKU

1 Kayu Tareran Tergantung rumah berapa

kamar

Paku, seng Kawangkoan

2 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah berapa

kamar

Paku,seng Kayuuwi

3 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah berapa

kamar

Paku,seng Kawangkoan

4 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

dibuat

Paku, seng Kawangkoan

5 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kayuuwi

6 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kawangkoan

7 Kayu Tombasian Atas 1 kamar 8 kubik

2 kamar 15 kubik

3 kamar 21 kubik

Paku, seng Kayuuwi

8 Kayu Tareran Tergantung rumah yang akan


45

di buat

Paku, seng Kayuuwi

9 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kawangkoan

10 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kayuuwi

11 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Tareran

12 Kayu Tareran Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kawangkoan

13 Kayu Tareran Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kawangkoan

14 Kayu Tombasian Atas Tergantung rumah uang akan

di buat

Paku, seng Kayuuwi

15 Kayu Tareran Tergantung rumah yang akan

di buat

Paku, seng Kawangkoan


46

4. Proses Produksi

NO JUMLAH UKURAN LAMA UPAH TENAGA

TENAGA KERJA RUMAH PRODUKSI KERJA

1 4-5 orang 1 kamar 1 bulan Rp 130.000 kepala bas

Rp 150.000 kenek

2 5 orang 1 kamar 1 bulan Borongan

3 3 orang 2-3 kamar 1 bulan Harian Rp 125.000

4 5 orang 2 kamar 2 bulan Rp 130.000 kepala bas

Rp 150.000 kenek

5 5 orang 3 kamar 3 bulan Borongan, harian

6 3-5 orang 2 kamar 2 bulan Borongan, harian

7 4 orang 1 kamar 1 bulan Rp 10.000.000 borongan

Rp 22.000.000 borongan

Rp 18.000.000 borongan

8 4 orang 2 kamar 2 bulan Harian

9 3-5 orang 2 kamaar 2 bulan Borongan

10 5 orang 1 kamar 1 bulan Harian

11 4 orang 1 kamar 1 bulan Borongan

12 5 orang 2 kamar 2 bulan Borongan

13 3-5 orang 1 kamar 1 bulan Harian

14 4 orang 2 kamar 2 bulan Harian

15 4 orang 1 kamar 1 kamar Borongan


47

5. Pemasaran dan Distribusi

Dalam pemasaran industri rumah panggung di Desa Tombasian Atas 15

responden pemilik usaha mengatakan terdiri dari pemasaran secara langsung dan

secara online. Distribusi pemilik sudah menentukn harga sejauh mana akan di

bawahkan, kalua pengiriman antara pulau menggunakan kapal laut dan biaya di

tanggung konsumen.

6. Keuntungan Bagi Desa

Keuntungan bagi pemilik dengan adanya industri rumah memberikan

keuntungan bagi pemilik karena usaha yang ada di Desa Tombasian Atas masih

milik sendiri. Pendapatan bagi desajika penjualan rumah panggung akan di

kenakan pajak 1 unit rumah panggung Rp 75.000, 2 unit Rp 100.000, 3 unit Rp

150.000,. Dan keuntungan bagi masyarakat sekitar dimana pemilik menyewa

kendaraan untuk pengiriman barang.

Anda mungkin juga menyukai